basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Efek Kupu-Kupu Perlawanan di Tepi Barat Oleh: Nasrulloh Baksolahar Keberanian telah muncul di Tepi Barat, terutama di Jenin. Ger...

Efek Kupu-Kupu Perlawanan di Tepi Barat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Keberanian telah muncul di Tepi Barat, terutama di Jenin. Gerakan perlawanan terus meningkatkan tekanannya. Sekitar 3.000 rakyat Palestina ditangkapi penjajah Israel di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023. Apa pengaruhnya?

Rakyat Palestina  di Tepi Barat, menghadapi bukan sembarang tentara, bisa jadi mereka adalah  tentara bayaran Amerika yang merupakan sepertiga dari jumlah militer penjajah Israel. Tentara tersebut sebagai pelindung bagi para pemukim pendudukan Israel  yang dibayar untuk menghancurkan rumah dan pemukiman di desa-desa Palestina.

Target jangka pendek dari bergolaknya Tepi Barat adalah pemukim penjajah Israel tidak betah. Terjadi eksodus ke luar Tepi Barat. Sebab para pemukim penjajah Israel umumnya memiliki kewarganegaraan ganda. Mereka bisa meninggalkan tanah jajahannya lalu pindah ke asalnya.

Bila mereka meninggalkan Palestina, maka kekuatan penjajah Israel akan lemah dengan sendirinya. Perhatikan Gaza, yang dihancurkan Gaza dengan serbuan darat dengan kehancuran luar biasa, tetapi 1 juta penduduk penjajah Israel justru yang mengungsi.

Eksodus 1 juta pemukim penjajah Israel berarti menimbulkan persoalan baru bagi penjajah Israel,   dari sudut pertahanan, kekuatan militer terkuat adalah rakyat bukan angkatan bersenjata.

Eksodus 1 juta berarti permintaan barang dan jasa menurun. Berarti industri berpotensi tutup tetapi layanan yang harus ditanggung penjajah Israel meningkat. Pengangguran meningkat. Persolan sosial seperti kejahatan dan kesehatan mental meningkat. Ini yang disebut "efek kupu-kupu"

Gerakan kecil yang tak berhubungan justru menghancurkan hal yang mendasar dan besar. Pengerahan militer terhadap rakyat sipil. Pembunuhan terhadap rakyat sipil oleh prajurit militer justru menghancurkan mental tentaranya. Seperti itu penelitian para ahli psikologi.

Semakin kuatnya perlawanan di Tepi Barat menunjukkan bahwa solusi tanah Palestina bukan lagi dengan perundingan oleh para mediator yang cendrung menguntungkan penjajah Israel. Tetapi, dengan perlawanan senjata. Hasil survei telah dibuktikan dengan gerakan nyata.

Masa Hidup Hanya Satu Tarikan Nafas Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Berserah diri itulah warna kehidupan seorang hamba. Berserah dir...

Masa Hidup Hanya Satu Tarikan Nafas

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Berserah diri itulah warna kehidupan seorang hamba. Berserah diri itulah yang menjadi tujuan Nabi Ibrahim dan Ismail. Saat takdir sudah dalam goresan Lauhul Mahfudz. Apalagi yang bisa dilakukan? Berserah diri adalah mata air yang melahirkan karakter utama lainnya.

Berserah diri dalam menyikapi masa lalu dengan beristighfar dan bertaubat. Berserah diri terhadap masa depan dengan bertawakal. Berserah diri terhadap hari ini dengan berikhtiar dan ridha terhadap hasilnya. Berserah diri menjadikan Allah sebaik-baiknya tempat bergantung, berlindung, dan penolong.

Masa lalu tak bisa diubah. Keburukan masa lalu. Kebaikan masa lalu hanya bisa diperbaiki, dipenuhi hikmah pelajaran, menjadi pengalaman berharga dan ditingkatkan di hari esok bila dimuhasabahi, diistighfari dan ditaubati. Namun bila tak berserah diri yang muncul hanya diratapi, disesali, tak puas yang akhirnya merusak diri.

Masa depan tak ada yang tahu. Sedetik kedepan tak ada yang tahu. Menyikapinya dengan bertawakal. Tawakal merupakan sifat berserah diri terhadap masa depan. Mengapa berserah diri? Karena Allah memiliki Asmaulhusna-Nya. Hanya itu keyakinannya.

Masa sekarang hanya berumur satu tarikan nafas. Satu tarikan nafas selesai, sudah menjadi masa lalu. Yang panjang ada masa lalu dan masa depan. Masa terpendek adalah masa sekarang yang lamanya hanya satu detik saja. Maka berikhtiar itu sangat mudah dan ringan karena hanya berinteraksi dengan satu detik saja.

Berikhtiar merupakan bentuk berserah diri. Sebab, yang bisa "kun fayakun" hanya Allah. Bekerja dan berkarya karena manusia tidak bisa ber"kun fayakun", tetapi harus melalui tahapan dan proses yang telah ditetapkan Allah. Seperti pohon berbuah yang melalui proses dari menaruh biji ke tanah.

Berikhtiar berarti menikmati kehambaan. Kehambaan adalah derajat tertinggi seorang makhluk. Jatuh bangun berarti menikmati kehambaan. Bangkit terpuruk berarti menikmati kehambaan. Berikhtiar merupakan puncak kehambaan. Berserah dirilah maka semuanya menjadi nikmat.

Mengapa Berobat? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ada sakit yang memang kita buat sendiri. Prilaku kezaliman pada dirilah penyebabnya....

Mengapa Berobat?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ada sakit yang memang kita buat sendiri. Prilaku kezaliman pada dirilah penyebabnya. Makan yang haram dan tidak baik. Gaya hidup mewah, boros, dan berlebihan. Tidak memperhatikan tuntutan hak tubuh.  Sakit untuk mengembalikan manusia ke jalan yang benar.

Ada sakit karena ujian dari Allah. Sudah menjaga seluruh kondisi penyebab sakit. Bergaya hidup sehat dan teratur. Namun sakit tetap menghampiri juga. Sakit untuk meraih pengampunan Allah.

Sakit akibat ulah diri sendiri, karena kita tidak memenuhi syarat-syarat untuk sehat. Kehidupan ini ada Sunatullah. Sakit itu ada asal usulnya. Tubuh itu memiliki sistem Sunatullah juga. Bentuk penghambaan kita kepada Allah adalah dengan mengikuti pola yang sudah Allah tetapkan pada tubuh kita. Gaya hidup sehat sebagai bentuk penghambaan.

Untuk apa tubuh diciptakan? Itulah yang harus kita ikuti. Bila kaki untuk berjalan, jangan segan berjalan. Proses internal tubuh yang ada, harus dijaga. Jangan merusak dan melawan Sunatullah yang ada. Sesederhana itu cara sehat.

Saat manusia merusak keharmonisan tubuh, maka untuk menjaga keharmonisan itu, Allah memberikan sinyal-sinyal sakit agar tahu apa yang rusak dan dimana lokasinya. Sakit itu proses pemeliharaan dari Allah agar manusia sadar, apa kezaliman yang dilakukan pada tubuhnya sendiri. 

Yang melakukan terapi atau pengobatan, berarti dia sedang proses memohon ampun pada Allah, mengintropeksi kezaliman pada tubuhnya. Kita berobat bukan untuk sehat, namun karena mengikuti sunnah Rasulullah saw untuk berobat.

Saat Allah memberikan kesempatan untuk berobat, mengapa tidak dimanfaatkan rahmat Allah ini? Bila kita tak berobat, berarti zalim pada tubuh. Pada saat sudah berobat tapi tetap sakit, berarti sakit lebih baik bagi kita.

Basic Training Kehidupan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Darimana mengawali pengendalian diri? Bagaimana memulai pengendalian hawa na...

Basic Training Kehidupan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Darimana mengawali pengendalian diri? Bagaimana memulai pengendalian hawa nafsu? Bagaimana pelatihan kepemimpinan diri? Bagaimana awal manajemen keuangan pribadi? Sangat mudah, tak harus mendatangi pakar dan konsultan kepemimpinan, psikolog dan finansial. Cukup mengawali dengan mengelola perut.

Saat dihisab di hadapan Allah, banyak yang berkata bahwa mereka dikendalikan oleh kejahatannya. Berarti ada sesuatu di luar dirinya yang menguasainya? Padahal dirinya selalu bersamanya. Memiliki tetapi tak menguasai?

Cara termudah untuk mengukur apakah diri dikuasai oleh diri atau kejahatan diri adalah dengan mengetahui bagaimana respon terhadap rasa lapar saat makanan dan minuman yang tersaji dihadapan? Bagaimana merespon desakan bisikan dan keinginan? Untuk apa orientasi makan? Jangan sampai orientasi makan hanya untuk kenyang.

Rambu-rambu atau adab makanan yang diajarkan oleh Rasulullah saw adalah sebuah parameter, apakah makan itu untuk ego? Ataukah makan itu untuk mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW? Apakah makan untuk kepuasan diri atau meraih ridha Allah SWT? Bila masih ego, bertanda diri belum bisa menguasai diri. Bila belum bisa menguasai diri bagaimana bisa memimpin orang lain?

Yang paling mudah untuk dikendalikan dalam pengelolaan uang adalah sisi pengeluaran. Awal pengelolaan pengeluaran uang dimulai dari pengelolaan konsumsi. Pengelolaan konsumsi di mulai dari pengelolaan perut. Pengelolaan perut dimulai dari makan ketika lapar, berhenti sebelum kenyang.

Sumber daya tidak harus menunggu apa yang akan diperoleh. Sumber daya dimulai dari apa yang sudah dimiliki. Bagaimana yang dimiliki menjadi sumber daya? Dengan mengelola pengeluaran. Ada untuk makan, investasi dan sedekah. Penerimaan itu urusan Allah, manusia hanya berdoa dan berikhtiar. Namun mengelola pengeluaran menjadi tanggungjawab kita.

Mengelola yang terdekat. Mengelola yang ada pada diri. Merupakan basic training menghadapi tantangan yang besar. Mengelola yang didengar, dilihat, dimakan, dan dirasakan. Mengelola bisikan dan letupan hati merupakan awal pengelolaan kehidupan. Rukun Iman, Islam dan Ihsan, merupakan basic training menghadapi kehidupan.

Keterkaitan Gaya Konsumsi dengan Alam Semesta Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Isilah l...

Keterkaitan Gaya Konsumsi dengan Alam Semesta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Isilah lambung dengan sepertiga untuk makan minum dan udara. Makanlah ketika lapar, berhentilah sebelum kenyang. Itulah panduan konsumsi. Makan dan minum mendorong kehidupan. Pertanian, peternakan, industri, logistik dan retail bergerak karena konsumsi. Pertumbuhan ekonomi terjadi karena konsumsi. Jadi makan dan minumlah agar kehidupan ini bergerak.

Makan minumlah tapi jangan berlebihan. Bila berlebihan, bisa terjadi eksploitasi terhadap alam. Kerakusan manusia akan makan dan minum bisa menyebabkan eksploitasi terhadap sumber daya. Keindahan dan sumber daya alam harus dijaga untuk generasi berikutnya. Jangan sampai menyisakan kehancuran bagi masa depan umat manusia berikutnya.

Makan minumlah, tapi jangan berlebihan. Bila berlebihan akan terjadi kenaikan harga yang tidak wajar. Hingga bisa menimbulkan kemiskinan bagi yang daya belinya tidak tumbuh karena tidak sanggup untuk membeli. Kemiskinan terjadi tanpa disadari akibat kerakusan akan makan dan minum. Jangan sampai gaya hidup konsumsi kita kemiskinan orang lain.

Makan dan minumlah, tapi jangan berlebihan. Proses merubah bahan mentah menjadi makanan dan minuman membutuhkan energi bahan bakar. Jangan sampai sumber energi dan bahan bakar terkuras karena kerakusan akan makanan. Banyak sumber daya dan energi yang tersia-sia karena sebuah kerakusan.

Makan dan minumlah, tapi jangan berlebihan. Betapa banyak sisa makanan yang terbuang? Sisa makanan menimbulkan energi panas yang bisa menimbulkan pemanasan global yang akan mempengaruhi iklim dunia. Bencana alam, munculnya ragam patogen baru dan kematian habitat tumbuhan serta hewan, bisa jadi karena efek dari sisa-sisa makanan yang terbuang.

Makan dan minumlah, tapi jangan berlebihan. Bila firman Allah dan Sunah Rasulullah saw tak dijadikan bimbingan, maka Allah akan memaksa manusia untuk kembali kepada yang diperintahkan-Nya. Ragam penyakit tubuh tiba-tiba menyerbu dan menyiksa manusia yang solusinya hanya satu yaitu mengurangi makan dan minum.

Firman Allah SWT dan Sunah Rasulullah SAW itu amat sederhana. Ikuti saja. Sebab dihadirkan untuk menjaga keseimbangan alam semesta. Dihadirkan untuk menjaga interaksi yang harmonis antar manusia dengan alam semesta. Bila tidak taat, alam semesta yang akan menghancurkan manusia.

Reformasi Rantai Suplai Pertanian di Era Umar bin Abdul Aziz  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Cawapres Anies Baswedan dalam acara Ko...

Reformasi Rantai Suplai Pertanian di Era Umar bin Abdul Aziz 


Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Cawapres Anies Baswedan dalam acara Konferensi Orang Muda Pulihkan Indonesia yang diselenggarakan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) di Jakarta  pada 25 Nopember 2023, mengungkapkan gagasannya tentang program contract farming.  Contract farming adalah sebuah kesepakatan kerjasama antara petani dan perusahaan pengolahan hasil.

Dengan program ini diharapkan petani yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mendapatkan kesempatan agar produk mereka  bisa dipasarkan di pasar produk pertanian Tanah Air. Program ini juga mengintensifkan lahan petani rakyat. Petani bakal dijadikan mitra dan terlibat dan mendapatkan fasilitas program pertanian. Mendorong kepastian penyerapan hasil tani lokal oleh BUMN/BUMN di kota-kota besar dengan skema kontrak kerja.

Di era Umar bin Abdul Aziz, salah satu terobosan program pertanian  yang dilakukan adalah memotong rantai suplai produk pertanian. Saat itu terjadi praktek percaloan atau perantara dalam penjualan produk pertanian di kota Basrah. Para perantara ini melakukan praktek menetapkan harga yang sangat rendah saat membeli dari petani, namun tidak dibayar secara tunai.

Pada sisi lain, perantara ini menjual produk pertanian ke konsumen akhir dengan harga yang sangat tinggi, menerima pembayaran secara tunai dan membebankan jasa perantara  juga kepada petani.  Petani yang sudah letih bercocok tanam hanya menerima harga  rendah dengan pembayaran tempo (hutang) dan menanggung biaya tambahan.. Sedangkan perantara mendapatkan margin keuntungan tinggi dari penjualan dan jasa,  juga perputaran uang yang cepat.

Praktek ini mendorong petani kurang bergairah untuk mengolah tanahnya. Ada juga yang sampai meninggalkan ladang mereka begitu saja tanpa ditanami. Akibatnya, tanah pertanian lama kelamaan menjadi rusak, tidak subur, dan banyak lahan yang menganggur. Bila ini dibiarkan, maka ketahanan pangan terganggu.

Untuk memecahkan persoalan ini, Umar bin Abdul Aziz mengutus Basyar bin Shafwan dan Abdullah bin Ajlan untuk memastikan persoalan ini dan jika benar maka mereka diperintahkan untuk mengembalikan harga seperti yang dikehendaki para petani dan disepakati oleh pembeli. Dan menghapus biaya jasa perantara antara petani dan pembeli. Dengan kebijakan ini, satu rantai suplai diputus oleh Umar bin Abdul Aziz.

Persoalan krusial di tingkat petani saat ini dari sisi pasca panen adalah kepastian permintaan dan harga. Saat panen, dalih dari para perantara atau tengkulak, harga anjlok dengan alasan kelebihan stock dan rendahnya permintaan. Namun apakah dinamikanya seperti itu? Tak ada yang tahu. Dengan contract farming diharapkan persoalan produk pertanian bisa terserap dengan harga yang pasti. Dan, hilangnya perantara karena langsung dijual ke pihak yang sudah menandatangani kontrak pembelian tersebut.

Penindasan Penjajah Israel Terhadap Tentaranya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Penjajah Israel memiliki 360.000 pasukan tempur yang b...

Penindasan Penjajah Israel Terhadap Tentaranya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Penjajah Israel memiliki 360.000 pasukan tempur yang bisa diberdayakan sebagai tentara reguler atau cadangan. Untuk mensukseskan serangan darat ke Gaza, yang ada di Eropa ditarik pulang. Namun tak semua pasukan mau ditempatkan di Gaza. Akhirnya, penjajah Israel memberlakukan hukuman penjara bagi tidak mau bertempur dan menurun pangkat kemiliterannya. Fenomena apakah ini? Ternyata penjajah Israel tidak saja menindas warga Palestina, namun juga menindas tentara mereka sendiri.

Masih ingat prilaku Bani Israel di era Talut, pasca Nabi Musa? Ribuan Bani Israel keluar untuk berperang. Namun diperjalanan mereka menarik diri karena takut mati dan tak kuat dengan sedikitnya dukungan logistik. Yang tersisa hanya 300-an saja. Ingat kisah gajah Abrahah saat penyerbuan ke Mekah untuk penghancuran Kabah? Mereka tidak mau berjalan bila dihadapkan ke Mekah. Inilah fenomena psikologis yang dialami tentara penjajah Israel.

Jiwa Bani Israel bukanlah jiwa petarung. Dibawah kekuasaan Firaun, mereka menjadi bangsa tertindas dan tak ada kemauan untuk bangkit walapun Nabi Musa dan Harun bersamanya. Diutusnya dua Nabi secara bersamaan dan ditunjukan secara langsung kemukjizatan tongkat Nabi Musa secara kasat mata menunjukkan kelemahan mental dan kedurhakaan yang sangat parah. Penjajah Israel menghadapi kondisi ini pula dalam menggerakan jiwa bertempur tentaranya, maka dilakukan "penindasan" di tubuh internal tentaranya.

Sebelum penyusupan 7 Oktober 2023 oleh Hamas ke daerah pendudukan Israel, di tubuh internal tentara penjajah Israel tengah terjadi epidemi kesehatan mental yang parah. Indikatornya, prilaku bunuh diri tentara yang terus meningkat setiap tahunnya dan banyaknya trauma setelah penugasan militer. Apa penyebabnya?

Penugasan militer di daerah pemukiman pendudukan pun ternyata menimbulkan trauma berat juga. Sejak 2002, para jurnalis berusaha untuk memperingatkan pemerintah penjajah Israel agar mengakui dan ‘memperhitungkan dampak psikologis manusia’ dari pendudukan dan mempertimbangkan dampak jangka panjangnya, ‘sebelum hal-hal abnormal’ menjadi ‘norma’. Namun kritikan ini tidak digubris oleh penguasa penjajah Israel.

Laporan Haaretz mengatakan bahwa bergabung dengan tentara “semudah mendaftar untuk mendapatkan kartu perpustakaan”, Pasukan Pendudukan Israel (IOF) tidak ketat memeriksa profil medis atau psikologisnya. Kebanyakan tentara berbohong soal riwayat penyalahgunaan narkoba,  alkohol dan masalah kesehatan mental parah lainnya. Sekarang, sebagian besar yang bergabung dengan IOF hanya pelarian dari kegagalan pendidikan atau penyalahgunaan narkoba di kampung halaman mereka. Ini salah satu penyebab lemahnya mental bertempur pasukan penjajah Israel.

Penjajah Israel pun melakukan "pemaksaan" wajib militer. Pemeriksaan psikologis diperlukan sebelum direkrut, namun IOF berhati-hati dalam mengecualikan warga negaranya. IOF menuduh mereka yang mengaku sakit jiwa hanya sebuah klaim palsu agar dibebaskan dari wajib militer. Pada akhirnya, banyak tentara yang terpaksa menjalani wajib militer meski memiliki masalah kesehatan mental.

Jumlah tentara yang berusaha menghindari wajib militer karena masalah kesehatan mental terus meningkat, melonjak dari 7,9% pada 2020 menjadi 13% pada 2023. Sebagai tanggapannya, IOF meluncurkan program untuk mengurangi jumlah pengecualian psikologis dan membuat lebih sulit bagi tentara untuk membebaskan diri dari wajib militer karena alasan psikologis.

Semakin sulitnya warga negara yang berkualitas untuk dijadikan tentara, maka komposisi tentaranya menjadi, dua pertiganya dari wajib militer. Sisanya, tentara bayaran dan relawan asing yang dibawa dari AS. IOF juga mengembangkan strategi baru di daerah pendudukan, dimana para pemukim barunya dijadikan milisi teroris "import" yang dilindungi oleh IOF untuk menyerbu dan membakar desa-desa Palestina. Sehingga IOF dapat menghindari tanggung jawabnya atas trauma kekerasan yang dialami pada tentara akibat akibat serangan ke rakyat sipil Palestina. Pemukim teroris baru ini diakomodir sebagai  hierarki dalam pasukan pendudukan di urutan terbawah dalam tangga sosial dan militer. Mereka mendapat imbalan akomodasi dan uang bila menyerang warga Palestina.

Pasca genjatan senjata dengan Hamas yang hanya beberapa hari saja, yang hanya menunggu pertukaran tawanan selesai, akan semakin menyulitkan kekuatan mental tempur penjajah Israel. IOF sudah meminta diperpanjang. Para petinggi militer sudah sangat mengkhawatirkan hal ini. Fakta dan informasi kehancuran infrastruktur militer dan ketakutan pasukan penjajah Israel selama pertempuran darat terus menyebar. Bisakah penjajah Israel memulihkannya dalam waktu singkat? Padahal tidak ada perang frontal saja mereka sudah terkena gangguan mental yang berat.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)