basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Mengapa  Rezeki Dapat Terputus dan Merusak? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Al-Qur'an seringkali mengidentikan rezeki dengan buah...




Mengapa  Rezeki Dapat Terputus dan Merusak?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Al-Qur'an seringkali mengidentikan rezeki dengan buah-buahan. Kosa kata yang dipilih adalah "Tsamar" yang berarti buah yang dikeluarkan dari pohon, baik dimakan ataupun tidak. Menurut Ibnu Katsir, bisa diartikan segala jenis makanan apa saja yang tumbuh dari bumi.

Mengapa Allah mengidentifikasi rezeki dengan buah-buahan? Buah-buahan itu tak terhingga ragam dan rasanya. Tak terhingga pula bentuk dan warnanya. Segala jenis pohon bisa mengeluarkan buah-buahan.

Di tanah yang sama, bisa berbeda rasanya. Di musim yang berbeda, berbeda pula buah-buahannya. Di iklim dan wilayah yang berbeda, berbeda-beda pula buah-buahannya. Semuanya, seolah-olah Allah ingin mengatakan pada manusia bahwa tak perlu khawatir dengan jaminan rezeki dari Allah.

Buah-buahan itu berasal dari air hujan.  Pepohonan tanpa air hujan tidak akan menghasilkan buah. Hujan itu dari langit. Hujan adalah rahasia Allah. Hingga hari ini, apakah manusia bisa menciptakan tanah dan pepohonan? Berarti, rezeki memang dari Allah.

Dalam satu buah, terdiri dari kulit, biji dan daging buah. Kulit untuk melindungi buah, lalu dibuang agar menyuburkan tanah, tempat tumbuhan hidup.  Daging buah untuk dikonsumsi agar keberlangsungan kehidupan manusia berlanjut. Sedangkan biji, agar muncul tumbuhan baru yang menghasilkan buah.

Rezeki itu harus diinfakkan, seperti kulit  buah yang dibuang ke tanah. Bagaimana bila kulit dimakan manusia? Bagaimana bila tidak ada yang dibuang ke tanah? Bila kulit dimakan, akan merusak. Bila tak dibuang ke tanah, bagaimana menyuburkan tanaman?

Tanamlah bijinya. Agar semakin banyak pohon yang berbuah. Agar hari esok semakin berlimpah dan mudah. Agar generasi berikutnya bisa menikmatinya juga. Bagaimana bila dimakan, bisa merusak manusia dan kehidupan masa depan terhenti.

Makanlah daging buahnya saja. Jangan berlebihan, sebab akan merusak. Berbagilah agar kenikmatan bertambah. Kesalahan manusia adalah memakan seluruh rezeki. Memakan biji dan kulitnya. Sehingga rusak badannya. Juga, tak ada yang untuk dikembangkan bagi hari esok. Rezeki pun terputus dan merusak dirinya.

Mengelola Ketergelinciran dari Kisah Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Adegan yang menjadi pelajaran yang sangat besar dari ...

Mengelola Ketergelinciran dari Kisah Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Adegan yang menjadi pelajaran yang sangat besar dari kisah Nabi Adam di surat Al-Baqarah adalah saat Nabi Adam tergelincir yang menyebabkannya dikeluarkan dari surga. Allah memilih kosa kata "Azza" dalam menggambarkan suasana ini.

Menurut Ar-Razi, makna dari "Azza" adalah suasana yang sangat mengguncangkan. Maksudnya, hasutan untuk berbuat maksiat dan dorongan untuk melakukannya dengan segala bujukan serta untuk mengikuti syahwat.

Ketergelinciran sebuah pelajaran berharga. Apakah memiliki mental yang kokoh untuk bangkit? Apakah berputus asa dari rahmat Allah? Pelajaran yang sangat dikenang dan tersimpan kokoh dalam memori manusia adalah di saat tergelincir.

Terjatuh di awal perjalanan. Terjatuh di tengah perjalanan. Menjadi cambuk agar tidak jatuh di akhir perjalanan. Bukankah surga dalam kisah Nabi Adam merupakan medan penempaan sebelum di bumi? Bukan akhir perjalanannya?

Nabi Adam, kelak menjadi khalifah di bumi. Bukan saja harus benar dalam menikmati kesenangan tetapi juga benar dalam mengelola ketergelinciran. Ketergelinciran yang membuatnya naik kelas. Ketergelinciran yang membuatnya semakin dekat dan disayang Allah.

Ketergelinciran menumbuhkan kerendahan hati. Menghindarkan jiwa pada kesombongan dan keangkuhan. Menumbuhkan kebutuhan akan penolong dan pelindung. Menengadahkan tangan untuk bertaubat dan berdoa. Menumbuhkan introspeksi dan muhasabah diri. Ketergelinciran merupakan perlindungan dari Allah dari yang lebih buruk lagi agar tidak berkarakter seperti Iblis.

Bukankah ketergelinciran yang menyebabkan Nabi Adam diturunkan ke bumi? Bukankah ini awal pengangkatannya menjadi khalifah? Yang membuat malaikat bersujud dan Iblis dengki? 



Larangan Mendekati Pohon dalam Kisah Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Dalam adegan Nabi Adam di surga dalam surat Al-Baqara...

Larangan Mendekati Pohon dalam Kisah Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Dalam adegan Nabi Adam di surga dalam surat Al-Baqarah, ada yang paradok? Mengapa di surga masih ada larangan? Inilah medan penempaan sebelum Nabi Adam menjadi khalifah di bumi. Bagaimana berinteraksi dengan kesenangan?

Kesenangan bila dituruti akan merusak dan menghancurkan. Bukankah kekenyangan merusak? Bukankah yang berlebihan itu merusak? Sakit tubuh lebih banyak disebabkan oleh yang berlebihan.

Kapasitas manusia ada batasnya. Ada  takarannya. Ada batas atas dan bawahnya. Kesenangan harus ada koridornya. Tak bisa semaunya. Tak boleh jatuh pada kesewenangan. Itulah gunanya sebuah larangan.

Oleh sebab itu, Allah akan memasukkan Nabi Adam, bila melanggar larangan, menjadi golongan orang yang zalim. Apa maksudnya? Menurut Imam Al-Maraghi, zalim itu berarti menyimpang dari jalan yang wajib ditempuh untuk mencapai kebenaran. 

Kesenangan bisa dinikmati tanpa merusak bila menghindari yang dilarang. Itu cara berinteraksi dengan kesenangan. Larangan itu bermanfaat agar manusia dapat melanggengkan kesenangan.

Larangan dibutuhkan agar berhati-hati dan waspada di saat senang. Agar tidak tergelincir, terperosok, terjebak dan jatuh, saat di puncak keberhasilan. 

Larangan seperti rem pada kendaraan. Agar manusia bisa berlari dengan kecepatan tinggi namun tetap selamat  tanpa terjadi kecelakaan. Seperti obat dan jamu yang pahit untuk menjaga kebugaran.

Menghempas Ketergelinciran dari Kisah Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Adegan ke empat dalam kisah Nabi Adam di surat Al-Ba...

Menghempas Ketergelinciran dari Kisah Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Adegan ke empat dalam kisah Nabi Adam di surat Al-Baqarah adalah Nabi Adam tergelincir dari surga. Seluruh kenikmatan surga dihentikan. Nabi Adam dikeluarkan dan diturunkan dari surga ke bumi.

Nabi Adam tergelincir saat dianugerahi kenikmatan. Diberikan pasangan, tempat tinggal dan makan sesukanya sesuai yang diinginkan. Kesenangan kadang melalaikan. Kesenangan kadang menjerumuskan.

Iblis sangat paham saat yang tepat untuk membisikkan kejahatan. Yaitu, saat hati diliputi kelengahan dan kelalaian. Saat akal tak memiliki ruang untuk berfiki. Kapan saat itu datang?

Saat kesenangan datang, sering kali Allah dilupakan. Berbangga atas yang dimiliki. Fokus pada kesenangan dan lupa atas pemberian Allah. Semuanya merasa hasil jerih payah, ilmu dan kecerdasannya. Inilah saat tepat menggelincirkan manusia.

Mudah tergelincir saat manusia melupakan larangan. Mendekati larangan. Larangan itu memiliki daya magnet yang kuat, sebab banyak bisikan dan tipu daya syetan, banyak yang berkecamuk di hati dan akal saat mendekati larangan.

Saat berada dipuncak kesenangan, yang paling mendasar yang harus pegang teguh dan digenggam adalah selalu ingat akan larangan. Itulah cara termudah saat dikepung dengan kelalaian dan bisikan.

Berpasangan, Konsep Interaksi Manusia dalam Kisah Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Di adegan ke tiga pada kisah Nabi Adam p...

Berpasangan, Konsep Interaksi Manusia dalam Kisah Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Di adegan ke tiga pada kisah Nabi Adam pada surat Al-baqarah adalah Allah menempatkan Nabi Adam bersama Siti Hawa, istrinya, di surga. Surga untuk tempat  tinggal dan makan dengan kenikmatan yang ada sesukanya.

Saat diberikan fasilitas surga, barulah sosok Siti Hawa dihadirkan. Mengapa tidak saat awal? Mengapa tidak saat malaikat bersujud? Jadi, kenikmatan itu bertambah nikmat bila saling berbagi dan dinikmati bersama  orang lain. 

Kenikmatan itu bertambah nikmat bila ditampilkan. Tidak serakah dan dikumpulkan untuk diri sendiri. Tidak disembunyikan. Tidak dipendam.

Al-Qur'an menggunakan kosa kata "zawwaja" untuk menyebut Siti Hawa. Apa maknanya? Menurut imam Al-Maraghi, berarti dua jenis buah-buahan yang basah dan kering. Yang kering tidak kurang keutamaan dan keenakannya dibanding dengan yang basah. Berarti juga, menikahkan, menganugerahkan, memberikan dan berpasangan. 

Berinteraksi dengan manusia lainnya harus dengan konsep "zawwaja". Yaitu, saling memberi, saling berbagi, saling menganugerahkan. Sebab, sesama manusia pada dasarnya saling berpasangan. Bukankah semuanya tak bisa dikerjakan sendirian?

Siang dan malam. Bumi dan langit. Miskin dan kaya. Raja dan jelata. Pintar dan bodoh. Jantan dan betina. Semua yang ada dimuka bumi saling berpasangan. Bila tidak berpasangan, maka tidak ada kehidupan di muka bumi.

Bagaimana interaksi dengan sesama manusia? Konsep berpasangan. Konsep menikah. Berbeda jenis, karakter, prilaku, budaya, kebutuhan dan keinginan, namun pada dasarnya satu kesatuan.

Ketragisan Gaza, Buah Peradaban Barat Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagaimana wajah akhir peradaban Barat? Bagaimana wujud nyata pe...

Ketragisan Gaza, Buah Peradaban Barat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bagaimana wajah akhir peradaban Barat? Bagaimana wujud nyata peradaban Barat? Apa capaian tertinggi peradaban Barat? Lihatlah ketragisan dan kehancuran Gaza, bukankah ini buah pengerahan sumberdaya Barat? 

Barat menghidupkan dan menyuburkan Timur Tengah dengan peperangan. Pemimpin yang benar dibunuh atau digulingkan dengan kekuatan dana dan militer. Pemimpin boneka diktator dipertahankan. Demokrasi hanya candaan dan jualan saja.

Ratusan ribu trilyun dana bantuan hanya melahirkan negara penjajah yang apartheid. Merampas rumah dan tanah rakyat Palestina. Yang boleh tinggal hanya orang Yahudi saja. Tempat ibadah, hanya tempat ibadah Yahudi saja.

Riset ilmu pengetahuan dan teknologi hanya untuk membangun industri militer saja. Berlomba membangun infrastruktur militer untuk mengusir dan membunuh rakyat Palestina. Membangun pemukiman yang merampas tanah rakyat Palestina.

Cara berfikir dan strateginya hanya mengusir, merampas dan membunuh. Tanah Palestina hanya satu golongan saja. Apakah ini yang bernama puncak peradaban?

Barat membantu penuh. Pemimpin Amerika  menjual kampanye politiknya untuk membela penjajah Israel. Senjata yang digunakan untuk membunuh rakyat Palestina terus dikirim. Bantuan dana untuk agresi militer terus dikucurkan. Inikah puncak peradaban Barat?

Sangat tragis akhir peradaban Barat yang diagungkan dan dituhankan. Barat masih berdiri tegak karena masih menghisap dan menjajah negara-negara melalui jalur ekonomi, politik, dan militer. Kelak, saat mereka hanya berdiri di atas kakinya sendiri, maka kehancurannya akan tiba. 

Buah Ideologi Buatan Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Manusia sering kali membela dan memburu yang pasti terkalahkan dan diha...

Buah Ideologi Buatan Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Manusia sering kali membela dan memburu yang pasti terkalahkan dan dihancurkan. Bersuka ria dengan yang merusak dan melenyapkan eksistensi dirinya. Apa penyebabnya? Memburu kesenangan, gaya hidup, kemewahan dan kebanggaan akan diri.

Nabi Adam tergelincir setelah menikmati surga. Setelah itu ingin kekal dengan kesenangan dan posisinya. Mengapa bisa seperti itu? Ada janji, bisikan dan tipu daya dari dalam dirinya. Padahal yang membisikkan tidak bisa memberikan manfaat dan maslahat.

Yang diburu, tidak bisa menciptakan maslahat. Bila meninggalkannya pun, tidak bisa menimpakan keburukan. Manusia terus terkubur dengan ilusi dan ketakutannya. Manusia terus berkubang dalam kotoran persepsinya sendiri.

Apa pengaruhnya bila memiliki jabatan? Apa positifnya bila menggenggam kekayaan? Apa nikmatnya bila seluruh ucapannya diikuti? Apa manfaatnya sebuah pujian  kebesaran? Manusia terus memburunya.

Banyak yang menggeluti dan memperjuangkan sekularisme, komunisme, sosialisme, hedonisme, liberalisme dan ragam ideologi buatan manusi. Apa kemanfaatannya bagi manusia? Apakah bisa mengangkat derajat manusia?

Banyak yang mengorbankan waktu dan hartanya untuk mewujudkan ideologi buatan manusia. Mewujudkan hasrat keinginan manusia. Bagaimana akhirnya? Lihatlah peradaban Barat dan Timur. Apakah bisa menuntaskan persoalan manusia?

Kemiskinan terus tak terpecah walaupun kucuran pinjaman tak terhenti. Peperangan tak terhenti walaupun pesan perdamaian tak pernah berhenti. Kehancuran moralitas tak terbendung walaupun sistem dan perundangan terus dibangun. Manusia terus dalam kubangan kehancuran dan kebingungan bila mengandalkan ideologi yang dibuat oleh dirinya sendiri.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)