basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Membedah Jalan Yang Lurus Jalan yang lurus, siapakah yang diberi petunjuk dan kemana arahnya? Jalan yang lurus dalam Al-Qur'...

Membedah Jalan Yang Lurus


Jalan yang lurus, siapakah yang diberi petunjuk dan kemana arahnya? Jalan yang lurus dalam Al-Qur'an bagi seluruh bangsa, semua generasi, tanpa sekat waktu dan geografis. Mencakup semua aspek yang pernah ada pada sistem dan ideologi, merambah setiap kebaikan yang pernah dicapai oleh umat manusia.

Al-Qur'an memberikan petunjuk jalan lurus pada tataran ego dan hati nurani melalui aqidah yang jelas, mudah, tak rumit, tak sulit untuk dipahami. Aqidah yang membebaskan penyakit waham, ilusi, khayalan dan kurafat. Memberikan kemerdekaan untuk berkarya dan membangun. Menggabungkan hukum alam dan fitrah manusia secara harmonis dan proporsional.

Jalan yang lurus, mesinergikan dengan kokoh, tak terputus antara lahir dan batin, perasaan dan perilaku, aqidah dan amal. Sehingga, pandangannya ke alam samawi namun kakinya tetap tegak di bumi. Karyanya menjadi ibadah, jika arah niatnya kepada Allah, walaupun pekerjaannya berupa kesenangan dan berisi kenikmatan hidup duniawi.

Jalan yang lurus Dalam beribadah dengan menyeimbangkan tugas yang dibebankan dengan kemampuan diri, sehingga tidak membosankan, memberatkan dan putus asa dalam menjalankannya. Juga, tidak mempermudah dan memperingankan sehingga jatuh pada kemalasan dan berbuat seenaknya. Tidak melampaui batas keseimbangan dan kemampuan manusia.

Jalan yang lurus dalam hubungannya dengan manusia, berkelompok, berorganisasi dan bernegara. Dalam membangun sistem ekonomi, hukum, sosial, kekuasaan, dengan tidak terhanyut oleh hawa nafsu. Tidak melenceng pada suka dan tidak suka. Tidak dibelokkan oleh berbagai kepentingan dan ambisi pribadi. Tetapi fokus merealisasikan tujuan- tujuan yang tetapkan dalam Al-Qur'an.

Jalan yang lurus dalam mengayomi semua agama yang ada di muka bumi, dengan membangun hubungan antara agama, memuliakan dan menjaga tempat-tempat suci sehingga hidup bersama secara damai dan saling menghargai.

Yang tidak menempuh jalan yang lurus akan terbawa oleh ambisi dan hawa nafsu yang punya ceroboh dan bodoh. Tak tahu yang benar, bermanfaat, dan yang membahayakan. Manusia seringkali bersikap emosional, tak mampu menahan dorongan nafsunya sekalipun berakibat buruk pada dirinya.

Sumber:
Sayid Qutb, Tafsir Fizilali Qur'an Jilid 7, GIP

Dalam Penciptaan Matahari dan Bulan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah menciptakan bulan, matahari dan bintang. Untuk apa? Ada ya...

Dalam Penciptaan Matahari dan Bulan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Allah menciptakan bulan, matahari dan bintang. Untuk apa? Ada yang memanfaatkan panas matahari untuk energi. Cahaya bulan untuk mencari ikan-ikan di lautan. Bintang-bintang untuk riset angkasa raya. Ini hanya sebagian kecil dari tujuan penciptaannya. Apakah tujuan utamanya?

Di Al-Qur'an, setiap berbicara angkasa raya, terutama bulan dan matahari sering kali dikaitkan dengan perhitungan bilangan tahun dan perhitungan waktu. Umur dan waktu, itulah titik tekannya. Kesadaran akan waktu, itulah tujuan utamanya. Mengapa?

Bukankah waktu tak bisa ditukar dengan kekayaan? Bukankah waktu tak bisa diulang? Bukankah waktu itu tak bisa diperpanjang dan diperpendek? Bukankah waktu tak bisa dikompromikan?

Setiap ibadah dikaitkan dengan waktu. Melakukan shalat, puasa, zakat dan haji, dikaitkan dengan waktu. Kehidupan di dunia dibatasi oleh waktu. Saat menanam tumbuhan dan panen pun dibatasi oleh waktu. Iklim dan musim dikaitkan dengan waktu. Seperti Nabi Yusuf yang paham akan perguliran musim hujan dan kemarau.

Kerentaan tubuh. Memutihnya rambut. Keriputnya kulit. Lapuknya bangunan kayu. Semuanya dikaitkan dengan waktu. Makanan dan minuman, peralatan dan teknologi pun ada batas akhir penggunaannya. Peluang dan ancaman pun dikaitkan dengan waktu.

Kejayaan dan kehancuran kerajaan, negara, kekuasaan, jabatan, suku bangsa dan peradaban juga ada waktunya. Kesadaran akan waktu berarti kesadaran akan kehidupan. Kesadaran bahwa semuanya berakhir. Setelah sadar waktu,  muncul kesadaran pertanggungjawaban akan waktu.

Kesadaran pertanggungjawaban waktu dijelaskan  dalam surat Al-Isra ayat 13-14, "Dan setiap manusia telah Kami kalungkan catatan amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari kiamat, Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitungan atas dirimu."

Hakekat Pertolongan Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Pertolongan Allah itu hanya berupa kemenangan dan kesuksesan? Bukankah kis...

Hakekat Pertolongan Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Pertolongan Allah itu hanya berupa kemenangan dan kesuksesan? Bukankah kisah para Nabi dan Rasul sangat beragam? Ada yang dibunuh dan diusir oleh kaumnya. Namun ada juga yang berhasil menyadarkan kaumnya dan meraih kedudukan yang mulia.

Nabi Nuh hanya bisa membawa segelintir kaumnya ke dalam kapal. Sedangkan Nabi Yunus bisa membawa seluruhnya kaumnya beriman kepada Allah. Nabi Ibrahim terusir dari  tanah kelahirannya di Irak. Lalu, menetap di Palestina. Sedangkan, Nabi Daud dan Sulaiman menjadi penguasa dan membangun kerajaan di Palestina.

Nabi Yusuf menjadi pembesar kerajaan di Mesir, menjadi bendaharawan negara. Dihormati rakyat dan kalangan istana. Sedangkan Nabi Musa terusir dari Mesir. Membawa kaumnya yang terus membangkang hingga tersesat di Sinai selama puluhan tahun.

Nabi Zakaria dan Yahya dibunuh oleh kaumnya. Nabi Isa hidup dalam pengembaraan karena upaya pembunuhan terhadapnya. Nabi Hud dan Shaleh didustakan dan dimusuhi kaumnya.  Apakah bertanda tidak berhasil dalam menunaikan tugas kenabian?

Nabi Yusuf berwajah rupawan. Nabi Musa sangat kuat dan tegap. Bagaimana dengan Nabi Ayyub yang tubuhnya dipenuhi penyakit? Yang tak seorangpun mau mendekatinya. Ada Nabi yang diberi kemukjizatan dalam menghadapi kondisi pelik. Namun ada juga Nabi yang mengikuti takdirnya seperti manusia biasa seperti Nabi Harun dan Yusuf.

Saat Rasulullah saw didustakan kaumnya. Saat kesedihan memuncak. Saat pembangkangan dan permusuhan kaumnya sangat keras. Saat kesulitan menghadang perjalanan. Allah selalu menghiburnya dengan ragam kisah-kisah. Allah selalu menurunkan wahyu-Nya untuk membimbing dan memberikan petunjuk. Inilah pertolongan abadi yang menyelimuti seluruh Nabi dan Rasul.

Pertolongan Allah itu berupa peneguhan hati.  Menjaga keistiqamahan. Menurunkan petunjuk.  Menentramkan hati para hamba-Nya. Menjaga kesabaran.  Itulah bentuk pertolongan-Nya yang abadi.

Saat Mukminin Dikepung Dalam Kobaran Api Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Ada dua kisah kaum mukminin di kepung oleh api dari segala ...

Saat Mukminin Dikepung Dalam Kobaran Api

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Ada dua kisah kaum mukminin di kepung oleh api dari segala arah. Kisah Nabi Ibrahim, dimana Namrudz memerintahkan pasukannya untuk mengumpulkan kayu bakar untuk membakarnya. Kisah Ashabul Ukhdud, dimana raja Yaman yang beragama Yahudi, memerintahkan pasukannya untuk memasukkan seluruh mukminin hingga tak tersisa, ke dalam parit yang telah dinyalakan api. Bagaimana kisah yang membakar dan yang dibakar?

Yang membakar Nabi Ibrahim, Namrudz, akhirnya tewas hanya dengan seekor nyamuk. Ada yang berkata, seekor nyamuk masuk ke hidungnya hingga ke otaknya. Sedangkan Allah menolong Nabi Ibrahim sehingga api yang membakarnya menjadi dingin dan menyelamatkannya.

Yang membakar mukminin dalam peristiwa Ashabul Ukhdud, kerajaannya runtuh oleh serangan tentara Habasyah. Sang raja, berlari ke laut untuk menyelamatkan diri hingga tenggelam. Sedangkan mukminin meraih mati syahid.

Dalam kisah Ashabul Ukhdud ada kisah yang menarik, saat seorang ibu yang menggendong bayinya. Sang ibu ragu. Apakah lebih baik menyelamatkan dirinya dengan memeluk agama Yahudi? Sang raja, senang atas keraguan tersebut, ternyata akan ada mukminin yang akan memeluk agamanya. Namun tiba-tiba sang bayi bisa berbicara. Mengingat sang ibu untuk memilih kesyahidan.

Allah menolong Mukminin dengan meneguhkan hati mereka pada keimanan. Mereka tetap beristiqamah dan tentram walaupun kobaran api akan menghanguskan tubuhnya. Bukankah syahid itu cita-cita tertinggi?

Kobaran api yang membakar dirinya telah membawanya kepada keridhaan Allah dan surga yang luas dan kenikmatannya tak terhingga. Tubuhnya terpanggang, namun jiwanya menikmati dan menyaksikan balasan Allah. Bukankah di akhirat kelak banyak yang iri dengan darah para syuhada?

Bukankah yang syahid tidak merasakan sakitnya sakratul maut? Sebab ruh dan jiwanya sudah disambut oleh kekasihnya Yang Rahman, Rahim dan Pengampun. Kobaran api dunia telah menyelamatkannya dari kobaran api neraka. Siapakah yang beruntung, yang membakar atau yang dibakar?

Masa Senja Nabi Yusuf Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Yusuf telah mencurahkan hidupnya di Mesir. Bagaimana agar Mesir tidak jatu...

Masa Senja Nabi Yusuf

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Yusuf telah mencurahkan hidupnya di Mesir. Bagaimana agar Mesir tidak jatuh dalam krisis yang menghancurkan? Strategi untuk memakmurkan Mesir telah berhasil. Setelah itu, dia pun memperbaiki hubungan dengan orang tua dan saudara-saudaranya.

Orang tua dan saudara-saudaranya memasuki Mesir dengan aman. Mereka disambut oleh Nabi Yusuf dengan kehangatan. Nabi Yusuf memaafkan saudara-saudaranya. Orang tuanya dinaikan ke singgasananya. Lalu Nabi Yusuf menceritakan perjalanan hidupnya.

"Wahai Ayah, inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan, sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Dan, sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun setelah syetan merusak hubungan antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh, Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Menget, Maha bijaksana."

Nabi Yusuf melanjutkan kisahnya, "Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. Wahai Tuhan, Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan akhirat."

Nabi Yusuf selalu menghubungkan kisah hidupnya dengan Asmaulhusna-Nya. Tidak menyadarkan pada kepintarannya, ilmunya, kerja kerasnya dan keuletannya. Tidak juga menyalahkan pihak lain yang telah membuatnya menderita. Bukankah semuanya sudah tercatat di Lauhul Mahfudz? Dia juga tidak membalaskan dendam kepada saudara-saudaranya. Semuanya dimaafkan. Bukankah ayahnya telah memohonkan ampun untuk saudara-saudaranya?

Dipenggalan akhir hidupnya. Disaat mulai rambut memutih dan tulang mulai rapuh, Nabi Yusuf berdoa, "Ya Allah, wafatkan aku dalam keadaan muslim (berserah diri) dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh." Inilah akhir yang baik.

Nabi Yusuf mencontoh leluhurnya, Nabi Ibrahim dan Ismail, di saat mereka senja, di saat mereka telah tuntas membangun kembali Kabah. Keduanya berdoa, agar diwafatkan dalam keadaan muslim atau berserah diri kepada Allah. Itulah derajat tertinggi. Itulah akhir yang baik. Itulah obsesi setiap langkah di kehidupan ini.

Road Map Kehancuran Penjajah Israel  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Kisah Bani Israel di Al-Qur'an banyak memuat masa lalu mere...

Road Map Kehancuran Penjajah Israel 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Kisah Bani Israel di Al-Qur'an banyak memuat masa lalu mereka bersama para Nabi dan Rasulnya. Namun, ada satu penggalan sejarah Bani Israel di masa lalunya, lalu dikaitkan bersamaan dengan takdir masa depannya. Takdir ini hanya dimuat di surat Al-Isra ayat 2-8. Takdir ini akan terus berulang dan terjadi kapan pun dan dimana pun.

Surat Al-Isra diturunkan di Mekah, sebelum hijrah. Di surat ini, dijelaskan bahwa Bani Israel langsung diazab oleh Allah setiap melakukan kerusakan. Jadi ini bekal kepada Muslimin sebelum hijrah ke Madinah. Seolah berkata, "Berhijrahlah, tak perlu khawatir dengan hegemoni Yahudi di Madinah. Bila mereka melakukan kerusakan, maka akan langsung diazab oleh Allah."

Yahudi di Madinah menguasai sektor perekonomian. Membelit penduduk Madinah dengan hutang riba. Mereka hidup di dalam benteng yang kokoh dengan persenjataan yang kuat dan lengkap. Bentengnya menyebar di dalam dan luar kota Madinah. Namun jangan khawatir, setiap mereka menolak kebenaran dan membuat kerusakan maka akan langsung diazab oleh Allah.

Bukankah kebenaran ada pada genggaman kaum Muslimin? Yaitu Al-Qur'an. Bukankah mereka sedang menunggu untuk menjadi pengikut dan pembela Nabi terakhir, Nabi Muhammad saw? Bukankah mereka hadir di Madinah dengan niat untuk berjuang bersama Rasulullah saw? Bila mereka menolaknya, mereka akan diazab oleh Allah.

Kerusakan Bani Israel yang pertama terjadi setelah wafatnya Nabi Daud dan Sulaiman. Mereka meninggalkan Taurat. Kerajaan Bani Israel dihancurkan oleh Nebukanedzar. Kedua, mereka memfitnah Siti Maryam sebagai penzina, Nabi Isa sebagai anak hasil zina dan berusaha membunuh Nabi Isa. Lalu, Bani Israel dihancurkan oleh Romawi hingga mereka berdiaspora hingga ada yang tiba di Madinah. Apa kerusakan Yahudi di Madinah?

Yahudi memecah belah penduduk Madinah. Menolak mengikuti jejak Rasulullah saw. Melanggar perjanjian dengan melakukan penghianatan bersama Quraisy, kabilah Arab dan Munafikin untuk menghancurkan Madinah dan selalu membuat upaya pembunuhan terhadap Rasulullah saw. Akibatnya, mereka terusir dari Madinah dan Hijaz. Itulah azab Allah pertama setelah diturunkan surat Al-Isra sebagai bentuk nyata janji Allah kepada Muslimin dalam menghadapi kerusakan Yahudi.

Tibalah di abad ke-20, saat Allah memberikan kekuasaan atas mereka kepada Hitler, karena kerusakan Yahudi. Mereka terusir dari Eropa. Amerika dan Inggris memberikan jalan untuk menjajah tanah Palestina dengan wajah negara penjajah Israel. Mereka menebarkan kesengsaraan kepada rakyat Palestina dan bangsa Arab. Maka, sudah dipastikan Allah akan memberikan kekuasaan kepada orang-orang yang akan menimpakan kesengsaraan kepada Yahudi. Siapakah?

Sayid Qutb mengatakan Al-Qur'an merahasiakan bangsa-bangsa yang akan menghancurkan kerusakan Yahudi. Namun yang pasti, janji Allah itu sudah pasti, dan sebagai implementasi dari sunatullah yang tak pernah meleset. Dan, masa itu sudahlah dekat. Apakah perlawanan rakyat Palestina dari Gaza?

Jadi, tak perlu lemah dan takut menghadapi penjajah Israel, walaupun mereka ditopang oleh militer dan dana tak terbatas. Walaupun didukung oleh Amerika, Inggris, Jerman dan sekutunya. Walaupun didukung oleh Dajjal sekalipun. Karena penjajah Israel pada akhirnya akan hancur bersama dengan pembelanya. Itulah takdirnya di setiap zaman.

Masjidil Aqsha, Tempat Serah Terima Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Penjajah Israel berakhir di Palestina. Tanggungjawab p...

Masjidil Aqsha, Tempat Serah Terima Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Penjajah Israel berakhir di Palestina. Tanggungjawab peradaban tidak akan kembali ke Bani Israel, sebab mereka adalah sejarah masa lalu bukan masa depan yang bermartabat dan beradab. Peran peradaban mereka sudah  tuntas sejak Nabi Isa diangkat ke langit.

Bani Israel telah gagal mengambil peran peradaban. Mereka bukan mendukung para Nabi dan Rasul, tetapi mendustakan, memdurhakai hingga membunuh para Nabi dan Rasul. Sekarang, mereka membunuh siapa pun yang menjadi musuh mereka. Seperti prilaku  genosidanya di Palestina.

Isra Mi'raj adalah momentum peralihan peran peradaban dari Nabi dan Rasul sebelumnya kepada Nabi Muhammad saw. Peralihan peradaban dari bangsa dan umat sebelumnya kepada Muslimin. Apa tandanya?

Saat Isra Mi'raj, seluruh Nabi dan Rasul berkumpul di Masjidil Aqsha. Nabi dan Rasul dari seluruh muka bumi dan segala zaman berkumpul. Nabi yang disebutkan namanya dan dirahasiakan Allah, semuanya berkumpul menunggu kedatangan Nabi Muhammad saw yang akan menjadi imam shalatnya.

Setiap Nabi dan Rasul yang diutus memegang janji dan sumpahnya. Bila saat menjalani tugasnya sebagai utusan Allah, kemudian di masanya diutus Muhammad saw, maka mereka menjadi makmun. Mereka menjadi pengikut. Seperti Nabi Isa yang menjadi makmum saat shalat bersama Imam Mahdi. Seperti Nabi Musa yang bercita-cita ingin menjadi bagian umat Nabi Muhammad saw.

Muslimin tidak boleh membeda-bedakan para Nabi dan Rasul sebelumnya. Muslimin harus mengimani kitab suci sebelumnya. Sebab, tugasnya melanjutkan amanah peradaban yang telah dibangun sebelumnya. Menjaga dan mendidik semua umat yang dahulu pernah menjadi umat para Nabi dan Rasul sebelumnya. Sekarang tugas itu ada pada Muslimin.

Serah terima risalah peradaban dan panji kepemimpinan terjadi di Masjidil Aqsha di Palestina saat Israel Mi'raj. Saat ini serah terima peradaban tengah berulang di Masjidil Aqsha dengan pergolakan antara Penjajah Israel dengan rakyat Palestina. Penjajah Israel tak mungkin memenangkannya. Sebab puncak peradaban mereka hanya genosida,  eksploitasi bangsa dan sumber daya umat lain.  Muslimin akan menggantinya dengan peradaban shalat, hasil dari Isra Mi'raj untuk menerangi peradaban manusia.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)