basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Potret Keteguhan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Keteguhan, itulah salah satu tema besar surat Al-Imran. Keteguhan sebagai penutup s...

Potret Keteguhan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Keteguhan, itulah salah satu tema besar surat Al-Imran. Keteguhan sebagai penutup surat Al-Imran. Apakah perjuangan akan membuahkan hasil tanpa keteguhan? Keteguhan membuat semua rencana jahat, tipu daya, kemungkaran dan kezaliman tak akan mendatangkan kemudharatan apa pun.

Bila langkah telah dimulai, jangan pernah berbalik ke belakang. Ketika pedang sudah terhunus, jangan pernah disarungkan kembali. Seperti Rasulullah saw yang tak mau menyarungkan pedangnya, saat keputusan perang Uhud sudah diambil. Seperti seorang sahabat yang menunaikan hak pedang yang sudah diberikan Rasulullah saw kepadanya.

Keteguhan hanya harus berakhir pada satu titik, hidup mulia atau mati syahid. Tak ada lagi kata lemah dan sedih. Tak lemah karena bencana. Tidak pernah lesu dan menyerah sebelum hidup mulia ditegakkan dan sebelum mati syahid diraih.

Perang Uhud adalah pembelajaran keteguhan. Saat pasukan Muslimin diporakporandakan musuh oleh kelalaiannya sendiri. Saat berita syahidnya Rasulullah saw menggaung kencang yang melemahkan jiwa muslimin. Saat orang terbaik berguguran di depan batang hidungnya. Apa yang bisa meneguhkannya?

Yang bisa menjaga keteguhan di tengah badai hempasan adalah janji kita kepada Allah dan Rasulullah saw. Janji seorang hamba kepada Rabb-nya, pada Malik-nya dan pada Illah-nya. Janji setia prajurit kepada qiyadahnya Rasulullah saw.

Istri Imran, bernazarkan bahwa bayi yang dikandung diperuntukkan bagi pembebasan Baitul Maqdis yang sedang dijajah oleh Romawi. Ternyata, yang lahir seorang bayi wanita yang diberi nama Maryam. Apakah kecewa? Maryam tetap dididik untuk berkhidmat di Baitul Maqdis. Kelak, cucunya, Isa bin Maryam yang melanjutkan.

Nabi Zakaria tetap teguh berdoa untuk memiliki putra. Beliau tidak pernah kecewa dengan doanya, walaupun sudah tua renta. Walapun istrinya mandul. Walapun infrastruktur tidak mendukung. Sebab semua penyebab adalah Allah swt. Keteguhanlah yang membuat gunung pun dapat dipindahkan.

Merdeka Dengan Sabar Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah menutup kisah Nabi Musa dengan janji akan menganugerahkannya kekuasaan di...

Merdeka Dengan Sabar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Allah menutup kisah Nabi Musa dengan janji akan menganugerahkannya kekuasaan di Timur dan Barat. Allah menutup kisah Nabi Musa dengan kehancuran Firaun dan pasukannya dengan sebab kesabarannya. Allah menjelaskan masuknya orang beriman ke surga pun karena kesabarannya.

Para Nabi dan Rasul yang diberi gelar ulul azmi, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad, disebabkan oleh kesabarannya. Kualitas para Nabi dan Rasul pun ditentukan oleh kualitas kesabarannya. Para Nabi dan Rasul melalui liku-liku kehidupan dengan kesabaran. Sebab, semuanya hak prerogatif-Nya Allah.

Semua hasil butuh proses dan waktu. Tak ada yang seketika jadi. Tak ada seorang Nabi dan Rasul pun yang berdakwah langsung berhasil. Penghulu para Nabi pun, Muhammad saw, meraih kemenangan melalui kesabaran. Bila ada kesabaran maka akan muncul perjuangan. Bila ada kesabaran maka akan muncul keistiqamahan.

Sabar menghasilkan sikap moderat. Tak serampangan. Tidak terlena. Tak tergesa-gesa.  Tak berdiam diri. Ada optimisme dan kewaspadaan. Dalam kesabaran ada kelenturan sesuai kondisi zaman. Tidak terbawa arus tetapi juga tidak kaku. Dalam kesabaran ada pemikiran yang mendalam.

Dalam kesabaran ada daya tahan, ketegaran, daya tahan dan nafas panjang. Sabar dalam kesulitan dan pertarungan. Dalam semua pertempuran dan peperangan, yang memenangkannya adalah mereka yang sabar. Bukan yang memiliki infrakstruktur militer yang kuat dan canggih.

Dalam kesabaran tidak ada hujatan dan cacian. Tak ada keluhan dan menyalahkan. Tak ada kegalauan dan keresahan. Tak ada ketakutan dan kekhawatiran. Tak ada penyakit hati dan akhlak yang  buruk. Yang ada hanya terus melangkah dengan prinsip yang diyakininya.

Sabar itu lahir dari kepahaman akan diri, kehidupan dan Tuhannya. Diri ini hanya seorang hamba. Kehidupan ini hanya ujian sementara. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Akibat yang terbaik hanya bagi yang bertakwa. Dari sabar, lahirlah kemerdekaan diri dan hidup.

Tahapan Tanda-Tanda Kehancuran Penguasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Rezim kezaliman lahir karena ketakutan dan keserakah...


Tahapan Tanda-Tanda Kehancuran Penguasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Rezim kezaliman lahir karena ketakutan dan keserakahan. Semuanya harus dalam kendali dan genggamannya. Saat mendengar ada sosok yang akan mengusiknya, selagi masih bayi pun, harus dihancurkan. Seperti Firaun yang mimpinya ditafsirkan sebagai penggulingan rezimnya dari bayi yang akan dilahirkan. Maka, pembantaian terhadap sosok tersebut pun dilakukan secara terencana dan massif dengan penggunaan alat kekuasaan negara.

Kezaliman justru yang memelihara bayi perlawanan. Kezaliman yang lebih massif, kejam dan terorganisir, justru yang lebih kuat memelihara dan menyuburkan api perlawanan. Seperti Firaun yang memelihara bayi Musa, padahal bayi Musalah yang kelak melakukan perlawanan terhadap kezalimannya.

Tanda perlawanan itu berawal dari ditariknya jenggot Firaun. Firaun murka. Musa kecil pun hendak dihukumnya. Perlindungan itu selalu ada. Istrinya meminta Firaun untuk menguji Musa kecil dengan roti dan bara api, mana yang dipilh? Allah melindungi Musa kecil dengan memilih bara api untuk makan. Sangat menyakitkan, namun sekenario besar pembunuhan terhadap Musa kecil pun gagal. Itulah penyelamatan dari Allah.

Tindakan kedua adalah dengan pengusiran pemuda Musa dengan dalih telah melakukan pembunuhan terhadap pemuda Mesir. Padahal Musa ingin membela seseorang yang lemah yang dizalimi. Namun pukulannya membuat pemuda yang berbuat zalim mati. Pasukan pun dikerahkan untuk menangkap pemuda Musa. Namun pemuda Musa berhasil menyelamatkan diri dengan ijin Allah. Ditinggalkan Musa, Firaun semakin semena-mena.

Musa telah menjadi Nabi. Nabi Musa diutus untuk memberikan nasihat dan peringatan pada Firaun. Namun ditolak Firaun. Firaun pun menyebarkan isu bahwa Musa datang untuk mengambil kekuasaan dan mengusir rakyat Mesir dari tanah airnya. Saat gemuruh nasihat ditolak. Saat nasihat perbaikan dianggap ancaman, maka Allah memberikan peringatan berupa krisis ekonomi.

Saat krisis ekonomi terjadi, Firaun justru menyalahkan Nabi Musa. Rakyat Mesir pun mengkambinghitamkan Nabi Musa. Padahal krisis yang terjadi karena prilaku kezaliman dan mismanajemen pemerintahan dan pembangunan penguasa. Semua nasihat perbaikan ditolak. Dengan berkata kepada Nabi Musa, "Bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami untuk menyihir kami, kami tidak akan beriman kepadamu."

Saat krisis ekonomi tak juga menyadarkan untuk melakukan reformasi kekuasaan dan sosial. Maka Allah menurunkan krisis baru berupa dikirimkan kepada rakyat Mesir berupa angin taufan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah). Namun krisis yang baru pun tidak juga menyadarkan diri. Kesombongan terus mewarnai pengelolaan kekuasaan.

Saat krisis tak juga berhenti, lalu mereka mendatangi Nabi Musa dengan berkata, "Wahai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu sesuai dengan janji-Nya kepadamu. Jika engkau menghilangkan azab itu dari kami, niscaya kami akan beriman kepadamu." Namun janji komitmen perbaikan hanyalah janji palsu. Saat krisis selesai, mereka pun mengulangi dan meneruskan kezaliman sebelumnya. Apa yang terjadi setelah itu?

Allah menghukum rezim Firaun dengan menghancurkan seluruh kekuatannya sehingga tak tersisa di lautan. Padahal sebelumnya mereka mengira akan menghancurkan Nabi Musa dan pengikutnya. Seperti itulah tahapan peringatan Allah swt kepada penguasa yang zalim sebelum dihancurkan.

Memberangus Politik Kesukarelaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bagaimana cara memberangus  politik kesukarelaan yang hendak mengha...

Memberangus Politik Kesukarelaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bagaimana cara memberangus  politik kesukarelaan yang hendak menghancurkan kezaliman? Hanya, intimidasi dan kekerasan. Sebab, tawaran syahwat, kekayaan dan jabatan tak menarik lagi. Semua tawaran tersebut terasa hina bila dibandingkan harus menghancurkan harga dirinya. Janji Allah di akhirat lebih mulia dari semua tawaran tersebut.

Saat para penyihir telah menyaksikan kebenaran Nabi Musa, mereka pun menjatuhkan diri dengan bersujud dan beriman kepada Tuhan seluruh alam. Firaun pun marah besar, mengapa para penyihir langsung berbalik arah? Tidak meminta ijin terlebih dahulu? Firaun meyakini semuanya merupakan sekenario tipu muslihat yang sudah direkayasa  sebelumnya antara penyihir dan Nabi Musa untuk mengusir penduduk Mesir. Disini, Firaun selalu mengatasnamakan rakyatnya walaupun sebenarnya hanya untuk kepentingan kekuasaannya semata. Siapa yang sebenarnya melakukan tipu daya?

Firaun tak sadar bahwa hukum yang tertulis abadi sebelum alam semesta diciptakan hingga Hari Kiamat adalah rencana jahat akan kembali kepada yang merencanakannya. Makar Allah lebih baik dari semua makar yang ada di muka bumi. Allah SWT sebaik-baiknya penolong dan pelindung.

Bagaimana melenyapkan pengaruh pemikiran para penyihir yang telah sadar sebelum meluas ke tengah masyarakat? Mencap mereka sebagai pembangkang dan penghianat, dengan mengatakan mengapa tidak meminta ijin dan restu? Firaun pun merekayasa informasi dan berita bahwa ada persengkokolan besar antara penyihir dan Nabi Musa yang direncanakan dengan rapih. Dengan alasan ini para penyihir layak untuk dihukum dengan cara yang amat kejam.

Firaun merealisasikan hukumannya kepada para penyihir, tangan dan kakinya dipotong secara bersilang, kemudian menyalibnya. Namun para penyihir tetap teguh. Mereka berkata, "Sesungguhnya kami semua akan kembali kepada Tuhan kami, dan engkau (Firaun) tidak melakukan balas dendam kepada kami, melainkan karena kami beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami."

Penghancuran politik kesukarelaan tak puas hanya di level atas, tetapi juga harus hingga ke akar rumput. Semua benih kekuatan harus dihancurkan dan diberangus sebelum membesar. Maka pembesar Mesir berkata kepada Firaun, "Apakah engkau akan membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negri ini dan meninggalkanmu dan tuhan-tuhanmu? Atas saran ini, Firaun membuat keputusan yang sangat tegas dan kejam terhadap semua pendukung kebenaran.

Firaun membuat keputusan hukum bahwa seluruh anak laki-laki mereka akan dibunuh dan membiarkan  hidup anak-anak perempuan mereka. Firaun meyakini bahwa semuanya dapat dilakukan dengan mudah karena Firaun memiliki kekuasaan yang besar. Dalam suasana yang mencekam ini, apa yang dilakukan oleh Nabi Musa?

Nabi Musa menjawab atas kegelisahan kaumnya tersebut, "Mudah-mudahan Tuhanmu membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi, maka Dia akan melihat bagaimana perbuatanmu." Allah pun mewahyukan kepada Nabi Musa, "Ambillah beberapa rumah di Mesir untuk tempat tinggal kaummu dan jadikan rumah-rumahmu itu tempat ibadah dan laksanakanlah shalat serta gembirakanlah orang-orang mukmin."

Saat pemberangusan semakin merajalela dan kejam, maka dibangunlah kelompok perjuangan yang menyebar di setiap rumah. Tema penempaannya adalah ibadah, shalat dan terus menggelorakan berita gembira akan janji Allah. 

Dari Politik Transaksional Menuju Politik Kesukarelaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Politik transaksional sudah sangat melekat da...

Dari Politik Transaksional Menuju Politik Kesukarelaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Politik transaksional sudah sangat melekat dan massif. Pemenang Pilpres, Pilkada, terpilihnya Caleg hingga kepala desa cendrung dimenangkan oleh mereka yang massif berpolitik uang, politik dagang sapi hingga gentong babi. Mungkinkah bisa dirubah menjadi politik kesukarelaan? Bagaimana membangun politik kesukarelaan? Mari membuka kisah Nabi Musa.

Allah SWT mengutus Nabi Musa kepada Firaun. Misinya, menyadarkan Firaun bahwa tuhan itu bukan dirinya, tetapi Allah SWT. Ada rasa ketakutan pada diri Nabi Musa dalam  menghadapi Firaun. Maka, Allah memberikan dua mukjizat yaitu tongkat yang bisa berubah menjadi ular yang besar dan tangannya menjadi putih bercahaya bagi orang yang melihatnya. Nabi Musa pun meminta agar saudaranya, Harun, menjadi Nabi sebagai pendampingnya karena dia sangat ahli berkomunikasi.

Bagaimana cara menghancurkan kebenaran? Mempersepsikan kebenaran sebagai  sosok hantu dan gerakan yang menakutkan sehingga  dapat menghancurkan singgasana kekuasaan. Saat mukjizat Nabi Musa diperlihatkan di hadapan Firaun, pemuka kerajaan Mesir mempengaruhi Firaun dengan mengatakan bahwa Nabi Musa merupakan sosok pesihir yang pandai yang hendak mengusir Firaun dari Mesir. Lalu, bagaimana menghadapi Nabi Musa?

Menghancurkan kebenaran yang kecil pun butuh gerakan yang massif, terencana, kuat dengan dukungan ragam sumber daya yang besar. Para pemuka kerajaan Mesir pun menyarankan pada Firaun agar menahan Nabi Musa dan Harun untuk sementara waktu. Secara bersamaan, utusan kerajaan disebar ke seluruh kota untuk mencari, menemukan dan mengumpulkan semua pesihir terbaik yang ada di Mesir untuk menghadapi kemukjizatan Nabi Musa. Para penyihir pun tiba di Istana Firaun. Apa yang dibicarakan mereka?

Dialog Firaun dan para penyihir merupakan dialog politik transaksional. Apa yang didapatkan? Apa imbalannya? Politik transaksional harus jelas dulu apa yang diperoleh sebelum eksekusi misi dilakukan. Firaun menjanjikan jika para penyihir menang maka akan mendapatkan imbalan yang besar dan mereka dijadikan orang terdekat di sisi Firaun. Pada prinsipnya, yang melawan kebenaran tidak saling mempercayai dan bersatu. Mereka bergerak bila mendapatkan imbalan.

Pertarungan Nabi Musa dan para penyihir pun dimulai. Para penyihir mengelabuhi mata orang  yang melihatnya sehingga menjadikan orang banyak itu takut karena sihirnya sangat menakjubkan. Nabi Musa diperintahkan Allah untuk melemparkan tongkatnya. Maka tongkat Nabi Musa menelan habis semua  kepalsuan sihir mereka. Kebenaran itu digdaya walaupun harus menghadapi kerumunan yang banyak dan besar.

Sia-sialah kekuatan para penyihir. Segala yang telah mereka kerjakan jadi sia-sia. Maka, mereka dikalahkan di tempat tersebut dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Pertarungan akan mengungkapkan jati diri kebenaran dan sihir kepalsuan. Perjalanan waktu akan mengungkapkan selimut kepalsuan, kebobrokan dan kebohongan. Di saat semuanya terungkap, barulah muncul kesadaran pada diri para penyihir. Kesadaran berproses secara alamiah setelah menyaksikan kenyataan kasat mata.

Saat kepalsuan terungkap, para penyihir berbalik menjadi pembela Nabi Musa tanpa meminta imbalan apa pun. Keberanian para penyihir tiba-tiba muncul. Para penyihir rela mengorbankan jiwa dan raganya. Rela dihukum, walaupun hukumannya dipotong tangan dan kaki dengan bersilang, kemudian disalib. Disini lahirlah politik kesukarelaan.

Butuh proses panjang dan berliku dari politik transaksional menuju politik kesukarelaan. Ada momentum pertarungan ide, gagasan dan implementasi operasional. Pelaku kebenaran harus konsisten melakukan dari waktu ke waktu di setiap sektor kehidupan untuk mewujudkannya. Kelak, politik transaksional akan ditinggalkan dan terkubur. Minimal, terus  semakin berkurang  pendukungnya.

Memandang Kenyataan dan Membangun Harapan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Melihat peristiwa jangan dari suasana jiwa. Melihat perist...

Memandang Kenyataan dan Membangun Harapan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Melihat peristiwa jangan dari suasana jiwa. Melihat peristiwa jangan dari logika akal semata. Jangan meyakini masa depan dari keyakinan diri semata. Pandang dan yakini setiap peristiwa dan masa depan dari sudut Firman-Nya. Inilah bekal utama.

Bangun harapan-harapan dan keyakinan akan masa depan dari Firman-Nya. Jangan dari suasana jiwa dan akal semata. Harapan dan keyakinan yang bersumber dari suasana jiwa hanya akan menjadi ilusi dan khayalan. Maka, berinteraksilah dengan Firman-Nya agar tahu bagaimana cara benar melihat kenyataan dan  membangun harapan.

Firman-Nya yang pasti terjadi. Kehendak-Nya yang pasti menjadi kenyataan. Sesungguhnya janji Allah adalah benar. Kaitkan segala yang ada di bumi dengan Firman-Nya. Inilah rahasia keistiqamahan para Nabi dan Rasul.

Dalam kesedihan dan kegembiraan. Dalam setiap kekalahan dan kemenangan. Allah menghibur Rasulullah saw dengan kisah para Nabi dan Rasul. Mengapa bukan yang lain? Mengapa bukan pikiran dan keyakinan para Nabi dan Rasul itu sendiri? Mengapa bukan gagasannya?

Kisah para nabi dan rasul merupakan cara terbaik dengan hasil yang terindah dalam melalui semua perjalanan hidup. Kisah Para nabi dan rasul merupakan strategi termudah dan termurah dengan hasil optimal dalam melalui liku-liku kehidupan. Kisah para nabi dan rasul merupakan perjalanan hidup yang diberkahi dan dibimbing Allah. Itulah kebahagiaan hidup yang nyata.

Semuanya yang terjadi di Lauhul Mahfudz sudah dijelaskan dalam Firman-Nya. Maka, yang dibutuhkan hanya kesabaran dalam prinsip dan jejak hidup yang dibimbing dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Kelak, semuanya akan berproses sesuai dengan Firman-Nya.

Keindahan dan kebahagiaan itu bersama perjalanan yang dilalui oleh para Nabi dan Rasul. Allah mampu seketika dan setiap kesempatan membuat manusia tertunduk mengikuti kebenaran. Namun mengapa tidak dilakukan-Nya? Sebab, kehidupan ini ujian kepada siapa keberpihakan dan pembelaan kita.

Menanam Talas Kimpul Di Rerimbunan Pohon Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Setelah menanam 4.000 pisang, selanjutnya 4.000 talas kimpu...

Menanam Talas Kimpul Di Rerimbunan Pohon

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Setelah menanam 4.000 pisang, selanjutnya 4.000 talas kimpul. Mengapa? Pesan leluhur di kampung saya mengatakan bila tidak ada padi, maka talas kimpul bisa menjadi penggantinya. Saat itu talas kimpul baru sebagai makanan alternatif bagi pengidap diabetes.

Karakter talas kimpul dan pisang sangat berdekatan. Kepastian panennya. Mudah ditanam dan tidak banyak hama. Batangnya mudah diurai menjadi pupuk. Bisa dikombinasikan dengan pisang karena pohonnya tidak tinggi dan tidak membutuhkan sinar matahari.

Talas kimpul tidak memiskinkan nutrisi tanah. Umbinya yang berada di bawah tanah bisa mendorong pembalikan tanah saat memanen agar tetap gembur dan subur. Talas kimpul pun tidak membutuhkan tanah yang subur.

Daun dan batangnya bisa digunakan untuk pakan ikan. Umbinya bisa diolah menjadi tepung, keripik, dan pakan ternak. Kelak dari kimpul muncul turunan bisnis baru yaitu industri pengolahan, perikanan dan peternakan di area yang sama. Multiplier efek akan meningkatkan hasil.

Di kerimbunan pohon pisang dan Alpukat, talas kimpul masih bisa hidup dengan hasil yang optimal.  Sebab, tak butuh sinar matahari yang optimal. Memadukan tanaman yang tinggi dan rendah dalam satu lahan mengoptimalkan kapasitas tanaman yang ditanam. Memahami karakter tanaman dan keterkaitannya membuat lahan optimal penggunaannya.

Talas kimpul bisa jadi alternatif bagi kebutuhan karbohidrat yang selama ini hanya bertumpu pada padi saja. Salah satu strategi ketahanan pangan bukan sekedar swasembada beras tetapi juga menciptakan keragaman baru sumber karbohidrat.

Di sebuah negara di samudera pasifik, ada yang berhasil mengkonversikan beras ke talas. Awalnya, makanan pokoknya adalah talas. Setelah mengenal beras, mereka beralih ke beras. Namun padi tak bisa ditanam di tanah mereka. Untuk menghindari ketergantungan pada import beras, akhirnya mereka kembali menanam talas. Menanam talas sebuah ikhtiar langkah ketahanan pangan negri ini.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (403) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)