basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Jiwa Tanah Palestina dan Penghuninya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Persia pulang ke kandangnya. Romawi Timur pulang ke Konstantino...

Jiwa Tanah Palestina dan Penghuninya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Persia pulang ke kandangnya. Romawi Timur pulang ke Konstantinopel. Tentara Salib pulang ke Eropa Barat. Tentara Tartar kembali ke Asia Tengah. Para penjajah kembali ke negaranya. Sekarang, kemana penjajah Zionis Israel akan pulang, kembali ke Eropa Barat dan Timur? Yang menjajah Palestina akan pulang dengan kehancuran dan tangan kosong. Mereka kembali ke tempat asalnya.

Negri yang diberkahi. Tanah yang diberkahi. Tanaman dan bebatuannya pun diberkahi. Itulah Palestina. Bisakah tanah yang diberkahi, diinjak-injak oleh mereka yang dimurkai? Bisakah tanah yang diridhai, diinjak-injak oleh mereka yang sesat? Palestina selalu memanggil jiwa-jiwa yang diberkahi dan diridhai Allah. Tanah Palestina selalu berdoa kepada Allah agar yang hidup di atasnya adalah mereka yang bersujud dan bertasbih kepada Allah, seperti tanah, tumbuhan dan bebatuan yang ada di Palestina.

Tanah Palestina menjadi pelindung para mujahid dengan ijin-Nya. Terlindungi dari kecanggihan teknologi dan infrastruktur militer penjajah Israel. Bebatuan di Palestina akan menginformasikan tempat persembunyian Yahudi. Tanah Palestina menjadi tempat persembunyian yang paling aman. Bangunannya penghambat laju serangan penjajah Israel.

Tanah Palestina adalah negri para Nabi dan Rasul. Hanya ridha dengan penghuninya yang memiliki karakter pewaris para Nabi dan Rasul. Walaupun saat ini dijajah, dibumihanguskan dan digenosida, namun jiwa-jiwa yang memiliki karakter pewaris para Nabi dan Rasul tidak pernah bergeming dan tak mau meninggalkannya. Tanah dan jiwanya telah menyatu tak terpisahkan.

Walaupun hidup dalam penjara. Walaupun seluruh akses dibatasi. Walaupun seluruh kebutuhan dasar dihancurkan. Namun jiwa-jiwa yang memiliki karakter pewaris para Nabi dan Rasul tidak akan pernah meninggalkannya.  Lahir dan hidup dari tanah Palestina dan harus syahid di tanah Palestina pula.

Perhatian para penjajah Israel. Mereka datang dengan arogansi, ketamakan dan kezaliman. Datang dengan fasilitas dari negara adi daya dunia. Dilindungi dengan infrastruktur keamanan paling canggih di dunia. Bagaimana kondisi jiwanya? Penyakit kejiwaan merebak. Perpecahan internal sangat kuat. Banyak penyakit yang hanya muncul di komunitasnya sendiri. Jiwa mereka tak selaras dengan jiwa tanah Palestina.

Para penjajah Israel hidup dalam keterasingan. Bagaimana rasanya hidup terasingan? Dilindungi dengan benteng terpanjang di dunia. Terkepung dengan gerakan perlawanan yang mereka musuhi dan memusuhi mereka. Bisakah hidup tentram, walaupun dilindungi Iron Dome, bunker di setiap rumah dan dipersenjatai setiap orangnya? Itulah tanda bahwa tanah Palestina tak menginginkan kehadirannya.

Tanah Palestina adalah tanah seperti di era Nabi Sulaiman. Manusia, jin dan hewan berpadu membangun dan menjaga. Angin, burung dan gunung bertasbih dan bersujud bersama. Semut pun terlindungi dari pasukan yang besar tanpa harus memasuki lubang perlindungan. Inilah gambaran ideal kehidupan di tanah Palestina. Hanya yang memiliki karakter seperti ini yang bisa memimpin dan hidup di tanah Palestina.

Kematian Para Panglima, Menyurutkan Daya Tempur Muslimin? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Dalam medan pertempuran kaum Muslimin, kem...

Kematian Para Panglima, Menyurutkan Daya Tempur Muslimin?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Dalam medan pertempuran kaum Muslimin, kematian panglimanya apakah menyurutkan pertempuran? Saat kritis pun, kematian sang panglima tidak pernah menyurutkan dan menghancurkan mental juang. Apalagi bila aura kemenangan sudah sangat  nyata.

Di perang Uhud, kaum Muslimin menghadapi tiga kondisi kritis. Terdesak oleh serangan memutar  Khalid bin Walud dari arah belakang karena turunan regu pemanah dari bukit. Kematian sang panglima Hamzah bin Abdul Muthalib dan isu berita kematian Rasulullah saw. Apakah membuat kaum Muslimin meninggalkan medan pertempuran?

Apakah kemenangan itu hanya ditangan sang panglima? Di saat kritis, Muslimin di perang Uhud justru berkata, "Bila mereka syahid, untuk apa kita hidup?" Seluruh pasukan Muslimin berlomba-lomba menempuh jalan kesyahidan Hamzah bin Abdul Muthalib. Kematian sang panglima menjadi model kematian prajurit-prajuritnya berikutnya. Mereka merindukan jalan kematian sang panglima. Akhirnya kaum Muslimin berhasil memukul mundur musuh. Mereka terus mengejar pasukan Kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sofyan.

Di perang Mu'tah, 3.000 pasukan Muslimin menghadapi 200.000 pasukan gabungan Romawi dan sekutunya dari bangsa Arab. Apa yang harus dilakukan? Kaum Muslimin dua hari merancang strategi. Memohon bantuan tambahan pasukan ke Rasulullah saw atau meneruskan pertempuran? Abdullah Ibnu Rahawah mengatakan, "Kita berperang karena Allah, bukan karena banyak atau sedikit pasukan." Kaum Muslimin pun menghadapi Romawi.

Kaum Muslimin bertempur di Syam, bukankah pasukan Romawi dan sekutu Arabnya lebih memahami Mu'tah yang terletak di Syam? Kaum Muslimin menghadapi lautan tentara musuh terlatih yang terkuat saat itu. Panglimanya yang ditunjuk oleh Rasulullah saw berguguran dari Zaid bin Haritsah, Jafar bin Abdul Muthalib dan Abdullah Ibnu Rahawah. Apakah bergugurannya semua panglima terbaik menghancurkan semangat tempur Muslimin?

Sekali lagi, mereka ingin meraih kesyahidan seperti para panglimanya. Daya juang Muslimin semakin menggelora.  Kaum Muslimin bermusyawarah, memilih panglima baru seperti yang diperintahkan Rasulullah saw bila ketiga panglima sebelumnya gugur. Apakah kualitas panglima yang ditunjuk oleh Rasulullah saw dengan hasil musyawarah Muslimin berbeda? Ternyata kualitasnya tetap sama. Bila Rasulullah saw memerintahkan atau mendelegasikan sesuatu, berarti hasinya tetap berkualitas yang sama.

200.000 pasukan Romawi dibuat carut marut. Khalid bin Walid yang terpilih menjadi panglima perang menghabiskan 9 pedang di perang Mu'tah. Yang gugur di pihak Muslimin hanya 16 orang. Pihak Romawi melihat setiap hari kaum Muslimin mendapatkan "bala batuan". Padahal, itu hanya "tipuan" Khalid bin Walid yang setiap hari mengganti posisi pasukan saja. Romawi pun terpukul. Banyak korban berjatuhan di pihak Romawi. Saat Muslimin mundur, dianggap ingin menjebaknya.

Di perang Talut melawan Jalut. Talut sebagai panglima Muslimin terdesak oleh Jalut yang bertubuh besar, kuat seperti raksasa. Apakah ini melemahkan Muslimin? Tampilan Daud yang mengalahkan Jalut. Apakah Talut yang tidak bisa mengalahkan Jalut menurun daya tempur Muslimin? Pertempuran adalah jihad yang merindukan kesyahidan. Hanya itu orientasinya. Jadi kondisi pertempuran apa pun tidak akan pernah melemahkan daya juang Muslimin.

Agar Terjamin Kesuksesannya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Hidup ini hanya berujung pada surga atau neraka. Berujung pada pertemuan...

Agar Terjamin Kesuksesannya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Hidup ini hanya berujung pada surga atau neraka. Berujung pada pertemuan dengan Allah. Semua yang ada akan musnah, tidak tersisa.  Namun, manusia terus terfokus pada bukan akhir hidupnya? Inilah penyebab keruwetan dan kegelisahan.

Semua peristiwa sudah tertulis. Tak ada yang bisa menghindari atau lari darinya. Maka, berserah diri adalah sikap yang paling utama. Ikuti saja takdir-Nya. Ikuti saja firman-Nya. Contoh saja sunnah para nabi dan rasul-Nya. Sebab poros hidup manusia berjalan pada jalur ketetapan ini.

Perhatian para petani, mengolah tanah dengan pupuk kimia. Hasil awalnya mencengangkan panennya. Namun pada akhirnya akan kembali kepada proses ekosistem yang telah ada di alam semesta. Perhatian para koruptor, awalnya mendapatkan kekayaan tak terkira. Namun pada akhirnya, tetap mendapatkan sesuai ukurannya. Yang diraih, hancur seketika.

Yang berjalan tidak pada takdirnya, hanya berakhir pada kerusakan. Kezaliman berakhir pada kehancuran. Allah membiarkan sementara. Pada saat dirinya telah merasa berkuasa segalanya, maka tibalah masa kehancurannya. Seperti itu perputaran hidup manusia.

Semuanya yang ada hanya perhiasan untuk menguji siapa yang terbaik amalnya. Yang terbaik amalnya, bukan mereka yang bergelar profesor. Bukan yang paling brilian intelegensinya. Bukan yang paling banyak penasihatnya. Bukan paling banyak pengalamannya. Bukan yang paling hebat teknologinya. Tetapi yang mengikuti firman-Nya dan contoh utusan-Nya.

Bila ingin terjamin hasilnya. Pasti kesuksesannya. Bahagia akhirnya. Selamat perjalanannya. Mudah urusannya. Disempurnakan dan diperbaiki apa yang telah dikerjakannya. Hanya ada satu jalan, ikuti firman-Nya dan contoh utusan-Nya.

Hidup itu teramat mudah. Hanya mencontoh mereka yang sudah mengikuti jalan-jalan-Nya. Tak harus pintar untuk mencontoh. Tak harus berfikir keras untuk mencontek. Melihat lalu mencontohnya. Mendengar lalu mengikutinya.

Nabi Musa Belajar Prinsip Dasar Ilmu Laduni Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Ilmu laduni, ilmu yang diajarkan langsung oleh Allah. Il...

Nabi Musa Belajar Prinsip Dasar Ilmu Laduni

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Ilmu laduni, ilmu yang diajarkan langsung oleh Allah. Ilmu laduni akan melampaui ilmu-ilmu yang dipelajari karena popularitas dan gelar pengakuan. Melampaui semua ilmu yang diperoleh karena jabatan, bisnis dan kekuasaan. Ilmu ini tersembunyi. Bisa diturunkan pada yang tak dihargai atau tak berderajat tinggi. 

Musa seorang Nabi dan Rasul. Bergelar ulul azmi. Bisa langsung berdialog dengan Allah. Sehingga, merasa paling berilmu di zamannya. Namun, Allah memerintahkannya untuk belajar pada seseorang hamba yang tak diketahui namanya. Para ulama menyebutnya Nabi Khaidir. Ada juga ulama yang mengatakan dia hanya seorang yang sholeh. Derajat Nabi Musa melampaui Nabi Khaidir. Namun mengapa Nabi Musa harus belajar kepadanya? Rahmat Allah menyebar pada setiap makhluk-Nya.

Tak ada manusia yang tahu tentang ilmu Nabi Khaidir, kecuali setelah Allah memberitahukannya kepada Nabi Musa. Allah pun tak pernah menginformasikan bagaimana proses Nabi Khaidir bisa memiliki ilmu yang sangat tinggi. Ilmu yang memahami dan mengetahui peristiwa yang akan terjadi. Lalu,  melakukan sesuatu di hari ini untuk mencegahnya atau mencapai tujuannya.

Nabi Musa belajar bersamanya tidak dalam hiruk pikuk asrama pendidikan. Tidak duduk melingkar mendengarkan menjelaskan. Tetapi berkelana ke berbagai tempat untuk memperhatikan apa yang dilakukan. Juga, bersabar untuk bertanya meminta penjelasan. Mengamati ragam peristiwa di sekitarnya, itulah proses ilmu laduni.

Allah menjelaskan segala sesuatu. Allah menjelaskan semua tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta. Akal telah ditakdirkan untuk bisa memahaminya. Maka ikuti prosesnya, perhatian, amati, pelajari dan pahami. Lalu, ubah semuanya menjadi ilmu pengetahuan, ilmu terapan dan teknologi. Itulah proses ilmu laduni.

Alam semesta adalah sahabat, sekaligus guru. Dia akan mengajarkan, membimbing, memimpin sesuai yang telah ditakdirkan Allah padanya. Dia mau mengajarkan kepada yang mau bersahabat padanya. Juga, yang bersama-sama berdiri, duduk, merunduk dan bersujud kepada Allah. Alam semesta akan menjadi perantara ilmu-ilmu Allah. Itulah proses ilmu laduni.

Nabi Musa sebenarnya bisa mendapatkan ilmu yang lebih luas dan mendalam dari Nabi Khaidir. Namun, Nabi Musa melanggar komitmen untuk bersabar dan tidak bertanya. Namun setidaknya, Nabi Musa telah belajar bagaimana cara Allah melimpahkan ilmu laduni kepada hamba-hamba-Nya. Dan memahami, setiap orang yang diremehkan bisa jadi memiliki ilmu laduni yang tak diungkapkannya.

Sekenario Penjajah Israel Keluar dari Gaza Agar Tidak Dicap Pecundang Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bagaimana penjajah Israel bisa...

Sekenario Penjajah Israel Keluar dari Gaza Agar Tidak Dicap Pecundang

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bagaimana penjajah Israel bisa keluar dari Gaza dengan tegak? Bukan sebagai pihak yang kalah? Ini yang sedang dipikirkan oleh pakar strategis mereka. Bukan lagi, apa rencana strategis setelah penjajah Israel bisa menjajah Gaza? Dahulu Amerika dan Barat mendesak penjajah Israel tentang konsep Gaza bila dikuasainya, sekarang Amerika dan Barat sedang mencari cara menyelamatkan wajah sang penjajah.

Gaung fase ketiga pertempuran sedang digencarkan beritanya, agar masyarakat penjajah Israel merasa tenang bahwa fase sebelumnya sudah mencapai target militer yang sudah ditetapkan. 5 brigade tempur cadangan yang berjumlah 120.000 personil pun ditarik. Sebelumnya bataliyon elit Golani juga ditarik dengan alasan memulihkan mental tempurnya personil.  Menarik diri dari Gaza dengan alasan Gaza sudah dikuasai sehingga bersiap ke model pertempuran tahap tiga. Namun apa yang terjadi pada pergantian tahun 2024, saat Tel Aviv diserang dengan 27 roket  Hamas, 8 roket yang tak bisa dihalau oleh Iron Dome. Bukankah ini pencapaian yang buruk? Bukankah keakuratan Iron Dome itu 90%?

Apakah penjajah Israel bisa mengandalkan gencatan senjata agar bisa keluar dari Gaza? Sampai saat ini masih sulit tercapai. Karena, gerakan perlawanan rakyat Palestina hanya menginginkan gencatan senjata permanen. Menghentikan total pertempuran yang dibarengi dengan masuknya bantuan  kemanusiaan ke seluruh Gaza. Setelah itu tuntas,  barulah penukaran sandera dengan pembebasan seluruh tahanan rakyat yang ada di penjara-penjara penjajah Israel. Walaupun pemukim penjajah Israel sepertinya menerima konsep ini, tetapi penguasa aliran kanan garis keras penjajah Israel masih menolaknya dengan alasan hanya memperkuat gerakan perlawanan.

Yang sedang diusahakan oleh militer penjajah Israel adalah tidak lagi menguasai Gaza secara menyeluruh seperti pada awal agresi, tetapi menguasai lokasi strategis tertentu di Gaza yang secara jangka panjang akan melemahkan Hamas. Ini dilihat dari pergerakan pasukan elitnya yang dipusatkan ke Gaza Tengah dan Selatan dengan model pertempuran baru. Dimana, helikopter Apache menjadi bagian tempur serangan darat. Sebelumnya, helikopter hanya membawa pasukan ke titik pertempuran dan membawa pasukan yang tewas atau terluka. Untuk menghadapi ini, Al-Qassam sudah mengeluarkan senjata anti pesawat Sam 18 yang sudah beberapa digunakan untuk menyerang helikopter penjajah Israel.

Target pertempuran di Gaza Tengah, terutama di Juhr al-Dik, adalah membelah Jalur Gaza menjadi dua, yaitu Gaza Utara dan Selata. Mengambat pergerakan rakyat Palestina dari utara ke selatan atau sebaliknya. Menghancurkan suplai pangan internal rakyat Gaza yang terpusat di Gaza Tengah. Serta, dijadikan pusat komando militer penjajah Israel dan dianggap paling aman untuk kehadiran militer penjajah Israel secara permanen. Namun apakah demikian?

Al-Duwairi, analis militer, menekankan bahwa Juhr al-Dik, yang dianggap sebagai daerah lunak yang luasnya tidak melebihi 6 kilometer, tetap masih sulit dikendalikan oleh penjajah Israel, dan sebagian besar operasi Brigade Al-Qassam terjadi darinya, yang ditandai dengan ketepatan dan kualitas, dan hasilnya menyakitkan bagi penjajah Israel.

Target khusus strategis lainnya ada di Gaza Selatan, yaitu mengendalikan penuh rute Philadelphi dimana pintu Raffah ada disini. Ini sebuah koridor sempit antara Jalur Gaza yang terkepung dan Mesir. Ini merupakan satu-satunya penyeberangan yang tidak dikuasai langsung oleh penjajah Israel. Menguasai rute ini berarti sebuah keberhasilan mutlak penjajah Israel mengepung Gaza.

Apakah dimungkinkan intervensi Amerika langsung di Gaza? Sepertinya sangat sulit. Dukungan Amerika berupa pengiriman 200 lebih pesawat kargo yang membawa peralatan militer, pemberian pesawat tempur, bantuan dana ke penjajah Israel dan menggunakan hak veto di PBB dalam resolusi Dewan Keamanan telah menurunkan popularitas Joe Biden yang di 2024 ini akan bertarung dalam Pilpres. Begitu dukungan Eropa terhadap Amerika pun terus menurun. Hal ini terlihat dari tidak ikutnya beberapa negara Barat dalam aksi maritim di Laut Merah untuk mengamankan lalulintas pelayaran internasional atas ancaman Yaman yang telah menghancurkan pelabuhan penjajah Israel di bagian selatan.

Bagaimana sekenario keluarnya penjajah Israel dari Gaza? Masih tergantung dari hasil pertempuran di lapangan. Yang menang, yang bisa mendikte dan menentukan. Atau, seberapa beraninya penjajah Israel menanggung kehancuran ekonomi dan dukungan internasional dari agresi ini.

Para Penyair Penggelora Jihad di Perang Salib Oleh: Nasrulloh Baksolahar Pertempuran melawan Tentara Salib bukan saja dipenuhi o...

Para Penyair Penggelora Jihad di Perang Salib

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Pertempuran melawan Tentara Salib bukan saja dipenuhi oleh para pejuang, tetapi juga oleh para penyair Islam. Mereka terjun ke setiap sudut wilayah dan pertempuran untuk menginformasikan segala peristiwa. Peran mereka adalah mengobarkan semangat umat Islam, menggambarkan kondisi bangsa, sifat invasi tentara salib yang menduduki negara-negara Islam dan serangan keji mereka. Semuanya disebarkan ke seluruh negeri-negri Islam.

Menurut Prof Dr Muhammad Shalabi, ada dua tokoh sentral yang memegang peran ini, yaitu Al-Qhadhi Al-Hawari dan Abu Muzhaffar Al-Abyuwardi. Mereka menyebarkan semua peristiwa perang salib dengan bait-bait puisi dan syair. Di era ini, banyak pula yang menulis kisah perjalanan Rasulullah saw dalam bentuk syair seperti Al-Barjanzi untuk memompa semangat perjuangan Muslimin melawan tentara salib.

Penderitaan kaum Muslimin atas kekejian tentara salib disampaikan oleh Al-Qhadi Al-Hawari dalam bentuk puisi:
Air mata bercampur dengan darah terus bercucuran
Tidak lagi tersisa kehormatan karena banyak celaan
Senjata terburuk seseorang, air mata yang berlinang
Berapa banyak darah tertumpah dibiarkan dan diizinkan
Pedang putih menjadi kemerah-merahan
Tangisan anak kecil dan darah bercucuran
Di antara tipu daya, tikaman dan serangan 
Menjadikan anak-anak cepat didatangi uban
Dan peperangan itu membuat banyak orang hilang
Untuk memberikan ketukan setelah penyesalan
Menjadi tak berdaya orang musyrik dengan tangan-tangannya
Mereka akan menjadi tawanan dan tengkorak berserakan

Kelemahan dan keengganan Muslimin di Perang Salib dalam mengambil tanggungjawab berjihad jelaskan dalam bait syairnya:
Saya masih melihat bangsa saya tidak segera memanggul tombak
Padahal agama telah menjadi pilar dan mengajak 
Mereka menghindari api karena takut binasa
Tidak menyangka kalau serangan justru akan lebih menghinakannya
Apakah engkau rela bencana menimpa orang-orang Arab
Sebagaimana kehinaan diderita orang-orang selain Arab
Sadarilah kesalahan ketika tidak melakukan perlindungan 
Terhadap agama, dan keluarga yang butuh perhatian

Penyair Abu Muzhaffar Al-Abyuwardi membuat syair lainnya untuk memanggil Muslimin untuk berjihad dengan berkata, "Wahai putra putri Islam!" Hal ini lebih bisa membangkitkan semangat Muslimin karena musuh mereka adalah orang-orang kafir. Kemudian dilanjutkan dengan, "Orang Musyrik menjadi tak berdaya dengan tangan-tangannya." Bait syair ini untuk menggelorakan semangat menghadapi peperangan yang tengah berkecamuk, untuk melancarkan serangan sengit kepada pasukan penjajah dan memberikan pukulan keras kepada mereka.

Al-Qadhi Al-Hawari pada 1099 M juga memberitakan kondisi Syam dan Al-Quds setelah dikuasai tentara salib dengan mendatangi majlis khalifah Abbasiyah. 
Sejarawan Ibn al-Athir menuturkan: Tanpa mengenakan turban, kepalanya bercukur sebagai tanda duka, meledak teriakan Qadi Abu Sa’ad al-Harawi di ruang majelis agung Khalifah al-Mustazhir Billah, sementara para sahabatnya, tua dan muda, berombongan di belakangnya.

“Berani benar kau tidur lelap dinaungi bayang-bayang rasa aman,” ujar sang Qadi, “hidup bersenang-senang bagai dalam taman-taman bunga sementara saudara-saudaramu di Syam (Suriah) dan al-Quds (Jerusalem) tidak bertempat tinggal kecuali di bawah-bawah pelana unta mereka dan di dalam perut-perut burung nasar? Darah sudah ditumpahkan! Gadis-gadis muda cantik dihinakan sehingga kini harus menyembunyikan wajah-wajah manis mereka di balik tangan-tangan mereka! Haruskah kaum Muslim pemberani ini menerima saja dihina dan direndahkan?” [The Crusades through Arab Eyes, Amin Maalouf]

Al-Qadhi Al-Harawi tidak saja mendatangi majlis khalifah, juga mendatangi,  menampung dan memberi bantuan pada para pengungsi yang lari dari Syam dan Al-Quds. Lalu bagaimana membangkitkan semangat jihad mereka? Caranya, dia membatalkan puasa Ramadhan di hadapan para pengungsi. Para pengungsi protes keras, mengapa seorang qadhi berani melakukan hal itu?  Dia berdiri dengan tenang dan menjelaskan.

"Mengapa tersinggung jika ada orang membatalkan puasa di siang bolong, tetapi diam saja ketika tanah suci Jerusalem dijajah, dan Muslimin dibiarkan dibantai dengan keji oleh kaum kafir?" Pertanyaan sangat menohok. Pengungsi pun menceritakan tragedi yang terjadi di Jerusalem, lalu menangis dan berdoa saja. Padahal yang diharapkan, mereka berjihad merebut kembali Jerusalem dan membela darah kaum muslim. Melihat kenyataan ini Al Harawi berseru, “Aku melihat para pendukung iman yang ternyata lemah.”

Kiprah Di Sisa Umur Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mendefinisikan kiprah hidup. Mendefinisikan kiprah dakwah. Mendefinisikan kiprah...

Kiprah Di Sisa Umur

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Mendefinisikan kiprah hidup. Mendefinisikan kiprah dakwah. Mendefinisikan kiprah jihad. Dimanakah posisinya dalam membangun umat manusia? Aku ingin memilih jalur sepi. Jalur yang tak diminati. Jalur yang dianggap profesi yang hina dan tak prospek oleh sebagai banyak orang. Jalur yang ditinggalkan banyak orang karena tidak prestisius.

Profesi di antara gunung dan perbukitan. Profesi di antara pepohonan, semak belukar, alang-alang dan rerumputan. Profesi yang bergulat dengan tanah yang kotor. Bergelut dengan hewan tanah yang menjijikkan dan menggelikan. Inilah jalan yang ku pilih.

Profesi yang setiap hari memandang hijaunya dedaunan. Melihat ngarai lembah yang dilalui sungai kecil. Melihat sawah menghampar dengan terpaan sengatan panasnya sinar matahari dan angin yang kencang. Setiap detik, memandang gambaran surga.

Setiap hari menjadi yang paling bahagia di kolong jagat. Setiap hari menjadi yang paling beruntung. Merasakan kedekatan Allah. Merasakan alam semesta sebagai sahabat. Teman beribadah.  Perbedaannya hanya Allah telah mengangkat menjadi khalifah di muka bumi atas kehendak-Nya.

Manusia itu sama dengan hewan dan tanaman. Manusia itu sama dengan bumi, matahari dan bulan. Yang berbeda, karena Allah dengan kehendak-Nya memilih manusia sebagai khalifah-Nya. Seandainya anjing diangkat jadi khalifah, bukan manusia, bagaimana takdir manusia hari ini? Nikmat Allah mana yang didustakan?

Setiap saat menengadahkan tangan, harapan dan mata ke langit. Mengharapkan hujan, embun, sinar matahari, cahaya rembulan dan angin. Setiap hari mengharapkan bantuan hewan tanah, burung, ulat, dan serangga lainnya. Tidak ada yang bisa dilakukan, kecuali hanya berharap saja.

Tidak ada daya upaya kecuali atas ijin dan kehendak Allah. Setiap hari hanya berserah diri. Setiap hari hanya mengikuti takdir saja. Setiap hari menyaksikan fenomena hari kebangkitan dengan kasat mata. Itulah hari-hari yang dilalui. Itulah pondasi profesi di sisa umur ini.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (272) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)