basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menitipkan Sakit Kepada Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Obat sakit adalah mengingat kematian. Sakit hati dan raga, obat utaman...


Menitipkan Sakit Kepada Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Obat sakit adalah mengingat kematian. Sakit hati dan raga, obat utamanya adalah mengingat kematian. Mengingat kematian juga tindakan preventif segala penyakit.

Bila hati sakit, akal, raga dan jiwa akan sakit pula. Bukankah hati adalah raja? Bukankah yang lainnya hanya prajurit dan pelayannya? Obat kimia dan herbal hanya membantu, tetapi bukan yang utama. Dokter dan terapis hanya membantu, pengobatan utama adalah mengobati hati.

Yang bisa mengobati hati hanya diri sendiri. Sejuta nasihat bukan obat. Sejuta saran psikolog bukan obat. Obatnya hanya mengingat kematian. Seberapa sering mengingat kematian? Seberapa sering menghadirkan dan mendoakan yang telah wafat? Seberapa sering membuka lembaran firman-Nya tentang akhirat?

Sakit dan sehat itu atas kehendak Allah. Mengapa diberi sakit? Adakah disombongkan pada bagian yang sakit? Adakah kemaksiatan pada bagian yang sakit? Adakah perilaku  kezaliman pada bagian yang sakit? Sakit mengobati itu semua.

Bila sakit, titipkanlah pada Allah. Sebab kita tak bisa mengendalikan sakit walaupun itu tubuh kita sendiri. Kita pun tak bisa memerintahkan  dan menyuruh sesuatu pun agar sembuh. Sebab, tubuh ini milik Allah. Penguasa dan pemeliharaan tubuh adalah Allah.

Sakit memberikan pemahaman akan Rabbilalamin dan Rabbinnas. Manusia tak bisa menguasai tubuhnya seperti manusia tak bisa menguasai alam semesta. Tubuh dan alam semesta dalam gengaman Allah. Walaupun tubuh itu "dirinya sendiri". Walaupun alam semesta bisa dieksplorasi oleh manusia.

Sakit menyadarkan akan hakikat diri manusia. Tubuhnya sendiri tak bisa dikendalikannya. Sehat dan sakit tak bisa dikendalikannya. Hanya bisa berupaya agar pola hidup sesuai hukum-hukum Allah yang bisa dipahaminya agar tetap sehat. Ingat kematian untuk menentramkan jiwa agar tubuh bisa menghasilkan sendiri imunitas yang bisa mengobati sakitnya.

Bernegara Sesuai Selera Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Manusia selalu berputar di poros yang sama. Manusia selalu melakukan hal yan...

Bernegara Sesuai Selera

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Manusia selalu berputar di poros yang sama. Manusia selalu melakukan hal yang sama walaupun para pendahulunya sudah hancur dengan cara yang dilakukannya. Apakah ingatan manusia itu pendek? Atau tak memiliki ingatan sejarah? Atau ingatan sejarahnya terkalahkan dengan kerakusannya?

Anggaran, fasilitas dan aparatur negara dikerahkan massif untuk mendukung. Abdi negara sudah tak ada lagi. Yang ada mengabdi pada kekuasaan. Bagaimana dengan polisi dan tentara? Bila panglima tertingginya sudah berpihak, bisakah yang dibawahnya netral? Bagaimana dengan penyelenggara pemilu? Semua mekanisme pemilu yang adil akan rusak dengan tampilnya presiden yang secara terbuka membela pasangan tertentu.

Memanggil para calon presiden ke istana, mengambil muka terlihat netralitas. Namun beberapa hari kemudian, mengerahkan para kepala desa, marathon mengunjungi kepala desa dan membagikan bansos. Untuk mendukung calon tertentu. Anggaran negara untuk memenangkan kepentingannya.

Memanggil para calon presiden ke istana, mengambil muka terlihat netralitas. Namun beberapa hari kemudian, mengerahkan para kepala desa, marathon mengunjungi kepala desa dan membagikan bansos. Untuk mendukung calon tertentu. Anggaran negara untuk memenangkan kepentingannya.

Pemilihan presiden 2024, merupakan Pilpres terparah sepanjang sejarah. Bukan lagi hanya kecurangan yang terstruktur, sistematis dan massif tetapi merusak tatanan dan pakem yang sebelumnya dijaga dan dihormati. Kelak, bisakah pilpres menjadi mekanisme pergantian kekuasaan terlegitimasi? Sejak awal, Pilpres 2024 memang sudah cacat moral dengan rekayasa hukum.

Apakah proses yang rusak akan melahirkan pemimpin yang hebat? Bisakah pemimpin yang adil lahir mekanisme yang rusak? Bukankah ada prinsip bahwa proses tak pernah berdusta? Proses itu menentukan hasil. Proses yang rusak akan menghasilkan kepemimpinan yang rusak. Akankah terjadi di Pilpres 2024?

Semoga jiwa perubahan tetap hidup, tak silau dengan gelontoran dana dan bagi-bagi jatah kekuasaan. Semoga arus perubahan terus bergelora dan menggema memasuki relung jiwa anak bangsa. Semoga Allah menolong untuk kebaikan bangsa ini.

Tak Ada Solusi Damai di Palestina? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  “Solusi apa lagi yang ada dalam pikiran mereka (Israel)? Untuk me...

Tak Ada Solusi Damai di Palestina?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


“Solusi apa lagi yang ada dalam pikiran mereka (Israel)? Untuk membuat semua warga Palestina pergi? Untuk membunuh mereka?” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, saat mengkritik keras PM penjajah  Israel, Netanyahu, yang menolak solusi dua negara guna menyelesaikan konflik dengan Palestina. “Perdamaian dan stabilitas tidak dapat dibangun hanya dengan cara militer,” kata Borrell menyinggung Israel, dikutip laman Al Arabiya.

Sejak awal, solusi dua negara memang tidak diinginkan oleh penjajah Israel. Buktinya di Tepi Barat, walaupun Otoritas Palestina sudah diakui sebagai wakil dari rakyat Palestina oleh penjajah Israel dan Amerika. Nyatanya, penjajah Israel terus melakukan pembangunan pemukiman illegal Yahudi, memblokade pergerakan, perampasan tanah dan rumah milik warga Palestina.

Penguasa penjajah Israel pun  mendukungnya dengan mempersenjatai pemukim Yahudi  dan pengerahan tentara untuk menyerang warga Palestina. Tidak itu saja, Yerusalem pun dirampas menjadi ibukotanya dan terus mengusik Masjidil Aqsa. 

Di Jalur Gaza, walaupun penjajah Israel berkuasa untuk memonitor, membatasi dan menguasai seluruh pergerakan barang, uang, jasa dan orang di darat, laut dan udara. Namun mereka terus melakukan serangan udara untuk menghancurkan infrastruktur publik, bangunan, dan pertanian  bagi rakyat Gaza. Bahkan, berulangkali membunuh tokoh rakyat Palestina dan melakukan agresi militer berulang kali.

Solusi satu negara pernah dimunculkan, seperti berdirinya negara Israel, dimana pemukim Yahudi bisa hidup berdampingan dengan bangsa Palestina. Namun, ditolak oleh para pemimpin dan rakyat Israel karena mereka takut pertumbuhan demografis warga Palestina, yang jauh melebihi pertumbuhan penduduknya, akan mengancam Negara Yahudi.    

Usulan satu negara Palestina, dimana diberikan hak kewarganegaraan kepada orang-orang Yahudi, yang datang dari luar negeri pada awal abad terakhir, di negara Palestina. Gagasan ini mendapat penolakan yang signifikan dari pihak Israel karena mereka menyangkal negara dan identitas mereka, dan menjadikan mereka warga negara di negara yang tidak sesuai dengan impian mereka. Jadi model solusi apa yang sebenarnya diinginkan penjajah Israel?

Biden dan Blinken sangat jengkel dengan sikap Netanyahu, namun mengapa mereka terus mengirimkan bantuan dana dan senjata bagi penjajah Israel? Mengapa Amerika dan Inggris terus berupaya menghancurkan kekuatan finansial perlawanan rakyat Palestina? Mengapa menolak gencatan senjata permanen? Mengapa membela Israel saat diajukan ke Mahkamah Internasional?

Mungkin memang tidak ada solusi damai antara Palestina-penjajah Israel. Sebab, semua pertempuran pasca Perang Dunia ke dua sudah berakhir atau dibawa ke meja perdamaia, namun hanya konflik Palestina-penjajah Israel yang masih terus berlanjut. 

Hancurnya Pelindung Penjajah Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Penjajah Israel tidak mau menerima syarat gencatan senjata dari ...

Hancurnya Pelindung Penjajah Israel

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Penjajah Israel tidak mau menerima syarat gencatan senjata dari Hamas. Mereka akan terus melakukan agresi berkelanjutan. Berhenti  memerangi Hamas berarti memperkuat perlawanan rakyat Palestina, seperti itu persepsinya. Walaupun korban sudah melampaui 25.000 orang dan Gaza sudah rata menjadi tanah.

Dengan dukungan militer dari Amerika, Jerman, Inggris dan negara Barat lainnya, membuat kekuatan tempur penjajah Israel tidak akan tertandingi. Persoalannya, apakah penjajah Israel mampu menanggung resiko perang yang berkepanjangan? Dengan pemukim Yahudi yang hanya 9 jutaan, dengan pengerahan 360.000 pasukan cadangannya dari mereka yang sedang bekerja berarti 10 persen tenaga produktifnya diberdayakan untuk berperang. Siapakah yang menggerakkan roda perekonomiannya?

Perang yang berkelanjutan tanpa mendapatkan "rampasan perang" berupa sumber daya hanya akan menghabiskan anggaran saja. Bukankah agresi Amerika ke Irak, Libya dan Afghanistan untuk mendapatkan kompensasi minyak dan sumber daya alam lainnya? Bukankah dukungan Amerika ke Ukraina justru menggairahkan industri persenjataannya? Bila perang berlanjut yang diuntungkan justru industri senjata Amerika dan Barat. Lalu, bagaimana penjajah Israel sendiri?

Penjajah Israel tak memiliki jiwa tempur yang kuat, lalu siapakah yang akan menggunakan infrakstruktur militernya? Penjajah Israel hanya bisa menyerang dari jarak jauh. Menggunakan pesawat, drone, iron dome dan pertempuran darat dengan menggunakan tank. Namun tak bisa mengoptimalkan pasukan infanterinya. Inilah penyebab mereka tak bisa menguasai Gaza walaupun sudah dibumihanguskan.

Pemukim Yahudi yang bersinggungan langsung dan tidak langsung dengan perang, seperti di wilayah perbatasan dengan Gaza, Lebanon, wilayah yang dihujani rudal, dan ada anggota keluarganya yang ikut serta dalam perang, mengalami kekhawatiran sehingga harus mendapatkan perawatan kesehatan mental. Anehnya, 65% yang tidak bersinggungan dengan perang pun 65%nya mengalami gangguan mental. Ini menunjukkan bahwa jiwa tempur pemukim Yahudi sangat lemah untuk bertempur jangka panjang.

Tentara tak lagi bersama dengan pemukim Yahudi. Inilah yang menyebabkan hancurnya persatuan pemukim Yahudi, dengan tentaranya dan penguasanya. Ketidakhadiran tentara saat infiltrasi Hamas pada 7 Oktober. Dijadikan wilayah perbatasan Lebanon dan Gaza sebagai wilayah militer tertutup. Demonstrasi tentara terhadap pemerintah Netanyahu karena cendrung gerakan ekstrem kanan. Membuat Penjajah Israel dalam kerapuhan. Padahal perang membutuhkan kesatuan yang kokoh.

Yang menjadi pelindung pemukim Yahudi adalah tentara dan infrastruktur militernya. Saat militernya tak berdaya di Gaza, terus menghadapi perlawanan di Tepi Barat dan wilayah perbatasan di Lebanon, Suriah dan blokade Laut Merah. Saat mental masyarakat jatuh untuk menghadapi pertempuran. Maka tak ada lagi yang membuat penjajah Israel bertahan. Mental tempur yang lemah dan efek perang yang berkepanjangan yang membuat kehancuran penjajah Israel.

Ditolong Alam Semesta dari Kisah Nabi Daud dan Sulaeman Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah menciptakan alam semesta untuk melayan...

Ditolong Alam Semesta dari Kisah Nabi Daud dan Sulaeman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Allah menciptakan alam semesta untuk melayani dan menolong manusia untuk beribadah dan menjadi khalifah di muka bumi. Seperti Allah menciptakan surga saat Nabi Adam hidup di dalamnya bersama istrinya. Di dalam surga tidak ada kelaparan dan kekhawatiran. Semuanya dijamin. Hanya saja diberi satu ujian, yaitu pohon khuldi.

Alam semesta akan senantiasa melayani dan menolong, selama manusia memiliki karakter yang sama dan bersahabat dengan alam semesta. Yaitu, bersama-sama bertasbih, sujud dan berdoa. Seperti Nabi Daud, yang bertasbih bersama gunung dan burung. Apa buahnya? Anaknya, Nabi Sulaiman, yang menikmatinya. Apa itu?

Dari tasbih dan bersujud bersama alam. Dari persahabatan dan memahami alam semesta, Nabi Sulaiman dianugerahkan kekuatan alam dapat diberdayakan untuk kemudahan, kemakmuran dan membangun kekuatan peradaban yang dibangunnya. Jin, burung, awan, dan angin tunduk. Manusia yang beriman dan berilmu membersamainya. Itulah yang menyebabkan negri yang baru tumbuh bisa mengalahkan kekuatan negri yang sudah lama berdiri, yaitu negri Saba.

Ilmu manusia bisa memindahkan singgasana Ratu Saba dalam sekejap mata. Istananya sangat mencengangkan. Seluruh sumber daya hingga di lautan dapat dieksplorasi. Militernya sangat kuat karena memadukan karakter manusia, jin dan burung. Seluruh makhluk berdampingan dari manusia, jin, dan hewan lainnya berpadu membangun infrastruktur yang dibutuhkan saat itu.

Ketinggian ilmu dan teknologi terlihat dari kecepatannya. Perjalanan setengah hari Nabi Sulaiman sama dengan perjalanan satu bulan. Pemindahan singgasana ratu Bilqis hanya dalam kedipan mata. Seluruh sumber daya bisa dimanfaatkan hingga yang ada di dasar lautan. Kerukunan dan keamanan masyarakatnya terlihat dari keterpaduan dan gotong royongnya.

Mengapa semuanya tercipta? Allah yang menganugerahkannya karena sebab ketaatan dan keadilannya. Keadilannya terlihat dari bagaimana cara Nabi Sulaiman dan Daud memecahkan persoalan hukum di tengah masyarakat dalam kisah sengketa antar petani dengan kambingnya dan sengketa antar wanita yang bayinya diterkam oleh srigala.

Allah menolong manusia dengan dua cara yaitu mematuhi syariat-Nya dan bersahabat dengan alam semesta. Bila manusia bermaksiat dan berprilaku zalim. Maka pertolongan Allah akan dicabut.

Makna Berkebun Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Berkebun itu berarti menjalin kasih sayang dengan alam semesta. Berkasih sayang denga...

Makna Berkebun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Berkebun itu berarti menjalin kasih sayang dengan alam semesta. Berkasih sayang dengan bumi dan langit. Berkasih sayang dengan seluruh makhluk-Nya. Bukan mengeksploitasinya. Bukan bagaimana panennya berlimpah ruah.

Berkebun berarti berukhuwah dengan alam semesta. Memahami karakter tanah dan hewan yang hidup didalamnya. Karakter tumbuhan dan yang hidup di permukaan tanah dan udara. Memahami cuaca, iklim, angin, awan, bulan dan matahari. Berkebun merasakan kesatuan diri dengan alam semesta.

Berkebun akan merasakan sujud dan bertasbihnya tumbuhan dan hewan. Mereka tak pernah membuat kezaliman. Tak pernah membuat kerusakan. Mereka menjalani kehidupan sesuai amanah yang telah ditetapkan Allah. Mereka tentram dengan takdirnya dalam melayani manusia.

Berkebun berarti bersedekah pada alam. Memberi makanan pada hewan tanah. Menyiapkan rumah yang nyaman bagi hewan tanah. Agar mereka bekerja menyuburkan tanah. Memberi makanan pada tumbuhan lainnya yang membantu kesuburan dam produktivitas hasil tanaman utama. Biarkan alam yang bekerja. Manusia fokus pada perannya sebagai hamba Allah.

Berkebun berarti belajar pada alam. Alam akan menjelaskan perihal dirinya. Akal dan hati seperti sedang berhadapan pada maha guru. Sang guru menjelaskan tentang dirinya, ilmunya, kemudahan dan kemanfaatnya bagi manusia dan mahkluk lainnya. Banyak guru yang bisu, namun ilmunya sangat mudah dipahami dan dicerna. Itulah hebatnya alam.

Berkebun berarti mengisi jiwa dengan karakter alam semesta. Alam semesta yang mentaati-Nya. Senantiasa berdzikir dan bertasbih. Ridha dan pasrah terhadap takdir-Nya. Namun dalam diamnya memberikan kemudahan dan kemanfaatan tanpa pamrih. Belajar ikhlas pada alam. Berkarya dalam kesunyian.

Perhatian arah dunia, gejolak di Ukraina, Gaza, Laut Merah dan Laut Cina Selatan. Apa yang akan terjadi? Sistem suplai chain pangan dunia  bisa terganggu. Apa solusinya? Membangun suplai chain pangan yang kokoh di negri ini.

Nabi Nuh, Kokoh pada Visinya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Amru Khalid, ulama Mesir, mengkisahkan proses Nabi Nuh membuat perahu. ...

Nabi Nuh, Kokoh pada Visinya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Amru Khalid, ulama Mesir, mengkisahkan proses Nabi Nuh membuat perahu. Dari menanam pohon, memelihara, menebang hingga merubah kayu menjadi potongan yang yang siap dibuat perahu. Berapa ratus tahun lamanya? Nabi Nuh tidak pernah memperdulikan. Visinya, menyiapkan kapal bila kelak terjadi banjir besar. Keistiqamahan dimulai dari keyakinan pada visi hidupnya.

Para komentator hanya fokus pada yang dikerjakan saat itu saja. Para Munafikin mencemooh apa yang dilihatnya saja dengan realitas saat itu saja. Mukminin berkarya berdasarkan realitas masa depan yang diinformasikan Allah dan Rasul-Nya. Realitas yang pasti terjadi, bukan berdasarkan dugaan, hipotesis, ramalan, proyeksi, riset atau intuisi. Ini yang membuat Mukminin beristiqamah.

950 tahun disebut orang gila, ahli sihir, dicemooh, dihina, diintimidasi dan dimusuhi. Mengapa tetap tegar? Allah memerintahkan untuk terus menanam pohon dan membuat kapal. Semua rintangan diserahkan kepada Allah. Bukankah cemoohan itu hanya suara di telinga? Bukankah semuanya tidak berarti apa pun bila tak diijinkan Allah?

Hati yang tertuju pada Allah. Hidup yang hanya menghambakan diri dan fokus menjadi khalifah Allah di muka bumi, tidak akan mudah terbolak balik hatinya. Tetap teguh menuju Tuhannya. Hanya mendengarkan arahan Firman-Nya. Inilah hidup yang menentramkan.

Nabi Nuh fokus pada ilham, bimbingan, arahan dan wahyu dalam membuat kapal dan menjalani dakwahnya. Hatinya tak mau disibukkan dengan komentar manusia. Tak mau dipalingkan dari Allah. Ada tugas besar, menyelamatkan Mukminin bila banjir menenggelamkan bumi yang dipijaknya.

Menyelamatkan Mukminin, tumbuhan dan hewan, agar keberlangsungan kebaikan dan kehidupan tetap terjaga. Agar keturunan dan Mukminin memenuhi kembali muka bumi. Andai Nabi Nuh mengabaikan peran ini. Bisa jadi, saat ini tidak ada manusia dan hewan lagi.  Menyelamatkan tumbuhan dan hewan, sama bernilainya dengan menyelamatkan Mukminin. Bukankah hewan dan tumbuhan, makhluk Allah yang senantiasa berdzikir dan bertasbih juga?

Nabi Nuh tak pernah lelah dengan kelelahannya. Dia terus membuat gerakan penyelamatan dengan membuat kapal. Yang saat itu sangat aneh dan mengherankan. Mengapa membuat kapal di gunung padang pasir? Firman Allah akan masa depan yang membuatnya terus berkarya.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)