basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Songs For Palestine, Nurani Yang Menggeliat Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Para musisi dan pencipta lagu lintas agama, ideologi dan...

Songs For Palestine, Nurani Yang Menggeliat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Para musisi dan pencipta lagu lintas agama, ideologi dan negara mulai menyuarakan pembelaannya terhadap rakyat Palestina dan mengutuk genosida oleh penjajah Israel. Temanya, dari tragedi kekejaman yang terjadi, diamnya para penguasa dunia, perlawanan rakyat Palestina hingga mendukung kemerdekaan Palestina.

Menggeliatnya lagu bertema Palestina menandakan nurani kemanusiaan masyarakat dunia terusik. Persoalan Palestina bukan lagi soal persoalan konflik antar dua negara, tetapi sudah merusak martabat kemanusiaan. Berikut beberapa musisi kelas dunia yang 


1. Michael Heart
Lagu We Will Not Go Down ciptaan Michael Heart mengisahkan pengorbanan rakyat Palestina di Gaza. Siapa sebenarnya Michael Heart hingga lagunya selalu menggema di tengah perang Israel-Palestina?

Michael Heart mulai menulis dan merilis lagu We Will Not Go Down pada bulan Januari 2009 selama perang di Gaza.

Karya tersebut berkaitan dengan hak asasi manusia guna mendukung para korban sipil rakyat Palestina.


2. Macklemore
Rapper Amerika Serikat (AS) Macklemore, Mei 2024,  merilis lagu protes baru yang kuat dalam solidaritas dengan Palestina, berjudul “Hind’s Hall”.

Rilisan mengejutkan dari musisi Amerika bernama asli Benjamin Haggerty ini dipengaruhi dan dipicu oleh protes mahasiswa global, khususnya di Universitas Columbia.

Di sanalah Hamilton Hall di kampus itu ditempati minggu lalu dan berganti nama menjadi “Hind's Hall” untuk menghormati Hind Rajab, bocah Palestina berusia enam tahun, yang dibunuh tentara Israel di Gaza ketika meminta bantuan dari mobil yang dipenuhi kerabatnya yang telah meninggal.

Di “Hind’s Hall” dia membahas berbagai topik termasuk protes mahasiswa global terhadap Israel, politik Amerika, kebrutalan polisi, sensor media sosial, dan supremasi kulit putih.


3. Band SKA-P Spanyol
Band asal Spanyol, Ska-P, yang berdiri 1994, menunjukkan solidaritas terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina yang saat ini dijajah zionis Israel. Saat tampil di Chile, sebuah negara di Amerika Selatan, Ska-P tampil dengan nuansa Palestina lengkap dengan penonton yang mengibarkan bendera Palestina.

Band tersebut memiliki lagu berjudul Intifada berisi sindiran terhadap Zionis Yahudi Israel dan dukungan terhadap perjuangan Palestina.

Salah satu lirik lagu Intifada menyebut bahwa bangsa Yahudi awalnya adalah bangsa tertindas layaknya Nabi Daud, tapi kemudian mereka menjadi jahat dan bengis seperti Jalut serta memerangi bangsa asli Palestina.


4. Cats Stevens
Yusuf Cat Stevens yang meriah penghargaan Rock and Roll Hall of Fame. Mengajak para artis untuk membela Palestina dengan menyerukan gencatan senjara.

Berbicara secara eksklusif kepada The National pada Sabtu (4/11/2023), Yusuf Cat Stevens yang terkenal dengan lagu hits Peace Train dan Moonshadow ini begitu terpukul dan sedih menyaksikan ribuan nyawa tidak berdosa yang meninggal dalam konflik yang telah berlangsung selama sebulan.

“Apa yang lebih baik dan lebih penting daripada memanfaatkan ketenaran Anda untuk tujuan yang baik?” kata Yusuf Cat Stevens.

“Saya merasa sulit untuk menahan diri, terutama ketika melihat wajah dan pakaian anak-anak yang tidak bersalah yang berlumuran darah – yaitu mereka yang cukup beruntung bisa lolos dari bom dan masih selamat. Mudah-mudahan opini publik yang besar akan terus berkembang dan lebih banyak bintang akan menyadari bahwa inilah saatnya untuk membela apa yang adil dan benar,” ucap Yusuf Cat Stevens lagi.

Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran para artis dan masyarakat dunia, Yusuf memposting versi lagu The Little Ones yang belum pernah dirilis, di mana tembang iru ditulis setelah tragedi genosida Bosnia pada 1995 yang menewaskan ribuan anak.

Meneropong Takdir di Masa Depan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah mengilhamkan ibunda Musa agar "membuang" bayinya ke s...

Meneropong Takdir di Masa Depan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Allah mengilhamkan ibunda Musa agar "membuang" bayinya ke sungai Nil dengan menaruhnya di perahu. Bukankah ini perpisahan yang sangat berat? Namun, bukankah akhirnya terhindar dari pembunuhan tentara Firaun? Bayinya dirawat di istana?

Musa kecil menarik jenggot Firaun. Firaun marah besar. Musa harus dibunuh. Istrinya Firaun berargumentasi bahwa Musa kecil belum paham apa pun. Sebagai bukti, Musa kecil diminta memilih, arang api atau roti yang lezat?

Tangan Musa kecil hendak mengambil roti. Namun, Allah mengilhamkan untuk memakan bara api. Bukankah sakit? Membuat lidahnya keluh? Bukankah ini resiko terkecil agar terhindar dari pembunuhan?

Pemuda Musa melerai keributan antara pemuda Mesir dengan pemuda yang sekaum dengan Musa. Pemuda Mesir ngeyel, merasa derajatnya lebih tinggi. Musa menghentikan arogan pemuda Mesir dengan memukulnya. Yang terjadi, pemuda Mesir itu tewas. Musa pun diburu oleh pasukan Firaun. Bukankah kondisinya sangat sulit?

Musa terusir dari keluarga, kaumnya dan tanah airnya. Mengembara sebatang kara. Namun akhirnya, pemuda Musa bertemu dengan Nabi Syuaib. Hidupnya justru menjadi tentram selama 10 tahun. Di tampat baru ini, Musa ditempa beragam persiapan menjadi Nabi dan Rasul.

Banyak peristiwa yang dianggap buruk, tak diharapkan hingga sebuah kesialan. Apakah seperti itu? Belajarlah pada Nabi Musa, yang dianggap buruk justru untuk menghindari keburukan yang lebih besar. Yang menjengkelkan justru menjadi kebaikan di kemudian hari.

Yang dianggap buruk justru menjadi sarana penempaan, pelatihan dan pendidikan untuk menghadapi tanggungjawab dan meraih keberhasilan di esok hari. Hidup memang penuh misteri. Jangan disangkakan keburukan terlebih dahulu, karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang.

500.000 Tentara Penjajah Israel, Cukupkah Untuk Menghadapi Pertempuran Gaza? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Penjajah Israel memilik...

500.000 Tentara Penjajah Israel, Cukupkah Untuk Menghadapi Pertempuran Gaza?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Penjajah Israel memiliki 500.000 tentara, baik reguler maupun cadangan. Belum lagi pemukim yahudi yang di persenjatai dan tentara bayaran dari sejumlah negara, contohnya tentara bayaran dari Amerika terbunuh dalam jebakan perlawanan Palestina.

Rakyat Palestina tidak sedang menghadapi penjajah Israel saja, tetapi juga negara-negara yang mendukung penjajah Israel seperti Amerika dan Inggris yang terbukti terlibat dalam serangan pembebasan tawanan yang membunuh hampir 300 pengungsi Palestina di Gaza Tengah. Apakah banyaknya, tentara penjajah Israel dapat bertempur optimal?

Penjajah Israel sedang mereview anggaran militernya, karena defisit anggaran tahun ini bisa menyentuh 7 %. Saat ini, anggaran militernya seperti menyerahkan "check kosong" tanpa ada yang membatasi jumlahnya dan untuk apa digunakan. Untuk menutupinya, Amerika selalu memberikan bantuan tanpa syarat untuk penjajah Israel baik berupa dana, maupun infrastruktur militer.

Saat defisit anggaran terjadi, perekonomian pun tertekan, karena fokus tenaga kerja untuk berperang bukan menggerakkan sektor industri dan jasa. Akhirnya, mereka mengimport tenaga kerja dari India. Daerah di sepanjang  perbatasan Gaza pun, mereka menghentikan aktivitasnya. Begitu pun di daerah utara yang setiap hari diserang oleh perlawanan Lebanon, Irak dan Suriah. Aktivitas perekonomian terhenti.

Tentang dana pembiayaan 500.000 tentara bisa jadi bukan persoalan, sebab Amerika, Inggris dan sekutunya bisa memback up, namum bagaimana dengan daya tempurnya? Diperkirakan 20-30 ribu tentaranya cidera. Ribuan lainnya tewas.

Berapa banyak tentara penjajah Israel yang bertempur di Gaza dan daerah pendudukan di Utara? Berapa lama  waktu mereka  bertugas sekali bertempur? Berapa lama mereka beristirahat setelah bertempur? Perhitungan ini mempengaruhi cukupkah 500.000 tentara penjajah Israel dalam menghadapi semua front pertempuran?.

Dalam kalkulasi jumlah mungkin bisa terpenuhi, namun dalam kalkulasi mental bertempur bisa jadi tak mencukupi. Ada faktor ganguan psikologis sangat berat yang dialami mereka. Pertama, tekanan publik dan perpecahan  internal.

Kedua, mulai banyak orang tua dan kerabat tentara penjajah Israel yang menolak putra-putri dan saudaranya untuk berperang dan kembali berperang. Bahkan, dari tentaranya sendiri banyak yang menolak berperang dan tidak mau bertugas kembali berperang. Mereka memilih untuk bunuh diri.

Dengan kondisi mental yang sangat berat dan parah ini, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh para tentara penjajah Israel untuk mampu berperang dengan mental yang kokoh? Tentu menjadi sangat lama. Dengan kondisi ini, pergantian tugas semakin harus cepat, namun istirahat nya semakin lama. Untuk memutar pergantian tentara ini, apakah 500.000 tentara penjajah Israel cukup?

Media-media dan pengamat militer penjajah Israel banyak yang menyuarakan kekalahan dan kesalahan strategi perang mereka. Belum lagi demonstrasi yang mengutuk genosidanya. Maka, modal pemulihan bertempur sangat lemah sekali.

Dengan kondisi seperti ini, banyak pengamat militer yang mengatakan bahwa strategi perang penjajah Israel hanya "rongsokan", selalu terjatuh pada jebakan yang sama. Untuk menghilangkan keputusasaan mereka hanya bisa menghabisi anak dan perempuan di tempat pengungsian dan rumah sakit.

Palestina, Menanti Pertolongan Allah yang Tak Terduga Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bagaimana proses Palestina merdeka? Hanya Alla...



Palestina, Menanti Pertolongan Allah yang Tak Terduga

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bagaimana proses Palestina merdeka? Hanya Allah yang tahu. Akan dimunculkan beragam kemukjizatan dari sisi-Nya yang tak diprediksi oleh siapa pun. Allah Mahaberkuasa dan berkehendak. Tidak ada campur manusia sama sekali. Sejarah telah banyak mencatatnya. Kelak, pasti menjadi kenyataan di Palestina. 

Rasulullah saw bersama Bani Hasyim dan Abdul Muthalib diblokade ekonomi dan sosial. Efeknya, hingga harus makan dedaunan kering karena tak ada lagi yang bisa dikonsumsi. Hingga kulit binatang yang sudah kering pun, diolah kembali agar bisa dikonsumsi. Ketersediaan air pun diputus. Bagaimana berakhirnya blokade ini?

Tak ada makanan dan air yang turun dari langit dan keluar dari perut bumi. Tidak ada bantuan kemanusiaan yang bisa masuk secara bebas. Tak ada kemukjizatan yang membuat makanan dan minuman menjadi berlimpah. Lalu bagaimana blokade ini selesai? Allah cukup mengutus makhluk-Nya yang bernama rayap. Semuanya tuntas.

Makhluk kecil tak berdaya yang bernama rayap, memakan kertas perjanjian kesepakatan para kabilah Quraisy hingga habis. Kecuali, kalimat bismillah. Hancurnya kertas perjanjian blokade, berarti selesai juga blokade tersebut. Adakah campur tangan manusia?

Kabah hendak dihancurkan oleh Abrahah. Mekah sudah terkepung. Tak ada yang bisa mengalahkan pasukan super power tersebut. Akhirnya, pasukan tersebut hancur hanya dengan serbuan burung Ababil yang melemparkan bebatuan berapi. Tak ada campur tangan manusia sedikit pun.

Rasulullah saw di Madinah, dikepung oleh 10.000 pasukan gabungan dari Musyrikin Quraisy, kabilah Arab, Munafikin dan Yahudi. Bagaimana cara menghadapinya? Cukup membuat parit. Allah pun mengirimkan angin, hujan dan petir. Ada yang mengadu domba di antara mereka. Bukankah ini proses kemenangan yang tak diduga?

Nabi Musa keluar dari kepungan pasukan Firaun dengan cara tak terduga. Lautan terbelah dan Firaun tenggelam. Rakyat Palestina hanya  butuh bersabar dan beristiqamah dalam berjihad. Setelah itu, Allah akan penganugerahan kemenangan dan kemerdekaan yang prosesnya tanpa diduga oleh siapapun.
Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bagaimana proses Palestina merdeka? Hanya Allah yang tahu. Akan dimunculkan beragam kemukjizatan dari sisi-Nya yang tak diprediksi oleh siapa pun. Allah Mahaberkuasa dan berkehendak. Tidak ada campur manusia sama sekali. Sejarah telah banyak mencatatnya. Kelak, pasti menjadi kenyataan di Palestina. 

Rasulullah saw bersama Bani Hasyim dan Abdul Muthalib diblokade ekonomi dan sosial. Efeknya, hingga harus makan dedaunan kering karena tak ada lagi yang bisa dikonsumsi. Hingga kulit binatang yang sudah kering pun, diolah kembali agar bisa dikonsumsi. Ketersediaan air pun diputus. Bagaimana berakhirnya blokade ini?

Tak ada makanan dan air yang turun dari langit dan keluar dari perut bumi. Tidak ada bantuan kemanusiaan yang bisa masuk secara bebas. Tak ada kemukjizatan yang membuat makanan dan minuman menjadi berlimpah. Lalu bagaimana blokade ini selesai? Allah cukup mengutus makhluk-Nya yang bernama rayap. Semuanya tuntas.

Makhluk kecil tak berdaya yang bernama rayap, memakan kertas perjanjian kesepakatan para kabilah Quraisy hingga habis. Kecuali, kalimat bismillah. Hancurnya kertas perjanjian blokade, berarti selesai juga blokade tersebut. Adakah campur tangan manusia?

Kabah hendak dihancurkan oleh Abrahah. Mekah sudah terkepung. Tak ada yang bisa mengalahkan pasukan super power tersebut. Akhirnya, pasukan tersebut hancur hanya dengan serbuan burung Ababil yang melemparkan bebatuan berapi. Tak ada campur tangan manusia sedikit pun.

Rasulullah saw di Madinah, dikepung oleh 10.000 pasukan gabungan dari Musyrikin Quraisy, kabilah Arab, Munafikin dan Yahudi. Bagaimana cara menghadapinya? Cukup membuat parit. Allah pun mengirimkan angin, hujan dan petir. Ada yang mengadu domba di antara mereka. Bukankah ini proses kemenangan yang tak diduga?

Nabi Musa keluar dari kepungan pasukan Firaun dengan cara tak terduga. Lautan terbelah dan Firaun tenggelam. Rakyat Palestina hanya  butuh bersabar dan beristiqamah dalam berjihad. Setelah itu, Allah akan penganugerahan kemenangan dan kemerdekaan yang prosesnya tanpa diduga oleh siapapun.

Cerdas Melawan Syetan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Syetan dihadirkan agar manusia mencari perlindungan Allah. Agar Allah dijadika...

Cerdas Melawan Syetan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Syetan dihadirkan agar manusia mencari perlindungan Allah. Agar Allah dijadikan pelindung dan penolong. Cukup Allah sebagai pelindung dan penolong. Tak ada yang bisa menangkis bisikan syetan selain perlindungan dari Allah.

Dalam surat Annas, yang bisa menghalau bisikan syetan hanya bila menjadikan Allah sebagai Rabbinas. Allah sebagai Illahinas. Allah sebagai Malikinas. Siapapun tak bisa menghalaunya kecuali dengan ketiga keyakinan ini.

Menjauh dari Allah, berarti didekati syetan hingga menjadi sahabat bukan musuhnya. Bila selain Allah dijadikan tuhan. Berarti, syetan mempermainkannya seperti anak kecil bermain bola. Syetan sangat leluasa mengendalikannya.

Syetan tak berdaya dihadapan para hamba-Nya. Bahkan, lari terbirit-birit bila akan bertemu dengannya. Syetan muntahkan makanan dan minuman yang dibacakan bismillah. Syetan menjauhi, tak mendatangi rumah yang bersih dari simbol kemusyrikan.

Kesadaran akan bisikan syetan. Kemampuan membedakan bisikan syetan atau ilham merupakan tanda awal adanya perlindungan Allah. Inilah tanda kejernihan hati. Sebab, semuanya sangat jelas, tidak bingung untuk membedakan kebenaran dan kebathilan.

Bila syetan itu musuh yang nyata dan kuat. Musuh yang tersembunyi dan ahli bertipu daya. Cara paling mudah untuk mengalahkannya, bukan dengan melawannya, tetapi berlindung pada Dzat yang Mahaperkasa.

Bersyukurlah dengan kehadiran syetan, sebab semakin mendesak kita untuk berlindung  di balik benteng Allah yang maha kokoh. Biarkan syetan menembus benteng Allah. Manusia cukup bersembunyi di benteng-Nya. Itulah cara cerdas yang termudah.

Mindset Berhawa Nafsu Oleh: Nasrulloh Baksolahar Hawa nafsu dihadirkan agar manusia senantiasa memohon petunjuk Allah. Agar, mem...


Mindset Berhawa Nafsu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Hawa nafsu dihadirkan agar manusia senantiasa memohon petunjuk Allah. Agar, memahami batas atas dan bawah sehingga tidak melewati batas dalam segala hal. Yang melewati batas disebut sebagai kezaliman. Nikmati hawa nafsu agar sesuai dengan tujuan  keberadaannya.

Hawa nafsu itu banyak yang dibolehkan daripada yang dilarang. Itulah mubah. Yang diharamkan dan makruh sangat sedikit dibandingkan yang dihalalkan. Bila melewati batas, barulah berdosa dan bermaksiat. Bila masih dalam batas, bisa menjadi ibadah dan berpahala. Namun, mengapa lebih banyak yang memilih melewati batas?

Hawa nafsu ditinggalkan, akan merusak. Mengikutinya hingga melewati batas, akan merusak pula. Jadi nikmati sesuai tuntunan-Nya.

Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa mendefenisikan bagaimana mengelola hawa nafsu. Manusia tidak akan bisa merumuskan cara mengelola hawa nafsu. Akal tak bisa jernih dalam mengelola hawa nafsu. Cara yang benar hanya, mengikuti ajaran Islam. Berpasrah diri dan mentaatinya.

Hawa nafsu itu hanya dorongan-dorongan dari dalam. Diikuti atau tidak, tergantung keputusan manusia. Ada yang mengikutinya, hingga dijadikan Tuhan. Ada yang menolaknya, hingga keberadaanya seperti benda mati. Mengelola hawa nafsu hanya membutuhkan rambu-rambu saja.


Seperti di jalan toll. Kecepatan minimal 60 km per jam. Bila kurang, mengganggu perjalanan. Kecepatan maksimal 100 km per jam. Bila lebih, membahayakan diri dan orang lain.

Cara mudah mengelola hawa nafsu hanya dengan meyakini  pertemuan dengan Allah. Yang paling nikmat itu hanya mengabdi kepada Allah. Sedangkan dorongan hawa nafsu hanya sekedar agar diri kokoh dalam mengabdi kepada Allah.

Dimana Muslimin? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kekalahan penjajah Israel hanya menunggu keteguhan Muslimin terhadap Islam. Kejayaan...

Dimana Muslimin?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Kekalahan penjajah Israel hanya menunggu keteguhan Muslimin terhadap Islam. Kejayaan umat Islam hanya menunggu sikapnya membuang semua tuhan selain Allah. Saat Muslimin berpaling dari agamanya, yang ada hanya kehinaan.

Muslimin telah kehilangan jati diri dan karakternya yang seharusnya diambil dari Rukun Iman. Muslimin kehilangan strategi operasionalnya yang seharusnya diambil dari Rukun Islam. Muslimin kehilangan kesuciannya yang seharusnya diambil dari Rukun Ihsan. Semuanya telah ditanggalkan.

Yang berilmu saling berdebat. Berebut siapa yang dalilnya paling kuat. Yang berthariqat merasa dirinya suci dan mulia. Yang awam tak peduli dengan keislamannya.

Penguasanya, hanya berebut kekuasaan dan popularitas. Juga, mempertahankan untuk keturunannya. Ulamanya, hanya untuk membenarkan keinginan penguasa dan berebut manisnya gula kekuasaan.

Berkuasa hanya untuk kekayaan. Beribadah hanya untuk kekayaan. Beramal shaleh hanya untuk kekayaan. Berdoa hanya untuk kekayaan. Berjamaah pun hanya untuk kekayaan. Shaleh di luar, namun hatinya tetap sama dengan para pemburu dunia.

Berebut dan tamak. Iri dan dengki sesama muslimin. Itulah yang terjadi. Kemana prinsip satu tubuhnya?

Saat Muslimin menanggalkan agamanya, dunia dan kehidupan ini akan hancur. Sayang, Muslimin tak merasa memiliki tanggung jawab ini. Kehancuran alam semesta menjadi tanggung jawab muslimin. Tapi, dimana muslimin berada?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)