basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Geopolitik Berubah, Palestina Tak Sendirian Lagi? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Geopolitik dunia berubah dengan cepat pasca perang ...

Geopolitik Berubah, Palestina Tak Sendirian Lagi?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Geopolitik dunia berubah dengan cepat pasca perang Ukraina. Amerika dan Barat tidak lagi jadi adi daya penentu satu-satu kebijakan dunia. Muncul kekuatan baru secara ekonomi, politik maupun militer. Geopolitik dunia sekarang terlihat dari pasca keberhasilan Hamas dan gerakan perlawanan menerobos batas daerah pendudukan Israel tanpa terdeteksi intelejen penjajah Israel.

Saat geopolitik dunia sudah berubah, penjajah Israel tetap tak pernah berubah. Mungkin ini yang dimaksud oleh Allah di sejumlah ayat Al-Qur'an bahwa mata, telinga dan hatinya telah terkunci. Fakta bahwa rakyat Palestina semakin kuat dengan tetap bertahan dan terus melakukan perlawanan juga tak pernah menyadarkan penjajah Israel. Bahasanya hanya satu, membumihanguskan rakyat dan menghapuskan peta Palestina. Sikap seperti ini sepertinya sangat bisa berhasil dengan kekuatan militer tercanggihnya, namun justru merubah peta geopolitik dunia bagi pandangan masyarakat internasional.

Perang informasi telah berubah dari asimetris menuju simetris. Penjajah Israel yang didukung media Barat, dahulunya menguasai pemberitaan melalui kantor beritanya yang menjadi rujukan sumber pemberitaan di dunia ketiga, sekarang mulai ada referensi lain dari Aljazerah. Hadirnya media sosial,  menjadikan setiap orang menjadi pewarta berita, bahkan diyakini lebih dipercayai dari kantor berita itu sendiri.

Terkuatnya beberapa kebohongan pemberitaan Amerika dan penjajah Israel terlihat dari gempuran serangan ke presiden Amerika, Joe Biden, saat menginformasikan telah terjadi pemenggalan bayi oleh Hamas. Akhirnya dari kepresidenan Amerika mengakui kesalahan berita tersebut. Begitu saat penjajah Israel memberitakan bahwa roket Jihad Islam penyebab ledakan di rumah sakit yang menewaskan lebih dari 500 orang dibantah oleh Jazerah. Akhir terbukti, Rumah Sakit diserang oleh roket penjajah Israel.

Dalam sekala regional, sejumlah kelompok perlawanan dari Yaman, Lebanon, Iraq dan Suriah melakukan perlawanan ke daerah pendudukan Israel untuk mensupport rakyat Palestina. Baru-baru petinggi Hamas, Jihad Islam telah bertemu dengan Hizbullah untuk menyatukan langkah perlawanan terhadap penjajah Israel. Israel yang dahulu membuat tembok perbatasan yang kokoh agar rakyat Palestina di pengungsian tidak kembali ke tanah Palestina, sekarang tembok itu telah berubah menjadi penjara bagi penjajah Israel dalam kepungan kelompok perlawanan.

Iran sudah menyatakan akan meluncurkan rudalnya ke pendudukan Israel bila penjajah Israel menyerbu Gaza dengan pasukan daratnya. Turki telah memutuskan kontrak secara sepihak tentang perjanjian pengiriman gas dari Turki. Turki menyatakan akan terjadi perang dunia bila Israel mengerahkan pasukan daratnya. Qatar terus mengancam negara yang mendukung serangan darat Israel akan diputus pasokan gasnya.

Amerika kalah telak di Dewan Keamanan PBB. Saat PBB mengajukan Resolusi Jeda Kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina di Gaza akibat blokade dan bombardir rudal penjajah Israel, yang memveto resolusi ini hanya Amerika saja. Saat Amerika merancang resolusi  PBB yang mengijinkan serangan darat penjajah Israel ke Gaza, segera ditolak oleh Rusia dan Cina. Soal Palestina, Amerika mulai terpojok.

Masyarakat international mendukung Palestina terbukti ragam saluran yang bisa digunakan untuk menyampaikan aspirasi pembelaan terhadap rakyat Palestina terus bermunculan, tidak hanya demonstrasi saja. Hingga momentum pertandingan sepakbola pun digunakan untuk mendukung Palestina. Geopolitik dunia telah berubah, Palestina tidak sendirian lagi?

Agar Tak Tertipu Oleh Pencitraan Calon Penguasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bacalah yang tak terlihat. Jangan membaca yang terli...

Agar Tak Tertipu Oleh Pencitraan Calon Penguasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bacalah yang tak terlihat. Jangan membaca yang terlihat. Pahami aura wajahnya. Jangan hanya tindak tanduknya. Wajah itu cerminan hati. Hati penipu terlihat dari wajahnya. Yang diselimuti hawa nafsu tak bisa memahami ini. Yang tamak dan serakah tak bisa memahami ini. Bukankah di akhirat kelak, yang membedakan umat Nabi Muhammad dengan nabi lainnya dari cahaya wajahnya? Bukankah ahli sujud terlihat dari aura wajahnya?

Di era Umar bin Abdul Aziz, Yazid bin Abdul Malik dikenal sebagai sosok yang disukai oleh kalangan Quraisy karena bagusnya akhlak dan sikap rendah hatinya. Masyarakat yakin dia akan mengikuti jejak langkah Umar bin Abdul Aziz. Namun Umar sendiri memiliki firasat lain yang dituangkan dalam surat wasiatnya kepada Yazid bin Abdul Malik tentang perjalanan kekuasaannya. Hati yang jernih dianugerahi kemampuan membaca masa depan dan merekam masa lalu.

Isi surat wasiatnya sebelum Yazid diangkat sebagai khalifah, "Saya wasiatkan kepadamu, hendaknya bertakwa kepada Allah. Perhatikan rakyatmu, perhatian rakyatmu karena sesungguhnya engkau tidak lama di dunia setelah kematianku. Engkau akan meninggalkan kekayaan dan kekuasaan bagi orang yang sama sekali tidak akan memujimu. Itulah firasat Umar tentangnya. Bagaimana pasca wafatnya Umar bin Abdul Aziz?

Di awal pemerintahannya, dia berkata kepada seluruh jaringan eksekutif di bawahnya, "Berjalanlah kalian sebagaimana apa yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz." Tragedi kekuasaannya mulai terjadi sejak datangnya empat puluh orang terkemuka memberikan kesaksian kepada Yazid bin Abdul Malik bahwa khalifah tidak akan diminta pertanggungjawaban dan tidak pula mendapatkan sanksi. Bukankah ini terjadi di era sekarang, saat pemerintah mengeluarkan aturan tentang dana Covid-19?

Yazid bin Muawiyah mengikuti kebijakan Umar bin Abdul Aziz hanya berumur 40 hari saja. Sejak itu kezaliman dalam mengelola kekuasaannya mulai merebak. Salah satu contohnya, saat dia menawarkan pengembalian permata kepada Fatimah, istrinya almarhum Umar bin Abdul Aziz,  yang oleh Umar telah dikembalikan ke kas negara. Fatimah tetap menolak, di saat hidup suaminya, permata itu telah dikembalikan ke kas negar. Setelah wafatnya pun permata itu tetap di kas negara untuk dikelola bagi kesejahteraan rakyat.

Para pendukung Yazid bin Abdul Malik yang dahulunya menentang kebijakan Umar bin Abdul Aziz, sekarang mulai mengakui kepiawaian Umar dalam mengelola kekuasaan setelah merasakan penyimpangan kekuasaan Yazid bin Abdul Malik. Sekarang,  pendukung Yazid bin Abdul Malik mulai menentangnya. Di sejumlah daerah muncul perlawanan. Walaupun akhirnya dapat ditumpas oleh Yazid.

Mengapa Umar bin Abdul Aziz tetap menyerahkan kekuasaan pada Yazid bin Abdul Malik? Padahal firasatnya menahami karakter asli Yazid bin Abdul Malik? Sebab, diangkatnya Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah merupakan wasiat dari khalifah sebelumnya, Sulaiman bin Abdul Malik. Wasiatnya, setelah Umar bin Abdul Aziz, kekuasaan diserahkan ke Yazid bin Abdul Malik. Umar tetap teguh menjaga konstitusi yang ada.

Dari perspektif lain, para ulama membahas, bila Umar tidak menyerahkan kekuasaannya ke  Yazid bin Abdul Malik, akan terjadi pertumpahan darah karena perlawanan dari Yazid dan pendukungnya. Berhati-hatilah dengan kamuflase mereka yang akan naik ke kursi kekuasaan. Gunakan kejernihan hati untuk melihat aura wajahnya. Gunakan hati untuk membongkar topeng pencitraan dan kebohongan janji politiknya.

Reformasi Pengelolaan Anggaran  Umar bin Abdul Aziz  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Umar  bin Abdul Aziz memiliki tanah di Fadak da...

Reformasi Pengelolaan Anggaran  Umar bin Abdul Aziz 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Umar  bin Abdul Aziz memiliki tanah di Fadak dari kakeknya Marwan. Dahulu tanah ini milik Rasulullah saw. Panennya digunakan untuk pembiayaan urusan kenegaraan dan membantu urusan kaum muslimin. Tanah ini tidak diwariskan kepada putrinya, Fatimah. Namun, diserahkan sebagai kekayaan negara sebagai pemasukan ke kas negara. Saat Umar bin Abdul Aziz diangkat sebagai khalifah, tanah Fadak pemberian dari kakeknya tersebut diserahkan kembali ke negara.  Panennya tidak lagi mengalir ke keluarga Marwan tetapi menjadi penerimaan negara  Bagaimana penguasa saat ini? Merubah kekayaan milik rakyat menjadi milik penguasa dan kroninya.

Saat Umar bin Abdul Aziz baru saja dilantik menjadi khalifah. Setelah masyarakat berbaiat di masjid. Umar bin Abdul Aziz keluar dengan berjalan kaki. Baru keluar dari halaman masjid, pasukan dan pelayan khalifah menyiapkan seluruh keperluannya termasuk kereta kuda. Umar bin Abdul Aziz menolak fasilitas tersebut. Fasilitas tersebut diperintahkan untuk dijual dan hasilnya disetorkan ke kas negara. Umar bin Abdul Aziz lebih memilih mengendarai kudanya sendiri. Bagaimana penguasa dan pejabat sekarang? Menguras kas negara untuk fasilitas diri dan kroninya.

Sang istri memiliki permata pemberian ayahnya, khalifah sebelumnya. Setelah diselidiki ternyata berasal dari kas negara. Umar bin Abdul Aziz segera memerintahkan untuk dikembalikan ke kas negara. Bila istrinya tidak mau, maka akan diceraikan oleh Umar bin Abdul Aziz. Bagaimana penguasa dan pejabat sekarang? Mengambil anggaran untuk kehidupan glamour para istrinya.

Suatu hari kerabatnya dari bani Marwan berkumpul di rumahnya. Mereka mengatakan bahwa khalifah terdahulu selalu memberikan banyak uang dari kas negara karena kemuliaan keturunan dan kedekatan kekerabatan. Umar bin Abdul Aziz menolaknya karena khawatir mendapatkan azab Allah di akhirat kelak. Bagaimana fenomena penguasa dan pejabat sekarang? Menghamburkan anggaran untuk orang terdekatnya.

Suatu hari, pelayan Umar bin Abdul Aziz memberikan apel kepadanya. Umar bin Abdul Aziz sangat tahu bahwa di rumahnya tidak ada persediaan apel. Lalu ditelusuri asal kabel tersebut. Ternyata hadiah dari hadiah sepupunya. Umar bin Abdul Aziz tidak jadi memakannya. Sebab, hadiah di era tersebut sudah digunakan sarana menyuapan. Di era sekarang, sering ditemukan kekayaan penguasa dengan dari alasan hibah.

Kebijakan Umar bin Abdul Aziz sangat sederhana, bagaimana merubah komposisi anggaran rutin operasional kekuasaan menjadi untuk rakyat? Sekarang 60-70 persen pengeluaran untuk operasional kekuasaan. Hanya 30-40 persen untuk rakyatnya. Bila dibalik komposisi ini, betapa sejahtera rakyatnya!

Kebijakan Umar bin Abdul Aziz sangat sederhana. Bagaimana penerimaan yang menyebar di kantong penguasa dan pejabat, masuk ke kas negara? Ingat kasus 300 trilyun uang yang beredar di pejabat Kemenkeu selama 2009-2023? Berapa banyak pungutan gelap dan resmi yang tak disetorkan ke negara?

Kebijakan Umar bin Abdul Aziz sangat sederhana hanya memangkas pemborosan dan pengeluaran yang tidak tepat dar anggaran negara. Saat ini, kebocoran anggaran di Indonesia mencapai 40% bila ditambahkan yang tak tepat sasaran dan peruntukannya, semakin besar jumlahnya. Kemana anggaran saat ini sebenarnya mengalir?.

Dengan kebijakan yang sederhana ini, hanya dalam 2 tahun 5 bulan, Umar bin Abdul Aziz bisa merubah rakyatnya menjadi tak ada yang mustahiq. Adakah penguasa di luar Islam yang bisa meraih capaian fantastis ini? Sepertinya mendidik para penguasa dan pejabat negara harus dimulai dengan kisah-kisah Khalifahatur Rasyidin yang menyentuh hati dan nuraninya.

Menangkal Para Pembisik di Akhir Kekuasaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Di akhir masa jabatan kekuasaan, apa saja yang dirasakan d...

Menangkal Para Pembisik di Akhir Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Di akhir masa jabatan kekuasaan, apa saja yang dirasakan dan ditakuti? Perhatikan fenomena sakratul maut. Syetan mendekati dengan memasukan segala was-was ketakutan dan kekhawatiran. Salah satunya tentang kekurangan harta dan masa depan  keturunannya. Banyak kasus korupsi dan perbuatan yang melampaui kewenangannya yang menimpa penguasa dan pejabat di akhir masa jabatannya. Apakah ujian ini hanya menimpa orang tertentu saja?

Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang disetarakan dengan Khalifatur Rasyidin, juga merasakan dan mengalami ujian dan godaan di akhir kekuasaannya. Bagaimana  cara dia menangkal godaannya? Bagaimana cara mematahkan argumentasi para pembisik lingkaran terdekatnya yang mencoba mempengaruhi dan menjerumuskannya?

Umar bin Abdul Aziz memiliki putra yang bernama Abdul Malik. Dia membantu, memotivasi dan mengingatkan sang Ayah. Saat sang Ayah beristirahat karena kelelahan bekerja dan pekerjaan akan diselesaikan esok hari, dia berkata, "Apakah ayah yakin besok masih hidup?" Saat sang Ayah terlihat "lambat" dalam menegakkan Sunah Rasulullah saw, dia mengingatkannya. Umar bin Abdul Aziz sering memuji putranya tersebut. Apakah sang putra akan menjadi penerusnya kelak?

Saat putranya, Abdul Malik, wafat, Umar bin Abdul Aziz ditanya oleh sahabatnya, "Apakah jika dia hidup, kau akan mewasiatkannya agar dia menjadi penggantimu?" Umar berkata, "Tidak!" Sahabatnya berkata, "Lalu mengapa kau sering memujinya?" Umar menjawab, "Sebab saya khawatir jika saya mengangkatnya (sebagai khalifah), maka dia akan dihormati sebagaimana ayahnya dihormati." Umar bin Abdul Aziz tidak tergoda mengangkat anaknya menjadi khalifah penggantinya walau dia memiliki 14 anak.

Saat Umar bin Abdul Aziz terbaring sakit, datanglah orang terdekatnya, Maslamah bin Abdul Malik, dengan berkata, "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya engkau meninggalkan anak-anakmu yang akan menjadi tanggungan orang lain. Tinggalkan pesan! Apakah yang harus aku lakukan terhadap mereka (dari Kas Negara). Aku akan melakukan sesuatu atas namamu. Engkau sama sekali tidak meninggalkan harta untuk mereka. Engkau tak memberikan mereka apa-apa?"

Umar menjawab, "Wahai Maslamah, anak-anakku memiliki Allah yang telah menurunkan al-Kitab. Dia-lah yang mengurus orang-orang shaleh. Anak-anakku ada dalam dua kemungkinan: taat kepada Allah sehingga Allah tidak akan menyia-nyiakan mereka, atau bermaksiat. Karena itu, aku tidak mau membantu mereka melakukan maksiat dengan memberinya harta."

Dalam riwayat lain, Maslamah membawa uang seribu dinar (dari Kas Negara) dihadapan Umar bin Abdul Aziz, agar dia mewasiatkannya untuk diberikan kepada anak-anaknya, namun Umar  menolaknya dan memerintahkannya untuk dikembalikannya. Umar tidak ingin menjadikan anak-anaknya menjadi orang kaya dari yang tidak halal, namun setelah itu dimasukkan ke api neraka.

Berdasarkan riwayat, warisan yang diberikan Umar bin Abdul Aziz untuk anak-anaknya, per anak hanya 19 dirham. Sedangkan warisan yang diterima anak-anak khalifah Hisyam bin Abdul Malik, setiap anaknya mendapatkan 1.000.000 dirham. Umar bin Abdul Aziz telah lulus menghadapi ujian-ujian yang dihadapi oleh setiap para penguasa di penghujung kekuasaannya.

Liku-liku Abdurrahman bin Auf dalam Pemilihan Khalifah  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Umar bin Khatab membentuk Majelis Syuro untuk...

Liku-liku Abdurrahman bin Auf dalam Pemilihan Khalifah 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Umar bin Khatab membentuk Majelis Syuro untuk menentukan penggantinya. Anggotanya terdiri 6 orang yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah saw. Yaitu, Ali, Utsman, Zubair, Thalhah, Saad dan Abdurahman bin  Auf. Bila proses pemilihan terjadi deadlock, maka keputusan ada di tangan Abdurrahman bin Auf. Majelis ini hanya diberi waktu 3 hari untuk masa kerja. Mengapa Abdurrahman bin Auf dijadikan penentu bila deadlock?

Menurut Umar bin Khatab, Abdurrahman bin Auf merupakan sebaik-baiknya orang yang memiliki pendapat, dia mendapat pertolongan dan pandai, serta mendapat penjagaan dari Allah. Di lain kesempatan, Umar bin Khatab memujinya sebagai orang yang paling adil.

Proses pemilihan pun dimulai. Abdurrahman bin Auf membentuk 3 orang nominasi yang masuk ke proses pemilihan berikutnya. Abdurrahman bin Auf bertanya pada setiap anggota majelis. Utsman bin Affan mendapatkan suara dari Thalhah dan Ali. Ali bin Abi Thalib mendapatkan suara dari Zubair dan Utsman. Sedangkan Abdurrahman bin Auf mendapatkan suara dari Saad. Lalu, Abdurrahman bin Auf mengundurkan diri dari nominasi. Jadi, hanya Ali dan Utsman yang masuk ke tahap berikutnya. Bagaimana Abdurrahman bin Auf memecahkan persoalan ini, padahal Umar bin Khatab menunjuknya menjadi penentu?

Selama 3 hari, Abdurrahman bin Auf tak bisa memejamkan matanya selain hanya sesaat. Seluruh waktunya ia habiskan untuk shalat, berdoa dan beristikharah, meminta pilihan terbaik kepada Allah. Dalam kondisi ini Allah mengilhamkannya, bagaimana pendapat masyarakat umum di luar Majelis Syura? Bukankah banyak Sahabat Senior yang bermukim di Madinah?

Abdurrahman bin Auf pun mendatangi sahabat yang lainnya dan bermusyawarah dengan mereka. Ia merundingkan masalah ini dengan para pembesar sahabat, tokoh-tokoh, para pemimpin pasukan dan orang-orang yang datang ke Madinah. Abdurrahman bin Auf melakukan survei kepada kaum perempuan, anak-anak dan budak-budak. Apa hasil survei dan pertimbangan dari luar Majelis Syura?

Di malam batas akhir pemilihan khalifah, Abdurrahman bin Auf secara bergantian memanggil Zubair dan Saad. Lalu berunding bersamanya. Memanggil Ali bin Abi Thalib, lalu berunding bersamanya. Terakhir berunding dengan Utsman bin Affan. Abdurrahman bin Auf menyampaikan hasil diskusi dan survei terhadap para Sahabat dan penduduk Madinah tentang sosok siapakah yang melanjutkan tongkat kepemimpinan setelah wafatnya Umar bin Khatab.

Waktu pengumuman hasil Majelis Syura pun tiba. Ketika selesai shalat Subuh, Abdurrahman bin Auf mengumpulkan anggota Majelis Syura, kaum Muhajirin, Anshar dan para Amir pasukan. Dengan mengucapkan syahadat, diumumkan bahwa Utsman bin Affan yang diangkat menjadi khalifah melanjutkan Umar bin Khatab. Semua yang hadir berbaiat kepada Utsman bin Affan termasuk Ali bin Abi Thalib.

Dalam pemilihan khalifah, Umar bin Khatab membuat terobosan dengan membentuk Majelis Syura sebagai  lembaga pemilihan khalifah dengan tata cara pemilihan yang jelas. Abdurrahman bin Auf membuat terobosan dengan melakukan jajak pendapat dan survei terhadap penduduk Madinah tentang siapakah pengganti Umar bin Khatab diantara dua calon yaitu, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Menurut Imam adz-Dzahabi, "Peranan terbaik Abdurrahman bin Auf dalam panggung sejarah Islam adalah ketika ia mengundurkan diri dari pencalonan khalifah pada majelis syura umat ini. Juga, ketika menunjuk sesorang di antara mereka berdasarkan kesepakatan Ahlus Syura, yaitu memilih Utsman bin Affan. Seandainya dia bersikap memihak pada satu golongan tertentu, niscaya jabatan itu akan diambil olehnya, atau dia akan memberikan jabatan itu kepada sepupunya dan orang terdekatnya, Saad bin Abu Waqqash."

Cawe-Cawe Sang Khalifah Agar Tidak Terjadi Politik Dinasti di Akhir Kekuasaannya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dalam setiap momentu...

Cawe-Cawe Sang Khalifah Agar Tidak Terjadi Politik Dinasti di Akhir Kekuasaannya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dalam setiap momentum ada titik kritisnya, salah satunya di akhir kekuasaannya. Cinta kepada anak dan kerabat bagian ujian kepemimpinan. Kekhawatiran akan masa depan keturunannya merupakan godaan yang terus menghantui para penguasa hingga akhir zaman. Bukankah kualitas seseorang di akhir usianya, husnul khatimahkah? Maka kualitas kepemimpinan diliat dari bagaimana suksesi kekuasaannya.

Khalifah Umar bin Khatab terbaring sakit di pembaringannya. Ada yang harus dituntaskan sebelum wafatnya. Siapakah penggantinya? Agar urusan kaum Muslimin tetap terlayani, aman dan tentram. Tidak boleh satu hari pun tanpa seorang pemimpin. Sebab, akan menimbulkan kekacauan. Umar bin Khatab memanggil putranya, Ibnu Umar, soal suksesi kekuasaan. Apakah akan diserahkan kepada anak atau kerabatnya?

Umar bin Khatab menetapkan kriteria calon pengantinya. Pertama, Assabiquna Awalun, generasi pertama yang memeluk Islam. Kedua, mereka yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah saw. Berarti, putranya tersisih dari kriteria ini. Cawe-cawe sang khalifah dalam suksesi kepemimpinan bukan untuk menggolkan putranya sebagai penggantinya. Justru, menyisihkannya dari kursi kekuasaan.

10 orang yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah saw yang masih hidup saat khalifah Umar bin Khatab masih hidup adalah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abu Waqqash, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah dan Said bin Zaid. Namun Umar bin Khatab mencoret Said bin Zaid dari nominasi calon penggantinya karena Said bin Zaid masih saudara ipar Umar bin Khatab dan dari kabilah yang sama dengan Umar bin Khatab. Jadi calon khalifah hanya 6 orang.

Khalifah Umar bin Khatab berusaha menjauhkan putra dan kerabatnya dari kekuasaan, padahal dari keluarganya ada yang ahli memegang kekuasaan. Ia menjauhkan putranya, Ibnu Umar dan kerabatnya, Said bin Zaid dari daftar calon khalifah.

Secara khusus, khalifah Umar bin Khatab memanggil putranya yaitu "hanya menghadiri" majelis musyawarah pemilihan khalifah, namun "tidak boleh ikut musyawarah tersebut". Perannya hanya menjadi hakim dari 6 orang peserta musyawarah tersebut, bila terbentuk 2 kelompok dengan suara yang imbang.

Dari 2 kelompok tersebut, Ibnu Umar diperbolehkan menetapkan satu kelompok sebagai calon kuat khalifah. Kelompok yang ditunjukkan tersebut yang memilih siapa yang layak menjadi khalifah. Bila masih deadlock juga, maka pilihlah kelompok yang ada Abdurrahman bin Auf.

Suksesi kepemimpinan harus mulus tanpa gejolak. Sedikit gejolak akan terjadi perebutan, pertikaian, polarisasi dalam masyarakat hingga perebutan kekuasaan yang berdarah-darah. Namun Umar bin Khatab melampaui itu semua dengan mencegah praktik politik dinasti di akhir era kekuasaannya juga.

Penolakan Penduduk Madinah Terhadap Politik Dinasti Muawiyah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan berenca...

Penolakan Penduduk Madinah Terhadap Politik Dinasti Muawiyah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan berencana mengangkat putranya, Yazid bin Muawiyah, sebagai penggantinya. Yazid cukup kredibel mengelola kekhalifahan. Berpengalaman  memimpin penaklukan Konstantinopel. Adz-Dzahabi berkata tentangnya, "Yazid seorang laki-laki kuat pemberani, berakal, tegas, cerdik dan fasih." Ibnu Katsir berkata tentangnya, "Yazid memiliki sifat terpuji, dermawan, santun,  berlisan fasih, menguasai syair, berani dan mampu mengatur kerajaan." Namun penduduk Madinah menolaknya, ada apa?

Muawiyah bin Abu Sofyan mengirimkan duta ke berbagai daerah, termasuk ke Madinah, agar penduduk Madinah berbaiat kepada Yazid. Dutanya, Marwan bin Hakam berkata, "Ini adalah sunnah Abu Bakar yang diberi petunjuk." Karena Abu Bakar menunjuk Umar bin Khatab sebagai khalifah. Namun Abdurahman bin Abu Bakar menolaknya dengan berkata, "Abu Bakar tidak memilih dari keluarga dan kabilahnya. Beliau memilih laki-laki dari Bani Adi bin Ka'ab, karena melihatnya kapabel, maka dia membai'atnya."  Sedangkan pembai'atan kepada Yazid berarti tidak berbeda dengan bai'at Heraklius (Romawi Timur) dan Kisra (Persia).

Muawiyah bin Abu Sofyan mencoba melobi Abdullah bin Umar agar mau berbai'at kepada Yazid dengan berkata, "Wahai Ibnu Umar, dulu anda pernah menyampaikan kepadaku bahwa anda tidak suka melewati malam yang gelap tanpa ada orang yang memimpin atasmu. Aku memperingatkanmu agar anda tidak memecah tongkat Muslimin, jangan jadi biang kerusakan di antara mereka." Ibnu Umar menjawab dengan menjelaskan tata cara bai'at Khulafa Rasyidin. Juga menambahkan bahwa orang Quraisy lainnya juga memiliki putra yang lebih baik dari Yazid, namun mereka tidak berpendapat pada putranya seperti Muawiyah terhadap putranya. Ibnu Umar menolak berbaiat kepada Yazid bin Muawiyah kecuali bila kaum Muslimin sudah sepakat.

Muawiyah bin Abu Sofyan mencoba melobi Abdullah bin Zubair agar berbaiat kepada Yazid putranya. Ibnu Zubair menjawab dan memintanya untuk meninggalkan kursi kekhalifahan terlebih dahulu bila memang sudah jenuh mendudukinya, lalu mengangkat Yazid sebagai khalifah penggantinya. Bila setuju, maka ibnu Zubair bersedia membaiat putranya Yazid. Sebab tidak boleh ada dua khalifah dalam waktu yang bersamaan.

Husain bin Ali menolak berbaiat kepada Yazid karena Muawiyah tidak konsisten dengan syarat perdamaian dengan kakaknya, Hasan, dimana salah satu point perdamaiannya, "Hendaknya perkara ini menjadi syura di antara kaum Muslimin." Husein bin Ali melihat bahwa upaya Muawiyah mewariskan khilafah kepada anaknya, Yazid, menyalahi manhaj Islam pemerintah.

Muawiyah bin Abu Sofyan sudah sangat paham bahwa penduduk Madinah tidak mau berbaiat kepada Yazid putranya. Saat seluruh perwakilan delegasi dari berbagai daerah datang untuk meminta persetujuan dan deklarasi baiat, delegasi dari Madinah, Amr bin Hazm ditolak atau didesain agar datangnya terlambat sehingga penolakannya tidak mengacaukan pendapat yang setuju dan menimbulkan silang pendapat akibat penentangannya.

Muawiyah mengangkat putranya Yazid sebagai khalifah dengan pertimbangan untuk menjaga keutuhan umat, sebab Yazid didukung oleh mayoritas penduduk Syam yang merupakan faktor terkuat dalam menjaga stabilitas negara. Apapun alasannya, para penduduk Madinah menolak gerakan politik dinastinya Muawiyah bin Abu Sofyan, mereka menginginkan mekanisme pemilihan khalifah seperti di era Khalifahatur Rasyidin.

Bagaimana dengan negri ini, bila sesuatu bertentangan dengan konstitusi, yang dirubah justru konstitusinya? 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (304) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)