basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Mensinergikan Berkebun dan Berladang Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Dalam surat Al-Kahfi ayat 32, Allah menyebutkan 2 kebun yang di...

Mensinergikan Berkebun dan Berladang

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Dalam surat Al-Kahfi ayat 32, Allah menyebutkan 2 kebun yang ditanami pohon Kurma dan Anggur, setelah itu baru menyebutkan ladang. Kebun cendrung untuk tanaman keras. Sedangkan ladang, cendrung untuk tanaman yang usianya singkat, seperti padi, palawija dan sayur mayur. Apakah ini prioritas urutan pertanian?

Hasil kebun memang sangat lama. Namun bila sudah berbuah, umurnya bisa di atas 5 tahun. Resiko panen dan pengelolaannya tidak terlalu besar. Pengelolaannya hanya beresiko di tahap awal. Setelah itu sangat minimal pemeliharaannya. Bagaimana dengan berladang?

Menanam padi, palawija dan sayuran, beresiko tinggi di setiap tahapan prosesnya. Dari memanam, pemeliharaan, panen hingga pasca panen. Juga, membutuhkan keahlian dan spesifikasi khusus agar hasilnya memuaskan. Jadi bagi yang belum memiliki pengalaman pertanian, sebaiknya fokus berkebun terlebih  dulu untuk meminimalisasi resiko.

Bila berkebun sudah menunjukkan hasil yang cukup aman untuk konsumsi, investasi dan sedekah, barulah merambah ke perladangan. Bagaimana perbandingan berkebun dan berladang? Allah menyebutkan 2 kebun dengan   1 ladang. Dalam surat Saba, Allah menjelaskan sebuah kota di sebuah lembah, yang dikelilingi dengan kebun-kebun.

Jadi, apakah berkebun harus lebih luas dari berladang? Bila fokusnya hanya berladang, akan menimbulkan resiko jangka panjang. Hutan habis. Penghijauan tidak ada. Terjadi kerusakan lingkungan dan iklim dunia. Oleh sebab itu, berkebun selalu didahulukan dari berladang. Kuantitas berkebun lebih banyak dari berladang.

Berladang harus dijalankan untuk meningkatkan produktivitas waktu. Bukankah panen dari hasil kebun tidak setiap saat? Memanfaatkan kapasitas yang menganggur. Limbah berkebun bisa untuk menyuburkan ladang. Limbah ladang bisa untuk menyuburkan kebun. Kebun dan ladang sebuah simbiosis yang saling mengisi.

Berkebun lalu berladang. Berkebun harus lebih luas dari berladang. Itulah konsep dasar mensinergikan berkebun dan berladang agar mengoptimalkan hasil dan meminimalisir resikonya. Semuanya dipandu oleh Al-Qur'an.

Jangan Menelantarkan Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mengelola tanah merupakan sunah Rasulullah saw. Setelah Yahudi Madinah me...

Jangan Menelantarkan Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Mengelola tanah merupakan sunah Rasulullah saw. Setelah Yahudi Madinah meninggalkan benteng dan kebun-kebunnya, maka kebijakan Rasulullah saw yang berikutnya adalah bagaimana mengelola tanah tersebut. Beruntungnya, Muhajirin sudah belajar bertani pada Anshar pada awal hijrah. Jadi, sumber daya manusia yang terampil sudah ada untuk mengelola tanah.

Ada persoalan besar setelah pembebasan daerah Khaibar dan Fandak. Area tanah yang diperoleh sangat luas. Sumberdaya manusianya tidak cukup mengelola tanah yang luas tersebut. Bagaimana agar tanahnya tidak menganggur? Rasulullah saw menjalin kemitraan dengan kaum Yahudi dengan konsep bagi hasil.

Di era Umar bin Khatab, wilayah kekuasaan Muslimin sangat luas. Bagaimana mengelola tanah yang luas tersebut? Apakah akan diserahkan kepada pasukan Muslimin seperti pada era sebelumnya? Ini akan menyebabkan tanah menganggur. Karena luasnya tanah dibandingkan dengan kemampuan pasukan dalam mengelola tanah.

Umar bin Khatab mengambil kebijakan agar tanah tetap dikelola maksimal, tanah dikelola oleh pemilik asalnya, namun mereka dibebankan usyur sebesar 10% dari hasil panen untuk kas negara. Tanah menganggur berarti kezaliman karena mengabaikan tanggungjawab atas tanah yang telah diamanatkan.

Umar bin Abdul Aziz mendorong rakyatnya untuk mengelola tanah. Salah satu kebijakannya adalah negara membantu rakyatnya agar tanah yang tidak subur menjadi subur. Bahkan bagi yang membuka lahan baru, maka negara memberi bantuan rumah dan sarana pendukung untuk menghidupkan tanah tersebut.

Ada kebijakan khusus dari Umar bin Abdul Aziz bagi masyarakat yang mau mengelola tanah negara. Yaitu, diberi hak pengelolaan tanah bagi petani dengan hasil dibagi dua antara negara dan petani. Bila petani tidak sanggup, sepertiga hasilnya saja. Bila tidak sanggup; sepersepuluh dari hasilnya. Bila tidak sanggup,  tidak perlu ada bagu hasil. Bila tidak sanggup,  maka negara harus mengeluarkan modal agar petani dapat mengelola tanah tersebut.

Umar bin Abdul Aziz menghukum mereka yang merusak lahan pertanian. Suatu ketika ada pasukan yang melewati lahan pertanian, lalu merusaknya. Maka sang petani mengadukan persoalan tersebut kepada Umar bin Abdul Aziz. Umar pun memanggil memanggil pasukan tersebut dab memerintahkan mereka untuk mengganti kerugian atas rusaknya lahan tersebut.

Umar bin Abdul Aziz pun membuat kebijakan khusus bagi para pengelola tanah atau petani. Yaitu, membebaskan segala pungutan bila dengan pungutan tersebut membuatnya tidak sanggup mengelola tanahnya. Bahkan dipinjamkan dana agar petani mampu bekerja mengelola tanah tersebut.

Kesejahteraan itu bersumber dari tanah. Kekayaan itu awalnya dari tanah. Industri olahan pangan itu berawal dari hasil yang diperoleh dari pengelolaan tanah. Namun mengapa profesi mengelola tanah justru ditinggalkan?

Nabi Yusuf Berdakwah Dengan Kesibukan Rutinitasnya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Nabi Yusuf tidak menyeru kaumnya seperti Nabi Mus...

Nabi Yusuf Berdakwah Dengan Kesibukan Rutinitasnya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Nabi Yusuf tidak menyeru kaumnya seperti Nabi Musa dan Isa. Tidak pula seperti Nabi Nuh dan Hud. Kisah Nabi Yusuf lebih banyak berkisah liku-liku anak manusia biasa. Dakwah Nabi Yusuf tidak melalui seruan tetapi bagaimana akhlak dalam setiap liku-liku kehidupan. Apa karakter, mindset dan solusi dalam setiap fragmen kehidupan. Kisah Nabi Yusuf seperti kisah Nabi Ayub.

Kisah Nabi Yusuf tidak banyak argumentasi tentang ketauhidan. Tidak juga tentang surga, neraka dan akhirat. Lebih banyak gambaran keseharian manusia, baik itu kalangan awam dan istana. Keterkaitan kebijakan istana untuk masyarakat awam. Juga, liku-liku peradilan yang rusak. Hanya di kisah Nabi Yusuf, penjara menjadi salah satu titik sentral cerita.

Dakwah itu tidak harus dari balik dalil agama. Melalui khutbah dan ceramah. Tidak hanya seruan kepada ketauhidan dan syariat. Tetapi menceburkan diri adalah keseharian rutinitas juga sebuah perjalanan dakwah. Sebagai anak, saudara, orang tua,  budak, pelayan, di rumah, di istana, bergelut dengan kekuasaan dan peradilan. Bentuk amar makruf nahi munkar juga bisa melalui pergelutan rutinitas hidup.

Bergelut dengan rutinitas keseharian. Kuncinya, kuatkan ihsan, rasa diawasi oleh Allah. Namun bagaimana membuat lompatan hidup? Allah menarik Nabi Yusuf yang hanya menjadi pelayan ke balik penjara. Allah meneguhkan Nabi Yusuf dalam memilih kebenaran. Di balik penjara, ketauhidannya dikokohan. Perjalanan leluhurnya, Nabi Ibrahim, Ishak dan Yakub dikuatkan. Siapakah diri Nabi Yusuf yang sebenarnya? Kesadaran akan peran dan tanggungjawab disadarkan. Kapasitasnya bukan pelayan tetapi sebagai penasihat raja.

Peran kenabiannya seperti nabi sebelumnya muncul dikegelapan penjara. Walau pun hanya berteman dengan dua orang pelayan raja, seruannya agar dua orang itu kembali kepada Allah digaungkan. Disinilah Allah mengajarkan ilmu takwil mimpi. Ilmu yang bisa membaca masa depan dengan tepat. Padahal tak ada yang mengajari atau membimbingnya. Inilah ilmu laduni.

Berinteraksi selama 9 tahun di penjara, kedua orang pelayan raja ini meyakini bahwa Nabi Yusuf memang orang terpercaya. Keduanya mengadukan perihal mimpinya. Meminta takwilnya. Keduanya pun dibebaskan dari penjara. Nabi Yusuf menitipkan pesan, bahwa dia masuk penjara karena rekayasa pengadilan. Namun keduanya lupa menyampaikan ke raja karena ulah syetan. Apakah ulah syetan itu tidak bermanfaat?

Syetan memang berhasil membuat lupa ke dua pelayan. Namun sekenario Allah lebih baik daripada sekenario syetan. Pelayan tersebut ingat saat sang raja memiliki persoalan tentang apa tafsir mimpinya. Yang bisa menjawab hanya Nabi Yusuf. Dia pun dihadapkan pada raja. Raja jadi tahu kapasitas Nabi Yusuf. Nabi Yusuf tidak sekedar keluar dari penjara tetapi diangkat penasihat raja. Andai pelayan tersebut tidak dilupakan syetan, bisa jadi Nabi Yusuf hanya keluar dari penjara saja.

Strategi Nabi Yusuf Mengarungi Liku-liku Kehidupan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Yusuf dimasukkan ke Sumur kering di padang pa...

Strategi Nabi Yusuf Mengarungi Liku-liku Kehidupan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Nabi Yusuf dimasukkan ke Sumur kering di padang pasir, bagaimana balasan  Nabi Yusuf kepada mereka?

Nabi Yusuf dijebloskan ke penjara karena fitnah, bagaimana balasan Nabi Yusuf saat berkuasa terhadap yang memfitnahnya?

Nabi Yusuf dijadikan budak, bagaimana balasan Nabi Yusuf kepada mereka yang telah menjadikannya budak?

Bagaimana sikap Nabi Yusuf kepada mereka yang telah mendengki dan merekayasa tipu daya kepadanya?

Akibat yang baik bagi yang bertakwa. Allah memperbaiki urusan mereka yang bertakwa. Inilah dasar mengarungi liku-liku kehidupan.

Manusia itu mudah khilaf dan terperosok. 3 pondasi mindset ini yang membentuk sikap Nabi Yusuf kepada mereka yang telah mendengkinya.

Dari kegelapan sumur menuju istana. Dari penjara menjadi penguasa. Allah mengangkat yang tertindas menjadi penguasa. Inilah hukum kehidupan.

Nabi Yusuf tidak tahu bagaimana keluar dari sumur. Bila keluar, apakah bisa hidup di tengah gurun tandus? Hanya tawakal dan doa yang menyelamatkan

Penjara itu penjagaan dan perlindungan Allah terhadap Nabi Yusuf. Bukan seperti hukuman yang ditimpakan pada pelaku kejahatan.

Di penjara mukjizat tafsir kejadian, peristiwa dan mimpi terasah kembali. Sebelumnya terpendam sebab rutinitas dan hiruk pikuk kehidupan.

Setiap kelebihan tertentu ada ujiannya. Keahlian tafsir mimpi didengki oleh saudaranya. Kegantengannya jadi pesona wanita.

Saat jadi penguasa, apakah bertindak adil kepada bangsa Mesir atau melebihkan saudaranya Bani Israil? Memaafkan yang telah menzaliminya?

Kisah Nabi Yusuf, seperti kisah manusia biasa, tak ada kemukijzatan super dahsyat seperti Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa.

Kisah Nabi Yusuf, tak ada kejadian penghancuran terhadap kafirin, tapi kemitraan dalam mewujudkan kemaslahatan manusia.

Nabi Yusuf menjalani kehidupan normal. Bekalnya, kelapangan dada, pengendalian nafsu, interpretasikan peristiwa masa depan ke masa kini

Hanya kisah Nabi Yusuf yang dituntaskan dalam satu surat saja. Kisah Nabi lainnya tersebar di berbagai surat. Tak ada kisah bersambung.

Tamsil Manajemen Era Kemakmuran, Krisis dan Konflik di Kisah Nabi Yusuf Oleh: Nasrulloh Baksolahar Angka 7 salah satu yang palin...

Tamsil Manajemen Era Kemakmuran, Krisis dan Konflik di Kisah Nabi Yusuf

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Angka 7 salah satu yang paling sering diulang dalam Al-Qur'an. Apa uniknya? Dalam kisah Nabi Yusuf, angka 7 menjadi kunci keluarnya Nabi Yusuf dari penjara. Ada apa dengan angka  7?

Tujuh sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh sapi betina yang kurus. Juga, 7 batang gandum yang hijau dengan 7 gandum yang kering. Apa maknanya?

Setelah panen berlimpah selama 7 tahun, akan tiba 7 tahun kemarau panjang, setelah itu akan datang musim hujan. Saat itulah buah anggur akan berlimpah. Dalam ilmu pertanian, keberhasilan petani baru terlihat setelah 7 kali panen.

Bagaimana menjaga hasil panen agar tahan lama? Di mimpi tersebut simpan gandum dengan batangnya. Mengapa tak membicarakan butiran biji gandum saja? Guntingan batang akan menumbuhkan cabang baru di pohon yang berpotensi menghasilkan buah yang lebih banyak.

Makan gandum beberapa bulir, lalu simpanlah. Pergunakan persediaan gandum di saat krisis, tetapi jangan dihabiskan karena di saat datang musim penghujan masih ada sisa gandum yang bisa ditanam. Era itulah anggur pun atau buah-buahan pun akan berlimpah. Rentetan kisah  gandum diakhiri dengan buah anggur.

Era memanen dan krisis akan sama rentang waktunya. Mengapa tidak lebih lama atau sedikit era krisis atau era memanen? Agar manusia mudah mengantisipasi? Mengapa era krisis diapit oleh dua kondisi yaitu era panen gandum dan buah-buahan?

Krisis itu sesuatu yang mudah untuk ditanggulangi, karena diawali panen yang melimpah. Hanya, bagaimana manajemen saat panen? Agar krisis tidak menciptakan kematian dan kehancuran?

Krisis akan menciptakan kondisi yang lebih menggairahkan dan memakmurkan dibandingkan dengan era panen, tinggal bagaimana manajemen krisis? Jangan makan seluruh biji gandum. Setelah krisis, gandum dan anggur akan berbarengan muncul.

Bagaimana pengelolaan sumber daya yang dimiliki mampu melewati era krisis yang panjang? Simpan gandum dengan batangnya, jangan hanya biji bulirnya saja.

Di era krisis, Nabi Yusuf mampu menyelesaikan persoalan pribadinya yang sangat mendasar yaitu bertemu dengan ayahnya Nabi Yakub, adiknya Benyamin dan menuntaskan perselisihan dengan saudara-saudara tertuanya. Pergunakan krisis untuk menuntaskan persoalan yang tidak dapat dipecahkan di era kemakmuran.

Nabi Yusuf memiliki sumber daya untuk menghadapi krisis. Saudara-saudaranya tidak siap. Hilangkan persoalan dengan sumber daya yang dimiliki, bukan dengan membalas dendam tetapi dengan membantu dan menolong. Karena sumber persoalan adalah ketergelinciran karena bisikan syetan bukan jati diri manusianya.

Liku-liku Titik Kritis Kehidupan Nabi Yusuf Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Yakub sudah paham akan kemukijzatan Nabi Yusuf. Namu...

Liku-liku Titik Kritis Kehidupan Nabi Yusuf

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Yakub sudah paham akan kemukijzatan Nabi Yusuf. Namun mengapa perjalanan Nabi Yusuf penuh liku-likunya? Dimana kemukijzatannya? Mukjizat butuh momentum, itulah penyebab mengapa harus berjihad mengarungi hidup.

Ada 5 titik kritis di kehidupan Nabi Yusuf. Saat dimasukkan ke sumur di padang pasir. Anak keturunan Nabi jadikan budak. Digoda di tempat yang terkunci. Di penjara sebab fitnah. Mengelola kekuasaan.

Penjara bukanlah yang sulit dalam hidupnya. Sebab saat kecil sudah disiapkan Allah berupa diceburkan dirinya ke sumur di padang pasir. Fitnah yang membawanya ke penjara tak membuatnya sakit hati, karena perjalanannya menjadi budak pun karena kedengkian dari saudara-saudaranya.

Menyelesaikan rutinitas sebagai pejabat di Mesir merupakan sesuatu yang tak asing lagi, karena sejak kecil sudah bergaul erat dengan para pejabat Mesir dalam menghadapi hiruk pikuk persoalan negara dan intrik-intrik politiknya.

Ada 3 hal yang jarang bisa melakukan banyak orang. Yaitu,  mendesain dan membaca masa depan dari isyarat fenomena yang sederhana. Ujian yang hawa nafsunya sedang mencapai puncaknya. Menyayangi saat berkuasa padahal memiliki kekuatan untuk pembalasan dendam.

Kemukijzatan Nabi Yusuf ada pada pengelolaan dirinya dan mendesain masa depan dari pemahamannya atas fenomena yang sederhana. Tak ada keluarbiasaan seperti yang di alami nenek moyangnya yaitu Nabi Ibrahim. Tak ada keluarbiasaan seperti generasi berikutnya yaitu Nabi Musa, Nabi Yusya, Nabi Dawud, Sulaiman dan Isa.

Perjalanan Nabi Yusuf, dibenci saudara-saudaranya, dimasukkan ke sumur, menjadi budak, difitnah hingga masuk penjara. Lalu ada momentum yang semua orang tak bisa memecahkan persoalan bangsa. Hanya Nabi Yusuf yang bisa memecahkan persoalannya.

Bagaimana Nabi Yusuf mengelola kekuasaannya? Padahal tak ada kisah dia belajar menuntut ilmu pada seseorang seperti Nabi Musa. Apakah liku-liku hidupnya dapat merekayasa keilmuan secara mandiri dan otomatis?

Kemukijzatan Nabi Yusuf justru mulai terlihat saat di penjara. Bagaimana suasana penjaranya Nabi Yusuf? Apa yang dilakukan Nabi Yusuf, sehingga kemukijzatannya muncul? Bagaimana manajemen jiwanya saat di penjara?

Kegantengannya tak berarti, sebab menjerumuskannya pada kerumitan hidup yang dapat menenggelamkannya pada hawa nafsu. Kegantengannya justru dapat menjadi penyebab ketergelinciran.

Nabi Yusuf sukses menghancurkan ego dirinya. Seorang cicit bapak para Nabi tak pernah berkata, "Mengapa keturunan yang termulia menjalani kehidupan yang penuh liku-liku hingga menjadi budak?" Bukankah ini seperti bumi dan langit?

Nabi Yusuf dapat menyelesaikan persoalan krisis negara yang rumit hanya dengan mekanisme yang sangat sederhana yang biasa dilakukan oleh seorang petani biasa. Itulah kecemerlangan dan kejeniusan.

Kisah Nabi Yusuf, Bekal Perjalanan Muslimin Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Apakah keistimewaan kisah Nabi Yusuf? Kisah sebagai manu...

Kisah Nabi Yusuf, Bekal Perjalanan Muslimin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Apakah keistimewaan kisah Nabi Yusuf? Kisah sebagai manusia biasa. Kisah Nabi Yusuf bekal perjalanan Rasulullah saw dan para Sahabatnya yang diceritakan saat di Mekah untuk menghibur, mencerahkan dan meneguhkan. Memahamkan akan seluruh liku-liku kehidupan, juga solusinya yang natural.

Makar persengkokolan untuk membunuh dan menghancurkan karakter Nabi Yusuf terjadi dua tahap. Saat bersama keluarganya dan di istana. Di Palestina, hidup dalam naungan cinta ayahnya. Namun saudaranya iri dan dengki. Terjadi persengkokolan untuk membunuhnya. Terakhir dimasukkan ke sumur. Di Mesir, di istana, para petinggi istana merekayasa perkara agar Nabi Yusuf bisa masuk penjara. Semua persengkokolan tersebut sukses besar tak ada yang bisa menghalanginya. Oligarki Kekuasaan menindas yang lemah.

Bukankah persengkokolan ini pun terjadi pada Rasulullah saw dan sahabatnya? Di Mekah menghadapi persengkokolan penguasa dan petinggi kafir Quraisy. Dari penyiksaan, pengusiran hingga pembunuhan. Di Madinah, menghadapi persengkokolan Yahudi, Musyrikin, dan Munafikin walaupun sudah dinetralisir dengan piagam Madinah. Rasulullah saw dan para Sahabat sudah paham peta perjalanan ini kisah Nabi Yusuf.

Nabi Yusuf dijauhkan dari orang yang mencintainya dan yang dicintainya. Dalam cinta, ada perlindungan dan kenyamanan. Namun hidup bukan untuk menikmati hal ini. Hidup yang menumbuhkan dan membangun karakter juga kesuksesan adalah yang mengarungi liku-liku dan samudera kehidupan. Agar kelak menjadi sosok yang tangguh danb piawai dalam mengarungi samudera kehidupan.

Nabi Yusuf dipisahkan dari ayahnya, Nabi Yakub. Nabi Yusuf dipisahkan dari adik yang dicintainya, Benyamin. Nabi Yusuf juga tak menyangka saudara yang dicintainya justru berupaya membunuhnya. Rasulullah saw dipisahkan dari ayah, ibu, kakek, dan putra-putri nya, kecuali Fatimah. Yang berusaha membunuhnya justru pamannya, Abu Jahal dan Abu Lahab. Sebab kisah Nabi Yusuf, jiwa Rasulullah saw tak terguncang jiwanya, sebab liku-liku perjalanan seorang Nabi memang seperti itu.

Di dalam sumur dan penjara. Nabi Yusuf terkukung dalam gelapnya sumur dan tembok penjara. Di Mekah, Rasulullah saw diblokade secara sosial pergaulan dan ekonomi. Di Madinah, Rasulullah saw dikepung dari semua penjuru, puncaknya  saat perang Khandaq. Kegelapan justru awal episode kehidupan baru yang tak terduga. Dari sumur ke istana. Dari penjara menjadi penasihat raja.

Allah menyiapkan bekal terlebih dahulu. Menyiapkan liku-liku di keluarga, kemudian liku-liku di istana. Persengkokolan jahat di keluarga baru persengkokolan istana. Musim panen dulu baru musim paceklik. Mengkisahkan Nabi Yusuf dulu, barulah Rasulullah saw menjalani liku-liku dakwahnya. Inilah rahmat dari Allah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)