basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Mengembalikan Kejayaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah menguji Nabi Ayyub dengan kekayaan berlimpah, anak yang banyak dan kelu...

Mengembalikan Kejayaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Allah menguji Nabi Ayyub dengan kekayaan berlimpah, anak yang banyak dan keluarga yang bahagia. Bagaimana bila sebaliknya? Miskin, kehancuran bisnis, kehilangan anak dan ditinggalkan istri? Apakah masih tetap berkarakter yang sama? Iman dan bertakwa? Perguliran kejayaan dan kehancuran. Perguliran kekayaan dan kemiskinan untuk menguji keistiqamahan di semua kondisi kehidupan.

Saat bangkrut dan miskin. Saat sakit dan hancurnya keluarga. Nabi Ayub hanya berdoa, "Ya Allah, sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang." Dengan doa tersebut Allah melenyapkan semua penyakit, mengembalikan dan melipatgandakan yang telah hilang. Semuanya rahmat dari Allah. Keistiqamahan dalam beragam kondisi, merupakan solusi persoalan hidup.

Nabi Yunus dalam kegelapan lautan, kegelapan malam dan kegelapan di perut ikan paus, berdoa, "Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha suci Engkau, Sungguh, aku termasuk orang yang zalim. Dalam keterpurukan, tauhidkan Allah. Akui kezaliman diri bukan orang lain. Itulah jalan keluarnya dari persoalan. Menyalahkan hanya membuat rahmat Allah semakin jauh.

Tazkiyatu Nafs, membersihkan diri, awal semua perbaikan dan dikembalikannya kepemimpinan dan kejayaan. Seperti Nabi Adam yang bersegera mengatakan kepada Allah bahwa dirinya telah menzalimi dirinya sendiri. Awal semua perbaikan adalah hanya beristighfar dan bertaubat. Melihat ke dalam bukan menyalahkan ke luar.

Nabi Zakaria sudah tua renta. Istrinya juga sudah tua dan mandul. Hingga di usia senjanya belum memiliki putra. Nabi Zakaria berdoa, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik." Solusi hidup adalah yakin kepada Allah walaupun tidak memiliki sumberdaya sama sekali untuk meraihnya.

Ikhtiar yang dilakukan oleh Nabi Zakaria adalah bersegera melakukan kebaikan, berdoa dengan rasa penuh harap dan cemas dan hatinya khusyu kepada Allah. Allah tidak pernah menyia-nyiakan kebaikan para hamba-Nya. Itulah yang suratan takdir yang tercatat di Lauhul Mahfudz.

Kisah para nabi dan rasul untuk meneguhkan hati yang beriman. Menentramkan dalam kegelisahan. Terlihat cahaya walaupun di kegelapan. Optimisme walaupun tak memiliki sumber daya yang cukup untuk meraih impian. Syaratnya, lalui apa yang pernah dilalui dan kerjakan apa yang telah dikerjakan oleh para nabi dan rasul.

Kekuasaan Tanpa Etika Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Apa ciri kelemahan? Menerima kezaliman. Seperti Bani Israel yang menolak kehad...

Kekuasaan Tanpa Etika

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Apa ciri kelemahan? Menerima kezaliman. Seperti Bani Israel yang menolak kehadiran Nabi Musa untuk membebaskannya dari Firaun.  Pada sisi lain, sang penguasa menjadikan perbudakan, kemiskinan, ketakutan, kekejaman dan kelaparan menjadi senjata untuk mengokohkan kekuasaannya atas anak bangsa yang lemah. Yaitu, mereka  yang hanya memikirkan perut, kemaluan dan kesenangan saja, walaupun kemerdekaan dan harga dirinya diamputasi.

Kezaliman tidak akan bisa membangun bangsa. Tidak akan mau membangun negri. Tak peduli dengan rakyatnya. Rakyatnya harus terus dibodohkan dan dimiskinkan. Sebab, kebodohan dan kemiskinanlah yang membuat kekuasaannya bertahan. Kesenjangan terus diciptakan. Dinasti dan oligarki kekuasaan politik dan ekonomi terus diabadikan dalam bentuk feodalisme.

Ekonomi dan kekuasaan hanya bergulir dan mengalir di tangan tertentu saja. Organisasi dan lembaga dibentuk hanya agar ekonomi dan kekuasaan bergulir dalam jaringan yang berhubungan dengannya saja, seperti jaring laba-laba. Banyak wajah, namun sebenarnya sama.

Memperhatikan rakyat hanya saat pilpres, pemilu dan pilkada dengan membagi-bagi bantuan gratis yang jumlahnya puluhan trilyun. Setelah menang, akan memeras rakyat dengan ribuan trilyun sampai tak terhingga melalui menaikkan pajak, mencabut subsidi, dan membuat perundangan yang menguntungkan lingkaran kekuasaannya sendiri.  Uang rakyat yang dikumpulkan dibagi-bagikan atas nama sumbangan penguasa. Anggaran negara menjadi seperti dompetnya sendiri. Sumberdaya alam seperti harta warisan bagi kelompoknya sendiri.

Kekuasaan tanpa etika akan terjatuh di lubang yang sama, siapapun sosok penguasanya. Apapun sistem pemerintahan dan cara pemilihannya. Sebab, semua model pemerintah bisa direkayasa sesuai kehendak penguasa.  Para diktator dan koruptor tidak hanya lahir dari kudeta, tetapi juga dari proses demokrasi.

Etika itu tidak bersumber dari hukum. Etika itu tidak bersumber dari logika dan ilmu pengetahuan. Etika itu dari hati. Etika itu bersumber dari langit. Etika bersumber dari rukun iman, Islam dan ihsan. Inilah etika yang komprehensif itu bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.

Tak ada yang bisa tegak tanpa Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, sebab apa yang dibangun oleh manusia semuanya bisa diselewengkan dan pemutarbalikan. Yang dirancang oleh manusia bisa direkayasa dan dimanipulasi sesuai kehendaknya sendiri. Yang dirancang manusia ada sisi kegelapan dan kesalahan yang bersumber dari hakekat manusia itu sendiri.

Melatih Kepemimpinan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bagaimana belajar kepemimpinan? Bagaimana mendidik kepemimpinan? Bagaimana memb...

Melatih Kepemimpinan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bagaimana belajar kepemimpinan? Bagaimana mendidik kepemimpinan? Bagaimana membangun model kepemimpinan?  Caranya, hanya taat kepada Allah. Ridha kepada Allah, Islam dan Rasulullah saw. Bacalah surat Al-Baqarah, yang mengungkapkan model kepemimpinan yang berhasil dan gagal, juga cara penempaan menjadi pemimpin.

Kisah Nabi Adam dalam surat Al-Baqarah merupakan model kepemimpinan yang pertama. Apa yang diajarkan Allah? Mentaati-Nya. Lalu, mengajarkan nama-nama yang ada di seluruh alam semesta. Mengajarkan nama, berarti memahami karakter, peran, manfaat, keunggulan, spesifikasi dan perbedaan di alam semesta. Setelah mentaati-Nya, Allah akan mengajarkan semua yang dibutuhkan untuk menjalankan roda kepemimpinan.

Nabi Adam melanggar perintah Allah. Dia memakan buah khuldi karena ingin abadi berkuasa. Kemaksiatan merupakan awal dicabutnya dan diambilnya tongkat kepemimpinan dari Nabi Adam dengan diturunkan ke muka bumi. Di bumi, Nabi Adam bertaubat, maka kepemimpinannya pun diserahkan kembali.

Setelah kisah Nabi Adam, Allah berkisah tentang Bani Israel di bawah bimbingan Nabi Musa dan Harun. Allah menghendaki Bani Israel menjadi pemimpin di era tersebut. Mereka gagal, sebab mengingkari nikmat Allah dan menentang hukum Allah. Puncak kesesatan Bani Israel ada pada kisah sapi betina.

Di kisah sapi betina, Bani Israel meminta solusi. Allah memberikannya. Syaratnya, menyembelih sapi betina. Bani Israel mencoba mengingkarinya dengan dalih belum jelas ciri-cirinya. Akhirnya kepemimpinan Bani Israel dicabut. Mereka disesatkan selama 40 tahun. Mereka terlunta-lunta walaupun di sisinya ada dua Nabi yang mulia.

Setelah itu, Allah berkisah tentang Nabi Ibrahim dan Ismail. Ujian ketaatannya, menyembelih Nabi Ismail dan membangun Kabah. Nabi Ibrahim selalu menyempurnakan perintah Allah.  Inilah model kepemimpinan yang sempurna karena kepemimpinan terus diwariskan hingga kehadiran Nabi Muhammad dan pewaris risalahnya.

Tak sulit mendidik kepemimpinan. Tak sulit melahirkan para pemimpin. Pelatihan kepemimpinan itu sebenarnya hanya berupa ketaatan kepada Allah, Nabi dan menjalankan Islam. Setiap diri mengemban amanah melatih dirinya menjadi pemimpin. Kepemimpinan dicabut saat mendurhakai Allah.

Tetap Bersama Palestina  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Surat Al-Fatihah membongkar kedok Yahudi bahwa mereka kelompok yang dimurka...

Tetap Bersama Palestina 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Surat Al-Fatihah membongkar kedok Yahudi bahwa mereka kelompok yang dimurkai. Bukankah saat ini seluruh masyarakat dunia murka pada penjajah Israel? Surat  Al-Baqarah, berkisah tentang Bani Israel yang gagal dalam kepemimpinannya, padahal Nabi Musa dan Harun berada di sisinya. Apalagi tidak ada Nabi dan Rasul? Bukankah penjajah Israel yang memiliki kekuatan ekonomi dan militer terbesar di Timur Tengah tidak bisa menciptakan perdamaian?

Surat Al-Hasyr, berkisah tentang kehancuran Yahudi di Madinah. Mereka menghancurkan benteng dan rumah mereka sendiri. Sebuah fenomena yang tak pernah terduga oleh Muslimin. Padahal mereka sudah berkolaborasi dengan Musyrikin Mekah dan Munafikin Madinah yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay.

Surat Al-Fath, memberikan kabar kepada Rasulullah saw tentang salah satu kemenangan besar yaitu perang Khaibar yang menyebabkan seluruh Yahudi terusir dari Hijaz.   Kemenangan yang membuat Muslimin mendapatkan harta rampasan sangat besar baik dari segi wilayah, ekonomi juga infrastruktur militer. Dianggap "kalah" dalam perundingan Hudaibiyah namun bisa meraih target militer di Khaibar.

Waktu dan proses kehancuran penjajah Israel sudah ditetapkan di Lauhul Mahfudz. Al-Qur'an sudah menjelaskan di beragam suratnya. Ini tanda kepastian. Mengapa harus risau? Yang kita lakukan hanya membantu perjuangan rakyat Palestina dan membebaskan Masjidil Aqsa. Namun yang menghancurkannya bukan Muslimin tetapi Allah. Jadi, jangan lelah dan lemah dalam berjuang.

Rakyat Palestina adalah bangsa yang kuat dan tegar. Rasulullah saw sudah menjelaskan dalam beragam hadistnya. Setelah digenosida selama hampir 80 tahun, namun mereka tetap tegar. Walaupun Gaza sudah dibumihanguskan. Walaupun lembaga dunia bentukan PBB untuk mengurus pengungsi Palestina akan "dibubarkan" dengan dihentikannya bantuan oleh Amerika, Inggris, Jerman, Belanda, Italia dan negara barat lainnya. Mereka tetap tegar untuk berada di tanah mereka.

Sebagian besar para Nabi dan Rasul menghadapi kezaliman kaumnya dengan ketegaran jiwanya. Tetap bertahan di tanahnya, walaupun dilakukan intimidasi, penyiksaan hingga pengusiran. Tanpa senjata dan tentara. Dianggap kaum yang lemah dan hina. Namun mengapa yang hancur justru kezaliman yang memiliki kekuatan superpower?

Logika kehancuran versi manusia berbeda dengan takdir yang tertulis di Lauhul Mahfudz. Logika manusia, rakyat Palestina bisa "dimusnahkan" dengan genosida, kekejaman, pembunuhan, kekejian, blokade total, dan  merampas tanahnya dengan kekuatan militer terkuat di dunia. Namun takdir Allah menegaskan, justru kezaliman yang ditopang oleh superpower justru yang akan dihancurkan. Mari berjuang bersama rakyat Palestina yang sudah dijamin kemenangannya oleh Allah.

Kebebasan, Amanah dari Allah  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Tubuh ini milik Allah. Manusia hanya diberi fasilitas untuk memanfaatk...

Kebebasan, Amanah dari Allah 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Tubuh ini milik Allah. Manusia hanya diberi fasilitas untuk memanfaatkannya selama hidup. Manusia bebas menggunakannya. Begitupun hati dan akal. Manusia hanya diuji, untuk apa kebebasan tersebut?

Dari kebebasan inilah, manusia terbelah terbagi menjadi mukmin, kafir atau munafik. Pengelompokan ini berdasarkan bagaimana manusia memanfaatkan kebebasan tersebut. Kebebasan adalah anugerah Allah pada makhluk yang bernama manusia. Mengapa tidak disyukuri?

Bagaimana agar kebebasannya tidak merusak? Bagaimana agar kebebasannya menaikan  derajat? Bagaimana agar kebebasannya tidak merendahkan dirinya? Allah mengutus para Nabi dan Rasul. Allah menurunkan kitab sucinya. Inilah kasih sayang Allah.

Manusia bebas melakukan apa saja. Manusia bebas menikmati apa saja, namun ada ukurannya. Kebebasan yang dituntun, diarahkan, dibimbingan dan dipimpinan. Sebab pengetahuan dan pemahaman manusia sangat terbatas. Bukankah untuk melakukan perjalanan saja ke suatu daerah, manusia butuh peta, saran, dan bimbingan?

Manusia diberikan kebebasan bukan karena keinginan manusia. Bukan kepintaran dan kehebatan manusia karena sebuah prestasi. Tetapi, Allah yang memberikan gratis untuk memuliakan manusia dibandingkan makhluk lainnya. Mengapa tidak bersyukur?

Makanan yang lezat ada resep yang terukur, bukan semaunya. Struktur bangunan yang kokoh ada ukurannya, bukan semaunya. Kehidupan manusia yang kokoh harus ada kebebasan yang terukur dan terpola, bukan semaunya pula.

Kebebasan adalah kepercayaan Allah kepada manusia karena telah paham batas-batas dan aturannya. Manusia telah dipahamkan melalui Nabi dan Rasul, yang baik dan buruk, yang diperintahkan dan yang dilarang, yang menghancurkan dan menaikkan derajatnya. Allah mengutus para Nabi dan Rasul dan kitab suci, agar manusia benar dalam mengelola kebebasannya.

Menitipkan Sakit Kepada Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Obat sakit adalah mengingat kematian. Sakit hati dan raga, obat utaman...


Menitipkan Sakit Kepada Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Obat sakit adalah mengingat kematian. Sakit hati dan raga, obat utamanya adalah mengingat kematian. Mengingat kematian juga tindakan preventif segala penyakit.

Bila hati sakit, akal, raga dan jiwa akan sakit pula. Bukankah hati adalah raja? Bukankah yang lainnya hanya prajurit dan pelayannya? Obat kimia dan herbal hanya membantu, tetapi bukan yang utama. Dokter dan terapis hanya membantu, pengobatan utama adalah mengobati hati.

Yang bisa mengobati hati hanya diri sendiri. Sejuta nasihat bukan obat. Sejuta saran psikolog bukan obat. Obatnya hanya mengingat kematian. Seberapa sering mengingat kematian? Seberapa sering menghadirkan dan mendoakan yang telah wafat? Seberapa sering membuka lembaran firman-Nya tentang akhirat?

Sakit dan sehat itu atas kehendak Allah. Mengapa diberi sakit? Adakah disombongkan pada bagian yang sakit? Adakah kemaksiatan pada bagian yang sakit? Adakah perilaku  kezaliman pada bagian yang sakit? Sakit mengobati itu semua.

Bila sakit, titipkanlah pada Allah. Sebab kita tak bisa mengendalikan sakit walaupun itu tubuh kita sendiri. Kita pun tak bisa memerintahkan  dan menyuruh sesuatu pun agar sembuh. Sebab, tubuh ini milik Allah. Penguasa dan pemeliharaan tubuh adalah Allah.

Sakit memberikan pemahaman akan Rabbilalamin dan Rabbinnas. Manusia tak bisa menguasai tubuhnya seperti manusia tak bisa menguasai alam semesta. Tubuh dan alam semesta dalam gengaman Allah. Walaupun tubuh itu "dirinya sendiri". Walaupun alam semesta bisa dieksplorasi oleh manusia.

Sakit menyadarkan akan hakikat diri manusia. Tubuhnya sendiri tak bisa dikendalikannya. Sehat dan sakit tak bisa dikendalikannya. Hanya bisa berupaya agar pola hidup sesuai hukum-hukum Allah yang bisa dipahaminya agar tetap sehat. Ingat kematian untuk menentramkan jiwa agar tubuh bisa menghasilkan sendiri imunitas yang bisa mengobati sakitnya.

Bernegara Sesuai Selera Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Manusia selalu berputar di poros yang sama. Manusia selalu melakukan hal yan...

Bernegara Sesuai Selera

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Manusia selalu berputar di poros yang sama. Manusia selalu melakukan hal yang sama walaupun para pendahulunya sudah hancur dengan cara yang dilakukannya. Apakah ingatan manusia itu pendek? Atau tak memiliki ingatan sejarah? Atau ingatan sejarahnya terkalahkan dengan kerakusannya?

Anggaran, fasilitas dan aparatur negara dikerahkan massif untuk mendukung. Abdi negara sudah tak ada lagi. Yang ada mengabdi pada kekuasaan. Bagaimana dengan polisi dan tentara? Bila panglima tertingginya sudah berpihak, bisakah yang dibawahnya netral? Bagaimana dengan penyelenggara pemilu? Semua mekanisme pemilu yang adil akan rusak dengan tampilnya presiden yang secara terbuka membela pasangan tertentu.

Memanggil para calon presiden ke istana, mengambil muka terlihat netralitas. Namun beberapa hari kemudian, mengerahkan para kepala desa, marathon mengunjungi kepala desa dan membagikan bansos. Untuk mendukung calon tertentu. Anggaran negara untuk memenangkan kepentingannya.

Memanggil para calon presiden ke istana, mengambil muka terlihat netralitas. Namun beberapa hari kemudian, mengerahkan para kepala desa, marathon mengunjungi kepala desa dan membagikan bansos. Untuk mendukung calon tertentu. Anggaran negara untuk memenangkan kepentingannya.

Pemilihan presiden 2024, merupakan Pilpres terparah sepanjang sejarah. Bukan lagi hanya kecurangan yang terstruktur, sistematis dan massif tetapi merusak tatanan dan pakem yang sebelumnya dijaga dan dihormati. Kelak, bisakah pilpres menjadi mekanisme pergantian kekuasaan terlegitimasi? Sejak awal, Pilpres 2024 memang sudah cacat moral dengan rekayasa hukum.

Apakah proses yang rusak akan melahirkan pemimpin yang hebat? Bisakah pemimpin yang adil lahir mekanisme yang rusak? Bukankah ada prinsip bahwa proses tak pernah berdusta? Proses itu menentukan hasil. Proses yang rusak akan menghasilkan kepemimpinan yang rusak. Akankah terjadi di Pilpres 2024?

Semoga jiwa perubahan tetap hidup, tak silau dengan gelontoran dana dan bagi-bagi jatah kekuasaan. Semoga arus perubahan terus bergelora dan menggema memasuki relung jiwa anak bangsa. Semoga Allah menolong untuk kebaikan bangsa ini.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)