basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Model Kampanye Desak Anies, Bisakah Sesukses Mushab bin Umair di Madinah?  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Capres nomor urut 01, Anie...

Model Kampanye Desak Anies, Bisakah Sesukses Mushab bin Umair di Madinah? 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Capres nomor urut 01, Anies Rasyid Baswedan, blusukan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong, Lamongan, Jatim, Jumat (29/12) pagi. Di tengah-tengah Anies berbicara, salah seorang nelayan teriak ke arahnya “Prabowo, Prabowo!" Terpicu teriakan satu nelayan itu, nelayan lain pun ikut menyahut. “Prabowo, Prabowo!”

Mendengar hal tersebut, "Panjenengan [Anda] bebas nanti mau milih 1 boleh, 2 boleh, 3 boleh, ya," kata Anies.  "Tapi satu hal yang pasti, saya datang untuk berdialog dan kita siap untuk mendengarkan supaya kebijakan yang dibuat bukan kebijakan dari awang-awang, tapi kebijakan dari problematika yang ada di lapangan. Betul?" ujar Anies disambut teriakan 'betul'.

Di Mataram, NTB, wisatawan bule bertanya soal gagasan Anies tentang pengembangan parawisata Indonesia selain terfokus di Bali. Di Jakarta, para anak muda langsung bertanya tentang SKB 2 Menteri tentang pendirian rumah ibadah, soal komunitas LGBT, soal ganja untuk kebutuhan medis, dan bagaimana Anies menyusun kabinet saat berkuasa nanti. Di Lampung, saat acara Desak Anies, seorang penanya yang berkaos capres lain pun ikut bertanya. Siapapun boleh bertanya di acara Desak Anies.

Konsep kampanye Desak Anies sangat inklusif. Pesertanya tidak eksklusif hanya pendukung dan simpatisan. Semua orang boleh ikut bergabung, bisa dan bebas mengajukan pertanyaan terbuka apapun. Tidak ada yang membatasi apalagi didesain, semuanya natural, autentik bukan lipstik. 

Menurut Ahmad Punto, Dewan Redaksi Media Grup, model kampanye seperti ini beresiko tinggi. Kandidat siap dikuliti. Siap didesak, dicecar dengan pertanyaan apa saja. Salah jawab sedikit saja, boleh jadi akan berbalik menjadi serangan dan sasaran tembak oleh lawan politiknya. Bila kandidat tidak memiliki bekal pemikiran dan gagasan yang kuat dengan ragam pertanyaan, publik serta merta bakal mempermalukannya.

Gaya kampanye Desak Anies, merupakan fenomena baru dalam kancah demokrasi di Indonesia. Kampanye yang menggelorakan dialogis yang substansial dan mencerdaskan. Kampanye yang menguji kapasitas, pemikiran, gagasan, visi-misi dan rekam jejak, bukan sekedar orasi, pertanyaan seperti cerdas cermat yang normatif dan joget-joget sambil bagi-bagi fulus. Bagaimana responden publik dengan model kampanye Desak Anies?

Berdasarkan riset Ismail Fahmi pendiri Drone Emprit, setelah debat capres, kepopuleran kampanye Desak Anies di pemberitaan online mulai mengalahkan Gemoy yang merupakan ciri khas Prabowo. Di Twitter atau platform X, Desak Anies pun mengalahkan Gemoy. Namun di Facebook dan Tik Tok, Gemoy masih belum terkalahkan oleh Desak Anies. Di sejumlah daerah, antusiasme peserta sungguh luar biasa, hingga melebihi kapasitas tempat yang ada.

Model kampanye seperti ini mengingatkan pada kisah Mushab bin Umair, saat menjadi duta Rasulullah saw di Madinah. Ketika itu ada tokoh Madinah, mengusirnya dengan berkata, "Apa maksud kalian datang ke kampung kami ini, apakah hendak membodohi rakyat kecil kami? Tinggalkan segera tempat ini, jika tak ingin segera nyawa kalian melayang!"

Mush'ab pun mengeluarkan kalimat halus, "Kenapa anda tidak duduk dan mendengarkan dulu? Seandainya anda menyukai nanti, anda dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak, kami akan menghentikan apa yang tidak anda sukai itu!" Yang diminta Mushab hanya bersedia mendengar dan bukan lainnya. Jika ia menyetujui, ia  bisa membiarkan Mush'ab, dan jika tidak, maka Mush'ab berjanji akan meninggalkannya. 

Mushab bin Umair membiarkan pendudukan Madinah bertanya tentang apa saja yang menjadikan uneg-uneg dan yang ingin diketahuinya. Setelah itu membiarkan mereka menimbang dan menilainya. Dakwah model seperti ini menyentuh nurani, akal dan menyedot perhatian yang luar biasa. Sehingga Madinah menjadi tempat yang kondusif bagi dakwah Rasulullah saw. Apakah ini akan berulang pada Anies Baswedan?

Badai Al-Aqsha Dari Gaza Seperti Energi Pembebasan Baitul Maqdis pada Era Shalahuddin Ayubi  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Badai A...

Badai Al-Aqsha Dari Gaza Seperti Energi Pembebasan Baitul Maqdis pada Era Shalahuddin Ayubi 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Badai Al-Aqsha itulah sandi gerakan perlawanan rakyat Palestina pada 7 Oktober 2023. Sandi yang menyatukan seluruh faksi perlawanan. Sandi yang menyatukan Gaza, Tepi Barat, dan para pengungsi Palestina yang menyebar di negara-negara Arab dan dunia. Sandi yang menyatukan kaum Muslimin. Bukan itu saja, Sandi Badai Al-Aqsha telah menjadi fokus perhatian dunia yang mengalahkan isu-isu apa pun yang ada.

Sandi Badai Al-Aqsha membuat gerakan perlawanan di Yaman, Libanon, Irak dan Suriah berpadu menyerang semua infrastruktur penjajah Israel. Juga melumatkan program normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan penjajah Israel yang dirancang Amerika. Amerika dan NATO fokus mengerahkan sumber dayanya ke Gaza, sejenak melupakan perang Ukraina yang sebelumnya dianggap bisa menjadi cikal bakal perang dunia ke-3. Ada apa dengan sandi Badai Al-Aqsha? Mari melihat sejarah.

Immanudin Zanky, pendiri Bani Zanky di Syam pada era kekhalifahan Abbasiyah, memiliki putra yang bernama Nurudin Zanky. Mereka berdua menghadapi tantangan berupa serbuan Tentara Salib yang membumihanguskan kaum Muslimin di sekitar Baitul Maqdis atau Masjid Al-Aqsha. Juga menguasai Masjid Al-Aqsha. Bagaimana strategi menghadapinya? Bagaimana satu kesultanan menghadapi serbuan gabungan seluruh kerajaan Eropa?

Immanudin Zanky dan Nurudin Zanky memahami keterbatasan  sumberdaya dan infrakstruktur militernya. Lalu apa yang dilakukan? Mereka menyerukan jihad pembebasan Masjidil Aqsa. Dengan seruan ini, kaum Muslimin berbondong-bondong datang sebagai sukarelawan pasukan. Menurut Ibnu Katsir, puncak berbondong-bondongnya kaum Muslimin menyambut seruan pembebasan Al-Aqsha terjadi di era Shalahuddin al-Ayubi.

Menurut Ibnu Katsir, sambutan Muslimin saat itu seperti sedang menyaksikan para Sahabat yang menyambut seruan jihad Rasulullah saw. Seluruh suku, yang kaya dan miskin, bangsawan dan rakyat jelata, terutama ulama dan sufi, menjadi bagian terbesar dalam pasukan Shalahuddin Al-Ayubi dalam setiap pertempuran. Seruan pembebasan Baitul Maqdis atau Madjid Al-Aqsha telah mengerahkan semua sumber daya Muslimin.

Gelora pembebasan Al-Aqsha merata di seluruh masjid. Sebelum shalat, para khatib menggelorakan semangat tersebut. Setelah turun dari mimbar, jamaah shalat kembali menyuarakan semangat pembebasan Al-Aqsha.  Seluruh dunia Islam bergema dengan gelora pembebasan Al-Aqsha. Para ulama menulis beragam risalah keutamaan berjihad dan mendorong santrinya menunaikan seruan tersebut. Para mursyid tharqiah pun menempa para saliknya untuk pembebasan Al-Aqsha.

Menurut Ibnu Katsir, Nurudin Zanky telah memerintahkan untuk mengumumkan kepada prajurit, para pejuang, dan para pemuda, yang datang secara sukarela dari berbagai negri dan termasuk orang-orang asing, agar bersiap siaga menghadapi bangsa Eropa, kaum musyrik dan ateis.

Di pertempuran Hithtin, saat Shalahuddin Ayubi meraih kemenangan atas Tentara Salib, mereka yang tidak memiliki kemampuan tempur, salah satunya tugaskan untuk membakar jerami kering yang mengelilingi pasukan salib, sehingga berkobarlah nyala api dan panasnya, kebetulan saat itu angin bertiup ke arah pasukan salib, sehingga asap dan api berkumpul menyelimuti pasukan salib. Hal ini merupakan pukulan yang sangat mematikan bagi pasukan salibis. Demikian yang diungkapkan oleh ibnu Al-Atsir.

Sandi Badai Al-Aqsha bukanlah rekayasa baru, tetapi sebuah pemahaman atas energi sejarah kepahlawanan, pengorbanan dan pertempuran dari para sultan, panglima perang, dan mujahidin Islam yang telah membebaskan Palestina khususnya Masjidil Aqsa sebelumnya. Energinya berasal dari Masjid Al-Aqsha sehingga seluruh jiwa suci terpanggil, berjuang dan berkorban untuknya.

Terus Meluas Kerusakan Mental Warga Penjajah Israel Bila Perang Gaza Tak Dihentikan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Penyerbuan dan p...


Terus Meluas Kerusakan Mental Warga Penjajah Israel Bila Perang Gaza Tak Dihentikan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Penyerbuan dan pembantaian terhadap sipil di Gaza oleh tentara penjajah Israel seperti terus berlanjut. Netanyahu, Perdana Mentri penjajah Israel, terus menyuarakan menghabisi Hamas di Gaza, baik kekuasaan, akar rumput, kekuatan militer maupun ideologinya. Apakah ini akan menguntungkan penjajah Israel?

Faktanya, justru menghancurkan masa depan mereka sendiri. Kesehatan mental warganya yang masih produktif terus anjlok. Tentara penjajah yang dikirim ke Gaza umumnya di usia 20-30 tahun. Mereka pemuda terpilih, terkuat dan terbugar. Namun harus menghadapi tekanan mental karena "dipaksa" membunuh rakyat sipil Gaza.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para psikolog di Monash University Melbourne, tentara yang membunuh sipil menimbulkan trauma dibandingkan tentara yang membunuh tentara. Ada perbedaan efek di otak saat tentara membunuh sipil dan sesama tentara.

Beberapa kasus yang terungkap mengenai kerusakan kesehatan mental tentara penjajah Israel sebagai berikut:

"Tidak ada satu pun yang memberikan terapi untukku, bahkan aku sering kali mengompol di malam hari gara-gara trauma," ujar Ido Gal Razon. "Dia [korban] datang padaku dan bilang kenapa kamu membunuhku, kenapa kamu membunuhku. Emang kamu bisa lanjutkan hidup setelah ini? kamu tetap bisa makan dan sukses?" imbuhnya. Padahal pria tersebut adalah kandidat pilot dan terpilih dalam proyek Havatzalot Intelligence. Namun dia malah mengalami trauma berkepanjangan. Ungkapan ini disampaikan pada tahun 2016.

Seorang mantan tentara Israel berusia 26 tahun membakar diri sendiri akibat menderita stres setelah ikut dalam Perang Gaza pada 2014 lalu. Tentara tersebut bernama Itzik Saidian. Dia disebut datang ke sebuah yayasan khusus menangani tentara korban perang di dekat Tel Aviv dan menyiram dirinya dengan cairan mudah terbakar dan menyalakan api. "Itu karena tekanan psikologis yang signifikan," kata militer penjajah Israel pada Selasa (13/4/2021).

Saya Dani Eyalon, putra dari Ronen Eyalon," ungkapnya, demikian dikutip dari keterangan video pada akun Instagram littleproject.idn. "Ayahku telah terbaring stress selama sebulan dalam kondisi berbahaya. Kenapa?" sambungnya. Ayah Mencoba Bunuh Diri
Di hadapan Kementerian Pertahanan Israel, Dani mengungkap jika sang ayah setidaknya pernah mencoba bunuh diri. Bukan sekali atau dua kali, sang ayah diungkapnya pernah mencoba setidaknya sebanyak 10 kali. Sontak, hal itu membuatnya menjadi pemuda yang selalu waspada. Setiap saat, dia rela untuk menjaga sang ayah.

Avihai Levi yang pernah bertugas dalam perang sebelumnya di Gaza, memberikan pidato di Knesset. Dia mengadu, saat ini hidup dalam ketakutan secara terus-menerus, mengalami teror setiap malam, dan sangat bergantung pada konsumsi alkohol untuk mengatasi kenangan traumatis. “Ini istriku, aku hampir membunuhnya beberapa kali dengan tanganku beberapa tahun terakhir,” ujarnya dengan nada marah. Ia juga mengaku setiap malam ia terpaksa ngompol di celana. “Saya ngompol di celana setiap malam hari karena takut,” ujarnya. “Saya tidak bisa tidur jika saya tidak minum sebotol alkohol setiap hari,” tambah dia lagi.

Mereka yang masih hidup pasca perang Gaza sebelumnya telah mengalami kerusakan mental yang parah, padahal mereka masih usia produktif. Keluarga dan orang terdekat mereka pun ikut mengenai dampaknya karena harus menjaga dan memelihara mereka. Bahkan bisa menjadi korban atas kerusakan mental tersebut.

Bila jumlah pasukan reguler dan cadangan penjajah Israel mencapai 300.000 orang, seandainya mereka memiliki 3 orang terdekat, maka 1,2 juta warga penjajah Israel yang terkena dampak dari kerusakan mental akibat perang Gaza. Bagaimana nasib sebuah bangsa bila banyak warga mengalami kesehatan mental? Padahal menurut Ketua Organisasi Penyandang Disabilitas IDF, Idan Kleiman,  ada sebanyak 10 ribu tentara Israel yang mengalami trauma akibat pertempuran melebih 7-8 jam.

Kerusakan mental tidak saja menghantui tentara, tetapi juga para pemukim penjajah Israel yang mendapatkan serangan rudal dari Hamas dan gerak perlawanan disekitar tanah pendudukan Israel. Bila perang Gaza tak dihentikan oleh penjajah Israel, maka yang rusak bukan warga Palestina tetapi mentalitas warganya sendiri. 


Penjajah Israel Menghadapi Banyak Front Pertempuran Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Penjajah Israel menghadapi beragam front pertemp...

Penjajah Israel Menghadapi Banyak Front Pertempuran

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Penjajah Israel menghadapi beragam front pertempuran. Di Gaza, mereka menghancurkan dan meratakannya. Membuat kehancuran yang paling bengis dan kejam di abad modern ini. Melampaui semua pertempuran yang pernah ada baik perang dunia 1 maupun 2. Bom-bom dijatuhkan tanpa pandang bulu. Yang terpenting bumihanguskan dengan satu harapan hancurnya perlawanan Hamas.

Front ke dua datang dari Tepi Barat. Sejak penjajah Israel memasuki Tepi Barat, baru kali ini mendapatkan perlawanan yang sengit. Padahal sudah dibuatkan penjara-penjara kecil di sejumlah wilayah. Setiap memasuki wilayah harus melalui pos pemeriksaan yang super ketat. Penjajah Yahudi sudah memfasilitasi pemukim bayaran yang dilindungi oleh tentara untuk merampas dan menghancurkan tanah dan rumah rakyat Palestina di Tepi Barat.

Perlawanan Tepi Barat sudah mulai menggunakan senjata, bom rakitan penghancur tank dan kendaraan militer hingga drone. Sejumlah pengamat Barat, mulai mengkhawatirkan adalah penyelundupan senjata melalui Yordania untuk gerakan perlawanan rakyat Palestina di Tepi Barat. Penyelundupan dari Yordania lebih sulit diawasi karena bentangan perbatasan sejauh 350 km.

Di bagian utara, Lebanon dengan gerakan perlawanannya Hizbullah, sejak terjadinya infiltrasi Hamas ke Pendudukan Israel pada Oktober 2023, terus memborbardir pendudukan Israel. Drone dan rudal Hizbullah di arahkan ke pangkalan militer penjajah Israel. Membuat pemukiman Yahudi disekitarnya kosong. Tak ada yang berani kembali ke rumahnya.

Yaman mengunci pelabuhan Elia di bagian selatan pendudukan Israel. Membuat penurunan 85% aktivitasnya. Karena pengiriman dari Asia harus melalui Afrika. Tentu ini akan mempengaruhi pasokan logistik kebutuhan penjajah Israel. Gerakan perlawanan rakyat Iraq dan Suriah pun mulai sedikit menganggu perbatasan  penjajah Israel.

Pasukan perlawanan rakyat Palestina di Gaza juga melakukan serangan melalui rudal yang diarahkan ke Tel Aviv. Walaupun 90% rudal bisa dihalau sistem pertahanan Iron Dome, namun menurunkan banyak aktivitas di bandara utamanya. Pemasukan dari parawisata hancur. Hotel-hotel yang ada 3/4-nya dihuni oleh para warga Penjajah Israel yang ketakutan. Menghadapi banyak front pertempuran, kuatkah menghadapinya di tengah mentalitas warganya yang terus dihantui ketakutan?

Front pertempuran lainnya adalah dari jalur diplomasi. Di PBB, walaupun diback up oleh Amerika, namun dukungannya terus menurun. Hingga Inggris pun hanya bisa abstain. Jajak pendapat mulai memunculkan bahwa penjajah Israel harus dilenyapkan. Solusi 2 negara sudah tidak relevan lagi. Yang ada hanya menciptakan Palestina yang merdeka.

Penjajah Israel terkepung di banyak front pertempuran, bisakah menghadapinya? Di dalam negri tuntutan dari keluarga sandera terus menekan. Juga, tuntutan  pengunduran diri Netanyahu karena kasus korupsi dan perundangan semakin kuat. Walaupun front selain Gaza masih dianggap remeh, namun cukup menganggu fokus. Persoalannya, banyak yang meragukan kemampuan penjajah Israel memenangkan pertempuran di Gaza.

Saat Munafikin Menghianati Yahudi Madinah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Surat Al-Hasyr 12-13 berkisah tentang penghianat Munafikin...


Saat Munafikin Menghianati Yahudi Madinah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Surat Al-Hasyr 12-13 berkisah tentang penghianat Munafikin kepada Yahudi bani Nadhir di Madinah. Berjanji menolong. Ditunggu bantuannya, namun tidak pernah datang. Padahal perang terhadap Rasulullah saw diproklamirkan. Peperangan pun sudah dimulai dan berlangsung sengit.  Akhirnya, Yahudi bani Nadhir menyerah. Meninggalkan benteng dan semua kekayaannya. Munafikin yang berjanji akan bersama mereka bila terusir dari Madinah, ternyata tidak mengikuti jejaknya pula. Munafikin berkhianat kepada siapapun.

Saat perang Khaibar, kabilah kafir Arab Ghafatan berjanji akan membantu Yahudi Khaibar. Namun Rasulullah saw membuat strategi, seolah-olah akan menyerang kabilah Ghafatan, lalu berbalik menyerang Yahudi Khaibar. Rasulullah saw mengepung Yahudi Khaibar. Namun kabilah Ghafatan tidak juga datang membantu. Satu per satu benteng Khaibar berhasil ditaklukkan. Pada akhirnya, Yahudi Khaibar pun berjuang sendirian, lalu terusir dari Hijaz.

Kabilah Arab Quraisy, Ghafatan, Munafikin dan Yahudi pernah membangun aliansi strategis yang sangat kuat, terutama puncaknya di perang Ahzab atau Khandaq. Mereka mengepung Muslimin di Madinah dari luar dan dalam, dari seluruh penjuru. Mengapa aliansi ini tiba-tiba melemah?

Munafikin menghianati Muslimin pada perang Badar dan Uhud, agar mental Muslimin jatuh dengan mundur dari pertempuran. Namun sekarang, mengapa menghianati Yahudi? Sehingga seluruh kabilah Yahudi terusir dari Hijaz? Kekuatan Yahudi hanya diperalat untuk kepentingan Munafikin. Abdullah bin Ubay memanfaatkannya untuk melemahkan kekuatan Rasulullah saw di Madinah.

Munafikin menjerumuskan Yahudi Madinah untuk melawan dan menghancurkan Muslimin seperti syetan yang menjerumuskan setiap manusia untuk mendurhakai Allah. Namun, syetan berlepas diri dari tanggungjawab tersebut, saat orang kafir mengatakan bahwa yang menjerumuskannya adalah syetan. Ini dijelaskan dalam surat al-Hasyr ayat 16.

Ikatan rapuh aliansi Kafir Quraisy, Ghafatan, Munafikin dan Yahudi, setelah kaum Muslimin mampu menandingi kekuatan Quraisy. Apalagi setelah Kafir Quraisy menandatangani perjanjian Hudaibiyah. Maka aliansi Ghafatan, Munafikin dan Yahudi hanya sekedar berbagi informasi saja tentang gerakan Muslimin yang bisa membahayakan mereka, tidak ada gerakan aliansi gabungan pasukan bersama lagi.

Aliansi strategi yang kuat hanya pada mereka yang tidak memiliki penyakit hati. Yang tidak ada kedengkian dan ketamakan. Selama hatinya kotor, maka kedengkian dan ketamakan yang menghancurkannya. Hati bersih hanya milik Mukminin saja, yang mencintai dan berorientasi pada kehidupan akhirat.

Mengobati Krisis Pengelolaan Uang Pribadi Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Krisis pengelolaan keuangan tengah menerjang negri ini, ti...

Mengobati Krisis Pengelolaan Uang Pribadi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Krisis pengelolaan keuangan tengah menerjang negri ini, tidak saja skala nasional tetapi juga pribadi. Fenomena ini terlihat dari, 42% yang terjerat pinjaman online (pinjol) illegal adalah para guru. 18% adalah ibu rumah tangga. Bahkan ada Perguruan Tinggi Negri yang para mahasiswa terjerat pinjol dengan total hingga milyaran rupiah. Untuk apa uang dari pinjol? Ini yang lebih mengerikan.

Urutan tertinggi mengambil pinjol illegal adalah untuk menutupi hutang lagi. Berhutang untuk menutupi hutang dengan bunga uang menjerat. "Ada yang berhutang Rp500.000,- tetapi saat ditagih menjadi 24 juta." Demikian ungkapan Mahfud MD saat debat Cawapres.  Setelah itu, hanya untuk memenuhi gaya hidup. Pinjol online  tidak ada yang menyentuh ke sektor produktif.  Bagaimana bisa menutupi hutang berikutnya?

Yang lebih parah, menurut laporan yang disampaikan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana kepada Liputan6.com, Senin (25/9/2023), dapat diidentifikasi sebanyak 2.761.828 masyarakat, atau sekitar 2,7 juta orang mengikuti permainan judi online sejak 2017-2022. Dimana 2,1 juta pelakunya berasal dari kelompok ekonomi bawah, dengan pelaku terbesar adalah pelajar.

Pada 2021 saja, jumlahnya sudah tembus Rp 57,91 triliun dari 43.597.112 transaksi. Puncaknya di 2022, ketika nilai transaksi mencapai Rp 104,41 triliun dari 104.791.427 jumlah transaksi judi online. Berarti ada kenaikan transaksi 240% di tahun 2022 dibandingkan 2021. Dimana setiap orang melakukan rata-rata 38 transaksi.  Bukankah ini fakta yang mengerikan?

Pinjol dan judi online yang diminati guru, mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga, karyawan hingga kelompok masyarakat lainnya, merupakan fakta krisisnya pengelolaan uang. Bukankah guru merupakan contoh peradaban? Bukankah mahasiswa dan pelajar merupakan pelanjut peradaban?

Bila pinjol illegal sebagian besar hanya untuk membayar hutang. Bila uang dimainkan ke judi online hingga 2023 menyentuh angka 500 trilyun, maka perputaran uang hanya menjadi uang semata, sama sekali tidak menyentuh sektor rill seperti pertanian, olahan dan pabrikasi. Akibatnya, perputaran uang sebesar apapun tidak bisa meningkatkan kesejahteraan. Sebab, kesejahteraan meningkat bila perputaran uang mengalir ke sektor rill. Bagaimana caranya?

Rasulullah saw mengajarkan agar perputaran uang terbagi ke dalam tiga konsep dasar. Yaitu, konsumsi, investasi dan sedekah dengan proporsi idealnya masing-masing sepertiga. Konsumsi untuk menjaga kehidupan dasar masa sekarang. Investasi untuk menciptakan  pertumbuhan di masa depan. Sedekah agar semakin banyak orang yang menggerakkan ekonomi. Bukankah bila hanya untuk konsumsi pribadi, kebutuhannya sangat terbatas? Dalam Islam, semua perputaran uang harus berakhir pada sektor riil.

Rasulullah saw mendidik seorang pengemis dalam mengelola keuangannya. Kain dan perabotan rumahnya dijual dengan harga 2 dirham sebagai modal awal. Satu dirham digunakan untuk konsumsi. Satu dirham untuk membeli kampak. Dengan kampak itu, sang pengemis mengambil kayu bakar lalu dijual ke pasar. Dengan konsep ini, uang itu harus berputar untuk konsumsi pokok dan investasi pada bidang yang bisa memberikan penghasilan secara berkelanjutan.

Cara mudah dan praktis menciptakan kecerdasan finansial adalah dengan berpuasa. Tak perlu banyak teori dari para ahli. Tak perlu banyak studi kasus untuk memahaminya. Cukup berpuasalah. Berpuasa untuk mengelola  yang halal dan mubah pada tempatnya. Puasa menutup pintu keharaman. Keharaman menghacurkan kecerdasan finansial. Keharaman mendorong seseorang pada kecanduan mengeluarkan uang yang efeknya menghancurkan manajemen dan kematangan diri. Akal sehat hilang. Berfikir jangka panjang hancur. Sensitivitas berinvestasi mati, karena terfokus pada kesenangan hari ini dengan penghamburan yang tak terkira.

Suatu hari Umar Bin Khatab berkeliling daerah. Dia menyapa para aparatur negaranya. Salah satu nasihatnya, "Bila keluar gajimu, maka sebagiannya agar dibelikan kambing. Jika keluar gaji berikutnya, belilah satu kambing satu atau dua ekor, lalu jadikanlah sebagai harta pokok." Gaji sebagai modal pengembangan harta masa depan, bukan dihabis memuaskan keinginan. Itulah nasihat Umar Bin Khatab.

Wajar saja, bila pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya stagnan di level 5%. Wajar saja, bila Indonesia berada pada level deindustrialisasi, dimana kontribusi industri terus menurun bagi perekonomian nasional. Wajarlah saja, bila kemiskinan dihitung dengan penghasilan Rp50.000,- per hari, maka angka kemiskinan menjadi 40% dari total penduduk Indonesia. Salah satu sebabnya, perputaran uang tidak menyentuh sektor riil.

Yang Perang Israel, Yang Menanggung Biayanya Amerika Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Semakin banyak rudal perlawanan Palestina  mema...

Yang Perang Israel, Yang Menanggung Biayanya Amerika

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Semakin banyak rudal perlawanan Palestina  memasuki daerah pendudukan Israel maka perekonomian Israel semakin hancur dan keuangannya semakin berat.

Sebab, penjajah Israel memasukkan gerakan perlawanan rakyat Palestina sebagai teroris, maka setiap kerusakan akibat dari gerakan perlawanan rakyat Palestina harus mendapatkan kompensasi dari penguasa Israel. 45.000 warga pemukim Zionis Israel akan mendapatkan kompensasi.

3/4 hotel di Israel sudah dipenuhi oleh warganya yang ketakutan. Siapa yang membayarnya? Tentu saja negara. Rumah dan fasilitas yang rusak warga Israel harus diberi kompensasi. Penguasa penjajah Israel kerepotan membiayai perang juga membayar kompensasi akibat serangan rudal.

Penjajah Israel memberikan banyak kemudahan agar orang Yahudi di seluruh dunia mau berkumpul di tanah Palestina. Harus menjamin keamanan, juga kesejahteraan. Ingatkah, kisah Mana wa Salwa saat Bani Israel bersama Nabi Musa dan Harun ke Palestina? Mereka meminta jaminan logistik dari langit.

Penguasa penjajah Israel juga kebingungan dengan rusaknya kesehatan mental warganya. Yang stress bukan saja tentaranya, tetapi keluarga dan kerabat yang anggota keluarganya dikirim ke perang Gaza. Tidak itu saja, mendengar sirene ada serangan, mereka pun jadi stress padahal di setiap rumah ada bungker di bawah tanah, untuk menghindari efek serangan. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan mental?

Perusahaan yang tidak beroperasi karena efek perang pun mendapatkan kompensasi kerugian. Berapa ruwetnya kondisi keuangan penjajah Israel. Sebab semuanya harus diganti dengan kompensasi bagi warganya yang terkena dampak perang.

Namun penjajah Israel masih bisa tenang, karena Amerika dan Barat akan terus membantu memberikan suntikan dana. Persoalannya, mengapa rakyat Amerika dan Barat yang justru menanggung biaya perang penjajah Israel? Memang aneh dunia ini.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (270) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)