basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Buah Ideologi Buatan Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Manusia sering kali membela dan memburu yang pasti terkalahkan dan diha...

Buah Ideologi Buatan Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Manusia sering kali membela dan memburu yang pasti terkalahkan dan dihancurkan. Bersuka ria dengan yang merusak dan melenyapkan eksistensi dirinya. Apa penyebabnya? Memburu kesenangan, gaya hidup, kemewahan dan kebanggaan akan diri.

Nabi Adam tergelincir setelah menikmati surga. Setelah itu ingin kekal dengan kesenangan dan posisinya. Mengapa bisa seperti itu? Ada janji, bisikan dan tipu daya dari dalam dirinya. Padahal yang membisikkan tidak bisa memberikan manfaat dan maslahat.

Yang diburu, tidak bisa menciptakan maslahat. Bila meninggalkannya pun, tidak bisa menimpakan keburukan. Manusia terus terkubur dengan ilusi dan ketakutannya. Manusia terus berkubang dalam kotoran persepsinya sendiri.

Apa pengaruhnya bila memiliki jabatan? Apa positifnya bila menggenggam kekayaan? Apa nikmatnya bila seluruh ucapannya diikuti? Apa manfaatnya sebuah pujian  kebesaran? Manusia terus memburunya.

Banyak yang menggeluti dan memperjuangkan sekularisme, komunisme, sosialisme, hedonisme, liberalisme dan ragam ideologi buatan manusi. Apa kemanfaatannya bagi manusia? Apakah bisa mengangkat derajat manusia?

Banyak yang mengorbankan waktu dan hartanya untuk mewujudkan ideologi buatan manusia. Mewujudkan hasrat keinginan manusia. Bagaimana akhirnya? Lihatlah peradaban Barat dan Timur. Apakah bisa menuntaskan persoalan manusia?

Kemiskinan terus tak terpecah walaupun kucuran pinjaman tak terhenti. Peperangan tak terhenti walaupun pesan perdamaian tak pernah berhenti. Kehancuran moralitas tak terbendung walaupun sistem dan perundangan terus dibangun. Manusia terus dalam kubangan kehancuran dan kebingungan bila mengandalkan ideologi yang dibuat oleh dirinya sendiri.

Salah Arah Kebijakan Keamanan Penjajah Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Penjajah Israel membangun tanah jajahannya di Palestin...

Salah Arah Kebijakan Keamanan Penjajah Israel

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Penjajah Israel membangun tanah jajahannya di Palestina dengan mindset menghancurkan lawannya. Semuanya adalah musuh yang setiap saat bisa menyerangnya.  Tidak ada yang bisa tinggal, kecuali hanya orang Yahudi saja.

Bila bernegosiasi, berdiplomasi dan membuat perjanjian selalu mengandalkan Amerika dan Mesir. Amerika mengandalkan bantuan ekonomi, finansial dan militer untuk menundukkan mereka yang membahayakan penjajah Israel.

Atas dasar inilah, fokus pembangunan penjajah Israel adalah keamanan dan militer. Untuk menjawab,  bagaimana menghimpun Yahudi agar bermigrasi ke daerah jajahannya? Bagaimana agar Yahudi yakin dengan keamanan yang super aman dan tingkat kemakmuran yang tinggi?

Lalu bagaimana akhirnya? Ternyata kecanggihan infrastruktur keamanan dan militer tak bisa menciptakan kenyamanan. Gegap gempita berita peluncuran infrastruktur tercanggih dan terbaru, hanya bualan belaka. Pembangunan bungker di setiap rumah ternyata tidak menentramkan karena suara sirine keamanan yang justru menimbulkan trauma.

Banyaknya tentara cadangan, ternyata tak cukup untuk bisa berperang dalam rentang waktu yang lama. Tentara elit terhebat ternyata hanya sebuah ilusi bila menghadapi perlawanan yang siap mati. Ada senjata canggih pun, mereka trauma, bagaimana bila tidak didukung persenjataan oleh Amerika, Inggris, Jerman dan sekutunya?

Padahal keamanan yang paling aman adalah dengan berdamai dan bertoleransi. Ketentraman yang paling kokoh dengan hidup bersama berdampingan dan membangun kawan. Bukan dengan menciptakan permusuhan dan membangun persenjataan  militer untuk bersiap dan menang berperang setiap saat.

Intelektualitas dan teknologi militer tidak bisa menciptakan ketentraman di jiwa. Walaupun, seluruh negri dan setiap rumah dibuatkan benteng yang dilengkapi senjata canggih. Walaupun setiap orangnya telah menjadi pasukan elit. Ketentraman itu dengan akhlak, bukan senjata.

Salah Arah Pengembangan Teknologi Militer Penjajah Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Cara menghadapi penjajah Israel hanya satu...

Salah Arah Pengembangan Teknologi Militer Penjajah Israel

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Cara menghadapi penjajah Israel hanya satu. Yaitu, perlawanan senjata. Mengapa? Jalur-jalur perjanjian internasional sudah dilakukan. Solusi dua negara sudah diberikan. Namun, penjajah Israel terus merampas tanah dan rumah rakyat Palestina.

Di Tepi Barat, strategi penjajah Israel dengan membangun pemukiman illegal. Tanah dan rumah rakyat Palestina dirampas. Perkampungan rakyat Palestina dibelah menjadi pemukiman. Setiap wilayah dibangun jeruji besi untuk membatasi pergerakan.

Di Gaza, rakyat Palestina hanya dibolehkan mendapatkan bantuan kemanusiaan hanya untuk bertahan hidup. Bila dirasa kekuatan Hamas mulai menguat, maka penjajah Israel menyerangnya dengan pesawat tempur dengan menghancurkan rumah-rumah. Sekali-kali melakukan serangan darat. Boleh hidup, tetapi dalam kelemahan.

Penjajah Israel terus mengembangkan teknologinya yang canggih. Yang melampui semua kekuatan di Timur Tengah. Ratusan ribu trilyun telah dikeluarkan untuk riset pengembangan persenjataan baru. Namun apa yang terjadi?

Pengembangan persenjataan ternyata salah arah. Modern dan canggih, seperti Iron Dome, ternyata tidak efisien. Perlawanan Palestina menyerang dengan roket murahan dengan sekala besar, dihalau dengan roket senilai ratusan juta, dengan infrastruktur satu buah seharga trilyunan. Penjajah Israel pun dihujani roket.

Tak semua roket bisa dihalau, ternyata roket dan drone berenergi listrik tak terdeteksi. Akhirnya, penjajah Israel dihantam oleh roket dari perlawanan Lebanon. Perlawanan Yaman, Irak dan Suriah   menyerang pelabuhan di utara dan selatan tanah jajahan Israel.

Pengembangan senjata penjajah Israel terlalu lama waktunya. Seperti tanpa Markava yang dikembangkan sejak 1973. Seperti Ironi Dome yang dikembangkan puluhan tahun. Begitu juga dengan senjata laser, sehingga mudah terbaca cara menghancurkannya.

Pengembangan senjata penjajah Israel terlalu menekan aspek "kemalasan" dan keamanan. Dianggap gaya bertempurnya hanya menggunakan infrastruktur militer yang telah ada, tanpa memperhitungkan kecerdikan, keterampilan dan ketegaran yang menggunakannya. Menomorduakan "man behind the gun". 

Yang tak dimengerti oleh penjajah Israel adalah Tepi Barat. Mengapa bisa melakukan perlawanan? Bukankah sudah diblokade dari Yordania? Bukankah semua sudut rumah sudah diawasi? Bukan jalur komunikasi dan perbankan dalam genggaman pengawasan? Ternyata perlawanan semakin kuat dan meluas. Kejeniusannya menyamai Gaza.

Penjajah Israel akan runtuh dengan kelelahan dan kehancuran moral. Runtuh dengan perselisihan antara kepentingan politik dan militer. Pertengkaran antara yang ikut wajib perang dan yang dibebaskan. Mereka hancur dengan kepungan ketakutan yang dibuatnya sendiri. Seperti itulah, sejarah mereka di Sirah Nabawiyah.

Didikan Jiwa Calon Khalifah, Menikmati Kesenangan Tanpa Merusak Diri Oleh: Nasrulloh Baksolahar Adegan ketiga yang dikisahkan Al...

Didikan Jiwa Calon Khalifah, Menikmati Kesenangan Tanpa Merusak Diri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Adegan ketiga yang dikisahkan Allah pada kisah Nabi Adam pada surat Al-Baqarah adalah Allah memberikan fasilitas hidup berupa  surga. Allah melimpahkan kenikmatan jasad dan jiwa agar timbul kebahagiaan.

Surga untuk tempat tinggal bersama istrinya. Dibebaskan menikmati semua kenikmatan dimana pun dan kapan pun, tanpa ada pembatasan. Hanya satu yang dilarang, jangan mendekati sebuah pohon yang dapat menyebabkan tergolong orang yang zalim.

Quraish Shihab, dalam Tafsir Al-Misbah,  mengatakan bahwa larangan mendekati merupakan kasih sayang Allah yang memahami kecendrungan jiwa manusia untuk mendekat, lalu mengetahui, dan merasakan sesuatu yang indah dan menarik.

Larangan mendekati mengandung makna perintah untuk selalu berhati-hati karena siapa yang mendekati larangan, dia dapat terjerumus melanggar larangan tersebut.

Allah mendidik Adam bukan hanya tentang intelektualitas, keilmuan dan teknologi, tetapi juga bagaimana mengelola hidup dalam limpahan kesenangan. Bagaimana mengelola dorongan-dorongan tersebut.

Kebebasan menikmati adalah kecendrungan jiwa manusia. Bila bebas tanpa larangan maka akan merusaknya, sehingga bisa tergolong orang zalim, yang melampaui batas sehingga berpotensi menciptakan kerusakan seperti yang dikhawatirkan malaikat.

Kesenangan adalah nikmat yang mengandung ujian. Bagaimana bisa menikmati tanpa merusaknya? Perhatikan larangannya. Bagaimana berinteraksi dengan larangan? Jangan mendekatinya.

Mengajarkan, Tugasnya Khalifah  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Adegan ke dua yang dikisahkan Allah pada kisah Nabi Adam pada surat A...

Mengajarkan, Tugasnya Khalifah 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Adegan ke dua yang dikisahkan Allah pada kisah Nabi Adam pada surat Al-Baqarah adalah Allah memerintahkan Adam untuk memberitahukan yang telah diajarkan. Sebab, para malaikat tidak mengetahui sama sekali nama benda-benda yang ditunjukkan Allah kepada mereka.

Mengapa Allah memerintahkan Adam? Bukankah Allah mengajarkan langsung kepada Adam? Inilah bekal menjadi khalifah di muka bumi.

Sang khalifah bukan saja belajar lalu menyimpan ilmu dan teknologinya. Tetapi harus ada regenerasi dan keberlanjutan segala yang telah diperolehnya. Agar kehidupan semakin baik, mudah dan berkembang.

Apa yang harus diberitahukan ke malaikat? Apakah seluruh yang diajarkan-Nya? Apakah seluruh ilmu dan informasi yang diperoleh?  

Ternyata Allah memilih kosa kata "Naba'" yang berarti berita penting. Berita yang substansial. Berita yang terpenting dari yang terpenting. Disinilah sang calon khalifah belajar memetakan apa yang harus disampaikan.

Menurut Quraish Shihab, penting informasi bukan sekedar pada nilai informasi itu sendiri. Bukan juga untuk menjadi bukti kebenaran pilihan Allah swt. dalam menugaskan manusia menjadi khalifah, tetapi juga syarat bagi suksesnya tugas-tugas Kekhalifahan yang merupakan salah satu tujuan dari penciptaan manusia.

Setelah mengajar, berarti bekal ilmu pengetahuan dan teknologi sudah tuntas. Pemahamannya sudah mendalam. Keberlanjutan ilmu pengetahuan dan teknologi terus diwariskan antar generasi. Sebab, yang hadir bukan Nabi Adam saja, tetapi anak cucu keturunannya juga.

Mengajar Calon Khalifah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Adegan pertama yang dimunculkan Allah  bagi calon khalifah dalam kisah Nabi A...

Mengajar Calon Khalifah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Adegan pertama yang dimunculkan Allah  bagi calon khalifah dalam kisah Nabi Adam di surat Al-Baqarah adalah sedang diajarkan oleh Allah. Bukan calon khalifahnya yang memintanya? Tetapi Allah yang menempa dan mendidiknya.

Tugas utama para calon khalifah adalah belajar. Karakter utamanya adalah pembelajar. Harus ada sarana dan prasarana untuk mengajarnya.

Mengapa diajarkan? Sebab, sang calon khalifah tidak tahu arah tujuan penciptaannya. Seperti anak kecil yang dididik oleh orang tuanya. Sebab, sang anak tak tahu apa yang harus dilakukan dan tujuan hidupnya.

Allah menggunakan kosa kata "'alima" dalam mengajarnya. Maksudnya, metode pendidikan yang membuat para pembelajar mengetahui hakikat yang diajarkan hingga ke taraf yakin dan pasti, tanpa keraguan.

Meraih cahaya yang seluruh terang benderang. Memperlihatkan kebenaran sehingga menjauhi kebathilan. Ilmu adalah syarat mutlak mengetahui sesuatu dengan benar. Sebaliknya, kebodohan mengantarkan pada kedustaan dan kebohongan. Kata "'alama' berarti ilmu yang diajarkan secara bertahap tetapi menyeluruh. Tak ada yang tak diajarkan.

Apa yang diajarkan-Nya? Allah menggunakan kosa kata "Al-Asmaa'" yang berarti nama-nama benda. "Asmaa" berarti memiliki hubungan yang kuat antara penanaman dengan yang dinamai. Allah mengajarkan eksistensi, keistimewaan, ciri-ciru khas, istilah yang digunakan sehingga bisa membedakan dengan sangat detail dan jelas diantara semua benda atau objek yang ada.

Amru Khalid dalam kitab Khowathir Qur'aniyah mengatakan mengajarkan nama-nama benda berarti mengajar ilmu pengetahuan dan teknologi kehidupan. Bukankah sumber ilmu pengetahuan dan teknologi itu berasal dari pemahaman manusia terhadap alam semesta yang didokumentasikan dan diterapkan untuk kemudahan dan keberlangsungan hidup?

Perjalanan Sang Calon Khalifah Bumi Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kehadiran sang khalifah sudah diinformasikan kepada malaikat. Mal...

Perjalanan Sang Calon Khalifah Bumi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kehadiran sang khalifah sudah diinformasikan kepada malaikat. Malaikat mengkhawatirkan kehadirannya yang bisa saja menimbulkan kerusakan dan pertumpahan darah. Sosok khalifah tetap dihadirkan, sebab sang Rabb Maha mengetahui.

Sosok calon khalifah dihadirkan sedang dididik untuk memahami  seluruh nama benda. Malaikat diperintahkan untuk menyebutkan nama-nama benda tersebut. Karena tak diajarkan oleh Allah, maka malaikat pun tak mengetahuinya. Sang Rabb memerintahkan sang calon khalifah untuk memberitahukan nama-nama tersebut.

Para malaikat memahami keutamaan sang calon khalifah. Allah memerintahkan malaikat bersujud. Namun sang iblis menolak dengan sombongnya. Iblis meremehkan kualitasnya yang berasal dari tanah.

Sang calon khalifah diperintahkan tinggal dan menikmati fasilitas surga. Namun sang calon khalifah harus diuji. Apakah memiliki karakter semulia para malaikat yang selalu bertasbih, bertahmid, rujuk dan sujud kepada Allah? Tetap mentaati Allah baik dalam keadaan berat maupun ringan?

Sang khalifah diuji dengan dilarang mendekati pohon. Perjalanan menjadi calon khalifah penuh intrik, hasutan, tipu daya dan jebakan. Siapakah yang berusaha menjebaknya? Dialah iblis yang dahulu tidak mau bersujud, namun kali ini mengaku sebagai penasihatnya.

Sang calon khalifah memang belum paham jebakan dan perangkap. Sang calon khalifah terperangkap dengan memakan buah dari pohon yang dilarang. Bagaimana akhirnya? Sang calon khalifah harus meninggalkan "istana" surga untuk bergelut dengan medan kekhalifahan yang sesungguhnya, bumi.

Sang calon khalifah memahami kesalahan, kelalaian dan kealpaannya. Dia pun memohon memohon maaf dan ampun. Sang calon khalifah menerima ikhlas untuk keluar dari surga, lalu diturunkan ke bumi. Ini konsekuensi sebuah kesalahan. Bukankah menanggung resiko akibat keteledoran itu sangat menentramkan? Dibandingkan harus bersikap seperti Iblis yang melakukan perlawanan?

Masa pembelajaran sudah cukup. Bekal ilmu, hikmah dan cara menghadapi tipuan sudah didapatkan. Surga, sebuah gambaran ideal kehidupan sudah didapatkan. Maka, sempurnalah bekalnya. Saatnyalah terjun ke medan pergelutan sebenarnya  sebagai khalifah di muka bumi. Saatnya turun "gunung" menghadapi kenyataan takdir yang sudah tertulis sebelum penciptaannya.

Dikeluarkan dan diturunkan, namun derajatnya terus dinaikan bila taat kepada Allah. Rukuk dan sujud di bumi ternyata lebih nikmat dari fasilitas surga yang tak batas.  Sahabatnya yang setia, malaikat, selalu  datang mengingatkannya bila godaan iblis datang menghembus untuk menjerumuskannya lagi.

Hidup di bumi, namun peristiwa di langit selalu dihadapi setiap saat. Yaitu, pertarungan dengan musuhnya, iblis.  Ini kehidupan langit atau bumi?  Sama saja. Perbedaannya, harus mengelola bumi agar  setentram dan seindah surga.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (270) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)