basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Bukti Penghambaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Tanda berakal. Yang sadar dan merasa diawasi Allah, niscaya akan membisu di hadapa...

Bukti Penghambaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Tanda berakal. Yang sadar dan merasa diawasi Allah, niscaya akan membisu di hadapan Allah. Melihat semua kehendak Allah itu sebagai kucuran nikmat sekaligus bentuk kepedulian Allah kepada kita.

Jika berhenti dan tidak menentang, bersyukur dan tidak berfikir, rela dan tidak marah, diam dan tidak ragu, maka Allah berfirman, "Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya." (39:36)

Janganlah tergesa-gesa. Bersabarlah, niscaya akan memperoleh sesuatu yang baik. Andai benar mengenal Allah, tentu tidak akan mengadukan apa yang datang dari-Nya kepada selain-Nya.

Seandainya benar-benar mengenal Allah, tentu akan membisu di hadapan-Nya, tidak meminta kepada-Nya, dan tidak mendesak-Nya dengan doamu. Sebaliknya, hanya menuruti-Nya dan bersabar bersama-Nya.

Orang yang berakal, tidak perlu gerasa gerusu dan kalut. Sebab, Allah hendak melihat bagaimana kita berbuat. Allah ingin menguji, apakah percaya dengan janji-Nya? Apakah yakin bahwa Allah memperhatikan dan mengetahui segala hal tentang diri kita?

Tidak sempurna iman seseorang bila hatinya tamak, serakah dan menuntut. Keimanan tak sempurna jika takut dan berharap dari makhluk. Perhatikanlah, bagaimana Allah menyelamatkan para Nabi, Rasul dan orang-orang shaleh dari musuhnya? Menolong mereka dan memberi jalan keluar dari perkara yang mereka hadapi?

Orang mukmin akan merasa, dialah satu-satunya ciptaan-Nya. Hanya dia yang dilarang. Hanya dia yang diperintah. Hanya dia yang diberi nikmat. Semua tugas kehidupan berada dipundak batin dan hatinya. Dipikulnya semua tugas tersebut sebagai bukti penghambaan dan ketaatan kepada Allah.

Sumber:
Syeikh Abdul Qadir Jaelani, Fathur Rabbani, Turos

Fokus Dakwah Personal Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Menyentuh hati, itulah titik fokus tarbiyah saat ini. Saat ilmu berseliweran d...

Fokus Dakwah Personal

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Menyentuh hati, itulah titik fokus tarbiyah saat ini. Saat ilmu berseliweran di dunia maya. Saat pengetahuan biasa diakses secara gratis. Saat ustadz terkenal setiap saat bisa didengarkan tausiyahnya. Apa yang tak didapatkan dari dunia maya?

Interaksi hati dan perasaan, tak bisa ditemukan di dunia maya. Interaksi jiwa dan ukhuwah tak bisa tersambung di dunia maya. Tatapan wajah yang mengingatkan kepada Allah, hanya didapatkan dari pertemuan tatap muka.

Dialog eksklusif dan  personalisasi. Didengarkan dan sentuhan. Membangun habit dan pengendaliannya hanya bisa dilakukan saat pertemuan langsung.

Mengapa majlis dzikir terus membludak? Kumpul riung dan kongkow tetap dirindukan, walaupun dunia sudah terkoneksi dan bertatap muka dengan teknologi. Ada yang tak bisa diungkapkan dan dirasakan dengan teknologi tatap muka. Seperti menonton film, mengapa bioskop tetap dipenuhi pengunjung?

Halaqah bukan sekedar majlis ilmu dan pengetahuan. Bila sekedar itu, akan tergeser dengan teknologi dan buku-buku.  Mengapa ulama yang berhasil, justru yang bertemu dan belajar langsung dengan gurunya? Bukan belajar hanya dari kitab-kitabnya?

Seorang ulama Afrika ingin belajar kitab Al-Muwatha, kitabnya sudah dalam gengaman. Dia ingin belajar langsung dengan imam Malik. Ternyata imam Malik sudah wafat. Akhirnya, dia mencari seseorang yang belajarnya langsung bertatap muka dengan imam Malik. Mengapa tatap muka tak bisa digantikan dengan kitab?

Sumber ilmu utama itu bukan kitab. Sumber hikmah utama itu bukan ungkapan orang berilmu yang berjejer di dunia maya. Tempat ilmu ada di hati. Kecerdasan, hikmah dan kebijaksanaan  itu sumbernya di hati. Bertemu dan bertatap muka berarti berinteraksi dengan hati sang murabi yang diturunkannya ilmu dan hikmah langsung oleh Allah.

Penjajahan Jiwa Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Kemerdekaan itu dimulai dari kemerdekaan hati. Masihkah ada bisikan hawa nafsu dan s...

Penjajahan Jiwa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Kemerdekaan itu dimulai dari kemerdekaan hati. Masihkah ada bisikan hawa nafsu dan syetan yang didengarkan? Masihkah kekhawatirannya mempengaruhi jiwa dan akal? Masihkah diikuti?

Esensi hidup ada pada hatinya. Firaun selalu dalam ketakutan, walaupun sudah menumpas segala hal  yang bisa merobohkan kekuasaannya. Namrudz selalu dalam cengkraman kekhawatiran, walapun yang dihadapi hanya seorang pemuda Ibrahim.

Kemerdekaan itu tak bisa dilihat dari kebebasan raga yang bisa melakukan apa saja. Tak bisa diukur dari kebebasan pergi ke mana saja. Juga tak bisa dinilai dari kebebasan berbicara apa saja. Tapi dari, siapakah yang mencengkeram hatinya?

Yang paling kaya, tidak akan pernah bebas dari kekhawatiran kekurangan harta. Yang paling berkuasa, tak akan pernah bebas dari kekhawatiran jatuhnya kekuasaan, walapun seluruh ormas, lembaga negara, hukum dan militer sudah dalam pengendaliannya. Sebab, ketentraman bukan dari kokohnya menggenggam dunia.

Bukankah Belanda kalah oleh Jepang hanya dalam 3 hari? Bukankah Orde Baru tumbang karena gejolak keuangan? Bukankah banyak para raja yang berubah nasibnya menjadi budak dan di pengasingan hanya dalam semalam?

Kemerdekaan itu hanya diraih bila hatinya dirahmati Allah. Hatinya terbebas dari kepungan cengkrama was-was syetan dan hawa nafsu. Bisakah yang mendurhakai Allah terbebas dari kepungan ini?

Saat syetan dan hawa nafsu menjadi teman setia dan akrabnya, menjadi pemimpinnya, maka kepungan ketakutan semakin mengunci hidupnya. Bukankah tujuan mereka menjerumuskan manusia ke neraka? Kemerdekaan itu hanya diraih ketika Allah dijadikan Rabb, Malik dan Illah.

Karakter Generasi Dakwah Karakter generasi dakwah memiliki dua hakikat. Yaitu, tidak ada bumi yang membatasinya dan tidak ada pe...

Karakter Generasi Dakwah


Karakter generasi dakwah memiliki dua hakikat. Yaitu, tidak ada bumi yang membatasinya dan tidak ada penderitaan yang menakutinya. Tetap berkarya di mana pun tempat hijrah dan dibuang.

Bila tidak hijrah, maka penjaralah tempatnya. Penjara berarti wisata jiwa dan pemikiran. Dan, apabila digantung, maka jatuhnya tali merupakan keluhuran yang memindahkannya ke tempat yang indah dan mulia.

Tidak memuja kampung halaman, dan tidak sempit di dalam batasan yang dibuat penjajah sehingga membuat selain da'i mengiranya sebagai pembatasan. Dia bersaudara dengan setiap putra Islam.

Da'i melihat orang yang mengalahkannya dari atas selama dia beriman, dan meyakininya sebagai fase yang pasti berlalu. Dan sesungguhnya iman mempunyai pengulangan yang tidak bisa dihindari.

Da'i tidak akan tunduk pada kematian, karena setiap orang pasti mati, sedangkan da'i mati sebagai syahid. Ia meninggalkan dunia ini ke surga, dan orang yang mengalahkannya meninggalkan dunia ke neraka. Keduanya berbeda jauh.

Para jahiliyah lalai dari hakikat yang menjadi landasan para da'i, sehingga mereka mengusir para da'i dan mempersempit ruang geraknya. Tetapi pada akhirnya mereka merugi di setiap putaran karena bertabrakan dengan fitrah yang ditetapkan Allah pada para da'i-Nya.

Inilah jiwa kemerdekaan dan cita-cita para da'i. Kemerdekaan yang membebaskan para da'i dari beban ketamakan, dan cita-cita yang memotivasi mereka untuk berkorban.

Sumber:
Muhammad Ahmad Ar-Rasyid, Titik Tolak, Rabbani Press

Saat Masih Merisaukan Takdir Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Takdir itu ada hukum-hukumnya. Takdir itu ada jalan-jalannya. Takdir it...

Saat Masih Merisaukan Takdir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Takdir itu ada hukum-hukumnya. Takdir itu ada jalan-jalannya. Takdir itu ada pintu-pintunya. Jadi, tak perlu merisaukan takdir. Fokuslah, mentaati Allah dan Rasul-Nya. Maka, takdir yang diinginkan akan menjadi kenyataan dengan sendirinya.

Takdir itu tergantung kehendak Allah. Semuanya dalam gengaman-Nya. Tak ada yang ikut campur dan bisa ikut campur. Hanya hak tunggal-Nya Allah. Jadi, bacalah kehendak-Nya. Jadi, taatilah kehendak-Nya.

Kehendak-Nya terpampang jelas di alam semesta. Ikuti saja. Sebab, tak ada yang bisa melawannya. Sekali melawan, bencana dan wabah akan menerjang untuk menyeimbangkannya. Kuncinya, jangan melakukan kezaliman.

Kehendak-Nya terpampang dalam syariat-Nya. Dalam Firman-Nya. Dalam sunah para Nabi dan Rasul-Nya. Sekali dilawan dan tak ditaati, yang terjadi hanya kerusakan. Raga, jiwa dan akalnya hancur. Tata kelola kehidupan amburadul. Kehidupan menjadi sempit dan sengsara.

Takdir-Nya tergantung kemesraan seorang hamba pada Rabbnya. Tergantung cintanya pada Allah. Bila Allah telah mencintai hamba-Nya, maka yang paling baik yang akan diberikan-Nya. Tak perlu ada kekhawatiran bila memadu kasih dengan sang Rabb.

Mengapa masih ada khawatir, takut dan sedih? Itulah tanda bahwa jiwa dan akal belum selaras dengan Rabbnya. Masih banyak kemalasan, keengganan, perlawanan dan kedurhakaan pada sang Rabb. Bisikan hawan nafsu dan syetan masih menyelusup ke hati, karena Allah membiarkannya. Bisa jadi, Allah yang mengutus untuk menghukum sang hamba.

Ketentraman akan takdir-Nya, itulah tanda curahan Rahmat-Nya. Seperti Allah yang menentramkan hati Nabi Musa saat menghadapi Firaun dan ahli sihir. Seperti Allah, yang menentramkan hati Rasulullah saw dan para Sahabat di setiap pertempuran dan kesulitan. Masih takut, khawatir dan sedih akan takdir? Berarti masih ada persoalan antara diri dengan sang Rabb.

Amalan "Ramadhan" Tuntas Sebelum Ramadhan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Aktivitas rutinitas Ramadhan tak ada yang spesia...

Amalan "Ramadhan" Tuntas Sebelum Ramadhan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Aktivitas rutinitas Ramadhan tak ada yang spesial, sebab semuanya sudah menjadi kebiasaan keseharian. Justru semakin mudah, karena dilakukan secara komunal hingga mendunia. Ramadhan hanya menguatkan saja. Terfokus pada aktivitas peningkatan spiritualitas.

Merubah tilawah Al-Qur'an menjadi tahfidz. Merubah tahfidz menjadi bacaan surat dalam qiyamulail. Itulah fokus Ramadhan. Bukan lagi mengejar banyaknya tilawah, karena itu sudah menjadi kebiasaan bukan pembentukan di Ramadhan.

Di Ramadhan, merubah rutinitas puasa sunah sebelumnya, menjadi pendalaman spiritualitas puasa dan bagaimana puasa mewarnai aktivitas harian, bisnis, kekuasaan dan budaya?

Puasa mengajarkan kesejatian, kehakikatan, dan tujuan seorang hamba. Paham yang dibuang dan digenggam. Paham batasan dan koridor. Paham yang dicintai dan ditakuti.

Di Ramadhan, ukurannya bukan lagi haram dan halal, bukan lagi zuhud dan sabar, tetapi jangan memasuki wilayah syubhat, kesia-siaan, dan mulai melatih menapaki jalan wara dan ridha.

Di Ramadhan, ukurannya bukan lagi banyak beramal, karena optimalisasi kuantitas amal harusnya sudah tuntas sebelum Ramadhan. Ramadhan fokus mengistighfari, mentaubati, memuhasabahi dan peningkatan kualitas amal.

"Ramadhan-ramadhan" kita sudah tuntas sebelum Ramadhan, di Ramadhan ini fokusnya "bermiraj", rukuk, sujud dan bersimpuh di hadapan Allah. Menyaksikan pintu-pintu rahmat dan ampunan terbuka lebar. Merasakan  Allah menjemput dan membersamai kita.

Menahan Diri, Metode Mendidik Diri Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Puasa itu sangat penting dan memiliki makna khusus bagi manusia. ...

Menahan Diri, Metode Mendidik Diri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Puasa itu sangat penting dan memiliki makna khusus bagi manusia. Maka, Allah pun sangat mencintai hamba-Nya yang bersedia terlatih, dan memiliki kesanggupan menahan diri. Puasa sebuah metode kedisiplinan dalam mengurus masalah kecil di keluarga, maupun masalah besar dalam masyarakat, negara dan dunia.

Puasa adalah salah satu model tarikat yang menyelamatkan manusia. Pandanglah, mereka yang berduyun-duyun ke perkotaan, lihatlah bagaimana kemewahan-kemewahan diproduksi, lihatlah bagaimana orang berkuasa dan dengan segala cara mempertahankan kekuasaannya.

Bacalah media, saksikan peperangan, perebutan, penggusuran, pembongkaran dan penindasan, mengobrollah dengan tetangga, sahabat dan rekan kerja, berbicaralah tentang segala hal di muka bumi, pasti menemukan pertanyaan sama, 'Mengapa manusia sangat tidak bisa menahan diri?"

Padahal, bukankah Allah selalu sedemikian menahan diri? Dengan dosa-dosa kita yang sedemikian bertumpuk, baik dosa pribadi maupun dosa kolektif, baik dosa personal maupun struktural, tidak pantaskah kalau sudah sejak dulu Allah murka dan melindas kita semua?

Tetapi bukankah Allah sangat menahan diri? Tetap memperkenankan kita berbadan sehat, bernafas, dan bergerak? Bukankah Allah sangat menahan diri dengan tetap menerbitkan matahari, mengalirkan air, dan menghembuskan angin? Seakan tidak peduli betapa malingnya kita? Betapa munafik dan kufurnya kehidupan kita?

Allah Maha Agung dan tidak membutuhkan apa pun dari kekerdilan kita. Allah Maha Besar dan tidak memerlukan manfaat apa pun dari kelemahan kita. Allah Maha Tak terhingga dan sama sekali tidak memiliki ketergantungan apa pun kepada ketololan kita.

Maka, manusia hendaknya tahu diri dan belajar bertawadhu kepada Allah. Karena, kemaksiatan dan kezaliman kita, tak membuat Allah mencabut nikmat-Nya pada manusia

Sumber:
Emha Ainun Nadjib, Tuhan Pun Berpuasa, Kompas 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)