basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Raganya di Dunia, Jiwanya Penjelajah Akhirat Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tualah sebelum tua. Matilah sebelum mati. Di alam kuburl...

Raganya di Dunia, Jiwanya Penjelajah Akhirat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Tualah sebelum tua. Matilah sebelum mati. Di alam kuburlah sebelum di kubur. Di akhiratlah sebelum di akhirat. Menyaksikan wajah Allah sebelum berhadapan langsung dengan-Nya.

Sukseslah sebelum sukses. Semuanya bisa dihadirkan saat ini tanpa perlu syarat. Bahagia tak perlu syarat. Kaya tak perlu syarat akumulasi jumlah tertentu. Menjelajah akhirat tanpa perlu syarat kematian.

Para Sahabat sudah menyaksikan penduduk surga yang hidup dalam kebahagiaan. Menyaksikan penduduk neraka yang disiksa. Menyaksikan Allah di Arsy-Nya. Akhirat itu ada disini.

Rasulullah saw sudah menyaksikan semua peristiwa yang akan terjadi, sehingga beliau bersabda, "Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, maka kalian akan lebih banyak menangis.

Seorang sahabat membuang kurmanya saat perang Badar karena telah mencium bau surga dari sengitnya pertempuran. Terlalu lama memasuki surga walau hanya menunggu memakan dua butir kurma.

Para Tabiin melihat bara api seperti melihat kobaran api neraka. Tangannya tersentuh api, bagaimana bila dimasukan ke api neraka? Melihat keindahan alam, seolah menyaksikan surga. Raganya di dunia namun jiwanya telah sampai di akhirat.

Utsman bin Affan, sebelum kematiannya, menunggu berbuka puasa bersama Rasulullah saw, Abu Bakar dan Umar bin Khatab di surga. Hasan Al-Banna sebelum kematiannya bertemu dengan Ali bin Thalib yang telah menantikannya. Raganya di dunia, namun jiwanya sudah bergaul dengan para penduduk surga.

Memilih Berkarya Dalam Kesunyian  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Era huru hara sebuah episode dimana manusia banyak berbicara dan be...

Memilih Berkarya Dalam Kesunyian 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Era huru hara sebuah episode dimana manusia banyak berbicara dan berdebat, kebanjiran data dan informasi tetapi bingung bersikap. Era huru hara sebuah masa dimana manusia terus berselisih yang berkepanjangan. Era ini sangat memprihatinkan sehingga Rasulullah saw berpesan akan tibanya era ini.

Di era huru-hara, biarkan mereka berseteru dan berselisih dalam ruang kehampaan. Dari ruang gagasan ke gagasan. Dari ruang opini ke opini. Dari ruang perdebatan ke perdebatan. Adakah yang bisa dibangun dari generasi yang hidup dalam suasana ini?

Di era ini, amal pun hanya jadi sarana popularitas. Tak ada amal untuk kemaslahatan. Membela kebenaran hanya di saat tak mendapatkan jabatan kekuasaan dan saat mencari simpati untuk berkuasa. Setelah berkuasa, menjadi bagian kemungkaran baru.

Di tengah hiruk pikuk kezaliman Firaun. Nabi Musa menyingkir dari Istana. Pengembaraannya berhenti di Madyan. Mengambil cangkul. Mengolah tanah. Menanam pohon dan berternak selama 10 tahun.

Di tengah hiruk pikuk Mesir, Irak dan Syam, Nabi Ibrahim membawa bayi Ismail ke Mekah yang sunyi. Membangun generasi baru yang dekat dengan Kabah. Di tengah hiruk pikuk persengkongkolan hukum, Nabi Yusuf memilih kesunyian di penjara.

Di era sekarang, apa yang dilakukan? Urus tanah dan ternak. Patahkan mata pedang. Seperti itu pesan Rasulullah saw. Kelola yang paling dekat dengan kehidupan  pribadi kita serta mengambil jarak dengan perdebatan dan perselisihan. Biarkan yang berilmu dan berhati bersih saja yang terjun dalam perdebatan dan perselisihan.

Beramal yang penuh kesunyian tanpa terendus oleh siapapun. Tiba-tiba, Nabi Musa datang sebagai Rasul. Nabi Yusuf menjadi penasihat raja. Nabi Ismail melahirkan penghulu para Nabi dan Rasul, yaitu Muhammad saw. Tekuni, geluti dan seriusi yang paling dekat dalam ruang kesunyian, kelak huru hara perselisihan akan terbungkam dengan karya-karya dari bilik kesunyian.

Memanfaatkan Iklim Yang Ekstrim Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tak butuh teknologi canggih untuk mengeluarkan air dari dalam tanah. ...

Memanfaatkan Iklim Yang Ekstrim

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Tak butuh teknologi canggih untuk mengeluarkan air dari dalam tanah. Cukup menanam pohon. Dahulu, mata air keluar sendiri dari dalam tanah tanpa teknologi apa pun. Air yang keluar justru sangat jernih, sejuk, menyegarkan dan langsung dapat di konsumsi.   Jadi apakah leluhur kita bodoh?

Di daerah bebatuan dan kering kerontang, ditanami pohon beringin dan bambu. Pohon bambu, penahan air tanah dan penghasil oksigen terbaik. Pohon beringin menarik air dari dalam tanah ke permukaan. Hanya dengan menanam pohon persoalan pengelolaan air tanah terselesaikan. Sangat sederhana sekali.

Iklim menjadi sangat ekstrim karena manusia tidak bisa mengelola keekstriman iklim. Tidak bisa mengelola kelebihan setiap iklim untuk menghadapi iklim selanjutnya. Mengambil manfaat  iklim El Nino, kemarau panjang yang kering dan panas, dengan menanam pohon. Mengambil manfaat El Nina, penghujan yang deras, dengan menanam pohon.

Dengan menanam pohon, semua jenis iklim menjadi bersahabat dan bermanfaat. Tak perlu badan penanggulangan bencana. Tak perlu dana tanggap darurat bencana. Tak perlu mengeluarkan Bansos 400 trilyun untuk penanggulangan efek El Nino yang berdekatan dengan pemilihan presiden.

El Nina menjadi sarana persediaan air dan penyuburan tanah ketika El Nino dengan tumbuhan. El Nino membuat dedaunan menyerap energi matahari untuk menghasilkan panen berlimpah. Tanaman menjadi media penyeimbang kedua iklim yang ekstrim.

Lembaga dunia menyerukan pengumpulan dana dari seluruh negara untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Padahal solusinya sangat sederhana, menanam pohon saja dan buang nafsu keserakahan.

Teknologi canggih itu berupa ragam tanaman. Setiap tanaman adalah teknologi canggih yang tak bisa dibuat oleh manusia. Mengapa manusia menghancurkan teknologi canggih alam lalu membuat teknologi hasil rekayasa akalnya yang terbatas? Itulah mengapa manusia disebut bodoh dalam Al-Qur'an. Merasa pintar dalam kebodohannya.

Bertani Dengan Bahasa Cinta Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bahasa komunikasi yang terampuh adalah cinta. Dengan cinta, tanda-tanda, ...

Bertani Dengan Bahasa Cinta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Bahasa komunikasi yang terampuh adalah cinta. Dengan cinta, tanda-tanda, isyarat dan yang diam pun bisa terpahami. Semuanya memberikan data, informasi dan ilmu. Cinta adalah bahasa komunikasi yang universal.

Seorang petani yang bodoh merawat tanaman dengan cinta. Seorang profesor yang cerdas merawat tanaman dengan ilmu dan teknologi. Mana yang akhirnya berhasil mengelola pertanian?  Dilangkah pertama, seorang petani akan tertinggal jauh oleh sang profesor. Namun pada satu titik, petani akan melampaui sang profesor.

Dengan ilmu dan teknologi, tanah dan tanaman hanya dijadikan budak ekploitasi. Diperas, dipaksa, dimarginalkan sumber kekuatannya hanya untuk ambisi. Dengan cinta, tanah dan tanaman menjadi mitra. Mengenal untuk mengokohkan dan meningkatkan sumber kekuatan tanah dan tanaman.

Tanah dan tanaman adalah makhluk Allah. Kedudukannya sejajar dengan manusia. Bedanya, Allah telah mentakdirkan tanah dan tanaman untuk melayani manusia. Padahal, tanah dan tanaman bisa jadi lebih mulia di sisi Allah karena mereka senantiasa bersujud dan bertasbih.

Dengan bahasa cinta, petani memahami bagaimana menyuburkan dan mengolah tanah dan tanaman sesuai fitrah dan karakternya. Dirawat pada titik optimumnya. Yang dilakukan petani melampaui apa yang "dikehendaki" tanah dan tanaman.

Tanah dan tanaman selalu "menepati" janjinya. Tak pernah "mendustakan" cinta. Cinta dibalas cinta. Bukankah bunga-bunga melambangkan cinta? Bukankah buah-buahan yang bergelayutan ke bawah seolah-olah berbicara ingin dipetik oleh manusia? Tak ada buah yang menjunjung ke langit, tetapi selalu merendah ke bumi.

Dengan bahasa cinta, tanah dan tanaman memiliki imunitas yang kuat, tidak ringkih, tidak mudah lemah dengan hama. Dengan bahasa cinta, penduduk langit akan mencintai petani yang menebarkan cinta pada tanah dan tanaman. Bukankah rezeki itu berasal dari langit? Hasil riset, tanamannya akan lebih lama umur berbuahnya.

Sinergi Menanam dengan Pengelolaan dan Kesuburan Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tanamanlah tumbuhan yang menyuburkan tanah, se...

Sinergi Menanam dengan Pengelolaan dan Kesuburan Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Tanamanlah tumbuhan yang menyuburkan tanah, sebelum memanfaatkan kesuburannya. Menanam lalu memetik hasilnya, namun pada sisi lain menyuburkan tanah itu sendiri tanpa disadari.

Tanaman jangka pendek yang menyuburkan tanah. Tanaman yang bisa menyuntikkan nitrogen ke tanah. Sampah sisanya, menjadi sumber kalium dan fosfor bagi tanah. Juga, menghidupkan banyak hewan tanah. Tak perlu aneka ragam pupuk lagi, apalagi pupuk kimia.

Hasil riset, pohon talas menjadi sumber nitrogen. Pohon pisang menjadi sumber kalium dan fosfor bagi tanah. Menanam kedua pohon ini tak perlu perawatan khusus, hanya penggemburan tanahnya saja. Tak perlu kesuburan khusus, apalagi air yang berlimpah.

Batang talas mengandung air, juga getah yang gatal. Air pada batangnya bisa menjaga kelembaban tanah. Getahnya yang gatal bisa menghambat pertumbuhan jamur. Bukankah yang menggangu pertumbuhan tanaman adalah jamur?

Buah talas ada di dalam tanah. Saat panen, tanahnya harus digali. Ini menjadi sarana penggemburan tanah tanpa disadari. Membalikkan tanah membuat tanah yang subur berada di bawah kembali. Tanah di bawah menjadi segar kembali.

Tanaman yang ditanam, harus menjadi bagian strategi pengolahan tanah juga. Memanen tetapi sekaligus pengelolaan tanah tanpa disadari. Pengelolaan tanah tidak lagi mengeluarkan biaya yang besar. Bukankah sangat membahagiakan?

Dalam Al-Qur'an, selalu disebutkan beberapa jenis tanaman secara bersamaan. Hanya kebetulan? Kedua tanaman bersimbiosis mutualisme dalam meningkatkan hasil panen, pengelolaan tanah dan manajemen keuangan bagi yang bergerak dalam pertanian.

Cara Filosofis Menghadapi Tantangan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ini era keributan. Ini era huru-hara. Ini era carut marut. Ini e...

Cara Filosofis Menghadapi Tantangan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ini era keributan. Ini era huru-hara. Ini era carut marut. Ini era ketidakteraturan. Sangat sulit memprediksi sesuatu karena polanya kacau. Hingga iklim pun dikatakan iklim yang ekstrim. Kekacauan menimbulkan kebingungan dan akal tidak bisa digunakan optimal.

Di suasana yang ektrim, data masa lalu sudah tak terlalu bermanfaat. Karena polanya ekstrim, jadi tak bisa digunakan untuk memprediksi masa depan. Pelajaran masa lalu yang sifatnya taktis dan strategis menjadi kurang berguna. Yang dibutuhkan hanya tinggal masa lalu yang bersifat filosofis.

Kumpulan big data. Analisa big data. Padahal perangkat analisa sangat terbatas. Sekarang,  serbuan informasi pun tak berbatas. Menghasilkan banyak perspektif. Mana yang akan dipilih? Strategi apa yang dilakukan? Sudah saatnya beralih ke filosofis.

Kisah para nabi dan rasul, menghadirkan filosofis dalam menghadapi liku-liku kehidupan.  Nabi Shaleh menghadapi persoalan ekonomi dengan cara filosofis, tidak riba dan bertransaksi sesuai timbangan atau takaran. Nabi Yusuf menyelesaikan persoalan negara dengan konsep perbekalan menghadapi akhirat.

Nabi Sulaiman mengelola kekuasaan dengan konsep bersyukur. Nabi Musa menghadapi kezaliman Firaun dengan mengikuti apa yang diperintahkan Allah. Landasan filosofis membutuhkan karakter akhirat, bukan kecerdasan akal.

Konsep filosofis menyelesaikan liku-liku kehidupan dengan berbasis mengikuti alur takdir yang telah ditetapkan oleh sang Pencipta. Terus berbuat kebaikan, bersabar dan bertakwa. Itulah salah satu dasar filosofis.

Dengan berbasis filosofis, persoalan tuntas dengan sendirinya. Tanpa mengeluarkan energi besar untuk menyelesaikannya. Pertolongan datang dengan sendirinya, tanpa merengek meminta. Carut marut eksternal tak pernah dipersoalkan, fokusnya hanya teguh pada nilai filosofis.

Ego Pengelolaan Harta Oleh: Nasrulloh Baksolahar Alam semesta ini milik Allah. Raga dan harta itu dari tanah. Semuanya milik All...

Ego Pengelolaan Harta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Alam semesta ini milik Allah. Raga dan harta itu dari tanah. Semuanya milik Allah. Adakah kepemilikan manusia? Kepemilikan manusia karena Allah yang memberikan hak kepemilikan. Sayangnya manusia mencari cara  egonya untuk memiliki harta.

Kepemilikan hanya melalui perdagangan barang dan jasa, pembagian warisan, pengelolaan alam semesta, dan mekanisme infaq. Sedangkan riba, penipuan, perampasan dan pencurian merupakan kezaliman bagi kemanusiaan.

Harta adalah ujian. Manusia diberikan kebebasan untuk mendapatkan dan mengelolanya. Mau mengikuti syariat-Nya atau egonya? Bila ego, yang dianggapnya bertambah justru mengurangi. Yang dianggap mengurangi justru menambah. Yang dianggap menjaga justru sia-sia.

Bertambah dan berkurangnya harta mengikuti hukum yang ditetapkan Allah. Mengapa manusia mengikuti egonya? Itulah penyebab kehancuran dalam pengelolaan harta. Harta tidak membangun tetapi menghancurkan kehidupan.

Harta hanya seonggok benda mati. Mengapa menarik? Emas dan perak hanya seonggok logam, mengapa mempesona? Uang hanya seonggok kertas, mengapa mendorong untuk melakukan apa saja? Itulah ujian.

Lebih bahagia mana, menyimpan atau mendistribusikan harta? Lebih berlipat mana pertambahannya, menahan harta atau mendistribusikannya? Distribusikan, maka harta akan semakin berlipat manfaat dan penambahannya. Takdir harta untuk didistribusikan, seperti matahari yang mendistribusikan sinarnya.

Menjadi hamba Allah dalam mengelola harta. Menjalankan peran khalifah dalam mengelola harta. Maka pengelolaan harta menjadi langkah ke surga dan jalan meraih ridha Allah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (270) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)