basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Nabi Musa Belajar Prinsip Dasar Ilmu Laduni Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Ilmu laduni, ilmu yang diajarkan langsung oleh Allah. Il...

Nabi Musa Belajar Prinsip Dasar Ilmu Laduni

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Ilmu laduni, ilmu yang diajarkan langsung oleh Allah. Ilmu laduni akan melampaui ilmu-ilmu yang dipelajari karena popularitas dan gelar pengakuan. Melampaui semua ilmu yang diperoleh karena jabatan, bisnis dan kekuasaan. Ilmu ini tersembunyi. Bisa diturunkan pada yang tak dihargai atau tak berderajat tinggi. 

Musa seorang Nabi dan Rasul. Bergelar ulul azmi. Bisa langsung berdialog dengan Allah. Sehingga, merasa paling berilmu di zamannya. Namun, Allah memerintahkannya untuk belajar pada seseorang hamba yang tak diketahui namanya. Para ulama menyebutnya Nabi Khaidir. Ada juga ulama yang mengatakan dia hanya seorang yang sholeh. Derajat Nabi Musa melampaui Nabi Khaidir. Namun mengapa Nabi Musa harus belajar kepadanya? Rahmat Allah menyebar pada setiap makhluk-Nya.

Tak ada manusia yang tahu tentang ilmu Nabi Khaidir, kecuali setelah Allah memberitahukannya kepada Nabi Musa. Allah pun tak pernah menginformasikan bagaimana proses Nabi Khaidir bisa memiliki ilmu yang sangat tinggi. Ilmu yang memahami dan mengetahui peristiwa yang akan terjadi. Lalu,  melakukan sesuatu di hari ini untuk mencegahnya atau mencapai tujuannya.

Nabi Musa belajar bersamanya tidak dalam hiruk pikuk asrama pendidikan. Tidak duduk melingkar mendengarkan menjelaskan. Tetapi berkelana ke berbagai tempat untuk memperhatikan apa yang dilakukan. Juga, bersabar untuk bertanya meminta penjelasan. Mengamati ragam peristiwa di sekitarnya, itulah proses ilmu laduni.

Allah menjelaskan segala sesuatu. Allah menjelaskan semua tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta. Akal telah ditakdirkan untuk bisa memahaminya. Maka ikuti prosesnya, perhatian, amati, pelajari dan pahami. Lalu, ubah semuanya menjadi ilmu pengetahuan, ilmu terapan dan teknologi. Itulah proses ilmu laduni.

Alam semesta adalah sahabat, sekaligus guru. Dia akan mengajarkan, membimbing, memimpin sesuai yang telah ditakdirkan Allah padanya. Dia mau mengajarkan kepada yang mau bersahabat padanya. Juga, yang bersama-sama berdiri, duduk, merunduk dan bersujud kepada Allah. Alam semesta akan menjadi perantara ilmu-ilmu Allah. Itulah proses ilmu laduni.

Nabi Musa sebenarnya bisa mendapatkan ilmu yang lebih luas dan mendalam dari Nabi Khaidir. Namun, Nabi Musa melanggar komitmen untuk bersabar dan tidak bertanya. Namun setidaknya, Nabi Musa telah belajar bagaimana cara Allah melimpahkan ilmu laduni kepada hamba-hamba-Nya. Dan memahami, setiap orang yang diremehkan bisa jadi memiliki ilmu laduni yang tak diungkapkannya.

Sekenario Penjajah Israel Keluar dari Gaza Agar Tidak Dicap Pecundang Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bagaimana penjajah Israel bisa...

Sekenario Penjajah Israel Keluar dari Gaza Agar Tidak Dicap Pecundang

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bagaimana penjajah Israel bisa keluar dari Gaza dengan tegak? Bukan sebagai pihak yang kalah? Ini yang sedang dipikirkan oleh pakar strategis mereka. Bukan lagi, apa rencana strategis setelah penjajah Israel bisa menjajah Gaza? Dahulu Amerika dan Barat mendesak penjajah Israel tentang konsep Gaza bila dikuasainya, sekarang Amerika dan Barat sedang mencari cara menyelamatkan wajah sang penjajah.

Gaung fase ketiga pertempuran sedang digencarkan beritanya, agar masyarakat penjajah Israel merasa tenang bahwa fase sebelumnya sudah mencapai target militer yang sudah ditetapkan. 5 brigade tempur cadangan yang berjumlah 120.000 personil pun ditarik. Sebelumnya bataliyon elit Golani juga ditarik dengan alasan memulihkan mental tempurnya personil.  Menarik diri dari Gaza dengan alasan Gaza sudah dikuasai sehingga bersiap ke model pertempuran tahap tiga. Namun apa yang terjadi pada pergantian tahun 2024, saat Tel Aviv diserang dengan 27 roket  Hamas, 8 roket yang tak bisa dihalau oleh Iron Dome. Bukankah ini pencapaian yang buruk? Bukankah keakuratan Iron Dome itu 90%?

Apakah penjajah Israel bisa mengandalkan gencatan senjata agar bisa keluar dari Gaza? Sampai saat ini masih sulit tercapai. Karena, gerakan perlawanan rakyat Palestina hanya menginginkan gencatan senjata permanen. Menghentikan total pertempuran yang dibarengi dengan masuknya bantuan  kemanusiaan ke seluruh Gaza. Setelah itu tuntas,  barulah penukaran sandera dengan pembebasan seluruh tahanan rakyat yang ada di penjara-penjara penjajah Israel. Walaupun pemukim penjajah Israel sepertinya menerima konsep ini, tetapi penguasa aliran kanan garis keras penjajah Israel masih menolaknya dengan alasan hanya memperkuat gerakan perlawanan.

Yang sedang diusahakan oleh militer penjajah Israel adalah tidak lagi menguasai Gaza secara menyeluruh seperti pada awal agresi, tetapi menguasai lokasi strategis tertentu di Gaza yang secara jangka panjang akan melemahkan Hamas. Ini dilihat dari pergerakan pasukan elitnya yang dipusatkan ke Gaza Tengah dan Selatan dengan model pertempuran baru. Dimana, helikopter Apache menjadi bagian tempur serangan darat. Sebelumnya, helikopter hanya membawa pasukan ke titik pertempuran dan membawa pasukan yang tewas atau terluka. Untuk menghadapi ini, Al-Qassam sudah mengeluarkan senjata anti pesawat Sam 18 yang sudah beberapa digunakan untuk menyerang helikopter penjajah Israel.

Target pertempuran di Gaza Tengah, terutama di Juhr al-Dik, adalah membelah Jalur Gaza menjadi dua, yaitu Gaza Utara dan Selata. Mengambat pergerakan rakyat Palestina dari utara ke selatan atau sebaliknya. Menghancurkan suplai pangan internal rakyat Gaza yang terpusat di Gaza Tengah. Serta, dijadikan pusat komando militer penjajah Israel dan dianggap paling aman untuk kehadiran militer penjajah Israel secara permanen. Namun apakah demikian?

Al-Duwairi, analis militer, menekankan bahwa Juhr al-Dik, yang dianggap sebagai daerah lunak yang luasnya tidak melebihi 6 kilometer, tetap masih sulit dikendalikan oleh penjajah Israel, dan sebagian besar operasi Brigade Al-Qassam terjadi darinya, yang ditandai dengan ketepatan dan kualitas, dan hasilnya menyakitkan bagi penjajah Israel.

Target khusus strategis lainnya ada di Gaza Selatan, yaitu mengendalikan penuh rute Philadelphi dimana pintu Raffah ada disini. Ini sebuah koridor sempit antara Jalur Gaza yang terkepung dan Mesir. Ini merupakan satu-satunya penyeberangan yang tidak dikuasai langsung oleh penjajah Israel. Menguasai rute ini berarti sebuah keberhasilan mutlak penjajah Israel mengepung Gaza.

Apakah dimungkinkan intervensi Amerika langsung di Gaza? Sepertinya sangat sulit. Dukungan Amerika berupa pengiriman 200 lebih pesawat kargo yang membawa peralatan militer, pemberian pesawat tempur, bantuan dana ke penjajah Israel dan menggunakan hak veto di PBB dalam resolusi Dewan Keamanan telah menurunkan popularitas Joe Biden yang di 2024 ini akan bertarung dalam Pilpres. Begitu dukungan Eropa terhadap Amerika pun terus menurun. Hal ini terlihat dari tidak ikutnya beberapa negara Barat dalam aksi maritim di Laut Merah untuk mengamankan lalulintas pelayaran internasional atas ancaman Yaman yang telah menghancurkan pelabuhan penjajah Israel di bagian selatan.

Bagaimana sekenario keluarnya penjajah Israel dari Gaza? Masih tergantung dari hasil pertempuran di lapangan. Yang menang, yang bisa mendikte dan menentukan. Atau, seberapa beraninya penjajah Israel menanggung kehancuran ekonomi dan dukungan internasional dari agresi ini.

Para Penyair Penggelora Jihad di Perang Salib Oleh: Nasrulloh Baksolahar Pertempuran melawan Tentara Salib bukan saja dipenuhi o...

Para Penyair Penggelora Jihad di Perang Salib

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Pertempuran melawan Tentara Salib bukan saja dipenuhi oleh para pejuang, tetapi juga oleh para penyair Islam. Mereka terjun ke setiap sudut wilayah dan pertempuran untuk menginformasikan segala peristiwa. Peran mereka adalah mengobarkan semangat umat Islam, menggambarkan kondisi bangsa, sifat invasi tentara salib yang menduduki negara-negara Islam dan serangan keji mereka. Semuanya disebarkan ke seluruh negeri-negri Islam.

Menurut Prof Dr Muhammad Shalabi, ada dua tokoh sentral yang memegang peran ini, yaitu Al-Qhadhi Al-Hawari dan Abu Muzhaffar Al-Abyuwardi. Mereka menyebarkan semua peristiwa perang salib dengan bait-bait puisi dan syair. Di era ini, banyak pula yang menulis kisah perjalanan Rasulullah saw dalam bentuk syair seperti Al-Barjanzi untuk memompa semangat perjuangan Muslimin melawan tentara salib.

Penderitaan kaum Muslimin atas kekejian tentara salib disampaikan oleh Al-Qhadi Al-Hawari dalam bentuk puisi:
Air mata bercampur dengan darah terus bercucuran
Tidak lagi tersisa kehormatan karena banyak celaan
Senjata terburuk seseorang, air mata yang berlinang
Berapa banyak darah tertumpah dibiarkan dan diizinkan
Pedang putih menjadi kemerah-merahan
Tangisan anak kecil dan darah bercucuran
Di antara tipu daya, tikaman dan serangan 
Menjadikan anak-anak cepat didatangi uban
Dan peperangan itu membuat banyak orang hilang
Untuk memberikan ketukan setelah penyesalan
Menjadi tak berdaya orang musyrik dengan tangan-tangannya
Mereka akan menjadi tawanan dan tengkorak berserakan

Kelemahan dan keengganan Muslimin di Perang Salib dalam mengambil tanggungjawab berjihad jelaskan dalam bait syairnya:
Saya masih melihat bangsa saya tidak segera memanggul tombak
Padahal agama telah menjadi pilar dan mengajak 
Mereka menghindari api karena takut binasa
Tidak menyangka kalau serangan justru akan lebih menghinakannya
Apakah engkau rela bencana menimpa orang-orang Arab
Sebagaimana kehinaan diderita orang-orang selain Arab
Sadarilah kesalahan ketika tidak melakukan perlindungan 
Terhadap agama, dan keluarga yang butuh perhatian

Penyair Abu Muzhaffar Al-Abyuwardi membuat syair lainnya untuk memanggil Muslimin untuk berjihad dengan berkata, "Wahai putra putri Islam!" Hal ini lebih bisa membangkitkan semangat Muslimin karena musuh mereka adalah orang-orang kafir. Kemudian dilanjutkan dengan, "Orang Musyrik menjadi tak berdaya dengan tangan-tangannya." Bait syair ini untuk menggelorakan semangat menghadapi peperangan yang tengah berkecamuk, untuk melancarkan serangan sengit kepada pasukan penjajah dan memberikan pukulan keras kepada mereka.

Al-Qadhi Al-Hawari pada 1099 M juga memberitakan kondisi Syam dan Al-Quds setelah dikuasai tentara salib dengan mendatangi majlis khalifah Abbasiyah. 
Sejarawan Ibn al-Athir menuturkan: Tanpa mengenakan turban, kepalanya bercukur sebagai tanda duka, meledak teriakan Qadi Abu Sa’ad al-Harawi di ruang majelis agung Khalifah al-Mustazhir Billah, sementara para sahabatnya, tua dan muda, berombongan di belakangnya.

“Berani benar kau tidur lelap dinaungi bayang-bayang rasa aman,” ujar sang Qadi, “hidup bersenang-senang bagai dalam taman-taman bunga sementara saudara-saudaramu di Syam (Suriah) dan al-Quds (Jerusalem) tidak bertempat tinggal kecuali di bawah-bawah pelana unta mereka dan di dalam perut-perut burung nasar? Darah sudah ditumpahkan! Gadis-gadis muda cantik dihinakan sehingga kini harus menyembunyikan wajah-wajah manis mereka di balik tangan-tangan mereka! Haruskah kaum Muslim pemberani ini menerima saja dihina dan direndahkan?” [The Crusades through Arab Eyes, Amin Maalouf]

Al-Qadhi Al-Harawi tidak saja mendatangi majlis khalifah, juga mendatangi,  menampung dan memberi bantuan pada para pengungsi yang lari dari Syam dan Al-Quds. Lalu bagaimana membangkitkan semangat jihad mereka? Caranya, dia membatalkan puasa Ramadhan di hadapan para pengungsi. Para pengungsi protes keras, mengapa seorang qadhi berani melakukan hal itu?  Dia berdiri dengan tenang dan menjelaskan.

"Mengapa tersinggung jika ada orang membatalkan puasa di siang bolong, tetapi diam saja ketika tanah suci Jerusalem dijajah, dan Muslimin dibiarkan dibantai dengan keji oleh kaum kafir?" Pertanyaan sangat menohok. Pengungsi pun menceritakan tragedi yang terjadi di Jerusalem, lalu menangis dan berdoa saja. Padahal yang diharapkan, mereka berjihad merebut kembali Jerusalem dan membela darah kaum muslim. Melihat kenyataan ini Al Harawi berseru, “Aku melihat para pendukung iman yang ternyata lemah.”

Kiprah Di Sisa Umur Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mendefinisikan kiprah hidup. Mendefinisikan kiprah dakwah. Mendefinisikan kiprah...

Kiprah Di Sisa Umur

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Mendefinisikan kiprah hidup. Mendefinisikan kiprah dakwah. Mendefinisikan kiprah jihad. Dimanakah posisinya dalam membangun umat manusia? Aku ingin memilih jalur sepi. Jalur yang tak diminati. Jalur yang dianggap profesi yang hina dan tak prospek oleh sebagai banyak orang. Jalur yang ditinggalkan banyak orang karena tidak prestisius.

Profesi di antara gunung dan perbukitan. Profesi di antara pepohonan, semak belukar, alang-alang dan rerumputan. Profesi yang bergulat dengan tanah yang kotor. Bergelut dengan hewan tanah yang menjijikkan dan menggelikan. Inilah jalan yang ku pilih.

Profesi yang setiap hari memandang hijaunya dedaunan. Melihat ngarai lembah yang dilalui sungai kecil. Melihat sawah menghampar dengan terpaan sengatan panasnya sinar matahari dan angin yang kencang. Setiap detik, memandang gambaran surga.

Setiap hari menjadi yang paling bahagia di kolong jagat. Setiap hari menjadi yang paling beruntung. Merasakan kedekatan Allah. Merasakan alam semesta sebagai sahabat. Teman beribadah.  Perbedaannya hanya Allah telah mengangkat menjadi khalifah di muka bumi atas kehendak-Nya.

Manusia itu sama dengan hewan dan tanaman. Manusia itu sama dengan bumi, matahari dan bulan. Yang berbeda, karena Allah dengan kehendak-Nya memilih manusia sebagai khalifah-Nya. Seandainya anjing diangkat jadi khalifah, bukan manusia, bagaimana takdir manusia hari ini? Nikmat Allah mana yang didustakan?

Setiap saat menengadahkan tangan, harapan dan mata ke langit. Mengharapkan hujan, embun, sinar matahari, cahaya rembulan dan angin. Setiap hari mengharapkan bantuan hewan tanah, burung, ulat, dan serangga lainnya. Tidak ada yang bisa dilakukan, kecuali hanya berharap saja.

Tidak ada daya upaya kecuali atas ijin dan kehendak Allah. Setiap hari hanya berserah diri. Setiap hari hanya mengikuti takdir saja. Setiap hari menyaksikan fenomena hari kebangkitan dengan kasat mata. Itulah hari-hari yang dilalui. Itulah pondasi profesi di sisa umur ini.

Model Kampanye Desak Anies, Bisakah Sesukses Mushab bin Umair di Madinah?  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Capres nomor urut 01, Anie...

Model Kampanye Desak Anies, Bisakah Sesukses Mushab bin Umair di Madinah? 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Capres nomor urut 01, Anies Rasyid Baswedan, blusukan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong, Lamongan, Jatim, Jumat (29/12) pagi. Di tengah-tengah Anies berbicara, salah seorang nelayan teriak ke arahnya “Prabowo, Prabowo!" Terpicu teriakan satu nelayan itu, nelayan lain pun ikut menyahut. “Prabowo, Prabowo!”

Mendengar hal tersebut, "Panjenengan [Anda] bebas nanti mau milih 1 boleh, 2 boleh, 3 boleh, ya," kata Anies.  "Tapi satu hal yang pasti, saya datang untuk berdialog dan kita siap untuk mendengarkan supaya kebijakan yang dibuat bukan kebijakan dari awang-awang, tapi kebijakan dari problematika yang ada di lapangan. Betul?" ujar Anies disambut teriakan 'betul'.

Di Mataram, NTB, wisatawan bule bertanya soal gagasan Anies tentang pengembangan parawisata Indonesia selain terfokus di Bali. Di Jakarta, para anak muda langsung bertanya tentang SKB 2 Menteri tentang pendirian rumah ibadah, soal komunitas LGBT, soal ganja untuk kebutuhan medis, dan bagaimana Anies menyusun kabinet saat berkuasa nanti. Di Lampung, saat acara Desak Anies, seorang penanya yang berkaos capres lain pun ikut bertanya. Siapapun boleh bertanya di acara Desak Anies.

Konsep kampanye Desak Anies sangat inklusif. Pesertanya tidak eksklusif hanya pendukung dan simpatisan. Semua orang boleh ikut bergabung, bisa dan bebas mengajukan pertanyaan terbuka apapun. Tidak ada yang membatasi apalagi didesain, semuanya natural, autentik bukan lipstik. 

Menurut Ahmad Punto, Dewan Redaksi Media Grup, model kampanye seperti ini beresiko tinggi. Kandidat siap dikuliti. Siap didesak, dicecar dengan pertanyaan apa saja. Salah jawab sedikit saja, boleh jadi akan berbalik menjadi serangan dan sasaran tembak oleh lawan politiknya. Bila kandidat tidak memiliki bekal pemikiran dan gagasan yang kuat dengan ragam pertanyaan, publik serta merta bakal mempermalukannya.

Gaya kampanye Desak Anies, merupakan fenomena baru dalam kancah demokrasi di Indonesia. Kampanye yang menggelorakan dialogis yang substansial dan mencerdaskan. Kampanye yang menguji kapasitas, pemikiran, gagasan, visi-misi dan rekam jejak, bukan sekedar orasi, pertanyaan seperti cerdas cermat yang normatif dan joget-joget sambil bagi-bagi fulus. Bagaimana responden publik dengan model kampanye Desak Anies?

Berdasarkan riset Ismail Fahmi pendiri Drone Emprit, setelah debat capres, kepopuleran kampanye Desak Anies di pemberitaan online mulai mengalahkan Gemoy yang merupakan ciri khas Prabowo. Di Twitter atau platform X, Desak Anies pun mengalahkan Gemoy. Namun di Facebook dan Tik Tok, Gemoy masih belum terkalahkan oleh Desak Anies. Di sejumlah daerah, antusiasme peserta sungguh luar biasa, hingga melebihi kapasitas tempat yang ada.

Model kampanye seperti ini mengingatkan pada kisah Mushab bin Umair, saat menjadi duta Rasulullah saw di Madinah. Ketika itu ada tokoh Madinah, mengusirnya dengan berkata, "Apa maksud kalian datang ke kampung kami ini, apakah hendak membodohi rakyat kecil kami? Tinggalkan segera tempat ini, jika tak ingin segera nyawa kalian melayang!"

Mush'ab pun mengeluarkan kalimat halus, "Kenapa anda tidak duduk dan mendengarkan dulu? Seandainya anda menyukai nanti, anda dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak, kami akan menghentikan apa yang tidak anda sukai itu!" Yang diminta Mushab hanya bersedia mendengar dan bukan lainnya. Jika ia menyetujui, ia  bisa membiarkan Mush'ab, dan jika tidak, maka Mush'ab berjanji akan meninggalkannya. 

Mushab bin Umair membiarkan pendudukan Madinah bertanya tentang apa saja yang menjadikan uneg-uneg dan yang ingin diketahuinya. Setelah itu membiarkan mereka menimbang dan menilainya. Dakwah model seperti ini menyentuh nurani, akal dan menyedot perhatian yang luar biasa. Sehingga Madinah menjadi tempat yang kondusif bagi dakwah Rasulullah saw. Apakah ini akan berulang pada Anies Baswedan?

Badai Al-Aqsha Dari Gaza Seperti Energi Pembebasan Baitul Maqdis pada Era Shalahuddin Ayubi  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Badai A...

Badai Al-Aqsha Dari Gaza Seperti Energi Pembebasan Baitul Maqdis pada Era Shalahuddin Ayubi 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Badai Al-Aqsha itulah sandi gerakan perlawanan rakyat Palestina pada 7 Oktober 2023. Sandi yang menyatukan seluruh faksi perlawanan. Sandi yang menyatukan Gaza, Tepi Barat, dan para pengungsi Palestina yang menyebar di negara-negara Arab dan dunia. Sandi yang menyatukan kaum Muslimin. Bukan itu saja, Sandi Badai Al-Aqsha telah menjadi fokus perhatian dunia yang mengalahkan isu-isu apa pun yang ada.

Sandi Badai Al-Aqsha membuat gerakan perlawanan di Yaman, Libanon, Irak dan Suriah berpadu menyerang semua infrastruktur penjajah Israel. Juga melumatkan program normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan penjajah Israel yang dirancang Amerika. Amerika dan NATO fokus mengerahkan sumber dayanya ke Gaza, sejenak melupakan perang Ukraina yang sebelumnya dianggap bisa menjadi cikal bakal perang dunia ke-3. Ada apa dengan sandi Badai Al-Aqsha? Mari melihat sejarah.

Immanudin Zanky, pendiri Bani Zanky di Syam pada era kekhalifahan Abbasiyah, memiliki putra yang bernama Nurudin Zanky. Mereka berdua menghadapi tantangan berupa serbuan Tentara Salib yang membumihanguskan kaum Muslimin di sekitar Baitul Maqdis atau Masjid Al-Aqsha. Juga menguasai Masjid Al-Aqsha. Bagaimana strategi menghadapinya? Bagaimana satu kesultanan menghadapi serbuan gabungan seluruh kerajaan Eropa?

Immanudin Zanky dan Nurudin Zanky memahami keterbatasan  sumberdaya dan infrakstruktur militernya. Lalu apa yang dilakukan? Mereka menyerukan jihad pembebasan Masjidil Aqsa. Dengan seruan ini, kaum Muslimin berbondong-bondong datang sebagai sukarelawan pasukan. Menurut Ibnu Katsir, puncak berbondong-bondongnya kaum Muslimin menyambut seruan pembebasan Al-Aqsha terjadi di era Shalahuddin al-Ayubi.

Menurut Ibnu Katsir, sambutan Muslimin saat itu seperti sedang menyaksikan para Sahabat yang menyambut seruan jihad Rasulullah saw. Seluruh suku, yang kaya dan miskin, bangsawan dan rakyat jelata, terutama ulama dan sufi, menjadi bagian terbesar dalam pasukan Shalahuddin Al-Ayubi dalam setiap pertempuran. Seruan pembebasan Baitul Maqdis atau Madjid Al-Aqsha telah mengerahkan semua sumber daya Muslimin.

Gelora pembebasan Al-Aqsha merata di seluruh masjid. Sebelum shalat, para khatib menggelorakan semangat tersebut. Setelah turun dari mimbar, jamaah shalat kembali menyuarakan semangat pembebasan Al-Aqsha.  Seluruh dunia Islam bergema dengan gelora pembebasan Al-Aqsha. Para ulama menulis beragam risalah keutamaan berjihad dan mendorong santrinya menunaikan seruan tersebut. Para mursyid tharqiah pun menempa para saliknya untuk pembebasan Al-Aqsha.

Menurut Ibnu Katsir, Nurudin Zanky telah memerintahkan untuk mengumumkan kepada prajurit, para pejuang, dan para pemuda, yang datang secara sukarela dari berbagai negri dan termasuk orang-orang asing, agar bersiap siaga menghadapi bangsa Eropa, kaum musyrik dan ateis.

Di pertempuran Hithtin, saat Shalahuddin Ayubi meraih kemenangan atas Tentara Salib, mereka yang tidak memiliki kemampuan tempur, salah satunya tugaskan untuk membakar jerami kering yang mengelilingi pasukan salib, sehingga berkobarlah nyala api dan panasnya, kebetulan saat itu angin bertiup ke arah pasukan salib, sehingga asap dan api berkumpul menyelimuti pasukan salib. Hal ini merupakan pukulan yang sangat mematikan bagi pasukan salibis. Demikian yang diungkapkan oleh ibnu Al-Atsir.

Sandi Badai Al-Aqsha bukanlah rekayasa baru, tetapi sebuah pemahaman atas energi sejarah kepahlawanan, pengorbanan dan pertempuran dari para sultan, panglima perang, dan mujahidin Islam yang telah membebaskan Palestina khususnya Masjidil Aqsa sebelumnya. Energinya berasal dari Masjid Al-Aqsha sehingga seluruh jiwa suci terpanggil, berjuang dan berkorban untuknya.

Terus Meluas Kerusakan Mental Warga Penjajah Israel Bila Perang Gaza Tak Dihentikan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Penyerbuan dan p...


Terus Meluas Kerusakan Mental Warga Penjajah Israel Bila Perang Gaza Tak Dihentikan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Penyerbuan dan pembantaian terhadap sipil di Gaza oleh tentara penjajah Israel seperti terus berlanjut. Netanyahu, Perdana Mentri penjajah Israel, terus menyuarakan menghabisi Hamas di Gaza, baik kekuasaan, akar rumput, kekuatan militer maupun ideologinya. Apakah ini akan menguntungkan penjajah Israel?

Faktanya, justru menghancurkan masa depan mereka sendiri. Kesehatan mental warganya yang masih produktif terus anjlok. Tentara penjajah yang dikirim ke Gaza umumnya di usia 20-30 tahun. Mereka pemuda terpilih, terkuat dan terbugar. Namun harus menghadapi tekanan mental karena "dipaksa" membunuh rakyat sipil Gaza.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para psikolog di Monash University Melbourne, tentara yang membunuh sipil menimbulkan trauma dibandingkan tentara yang membunuh tentara. Ada perbedaan efek di otak saat tentara membunuh sipil dan sesama tentara.

Beberapa kasus yang terungkap mengenai kerusakan kesehatan mental tentara penjajah Israel sebagai berikut:

"Tidak ada satu pun yang memberikan terapi untukku, bahkan aku sering kali mengompol di malam hari gara-gara trauma," ujar Ido Gal Razon. "Dia [korban] datang padaku dan bilang kenapa kamu membunuhku, kenapa kamu membunuhku. Emang kamu bisa lanjutkan hidup setelah ini? kamu tetap bisa makan dan sukses?" imbuhnya. Padahal pria tersebut adalah kandidat pilot dan terpilih dalam proyek Havatzalot Intelligence. Namun dia malah mengalami trauma berkepanjangan. Ungkapan ini disampaikan pada tahun 2016.

Seorang mantan tentara Israel berusia 26 tahun membakar diri sendiri akibat menderita stres setelah ikut dalam Perang Gaza pada 2014 lalu. Tentara tersebut bernama Itzik Saidian. Dia disebut datang ke sebuah yayasan khusus menangani tentara korban perang di dekat Tel Aviv dan menyiram dirinya dengan cairan mudah terbakar dan menyalakan api. "Itu karena tekanan psikologis yang signifikan," kata militer penjajah Israel pada Selasa (13/4/2021).

Saya Dani Eyalon, putra dari Ronen Eyalon," ungkapnya, demikian dikutip dari keterangan video pada akun Instagram littleproject.idn. "Ayahku telah terbaring stress selama sebulan dalam kondisi berbahaya. Kenapa?" sambungnya. Ayah Mencoba Bunuh Diri
Di hadapan Kementerian Pertahanan Israel, Dani mengungkap jika sang ayah setidaknya pernah mencoba bunuh diri. Bukan sekali atau dua kali, sang ayah diungkapnya pernah mencoba setidaknya sebanyak 10 kali. Sontak, hal itu membuatnya menjadi pemuda yang selalu waspada. Setiap saat, dia rela untuk menjaga sang ayah.

Avihai Levi yang pernah bertugas dalam perang sebelumnya di Gaza, memberikan pidato di Knesset. Dia mengadu, saat ini hidup dalam ketakutan secara terus-menerus, mengalami teror setiap malam, dan sangat bergantung pada konsumsi alkohol untuk mengatasi kenangan traumatis. “Ini istriku, aku hampir membunuhnya beberapa kali dengan tanganku beberapa tahun terakhir,” ujarnya dengan nada marah. Ia juga mengaku setiap malam ia terpaksa ngompol di celana. “Saya ngompol di celana setiap malam hari karena takut,” ujarnya. “Saya tidak bisa tidur jika saya tidak minum sebotol alkohol setiap hari,” tambah dia lagi.

Mereka yang masih hidup pasca perang Gaza sebelumnya telah mengalami kerusakan mental yang parah, padahal mereka masih usia produktif. Keluarga dan orang terdekat mereka pun ikut mengenai dampaknya karena harus menjaga dan memelihara mereka. Bahkan bisa menjadi korban atas kerusakan mental tersebut.

Bila jumlah pasukan reguler dan cadangan penjajah Israel mencapai 300.000 orang, seandainya mereka memiliki 3 orang terdekat, maka 1,2 juta warga penjajah Israel yang terkena dampak dari kerusakan mental akibat perang Gaza. Bagaimana nasib sebuah bangsa bila banyak warga mengalami kesehatan mental? Padahal menurut Ketua Organisasi Penyandang Disabilitas IDF, Idan Kleiman,  ada sebanyak 10 ribu tentara Israel yang mengalami trauma akibat pertempuran melebih 7-8 jam.

Kerusakan mental tidak saja menghantui tentara, tetapi juga para pemukim penjajah Israel yang mendapatkan serangan rudal dari Hamas dan gerak perlawanan disekitar tanah pendudukan Israel. Bila perang Gaza tak dihentikan oleh penjajah Israel, maka yang rusak bukan warga Palestina tetapi mentalitas warganya sendiri. 


Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)