basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Cara Nabi Daud Mengokohkan Kekuasaan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bagaimana menciptakan ketahanan pangan? Bagaimana  meningkatka...

Cara Nabi Daud Mengokohkan Kekuasaan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bagaimana menciptakan ketahanan pangan? Bagaimana  meningkatkan gross nasional produk? Bagaimana menciptakan pemerataan pembangunan? Bagaimana mengokohkan kekuasaan? Bagaimana agar keputusannya bijaksana? Semuanya sangat mudah. Bukalah kisah Nabi Daud.

Allah menundukkan gunung. Gunung bertasbih bersama Nabi Daud. Apa maknanya? Bukankah gunung sumber ketahanan pangan? Hujan dan air berasal dari gunung. Kesuburan tanah bersumber dari gunung. Bukankah gunung menjadi sumber energi panas bumi yang menggerakkan infrakstruktur teknologi?

Hasil panen lebih berlimpah di gunung dibandingkan di dataran rendah. Lereng gunung, membuat tanah menjadi lebih luas dibandingkan tanah datar. Air mengalir bertanda pengelolaan kebun yang terbaik. Gunung melayani manusia selama manusia mentaati Allah.

Allah menantang manusia, siapakah yang bisa menghentikan burung yang sedang terbang? Namun, Allah menundukkan burung kepada Nabi Daud karena  Nabi Daud mentaati-Nya. Apa maknanya? Bukankah burung telah dijadikan tentara dan intelejen di era Nabi Sulaiman? Bukankah burung dijadikan sarana pengiriman surat? Bukankah burung menjadi penguasa angkasa? Menguasai angkasa dengan mentaati-Nya.

Allah mengkisahkan bagaimana Nabi Daud menjadi sosok penguasa yang mampu mengokohkan kekuasaannya. Hingga anaknya menjadi penggantinya pun, semuanya ridha dan mendukungnya. Sebab, keduanya mentaati Allah. Menegakkan tujuan-tujuan syariat-Nya. Menegakkan syariat-Nya, secara otomatis mengokohkan kekuasaannya. Dalam syariat-Nya ada keadilan, kemakmuran, ketentraman dan menunaikan hak seluruh manusia dan alam semesta.

Ada dua kisah kasus penduduk yang diajukan ke pengadilan Nabi Daud dan Sulaiman. Mengapa keputusan benar dan adil? Allah melimpahkan hikmah kepada Nabi Daud dan Sulaiman karena sebab ketaatan kepada Allah. Memahami hakikat sebuah peristiwa. Bisa membaca tipu muslihat dan rekayasa.  Taat kepada Allah menyebabkan semua sarana ditundukkan oleh Allah.

Taat kepada Allah bukan sekedar membuat seseorang menjadi pribadi shaleh, tetapi mengokohkan kekuasaan, keputusan benar dan adil, serta ditundukkannya alam semesta. Hanya jalan ini yang paling mudah untuk dilalui bagi manusia untuk mencapai cita-cita peradaban dunia.

Pencurian Hasil Panen Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Teruslah menanam walapun panennya mulai ada yang mencuri. Jadikan sarana untuk...

Pencurian Hasil Panen

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Teruslah menanam walapun panennya mulai ada yang mencuri. Jadikan sarana untuk bersedekah kepada pencuri. Seperti sebuah hadist, semoga dengan bersedekah kepada pencuri, membuatnya sadar. Sebab, sedekah itu tidak pernah salah sasaran.

Menanamlah lebih banyak dan lebih luas sehingga panen yang dicuri menjadi sangat kecil dari total yang dipanen. Bukankah, pencurian itu atas kehendak Allah? Jadi segeralah berintrospeksi bagaimana meminimalisir potensi pencurian berikutnya. Bila pencurian tetap terjadi, itulah resiko bertani. Namun pencurian tidak akan pernah menjadi sumber utama kegagalan. Kesalahan internal yang menyebabkan kegagalan dan kebangkrutan.

Rasulullah saw bersabda hasil panen yang dicuri merupakan sedekah. Artinya, bisa jadi yang mencuri memang tidak memiliki sesuatu untuk keluarganya, ada kepentingan yang mendesak yang tidak ada solusinya, dan ada proses internal kritis yang salah yang harus diperbaiki. Bila diperbaiki, akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar lagi.

Pencurian bertanda masih banyaknya kezaliman. Belum tegaknya keadilan. Di masa seperti apa pencurian dan perampokan merajalela? Di zaman seperti apa koruptor justru menjadi pemenang, pejabat dan penguasa yang dipuja? Pencurian sebuah realitas kondisi masyarakat di semua strata sosial. Yang termiskin hingga terkaya berpeluang mencuri.

Kekayaan bukan milik kita. Alam semesta bukan milik kita. Mengapa harus resah dengan pencurian yang bukan milik kita? Pencegahan terhadap pencurian dengan beragam sarana dan strategi  hanya agar orang lain tidak mencuri karena kita memberikan peluang. Pencegahan pencurian bagian dari proses nahi munkar. Bukan karena takut kehilangan harta karena dicuri.

Allah menciptakan neraka agar manusia sadar untuk tidak melakukan keburukan dan kezaliman. Allah menurunkan hukum pidana dan perdata agar manusia tidak melakukan keburukan dan kezaliman. Jadi strategi dan infrastruktur pencegahan pencurian bagian dari membangun masyarakat.

Bila zakat dan infaq belum ditunaikan, pencurian sebuah proses pengambilan hak orang lain pada kita. Bila zakat dan infaq sudah ditunaikan, bertanda bahwa infaqnya belum optimal. Bila semuanya sudah ditunaikan, Allah sedang menguji siapakah sangat dicintai? Harta atau Allah?

  Menggelorakan  Perubahan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Semangat perubahan terus terpatri. Semangat perubahan terus hidup. Seper...


 

Menggelorakan  Perubahan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Semangat perubahan terus terpatri. Semangat perubahan terus hidup. Seperti para pendukung para Nabi dan Rasul. Seperti, para Hawariyun di sisi Nabi Isa dan para Sahabat di sisi Rasulullah saw. Walaupun dihalangi dan dimusuhi oleh para raja, kaisar, pembesar istana dan kaumnya, gerakan perubahan terus hidup dan muncul menunggu momentumnya.

Hukum perguliran terus hidup. Kekuasaan dan kekuatan yang paling besar dan kuat pun, tidak ada yang bisa menghentikannya. Tidak ada yang bisa memberangusnya. Tidak ada yang bisa mengentikan perubahan malam dan siang. Tidak ada yang bisa menghentikan perputaran matahari dan bulan. Tak ada yang bisa menghentikan perputaran masa dan waktu.

Namrudz dan Firaun tak bisa menghentikannya. Para pembesar kaum tidak bisa menghambatnya. Semakin dihambat, kekuatannya semakin besar dan terakumulasi. Keikhlasan menuju perubahan sangat berbeda dengan pengorbanan mempertahankan kezaliman. Dalam kezaliman ada ambisi keserakahan, penguasaan, perebutan dan kompensasi yang besar.

Apa suasana Musyrikin Mekah dengan Muslimin di perang Badar? Muslimin merasakan ketentraman walaupun di tengah keterbatasan dan kekurangan. Orientasinya jelas, hidup mulia atau mati syahid. Musyrikin dipenuhi dendam dan nafsu menghancurkan. Seperti penjajah Israel yang menghancurkan Gaza. Namun, mereka mengalami tekanan mental yang berat karena targetnya tidak pernah tercapai.

Kezaliman menggunakan kekuatan besar kekuasaan, kekayaan dan anteknya untuk menekan, menakuti dan menghasut. Itulah yang diagungkan dan dilakukan para pembesar pendurhaka kepada para Nabi dan Rasul. Para nabi dan rasul menggunakan kekuatan seruan penyadaran. Menyeru hati dan akal. Membuka cakrawala kebenaran, lalu bebas memilih. Apakah mau menjadi pembela kebenaran?

Arus perubahan menggerakkan penyadaran bukan tekanan, janji dan iming-iming kompensasi. Para nabi dan rasul dilarang memaksa, yang diperintahkan hanya menyampaikan risalah dakwah saja. Menyampaikan peran dan tanggungjawab kehidupan pada diri setiap manusia. Hanya itu tugas utamanya.

Mana yang akan dipilih perubahan atau kezaliman? Semuanya diserahkan kepada manusia itu sendiri. Sebab, setiap pilihan memiliki konsekuensi dan akibat yang akan dirasakannya sendiri. Yang penting gelora perubahan terus dikumandangkan agar tanggungjawab terhadap umat tertunaikan.

Bekal Pendaki Gunung Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Semakin berumur semakin mendekati kematian. Apa yang dibutuhkan saat kematian t...

Bekal Pendaki Gunung

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Semakin berumur semakin mendekati kematian. Apa yang dibutuhkan saat kematian tiba? Itulah yang harus disiapkan. Membuang yang imitasi dan palsu. Membuang sampah. Membuang yang memperberat pertanggungjawaban di akhirat. Mengumpulkan fasilitas kemudahan di akhirat.

Yang dikumpulkan. Yang telah diraih, ternyata hampa. Yang didapatkan hanya pujian, decak kagum, saling berbangga dan hebat. Setelah itu kembali ke rumah. Ada yang berjuang dengan kesendiriannya. Ada yang berjuang dengan sakitnya. Ada yang menikmati kumpul riung di masjid, mushalah atau pos ronda.

Hidup itu teramat singkat untuk dinikmati dan diburu. Hidup itu hanya untuk menyempurnakan kebaikan dan senantiasa beriman kepada Allah. Setelah itu, jangan lagi dipikirkan apa pun yang terjadi, karena Allah sudah menjaminnya.

Bertakwa dan bersabarlah. Bersabar dan shalatlah. Teruslah bersabar. Maka, semua kejahatan, kezaliman dan tipu daya akan sia-sia. Seperti kisah gagalnya tipu daya dan kejahatan para  pendurhaka kepada para Nabi dan Rasul.

Allah yang menggenggam semua keputusan. Allah yang memiliki wewenang dalam kehidupan. Semua ubun-ubun manusia dalam genggamannya. Semu urusan kembali kepada Allah. Maka, cukupkah dengan menjalankan peran sebagai hamba dan khalifah Allah.

Berjalanlah seperti para pendaki gunung. Bawalah yang hanya dibutuhkan saat dalam perjalanan dan menetap sementara di puncak untuk menikmati keindahannya. Itulah konsep sederhana mengumpulkan apa yang dibutuhkan dalam kehidupan ini.

Semuanya Istimewa Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Semua terasa istimewa, itulah cara Allah memperlakukan makhluk-Nya. Bukankah setia...

Semuanya Istimewa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Semua terasa istimewa, itulah cara Allah memperlakukan makhluk-Nya. Bukankah setiap makhluk tidak ada yang sama? Bukankah sesama manusia pun saling berbangga? Bukankah setiap daerah pun memiliki keindahan dan sumberdaya yang berbeda?

Setiap Nabi dan Rasul diberi kemukjizatan yang berbeda. Setiap Wali Allah diberi karamah yang berbeda. Setiap ulama diberi ilmu yang berbeda. Setiap umat diturunkan Nabi dan Kitab Suci yang berbeda sesuai zamannya. Alam semesta memiliki warna-warni yang berbeda. Setiap yang ada di kehidupan ini sangat diistimewakan oleh Allah. Allah memperlakukan makhluk-Nya dengan sangat khusus. Sehingga setiap makhluk-Nya merasakan diistimewakan oleh Allah.

Malam dan siang. Daratan dan lautan. Angin dan awan. Lembah dan gunung. Air dan batu. Matahari dan bulan. Semuanya memiliki keindahan dan peran yang tak tergantikan. Bila disatukan akan menambah keindahan dan kemanfaatannya. Yang istimewa, bila dipadukan menjadi lebih istimewa lagi dan segalanya menjadi lebih mudah.

Allah tak pernah merendahkan makhluk-Nya. Allah memerintahkan untuk saling mengenal dan memahaminya agar sadar akan perannya lalu bekerjasama dan bahu membahu. Bila tidak ada keragaman peran, maka akan hancurkan hutan, lautan, bumi hingga alam semesta.

Bila seluruh makhluk-Nya sangat istimewa, mengapa masih mencemooh, merendahkan dan menghina? Bila Allah telah melebihkan setiap makhluk-Nya, mengapa diperbandingkan untuk menguak kejelekan dan keburukannya? Istimewakan makhluk-Nya seperti Allah mengistimewakannya.

Ayah dan ibu, mengistimewakan putra-putrinya, walaupun orang lain ada yang merendahkan anaknya. Seorang anak, mengistimewakan orang tuanya, walaupun banyak orang yang menghina orang tuanya. Pandang orang lain seperti anak dan orang tua kita sendiri. Maka, semua orang menjadi pahlawan.

Rasulullah saw selalu mengungkapkan kelebihan para Sahabatnya. Para Sahabat selalu mengungkapkan kelebihan sahabatnya begitupun para ulama salafus shaleh. Mengapa derajat kita yang hina selalu membicarakan kesalahan dan keburukannya sesama kita? Seperti syetan yang melihat kelemahan manusia, padahal manusia telah dimulaikan Allah. Kerendahan seseorang terlihat dari bagaimana dia merendahkan makhluk Allah.

Kesamaan Suasana Kejiwaan Para Nabi dan Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Membaca kisah para nabi dan rasul di Al-Qur'an s...

Kesamaan Suasana Kejiwaan Para Nabi dan Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Membaca kisah para nabi dan rasul di Al-Qur'an seperti membaca kisah keseharian manusia. Kisah kekayaan dan kemiskinan. Kisah kejayaan dan kebangkrutan. Kisah penguasa dan rakyat jelata. Kisah penghargaan dan penghinaan. Kisah anak dan kerabat. Semua serba serbi persoalan manusia sangat amat terasa dekatnya.

Apa perbedaan Nabi dengan kita? Nabi itu utusan Allah. Para kekasih Allah. Bukankah ujiannya pun lebih besar dan berat dari manusia biasa? Semakin tinggi derajatnya, semakin besar ujiannya. Oleh sebab itu, doa-doa para Nabi diabadikan dalam Al-Qur'an. Untuk apa? Agar umat manusia mencontohnya.

Ujian manusia biasa tidak seberat para Nabi dan Rasul. Oleh karena itu, derajatnya pun tidak setinggi para Nabi dan Rasul. Apa artinya? Suasana kejiwaan para Nabi dan Rasul sama dengan manusia biasa. Yang dirasakan para Nabi dan Rasul sama dengan yang dirasakan oleh manusia biasa. Ada titik keseimbangan dan kesamaan antara para Nabi dan Rasul dengan manusia biasa dalam menjalani liku-liku kehidupan.

Maka, perjalanan para Nabi dan Rasul pada hakikatnya adalah perjalanan manusia biasa. Mereka diberi mukjizat karena ujian dan tantangannya melampaui kemampuan manusia biasa. Ini bentuk keadilan Allah. Setiap diberi tantangan yang besar, maka Allah memberikan "fasilitas" yang besar pula.

Perintah dan larangan Allah kepada para Nabi dan Rasul sama dengan yang diperintahkan kepada manusia biasa. Bila para Nabi dan Rasul mampu melewati tantangan tersebut dengan menjalani perintah dan menjauhi larangan Allah, maka manusia pun bisa mendapatkan solusi dan kemudahan seperti yang diperoleh oleh para Nabi dan Rasul.

Bila liku-liku kehidupan para Nabi dan Rasul sama dengan liku-liku kehidupan manusia, maka dengan mencontoh para Nabi dan Rasul dalam menyelesaikan masalah maka manusia akan lebih mudah menyesuaikan persoalannya. Karena, hanya tinggal mengikuti dan mencontoh para Nabi dan Rasul saja.

Kitab suci bukan filsafat. Indah dan ideal, namun tak bisa dipraktekkan dalam dunia nyata. Kitab suci adalah ayat-ayat yang nyata, realistis dan mudah dilaksanakan karena para Nabi dan Rasul pun manusia biasa bukan malaikat, bukan manusia setengah tuhan, bukan pula anak tuhan. Menjadi manusia dengan mengikuti para Nabi dan Rasul.

Mengembalikan Kejayaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah menguji Nabi Ayyub dengan kekayaan berlimpah, anak yang banyak dan kelu...

Mengembalikan Kejayaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Allah menguji Nabi Ayyub dengan kekayaan berlimpah, anak yang banyak dan keluarga yang bahagia. Bagaimana bila sebaliknya? Miskin, kehancuran bisnis, kehilangan anak dan ditinggalkan istri? Apakah masih tetap berkarakter yang sama? Iman dan bertakwa? Perguliran kejayaan dan kehancuran. Perguliran kekayaan dan kemiskinan untuk menguji keistiqamahan di semua kondisi kehidupan.

Saat bangkrut dan miskin. Saat sakit dan hancurnya keluarga. Nabi Ayub hanya berdoa, "Ya Allah, sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang." Dengan doa tersebut Allah melenyapkan semua penyakit, mengembalikan dan melipatgandakan yang telah hilang. Semuanya rahmat dari Allah. Keistiqamahan dalam beragam kondisi, merupakan solusi persoalan hidup.

Nabi Yunus dalam kegelapan lautan, kegelapan malam dan kegelapan di perut ikan paus, berdoa, "Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha suci Engkau, Sungguh, aku termasuk orang yang zalim. Dalam keterpurukan, tauhidkan Allah. Akui kezaliman diri bukan orang lain. Itulah jalan keluarnya dari persoalan. Menyalahkan hanya membuat rahmat Allah semakin jauh.

Tazkiyatu Nafs, membersihkan diri, awal semua perbaikan dan dikembalikannya kepemimpinan dan kejayaan. Seperti Nabi Adam yang bersegera mengatakan kepada Allah bahwa dirinya telah menzalimi dirinya sendiri. Awal semua perbaikan adalah hanya beristighfar dan bertaubat. Melihat ke dalam bukan menyalahkan ke luar.

Nabi Zakaria sudah tua renta. Istrinya juga sudah tua dan mandul. Hingga di usia senjanya belum memiliki putra. Nabi Zakaria berdoa, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik." Solusi hidup adalah yakin kepada Allah walaupun tidak memiliki sumberdaya sama sekali untuk meraihnya.

Ikhtiar yang dilakukan oleh Nabi Zakaria adalah bersegera melakukan kebaikan, berdoa dengan rasa penuh harap dan cemas dan hatinya khusyu kepada Allah. Allah tidak pernah menyia-nyiakan kebaikan para hamba-Nya. Itulah yang suratan takdir yang tercatat di Lauhul Mahfudz.

Kisah para nabi dan rasul untuk meneguhkan hati yang beriman. Menentramkan dalam kegelisahan. Terlihat cahaya walaupun di kegelapan. Optimisme walaupun tak memiliki sumber daya yang cukup untuk meraih impian. Syaratnya, lalui apa yang pernah dilalui dan kerjakan apa yang telah dikerjakan oleh para nabi dan rasul.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (178) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)