basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Tulisan, Penyambung Generasi Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Menulislah, sebab yang pertama kali diciptakan adalah pena. Bukankah pe...

Tulisan, Penyambung Generasi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Menulislah, sebab yang pertama kali diciptakan adalah pena. Bukankah perintah pertama yang difirmankan Allah adalah menulis seluruh takdir hukum kehidupan makhluk-Nya? Al-Qur'an ini terjaga. Sunnah Rasulullah saw terjaga karena Rasulullah saw menunjuk beberapa sekertaris pribadinya untuk menulis.

Keotentikan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw terjaga salah satu sebabnya karena sebuah goresan saja. Padahal goresan itu  lemah. Warisan para Sahabat dan Ulama pun terjaga karena sebuah goresan pena. Tulisan menyambung lintas generasi dan zaman.

Al-Qur'an menyebar luas karena sebuah tulisan di mushaf. Utsman bin Affan mengirimkan beberapa mushaf ke beberapa kota. Karena sebuah goresan di mushaf, kaum muslimin bersatu kembali yang sebelumnya sempat terpecah tentang bacaan Al-Qur'an.

Dengan sebab tulisan, sebuah pemikiran mudah disandarkan pada pemikiran lainnya. Referensi dan literaturnya mudah dilacak. Bukankah kekuatan pemikiran dan ilmu salah satunya karena jelas sandarannya?

Deep thinking lebih mudah dengan menulis daripada berbicara. Banyak yang tergelincir karena lidah. Namun jarang yang tergelincir karena tulisan. Tulisan masih bisa diperbaiki dan dikoreksi. Tulisan masih bisa didiamkan sementara waktu, sambil menunggu pemikiran yang lebih luas, mudah dan mendalam.

Tulisan lebih kuat daripada berbicara. Bukti sejarah pun mendahulukan tulisan daripada cerita dari mulut ke mulut. Naskah-naskah Nusantara yang tersebar di museum di Eropa karena ulama kita gemar menulis bukan saja berbicara. Sejarah Islam terjaga di Nusantara karena tulisan, walapun para penjajah negri ingin menghapusnya.

Menulislah, semoga tulisan menjadi saksi jejak-jejak di kehidupan ini. Generasi sesudahnya menjadi paham akan jati diri para leluhurnya. Penularan pemikiran, semangat dan kiprah terus tersambung walaupun jasad sudah di liang lahat. Sambunglah kehidupan ini dengan menulis.

Derajat Tertinggi, Bersama Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Ingin selalu bersama Allah? Bersabarlah. Sebab, Allah bersama denga...

Derajat Tertinggi, Bersama Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Ingin selalu bersama Allah? Bersabarlah. Sebab, Allah bersama dengan orang yang sabar. Adakah penghargaan yang melebihi dari kebersamaan dengan Allah? Andai perbendaharaan langit dan bumi menjadi milik kita, namun semuanya tak berharga. Sebab, kebersamaan dengan Allah-lah yang paling mulia.

Rasulullah saw ditawarkan kekayaan seluas bumi dan langit. Namun lebih memilih sehari lapar dan sehari kenyang. Sebab, dalam lapar ada kesabaran. Dalam kenyang ada kesyukuran. Dengan sabar dan syukur, menjadi sarana kebersamaan dengan Allah.
[6/3 06:38] Nasrulloh BL: Bersama Allah tidak saja dalam ibadah-ibadah simbolik, Allah memberikan peluang setiap saat untuk bersama-Nya. Dalam tidur, berbaring, duduk dan berdiri. Dalam melihat dan mendengar. Dalam diam dan berbicara. Dalam sepi dan keramaian. Dalam panggung kekuasaan dan bisnis. Bahkan di dalam kejaran musuh dan pertempuran.

Setiap saat bertanyalah, apa yang Allah kehendaki? Apa bimbingan dan tuntunan Allah dari apa yang sedang dikerjakan? Jangan pernah mengikuti ego dan persepsi sendiri. Ikutilah ilmu-Nya Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an, Sunnah, jejak ulama dan alam semesta.

Membuka lembaran Al-Qur'an, agar diri paham apa yang Allah kehendaki. Membuka Sunnah Rasulullah saw, agar diri paham apa yang Allah kehendaki melalui tauladan utusan-Nya. Memperhatikan alam semesta, agar paham hukum-hukum Allah yang ada di kehidupan ini.

Bila berusaha mengaplikasikannya, berarti kita tengah berjuang untuk selalu bersama-Nya dalam setiap tarikan nafas kehidupan. Hingga kelak, Allah membersamai kita. Hingga kelak, kita tenggelam bersama rahmat-Nya.

Andai pun belum bisa, semoga Allah mencatat kita sebagai hamba-Nya yang telah berjibaku untuk selalu bersama-Nya. Terus mengetuk pintu rahmat-Nya. Seperti bayi yang terus merengek pada ibunya.

Orientasi Membaca Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Untuk apa membaca? Agar menjadi ahli ilmu dan ahli dzikir? Dihormati dan dihargai ...

Orientasi Membaca

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Untuk apa membaca? Agar menjadi ahli ilmu dan ahli dzikir? Dihormati dan dihargai dengan keluasan ilmu dan wawasannya? Membacalah, karena itu wahyu dari Allah. Membacalah, agar merasakan tanda-tanda keagungan dan kemuliaan Allah. Agar hati dan akal diselimuti ilmu-Nya.

Malulah kepada Allah. Allah senantiasa melihat hamba-Nya. Namun sang hamba berpangku tangan dalam kelalaian dan kemalasan. Membacalah, agar Allah melihat hamba-Nya sedang serius memperhatikan dan menyelami tanda-tanda kebesaran dan kemuliaan-Nya.

Seorang ulama ditanya oleh muridnya. Mengapa bergelut dengan buku-buku? Dijawab, "Malu bila dilihat Allah, tetapi sedang menganggur." Membaca bukan berorientasi pada keilmuan tetapi karena karakter ihsannya kepada Allah. Bukankah ilmu itu berasal dari Allah?

Membaca buku, tetapi pada hakikatnya sedang mengarungi samudra Maha Berilmu-Nya Allah. Membaca buku, tetapi pada hakikatnya tengah mengagungkan tanda-tanda kebesaran Allah. Membaca buku, tetapi pada hakikatnya tengah menyaksikan rahmat-Nya  di alam semesta. Hati menjadi takjub dan tertunduk. Raga menjadi ingin ruku dan bersujud di kehadiratan-Nya.

Membaca bukan untuk kehebatan diri, tetapi untuk ketundukan diri. Bukankah Allah yang mengajarkan yang tidak diketahui manusia? Bukankah Allah yang memberikan mata dan telinga? Bukankah Allah yang memberikan hati dan akal? Bukankah Allah yang menganugerahkan akal sehingga bisa memahami? Membacalah sebagai ungkapan syukur kepada Allah.

Membacalah, agar hati tidak dilalaikan dengan hawa nafsu. Membacalah, agar bisikan syetan diacuhkan. Bila hati terfokus pada sesuatu, maka bisikan hawa nafsu dan syetan akan dihiraukannya.

Membacalah sebagai ungkapan penghambaan diri. Diri yang bodoh agar dilimpahkan kepahaman oleh Allah. Diri yang tak berilmu kecuali bila diberi ilmu oleh Allah. Diri yang tak tahu apa-apa kecuali yang diajarkan Allah.

Sosok Berserah Diri Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Cita-cita Nabi Ibrahim dan Ismail adalah ingin menjadi hamba yang berserah diri....

Sosok Berserah Diri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Cita-cita Nabi Ibrahim dan Ismail adalah ingin menjadi hamba yang berserah diri. Bila ingin sesuatu, hanya tinggal bermunajat. Bila mengalami kesulitan, ditolong dan dilindungi Allah. Bila pelik, diajarkan hikmah kebijaksanaan.

Allah pemilik alam semesta. Manusia tinggal meminta. Yang terjadi, mengikuti takdir Allah. Mengikuti keputusan dan kemauan-Nya. Manusia hanya tinggal menjalani syariat-Nya. Dan, mempelajari hukum-hukum takdir yang bisa dipahami oleh akal. Lalu berserah diri untuk mengikutinya.

Akal tak bisa menciptakan dan membuat sesuatu. Akal hanya bisa memahami sesuatu, lalu mengikutinya. Akal hanya bisa memahami syariat-Nya dan sunatullah, lalu mencontek dan mentaati-Nya.

Mengapa Nabi Daud dan Sulaiman diberi kekuasaan dan kekuasaan? Mengapa Zulkarnaen dianugerahkan kekuasaan? Kuncinya hanya berserah diri. Mengikuti syariat-Nya.

Umar bin Abdul Aziz melakukan reformasi Bani Ummayah seperti yang dilakukan oleh leluhurnya, Umar Bin Khatab. Kuncinya, konsisten dengan Al-Qur'an dan Sunah Rasulullah saw. Hanya itu saja. Salah satu ikhtiarnya, membukukan hadist-hadist Rasulullah saw oleh Imam Az Zuhri.

Yang berserah diri akan menjadi sosok yang paling berakal dan berilmu, karena mengikuti tata kelola takdir alam semesta. Yang berserah diri akan menjadi sosok yang paling berkuasa mengikuti kepemimpinan para Nabi dan Rasul. Yang berserah diri akan menjadi yang berharta, karena mengikuti tata kelola ekonomi sesuai kehendak Allah.

Ikhtiar itu bagian berserah diri. Manajemen dan leadership adalah bagian dari berserah diri. Karena kita mengikuti takdir-takdir keberhasilan dan kemenangan yang telah ditetapkan oleh Allah.

Kebersamaan Allah Bagi Yang Berpuasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah merahasiakan pahala puasa untuk menyatakan keluasan dan t...

Kebersamaan Allah Bagi Yang Berpuasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Allah merahasiakan pahala puasa untuk menyatakan keluasan dan tak terhingganya rahmat dan ampunan Allah. Allah ingin membalas dengan sesuatu yang tak terduga dan terhingga. Allah ingin memberikan sesuatu yang di luar batas yang diinginkan dan yang dikhayalkan oleh para hamba-Nya. Allah ingin membalas dengan sesuatu yang membuat kebahagiaan dan keperangahan yang menunjukkan keagungan dan kemuliaan-Nya.

Mengapa dirahasiakan pahala puasa? Allah lebih mengetahui hamba-Nya dibandingkan hamba itu sendiri. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Allah maha mengetahui kapan dan apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Hamba-Nya sangat  bodoh dalam mendefinisikan kebaikan bagi dirinya sendiri. Maka, serahkan kebaikan puasa pada Allah yang Rahman dan Rahim.

Puasa itu ibadah rahasia, maka Allah pun ingin merahasiakan rahmat-Nya. Puasa itu Ibadah yang melemahkan hawa nafsu dan bisikan syetan yang membuat manusia kembali kepada fitrahnya, maka Allah menyambut hamba-Nya dengan kegembiraan yang luar biasa karena hamba-Nya kembali, seperti orang tua yang menyambut datangnya anak-anaknya yang lama hilang tak kembali. Apakah merasakan kasih sayang Allah ini?

Puasa membuat hamba-Nya paham akan dirinya dan nafsunya. Paham bahwa dunia yang dikejar sebenarnya sangat sedikit yang dibutuhkan. Makan dan minum, hanya sekedar menegakkan tulang saja. Nafsu bisa ditundukkan dan dikelola. Bisikan syetan teramat lemah, bila hidup mengikuti penempaan yang telah diarahkan oleh Allah.

Jiwa manusia hanya bisa dididik dan ditempa dengan methodelogi Allah, bukan rancangan manusia. Kebaikan manusia hanya bisa dioptimalkan hanya dengan sistem pendidikan yang telah diarahkan dan dibimbing oleh Allah. Sebab, Allah yang menolongnya. Allah yang akan merahmatinya. Allah yang akan menjaganya. Puasa merupakan salah satu sistem pendidikan Allah bagi para hamba-Nya.

Puasa itu jalan menuju jiwa yang tentram. Mengapa tentram? Karena Allah membersamainya di dunia dengan mentaati rambu-rambu puasa. Rambu yang membatalkan dan agar tidak lenyap pahalanya. Rambu yang membuat kualitas puasa lebih baik. Tentram di akhirat, karena Allah akan menghadiahkan kebaikan yang akan disampaikan hanya berduaan bersama Allah.

Duduk berduaan bersama Allah. Duduk berdampingan dan berhadapan bersama Yang Maha Mulia dan Agung, sambil  menunggu detik-detik firman-Nya yang akan menginformasikan balasan bagi hamba-Nya yang berpuasa. Apakah merasakan kemuliaan ini? Allah merendahkan diri-Nya untuk membersamai hamba-Nya?

Dikayakan dan Diberi Kekuasaan Oleh Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Dikayakan Allah, jangan berorientasi menjadi kaya. Diberi ...

Dikayakan dan Diberi Kekuasaan Oleh Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Dikayakan Allah, jangan berorientasi menjadi kaya. Diberi kekuasaan dan harta oleh Allah, jangan berorientasi menjadi penguasa dan hartawan. Teguh dan beristiqamah mentaati Allah, maka kekuasaan dan kekayaan akan dilimpahkan dari sisi-Nya.

Rasulullah saw berjihad, lalu mendapatkan harta rampasan perang dan wilayah yang terus meluas. Khalifahur rasyidin berhasil membebaskan Romawi dan Persia, apakah berawal dari orientasi kekuasaan dan kekayaan? Mereka hanya ingin merealisasikan makna jihad. Perang pun dilakukan setelah Allah mengijinkan untuk berperang.

Saat berangkat perang, apa pesan Rasulullah saw? Menyeru kepada Islam, dibawah perlindungan muslimin dengan membayar jizyah, terakhir baru pertempuran. Khalifahur rasyidin melepaskan pasukannya agar tidak bermaksiat kepada Allah dan menjaga takwa. Adakah orientasi kekuasaan dan kekayaan?

Saat khalifahur rasyidin diangkat, apakah ada pesan kekuasaan dan kekayaan? Pesannya, taati selama mentaati Allah. Luruskan dengan pedang, bila menyimpang dari ketaatan kepada Allah. Mengapa dengan orientasi ini masyarakat dunia berbondong-bondong ingin dibawah kekuasaan Islam?

Kekuatan Muslimin pada ketaatannya pada Allah. Kekuatan Muslimin pada penegakan kebenaran dan keadilannya. Bila keduanya berhimpun, maka seluruh manusia akan berhimpun untuk berjuang, berkorban dan membelanya. Seluruh negri akan menyerahkan sumber daya dan wilayahnya untuk berada di naungan Islam.

Kekuatan Muslimin pada aqidahnya, dengan iman yang kokoh maka manusia akan tumbuh kesadaran gerakan perbaikan dan manusia akan berhimpun dalam gerakan perbaikan. Kekuatan Muslimin pada syariat-Nya, dengan ini semua proses perbaikan berada pada koridor yang benar dan berproses dengan mudah sederhana.

Muslimin bisa mengenggam kekuasaan dan kekayaan hanya dengan satu cara, yaitu mentaati-Nya. Menjadi hamba dan khalifah-Nya.  Sayangnya, justru mengambil jalan orang kafir, musyrikin dan munafikin. Maka, sampai kapanpun tidak akan pernah terwujud cita-citanya.

Allah yang Mengajarkan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Allah mengajark...

Allah yang Mengajarkan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Allah mengajarkan Al-Qur'an. Nabi Ibrahim berdoa agar keturunannya diutus seseorang yang akan mengajarkan hikmah dan membersihkan jiwa. Sesungguhnya ilmu itu berasal dari Allah.

Dalam kisah para nabi dan rasul, hanya Nabi Musa yang dikisahkan belajar pada Nabi Khaidir. Seluruh kisah para nabi dan rasul menjadikan firman Allah sebagai satu-satu sumber keilmuan, baik yang diturunkan di masanya maupun sebelumnya. Sekarang, manusia justru mengabaikan apa yang menjadi sumber keilmuan para nabi dan rasul.

Sumber referensi dan literasi berganti menjadi hasil pikiran dan riset manusia. Ini yang dianggap valid dan ilmiah. Sedangkan yang bersumber dari Allah dan Rasul-Nya dianggap kuno dan ketinggalan zaman. Namun, mengapa masih merasa hebat bila mengambil referensi Plato, Socrates dan Aristoteles?

Allah telah menantang manusia, kumpulkan seluruh manusia yang paling pintar untuk membuat satu ayat Al-Qur'an. Bisakah? Hingga hari ini tak ada yang bisa? Sejarah orang hebat di dunia, bisa mencapai prestasi seperti para Nabi dan Rasul? Tak ada yang bisa. Lalu, mengapa referensi Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw diabaikan dan dipojokkan?

Bisakah peradaban yang ada melampui dan menyamai peradaban Islam? Di tengah terpuruk pun, peradaban lain tak bisa menyamai peradaban Islam. Buktinya, masyarakat Barat berbondong-bondong menjadi muslimin.

Fakta sejarah, tak ada keadilan, tak ada kedamaian, tak ada kebahagiaan yang bisa diciptakan selain oleh peradaban Islam yang referensi dan literasinya bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Mengapa muslimin masih mengabaikan kekuatan yang dahsyat ini?

Marilah membersihkan hati, agar Allah mengajarkan yang tidak kita ketahui. Ini jalan pintas melampaui semua ilmu yang diraih melalui akal manusia. Marilah mentaati-Nya, agar untuk mewujudkan sesuatu tanpa harus memenuhi syarat-syarat menurut akal manusia.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)