basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Madrasah Kebun Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Kebun adalah madrasah ilmu syariat dan hakikat. Juga, madrasah untuk menyaksikan keag...

Madrasah Kebun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Kebun adalah madrasah ilmu syariat dan hakikat. Juga, madrasah untuk menyaksikan keagungan dan ilmu Allah. Menyaksikan bagaimana takdir-Nya berlaku pada ragam makhluk-Nya. Menyaksikan bagaimana makhluk-Nya yang ridha menerima takdir-Nya.

Adakah keluhan dari tumbuhan? Adakah kekhawatiran dari hewan atas takdirnya? Mereka senantiasa bertasbih dan bersujud. Hidup hanya untuk menjalani peran. Bila mati, tugasnya sudah tuntas.

Tak ada hama. Tak ada yang merasa dirugikan. Mereka merespon seusai respon yang sudah ditentukan oleh Allah. Tak pernah melampaui batas. Tetapi juga tidak pernah menyerah. Mereka saling memberikan kehidupan dan menolong. Bukan saling membunuh.

Hidup tak bisa sendirian atau menyendiri, harus bekerjasama. Andaikan tidak ada lebah, bisakah bunga menjadi buah? Andaikan tidak ada bunga, apakah lebah bisa hidup? Kesetaraan dan partnership itulah konsep yang berlaku di alam. Mengapa manusia saling meninggi dan merendahkan?

Konsep bagi hasil dalam pengelolaan itulah konsep Islam dalam mengelola sesuatu. Konsep yang sejalan dengan sistem di alam semesta. Bila Islam diterapkan, maka alam semesta akan meresponnya. Inilah dukungan dari para makhluk-Nya.

Tak ada satu pun makhluk-Nya yang sia-sia, walapun itu sebutir debu. Sebab, debu itu bisa jadi abu organik subur yang diterbangkan oleh angin ke kebun. Kotoran burung yang jatuh di kebun, itulah pupuk yang dibutuhkan.

Madrasah ilmu terbentang luas. Makna hidup sangat tak terhingga. Allah selalu menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya di setiap ufuk, sudut dan di lorong gelap dan tersembunyi.

Perbendaharaan Kata Para Da'i Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Umat ini tidak akan bisa kembali kepada Islam kecuali dengan dakwa...

Perbendaharaan Kata Para Da'i

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Umat ini tidak akan bisa kembali kepada Islam kecuali dengan dakwah yang mula-mula dilandaskan pada pengorbanan jiwa. Jika tidak, maka cita-cita tidak akan tercapai. Bersandar pada kemungkinan para pemimpin kekafiran itu mendengar nasihat dan bahasa diplomasi, itu semua tidak lebih dari perkara sepele semata.

Khalid bin Walid saat akan membebaskan Irak, dia mengabarkan karakter yang harus dimilikinya, "Kami datang kepada kalian dengan membawa orang-orang yang lebih berambisi kepada kematian daripada ambisi kalian kepada kehidupan."

Abdullah ibnu Mubarak menyampaikan kepada para pembaharu dan pahlawan jihad untuk mempresentasikan jiwa yang harus dimiliki, "Benci kehidupan dan takut kepada Allah mengeluarkanku. Dan, menjual jiwaku dengan sesuatu yang tidak ada harganya. Aku menimbang apa yang abadi untuk mengimbanginya. Apa yang tidak abadi, tidak, demi Allah, kami tidak menimbang."

Kamus bahasa para da'i terus berkembang untuk menunjukkan kesiapan dan semangatnya berdakwah. Sebagian da'i mengatakan, "Jadilah merdeka selamanya." Yang lain menambahkan, "Kita punya hari esok dan cita-cita." Ada yang menambahkan, "Agama-Nya adalah tanah air kami. Dan kami mengganggap ringan segala bencana."

Seorang sufi, Ruwaim, memperkenalkan istilah baru penyemangat dakwah dengan berkata, "Yaitu mengorbankan nyawa, bila tidak maka jangan sibuk dengan perkara-perkara sepele."

Seorang ulama berkata, "Tetesan darah masih terasa mahal bagi kaum Muslimin, selama tetesan darah masih terasa mahal, maka mereka tidak akan pernah mencapai apa pun, karena harga kejayaan dan kemerdekaan hanyalah tetesan darah belaka."

Muhammad Iqbal menutup daya tahan jiwa Muslimin dengan berkata, "Tegar, bila kebatilan merajalela. Berani menghadapi perang, itulah mukmin."  Islam menginginkan pengorbanan. Kebesaran tidak akan ada bersama kehidupan yang dipenuhi hawa nafsu.

Kiprah Hasan Al-Banna  Perjalanan umat ini akan dimulai dari Hasan Al-Banna. Beliau telah berhasil memadukan antara hukum syaria...

Kiprah Hasan Al-Banna 


Perjalanan umat ini akan dimulai dari Hasan Al-Banna. Beliau telah berhasil memadukan antara hukum syariat dengan tuntutan zaman, antara cita-cita yang melangit dengan pandangan realistis lapangan, antara kesempurnaan tarbiyah dan ta'lim dengan tatanan dan aktivitas politik serta ekonomi dan yang lainnya yang memenuhi hajat kaum muslimin dewasa ini.

Hasan Al-Banna telah membersihkan khazanah warisan Islam dari berbagai noda dan kotoran yang menempel padanya. Jangan menjauh dari jalan yang telah ditempuh olehnya, sebab sikap ini akan menjauhkan dari langkah  besar yang benar untuk menegakkan Islam di zaman sekarang.

Perbedaan tajam yang pernah terjadi antara fikrah Hasan Al-Banna dan realitas di lapangan Ikhwanul Muslimin di beberapa wilayah menjadi faktor timbulnya kegelisahan dan friksi di tubuh jamaah. Namun, kita tetap mendukung dan menghidupkan terus fikrah Hasan Al-Banna serta menyempurnakan kekurangannya dan berjalan di bawah naungannya.

Bagaimana agar tetap berada dalam fikrah ini? Pertama, kekuatan jiwa yang besar, yang dimanifestasikan dalam bentuk tekad yang kuat dan tegar. Kedua, kesetiaan yang utuh, bersih dari sikap lemah dan munafik. Ketiga, pengorbanan yang suci, yang tak diperdayakan oleh sifat tamak dan bakhil. Juga terpelihara dari kesalahan, penyelewengan, bujuk rayu dan tipu daya.

Hari-hari mendatangkan akan membuktikan bahwa gerakan Islam modern tidak akan dapat membebaskan diri dari fikrah Hasan Al-Banna, baik hanya di satu fase perjalanannya, di masa sebelum berdirinya negara Islam, maupun sesudahnya, di politik dalam negeri maupun luar negri, dalam bidang tarbiyah, takwiniyah, maupun strategi perjuangan dan pergerakannya.

Dakwah itu memiliki mata rantai, salafi, sufi, fiqh, pemikiran, jihad, tarbiyah, kekuatan dan lainnya pun memiliki mata rantai sejarah. Jika terjadi penggalan di salah satu rantainya, maka dakwah akan berantakan. Yang berbahaya adalah apabila terjadi pewarisan yang cacat namun menisbatkan diri kepada Hasan Al-Banna.

Oleh karena itu, bila tidak segera mengambil warisan dari kepribadian Hasan Al-Banna dalam ilmu, amal, kedalaman makrifat kepada Allah, ibadah kepada-Nya, ketakwaan, wara, zuhud, maupun gaya hidupnya yang mengambil langsung dari Rasulullah saw, maka kehancuran akan terjadi.

Hasan Al-Banna telah mengambil tasawuf, lalu membersihkan kotorannya. Mengambil aqidah, lalu membersihkan kotorannya, mengambil fiqh, lalu membersihkan kotorannya, dan begitu seterusnya. Akhirnya, semua yang dibutuhkan oleh umat Islam masa kini dapat tersedia dengan asas Islam yang bersih.

Sumber:
Said Hawa, Membina Angkatan Mujahid, Era Intermedia

Bukti Penghambaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Tanda berakal. Yang sadar dan merasa diawasi Allah, niscaya akan membisu di hadapa...

Bukti Penghambaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Tanda berakal. Yang sadar dan merasa diawasi Allah, niscaya akan membisu di hadapan Allah. Melihat semua kehendak Allah itu sebagai kucuran nikmat sekaligus bentuk kepedulian Allah kepada kita.

Jika berhenti dan tidak menentang, bersyukur dan tidak berfikir, rela dan tidak marah, diam dan tidak ragu, maka Allah berfirman, "Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya." (39:36)

Janganlah tergesa-gesa. Bersabarlah, niscaya akan memperoleh sesuatu yang baik. Andai benar mengenal Allah, tentu tidak akan mengadukan apa yang datang dari-Nya kepada selain-Nya.

Seandainya benar-benar mengenal Allah, tentu akan membisu di hadapan-Nya, tidak meminta kepada-Nya, dan tidak mendesak-Nya dengan doamu. Sebaliknya, hanya menuruti-Nya dan bersabar bersama-Nya.

Orang yang berakal, tidak perlu gerasa gerusu dan kalut. Sebab, Allah hendak melihat bagaimana kita berbuat. Allah ingin menguji, apakah percaya dengan janji-Nya? Apakah yakin bahwa Allah memperhatikan dan mengetahui segala hal tentang diri kita?

Tidak sempurna iman seseorang bila hatinya tamak, serakah dan menuntut. Keimanan tak sempurna jika takut dan berharap dari makhluk. Perhatikanlah, bagaimana Allah menyelamatkan para Nabi, Rasul dan orang-orang shaleh dari musuhnya? Menolong mereka dan memberi jalan keluar dari perkara yang mereka hadapi?

Orang mukmin akan merasa, dialah satu-satunya ciptaan-Nya. Hanya dia yang dilarang. Hanya dia yang diperintah. Hanya dia yang diberi nikmat. Semua tugas kehidupan berada dipundak batin dan hatinya. Dipikulnya semua tugas tersebut sebagai bukti penghambaan dan ketaatan kepada Allah.

Sumber:
Syeikh Abdul Qadir Jaelani, Fathur Rabbani, Turos

Fokus Dakwah Personal Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Menyentuh hati, itulah titik fokus tarbiyah saat ini. Saat ilmu berseliweran d...

Fokus Dakwah Personal

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Menyentuh hati, itulah titik fokus tarbiyah saat ini. Saat ilmu berseliweran di dunia maya. Saat pengetahuan biasa diakses secara gratis. Saat ustadz terkenal setiap saat bisa didengarkan tausiyahnya. Apa yang tak didapatkan dari dunia maya?

Interaksi hati dan perasaan, tak bisa ditemukan di dunia maya. Interaksi jiwa dan ukhuwah tak bisa tersambung di dunia maya. Tatapan wajah yang mengingatkan kepada Allah, hanya didapatkan dari pertemuan tatap muka.

Dialog eksklusif dan  personalisasi. Didengarkan dan sentuhan. Membangun habit dan pengendaliannya hanya bisa dilakukan saat pertemuan langsung.

Mengapa majlis dzikir terus membludak? Kumpul riung dan kongkow tetap dirindukan, walaupun dunia sudah terkoneksi dan bertatap muka dengan teknologi. Ada yang tak bisa diungkapkan dan dirasakan dengan teknologi tatap muka. Seperti menonton film, mengapa bioskop tetap dipenuhi pengunjung?

Halaqah bukan sekedar majlis ilmu dan pengetahuan. Bila sekedar itu, akan tergeser dengan teknologi dan buku-buku.  Mengapa ulama yang berhasil, justru yang bertemu dan belajar langsung dengan gurunya? Bukan belajar hanya dari kitab-kitabnya?

Seorang ulama Afrika ingin belajar kitab Al-Muwatha, kitabnya sudah dalam gengaman. Dia ingin belajar langsung dengan imam Malik. Ternyata imam Malik sudah wafat. Akhirnya, dia mencari seseorang yang belajarnya langsung bertatap muka dengan imam Malik. Mengapa tatap muka tak bisa digantikan dengan kitab?

Sumber ilmu utama itu bukan kitab. Sumber hikmah utama itu bukan ungkapan orang berilmu yang berjejer di dunia maya. Tempat ilmu ada di hati. Kecerdasan, hikmah dan kebijaksanaan  itu sumbernya di hati. Bertemu dan bertatap muka berarti berinteraksi dengan hati sang murabi yang diturunkannya ilmu dan hikmah langsung oleh Allah.

Penjajahan Jiwa Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Kemerdekaan itu dimulai dari kemerdekaan hati. Masihkah ada bisikan hawa nafsu dan s...

Penjajahan Jiwa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Kemerdekaan itu dimulai dari kemerdekaan hati. Masihkah ada bisikan hawa nafsu dan syetan yang didengarkan? Masihkah kekhawatirannya mempengaruhi jiwa dan akal? Masihkah diikuti?

Esensi hidup ada pada hatinya. Firaun selalu dalam ketakutan, walaupun sudah menumpas segala hal  yang bisa merobohkan kekuasaannya. Namrudz selalu dalam cengkraman kekhawatiran, walapun yang dihadapi hanya seorang pemuda Ibrahim.

Kemerdekaan itu tak bisa dilihat dari kebebasan raga yang bisa melakukan apa saja. Tak bisa diukur dari kebebasan pergi ke mana saja. Juga tak bisa dinilai dari kebebasan berbicara apa saja. Tapi dari, siapakah yang mencengkeram hatinya?

Yang paling kaya, tidak akan pernah bebas dari kekhawatiran kekurangan harta. Yang paling berkuasa, tak akan pernah bebas dari kekhawatiran jatuhnya kekuasaan, walapun seluruh ormas, lembaga negara, hukum dan militer sudah dalam pengendaliannya. Sebab, ketentraman bukan dari kokohnya menggenggam dunia.

Bukankah Belanda kalah oleh Jepang hanya dalam 3 hari? Bukankah Orde Baru tumbang karena gejolak keuangan? Bukankah banyak para raja yang berubah nasibnya menjadi budak dan di pengasingan hanya dalam semalam?

Kemerdekaan itu hanya diraih bila hatinya dirahmati Allah. Hatinya terbebas dari kepungan cengkrama was-was syetan dan hawa nafsu. Bisakah yang mendurhakai Allah terbebas dari kepungan ini?

Saat syetan dan hawa nafsu menjadi teman setia dan akrabnya, menjadi pemimpinnya, maka kepungan ketakutan semakin mengunci hidupnya. Bukankah tujuan mereka menjerumuskan manusia ke neraka? Kemerdekaan itu hanya diraih ketika Allah dijadikan Rabb, Malik dan Illah.

Karakter Generasi Dakwah Karakter generasi dakwah memiliki dua hakikat. Yaitu, tidak ada bumi yang membatasinya dan tidak ada pe...

Karakter Generasi Dakwah


Karakter generasi dakwah memiliki dua hakikat. Yaitu, tidak ada bumi yang membatasinya dan tidak ada penderitaan yang menakutinya. Tetap berkarya di mana pun tempat hijrah dan dibuang.

Bila tidak hijrah, maka penjaralah tempatnya. Penjara berarti wisata jiwa dan pemikiran. Dan, apabila digantung, maka jatuhnya tali merupakan keluhuran yang memindahkannya ke tempat yang indah dan mulia.

Tidak memuja kampung halaman, dan tidak sempit di dalam batasan yang dibuat penjajah sehingga membuat selain da'i mengiranya sebagai pembatasan. Dia bersaudara dengan setiap putra Islam.

Da'i melihat orang yang mengalahkannya dari atas selama dia beriman, dan meyakininya sebagai fase yang pasti berlalu. Dan sesungguhnya iman mempunyai pengulangan yang tidak bisa dihindari.

Da'i tidak akan tunduk pada kematian, karena setiap orang pasti mati, sedangkan da'i mati sebagai syahid. Ia meninggalkan dunia ini ke surga, dan orang yang mengalahkannya meninggalkan dunia ke neraka. Keduanya berbeda jauh.

Para jahiliyah lalai dari hakikat yang menjadi landasan para da'i, sehingga mereka mengusir para da'i dan mempersempit ruang geraknya. Tetapi pada akhirnya mereka merugi di setiap putaran karena bertabrakan dengan fitrah yang ditetapkan Allah pada para da'i-Nya.

Inilah jiwa kemerdekaan dan cita-cita para da'i. Kemerdekaan yang membebaskan para da'i dari beban ketamakan, dan cita-cita yang memotivasi mereka untuk berkorban.

Sumber:
Muhammad Ahmad Ar-Rasyid, Titik Tolak, Rabbani Press

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)