basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Merespon Fenomena Alam Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Umat Nabi Muhammad saw selalu memperhatikan peredaran matahari dan bulan. Set...

Merespon Fenomena Alam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Umat Nabi Muhammad saw selalu memperhatikan peredaran matahari dan bulan. Setiap hari dan setiap waktu menenggadahkan ke langit. Melihat matahari untuk mengerjakan shalat. Melihat bulan untuk berpuasa dan berhaji. Alam semesta selalu dikaitkan dengan penghambaan diri kepada Allah.

Di setiap perubahan suasana alam. Di setiap perubahan warna alam karena efek cahaya matahari. Disetiap perubahan bayangan yang mencolok. Disitulah shalat ditegakan. Perhatian pada cahaya matahari direspon dengan rukuk, sujud, bertasbih dan memuji Allah. Menguak alam semesta untuk ketundukan kepada Sang Pencipta.

Memperhatikan cahaya bulan, berarti memperhatikan pergantian bulan-bulan dalam satu tahun. Sangat sederhana bukan? Pergantian cahaya bulan untuk mengendalikan hawa nafsu. Selama 3 hari di cahaya purnama disunahkan berpuasa mutih. Di setiap bulan ada hari-hari tertentu untuk berpuasa. Ada satu bulan berpuasa. Memperhatikan cahaya bulan direspon dengan pengendalian hawa nafsu.

Sebelum penutupan akhir tahun Hijriyah disambut dengan ibadah haji. Ibadah yang menyatukan hati, perasaan dan suasana kejiwaan kaum Muslimin. Ibadah yang menyatukan tujuan hidup dan menyatukan langkah gerakan penghambaan. Perhatian terhadap bulan dan matahari memperkokoh perhatian terhadap waktu yang dikaitkan dengan penghambaan.

Waktu dhuha disambut dengan  shalat. Sepertiga akhir malam direspon dengan shalat. Waktu syuruq dijawab dengan shalat. Hari Senin dan Kamis diisi dengan pengendalian hawa nafsu yaitu berpuasa. Hari Jumat disambut dengan shalat Jumat. Merespon fenomena alam dengan beribadah.

Fenomena alam direspon dengan doa dan dzikir. Berdoa saat turun hujan. Shalat ketika tanah kering kerontang. Berdoa ketika petir dan kilatannya menyambar. Berdzikir ketika melihat keindahan alam. Bertakbir ketika berjalan di tanah yang menanjak.

Tujuan utama bertafakur dan bertadabur adalah menumbuhkembangkan jiwa kehambaan dan kelembutan hati. Setelah itu kesadaran bahwa tidak ada yang sia-sia dalam penciptaan alam semesta yang memunculkan kesadaran akan sains dan teknologi.

Pengakuan Kemuliaan Kabilah Quraisy Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Suku Quraisy terkuat dan paling dihormati oleh seluruh kabilah d...

Pengakuan Kemuliaan Kabilah Quraisy

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Suku Quraisy terkuat dan paling dihormati oleh seluruh kabilah di Jazirah Arab. Suku Quraisy memiliki jaringan perdagangan yang luas dan kuat dengan Habasyah, Romawi, Persia, dan para penguasa di sekitarnya. Mereka yang berhaji dijamu makan, minum dan tempat tinggal selama berhaji oleh suku Quraisy, terutama Bani Hasyim. Quraisy dimuliakan karena menjadi pelayan bagi manusia yang beribadah di Kabah.

Pedagang dari luar Mekah dizalimi oleh salah satu penduduk Mekah. Para pemuka  Quraisy segera membuat perjanjian Hilf al-Fudul. Yaitu, sebuah persekutuan para pemuka di Mekah, termasuk Muhammad muda, yang terjadi pada abad ke-7 sebelum masa kenabian. Persekutuan ini diadakan untuk menjaga ketertiban dan keadilan dalam perdagangan, yang menjadi urat nadi kehidupan penduduk Mekah. Quraisy dimuliakan karena tak ada perampasan hak dalam perniagaan.

Tak ada yang berani mengusik Mekah dan suku Quraisy. Jauh sebelum peristiwa Ashabul Ukhdud, atau ratusan tahun sebelum Rasulullah saw lahir,  penguasa Yaman Raja Tubba', As'ad Abu Karb al-Himyari,  bermaksud menyerbu Mekah karena ingin merampas kekayaan yang ada di Mekah, namun dilarang oleh para Ahlul Kitab, karena bila dilakukan maka yang hancur bukan Mekahnya tetapi pasukannya sendiri. Akhirnya, berdasarkan mimpi, sang raja memasang Kiswah untuk Kabah. Quraisy dimuliakan karena tempat dimana mereka tinggal.

Saat penobatan raja Yaman, Saif bin Z Yazin al-Himyari, sebagai wakil kisra Persia di Yaman, dia mengundang khusus suku Quraisy. Quraisy memandatkan Abdul Muthalib untuk menjadi duta Quraisy. Di pertemuan ini sang raja melakukan pembicaraan rahasia dengan Abdul Muthalib tentang Nabi akhir zaman dari keturunannya. Dia pun berjanji mengerahkan kekuasaannya untuk membela sang Nabi tersebut. Quraisy dimuliakan karena akan lahir Nabi terakhir dari rahim mereka.

Puncak penghormatan seluruh suku di Jazirah Arab terhadap Quraisy adalah saat kekalahan  raja Abrahah dari Yaman yang menyerbu secara besar-besaran dengan pasukan gajah ke Mekah untuk menghancurkan Kabah. Peristiwa ini sangat mahsyur di Jazirah Arab, sehingga disebut tahun gajah.  Sejak itu, perhitungan waktu peristiwa oleh bangsa Arab dihitung dari  sebelum atau sesudah tahun gajah.


Saat Rasulullah saw wafat. Sebelum jasad Rasulullah saw dikuburkan. Kaum Anshar berkumpul di Saqifah Bani Saidah. Mereka bermaksud mengangkat pemimpin dari kalangan Anshar sebagai pengganti Rasulullah saw dalam mengelola kehidupan mereka. Terjadi tarik ulur, siapakah yang pantas menggantikannya? Kaum Muhajirin atau Anshar? Mereka saling membanggakan kontribusinya. Apa solusinya?

Anshar dan Muhajirin memiliki perannya masing-masing, namun siapakah yang paling mulia dan menjadi pemimpin sejak bangsa Arab ini ada? Umar bin Khatab mengungkapkan kemuliaan suku Quraisy di antara seluruh suku di Jazirah Arab. Maka akhirnya disepakati bahwa pengganti Rasulullah saw dari Muhajirin yang kebanyakan dari Quraisy. Kemulian suku Quraisy karena sejarahnya, ini diabadikan dalam Al-Qur'an.

Kehancuran Yang Tak Disadari Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bila tak mentaati Al-Qur'an, maka kehidupan akan rusak tanpa disada...

Kehancuran Yang Tak Disadari

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bila tak mentaati Al-Qur'an, maka kehidupan akan rusak tanpa disadari. Hancur tanpa disadari. Manusia tidak sadar akan kerusakan yang dibuatnya sendiri. Sensitivitas kesadaran akan kehancuran tak ada lagi. Itulah namanya istidraj.

Perhatikan Eropa dengan gerakan feminimismenya! Perhatikan Amerika dengan gerakan kebebasannya! Merasa menjadi pelopor lompatan peradaban. Apa penyakit sosial yang sedang menjangkitnya? Tiba-tiba mereka lemah dengan bangkitnya kekuatan baru, Rusia, Cina, India, Iran, Brazil, Afrika Selatan, menyusul Turki dan negri Arab lainnya. Terbentuk aliansi baru.

Sumber cadangan material penopang kekuatan Barat mulai menyusut. Afrika bergolak. Timur Tengah mulai melawan. Asia Tengah tak bisa ditaklukan. Asia Tenggara cendrung ke Tiongkok. Dengan persoalan sosial yang terus mengepungnya, bisakah kebangkitan dimulai lagi? Tanpa mengeksploitasi bangsa lain, bisakah Barat tegak?

Dalam sejarah Barat, bisakah mereka hidup dari negrinya sendiri? Dari sejak Yunani dan  Romawi mereka harus keluar menguasai Timur Tengah hingga Afrika terutama Mesir. Anehnya walapun mereka jadi penguasa dunia, mengapa mereka tidak tahu sumber rempah-rempah di Nusantara?

Spanyol dan Portugal pernah menjadi negara adi daya karena menjajah wilayah lain. Begitupun dengan Inggris dan Belanda. Saat daerah jajahannya bergolak dan lepas, maka pamor negaranya pun turun walapun tak diserang oleh negara lain. Sekarang, apakah itu berlaku bagi Turki, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab? Negara Muslim kokoh dari sumber dayanya sendiri.

Peradaban Barat sangat rentan di segala perubahan. Semuanya penyakit yang berbahaya secara fisik dan sosial bersumber di Barat. Dari semua krisis kesehatan yang melanda dunia, paling rentan dan besar pengaruhnya terjadi di Barat. Bahkan penyakit tertua peradaban yaitu diskriminasi ras dan agama terjadi di Barat. Hingga perang pun berkecamuk di Barat.

Yang membakar, merobek dan mencemooh Al-Qur'an terbanyak terjadi di Barat. Nasibnya akan sama seperti Persia saat Kisra merobek surat dari Rasulullah saw. Dahulu Barat masih bertahan karena Heraklius Kaisar Romawi masih menghormati Rasulullah saw, bila sekarang pemimpin Barat gencar dengan Islamphobianya, maka takdir seperti Persia akan berlaku pula bagi Barat.

Batu dan Emas Itu Sama Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Batu dan emas, apa bedanya? Kaya dan miskin, apa bedanya? Penguasa dan rakyat...

Batu dan Emas Itu Sama

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Batu dan emas, apa bedanya? Kaya dan miskin, apa bedanya? Penguasa dan rakyat jelata, apa bedanya? Bisa berbeda, bisa juga sama. Mau pilih yang mana? Setiap kondisi memiliki tanggungjawabnya sendiri. Semuanya dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Bila batu dan emas itu ciptaan Allah, bukankah sama? Bisakah emas menjadi batu? Bisakah batu menjadi emas? Semuanya serba bisa. Emas yang disimpan dan dijadikan perhiasan, bukankah hanya menjadi batu? Batu yang diolah, direkayasa menjadi perkakas, peralatan dan infrastruktur teknologi, bukankah akan menjadi emas?

Tanah disia-siakan. Tak diolah dan didiamkan. Laut diabaikan. Bukankah para penjajah itu datang untuk eksploitasi tanah? Bukankah investor penghisap darah itu ingin menguasai pulau dan lautan? Bukankah Yahudi Israel inginkan mencaplok tanah Palestina? Bukankah Tiongkok ingin menguasai lautan Cina Selatan? Menguasai tanah berarti menguasai kekuasaan dan penghuninya.

Kekayaan bisa menjadi sumber kehancuran. Kemiskinan bisa menjadi alasan kebangkitan. Bangsa Mongol yang terpencil dalam kerasnya kehidupan pegunungan bisa mengalahkan kekhalifahan Abbasiyah, India, Cina hingga hampir menembus Eropa. "Kemiskinan" yang membuat Mongol kuat. Kekayaan yang membuat Abbasiyah hancur. Bukankah kehancuran peradaban dimulai dari keberlimpahan kekayaan yang tak dikelola?

Kesultanan Bani Zanky di Syam berawal dari seorang budak yang dididik  dan dipilih oleh wazir Nizam Mulk. Kesultanan Bani Mamluk di Mesir berawal dari kumpulan budak yang dididik oleh keluarga dan keturunan Shalahuddin Al Ayubi. Mereka menghancurkan tentara Salib dan Mongol. Kemana peran para penguasa dan petingginya?

Para keturunan penguasa dan pejabatnya terbuai dengan pertikaian perebutan kekuasaan, pesat pora dan menghamburkan kekayaan. Menjadi penguasa justru menuju jurang kehancuran. Rakyat jelata justru menuju kekuasaan. Jadi kondisi mana yang dipilih dan diratapi? Sultan terakhir muslimin di Andalusia meratapi kekuasaannya yang direbut oleh Ratu Isabel dan raja Ferdinand.

Kaya dan miskin itu sama. Jadi penguasa dan rakyat jelata itu sama. Emas dan batu itu sama. Semuanya ciptaan dan takdir Allah. Bagaimana agar semuanya bisa berdayaguna? Bagaimana agar semuanya dalam kebaikan, kemaslahatan dan kebaikan?  Bertakwalah kepada Allah

Nasib Para Dukun, Tukang Sihir dan Ahli Nujum Pasca Diutusnya Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Kisra Abrawazir, pengua...

Nasib Para Dukun, Tukang Sihir dan Ahli Nujum Pasca Diutusnya Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Kisra Abrawazir, penguasa Persia, bila menghadapi suatu masalah, ia mengumpulkan para peramalnya yang berjumlah 360 orang, dan berkata, "Lihatlah urusan in! Ada apa sebenarnya?" Ketika Nabi Muhammad saw diutus, keesokan paginya, lengkungan tengah singgasananya retak dan sungai Tigris meluap, bila terus dibiarkan maka kerajaannya akan hancur. Maka dikumpulkanlah para peramal.

Para peramal, yang ahli perdukunan, sihir dan nujum, berkumpul. Semuanya mengerahkan apa yang mereka bisa, ternyata hasilnya gelap, hanya bisa mengira-ngira pada ramalannya, tak ada yang pasti. Mereka pun kebingungan apa yang akan disampaikan kepada Kisra. Pada suatu malam, salah satu peramal tidur di sebuah bukit,  bermimpi ada lintasan cahaya dari Hijaz. Cahayanya melesat menuju timur. Saat terbangun, ada rumput hijau di bawah telapak kakinya. Apa maknanya?

Makna mimpinya, akan keluar dari Hijaz yang menguasai timur dan barat. Bumi menjadi subur yang melebihi kesuburan para raja sebelumnya. Para peramal mendengar makna mimpi tersebut dan berkata, "Demi Allah, suatu urusan yang datang dari langit telah menghalangi ramalan kita, yaitu Nabi yang diutus dan akan merampas kerajaan ini."

Sejak Nabi Adam dikeluarkan dari surga , Iblis bebas naik dan berbolak-balik ke semua langit untuk mencuri berita dari langit. Namun sejak diangkatnya Nabi Isa ke langit, empat pintu langit ditutup. Mereka masih bisa berbolak-balik melalui tiga pintu langit lainnya. Namun pada suatu hari terjadi hal yang tak terduga. Seluruh pintu langit tertutup, mereka juga dipanah dengan bintang-bintang.

Iblis segera mencari informasi apa yang terjadi dengan mengumpulkan para Jin. Iblis berkata, "Berangkatlah ke bumi dan beritahukan tentang apa penyebab kejadian di langit itu?" Iblis mengirimkan mereka ke Tihamah (Mekah), ketika sampai di lembah Nakhlah, mereka menemukan Rasulullah saw sedang shalat subuh dan mendengarkan Nabi membacakan Al-Qur'an. Ternyata, diutusnya Rasulullah saw penyebab Iblis tidak bisa lagi mencuri berita dari langit.

Sejak Nabi Muhammad saw diutus para peramal "tak bisa" menggunakan ilmu perdukunan, sihir dan nujumnya, sebab perantara mereka yaitu iblis tidak bisa lagi mencuri berita dari langit. Andai pun masih ada yang menjalankan praktek tersebut semuanya "murni rekayasa iblis" itu sendiri bukan dari berita langit yang dicuri dari langit lalu disampaikan ke para peramal.

Oleh karena itulah para peramal Kisra selalu salah dalam meramal makna dari singgasana kisra  yang retak di tengahnya dan sungai Tigris yang meluap, karena saat meramal bumi menjadi gelap dan tidak bisa menjelajah berita dari penjuru langit. Padahal, sebelum Nabi Muhammad saw diutus, ramalan mereka selalu tepat. Akhirnya raja Kisra Persia membunuh para peramal tersebut.

Sumber:
Ibnul Jauzi, Al-Wafa, Pustaka Al Kautsar 

Gerakan Rahasia Syeikh Yusuf Al Makassar Untuk Perlawanan Terhadap Belanda dari Pengasingannya di Srilanka Oleh: Nasrulloh Bakso...

Gerakan Rahasia Syeikh Yusuf Al Makassar Untuk Perlawanan Terhadap Belanda dari Pengasingannya di Srilanka

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Syeikh Yusuf Al Makassar berjuang melawan Belanda bersama Sultan Ageng Tritayasa dan Pangeran Purbaya. Sultan Ageng Tritayasa tertangkap lalu ditahan di benteng Batavia. Menyusul Syeikh Yusuf pun tertangkap. Menurut Buya Hamka, tertangkapnya Syeikh Yusuf terdengar oleh Sultan India, Aurangzib. Apa reaksinya?

Awalnya dihadapkan di depan pengadilan, akan dihukum mati dengan alasan penghasut perang. Namun, Sultan India meminta melalui  perwakilan Belanda di India agar hukuman matinya ditinjau ulang karena sang Syeikh merupakan ulama yang dihormati di negri India. Pengembaraan Syeikh Yusuf ke Timur Tengah hingga ke Turki membuat jaringan diplomatiknya sangat luas. Akhirnya, Syeikh Yusuf diasingkan di Srilanka.

Menurut Azyumardi Azra, berita penahanan Syeikh Yusuf menyebar di Batavia dan dielu-elukan sebagai pahlawan besar dalam perjuangan melawan Belanda, bahkan kunyahan sirihnya dipungut para pengikutnya ketika meludah dan disimpannya sebagai peninggalan keramat. Belanda khawatir ada gerakan besar untuk membebaskannya, maka untuk menghindari ini semua Syeikh Yusuf diasingkan di Srilanka. Bagaimana kiprah Syeikh Yusuf dipengasingan?

Di Kesultanan Banten, Syeikh Yusuf sibuk ketatanegaraan dan jihad. Di Srilanka, dia sibuk dengan  keilmuannya. Ulama India dan jamaah haji Nusantara  belajar, meminta dituliskan kitab hingga mengangkatnya sebagai mursyid thariqah. Syeikh Yusuf pernah belajar dan mengajar di Aceh, Makassar dan Banten. Jaringannya di Nusantara sangat luas. Dia mengirimkan juga risalahnya untuk muridnya melalui jamaah haji Nusantara. Para muridnya juga menyalin memperbanyak risalahnya lalu menyebarkannya.

Kondisi perlawanan terhadap Belanda pasca penangkapan Syeikh Yusuf tidak pernah berhenti. Menurut Hamka, di tahun 1686 M, Sultan Iskandar yang Dipertuan Minangkabau menjalin kontak rahasia dengan Sultan Aceh, Sultan Mataram, Sultan di Kalimantan dan Andalas Timur agar berserikat melawan Belanda untuk meninggikan harga diri umat Islam. Terpikirlah oleh Belanda bahwa salah satu sumber penting semua pergolakan melawan Belanda tidak ada di Nusantara tetapi di Srilanka.

Menurut Azyumardi Azra, hubungan Syeikh Yusuf  yang luas dan intens melalui jamaah haji Nusantara, dicurigai Belanda akan membentuk jaringan yang lebih luas lagi hingga terdiri atas berbagai penguasa Muslim di Nusantara, yang akan melakukan peperangan serentak dan dalam skala besar terhadap Belanda. Kekhawatiran akan reaksi politis dan religius hubungan Syeikh Yusuf dengan orang-orang senegrinya, membuat Belanda membuat langkah strategis baru pada 1693 M.

Syeikh Yusuf Al Makassar dengan tulisan risalahnya dan genggaman tasbih di tangannya, tersimpan kekuatan yang lebih tajam dari pedang. Tidak ada jalan lain kecuali disingkirkan lebih jauh lagi ke tempat yang tidak didatangi oleh para jamaah haji yaitu Tanjung Harapan di Afrika Selatan.


Sumber:
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Nusantara Abad ke 17 dan 18, Kencana
Hamka, Dari Perbendaharaan Lama, GIP
Hamka, Sejarah Umat Islam, GIP

Upaya Mengobarkan Perang Jawa Dari Kota Suci Mekah Oleh: Nasrulloh Baksolahar 13 Februari 1755 tanah Jawa berduka. Inilah hari d...

Upaya Mengobarkan Perang Jawa Dari Kota Suci Mekah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


13 Februari 1755 tanah Jawa berduka. Inilah hari ditandatanganinya perjanjian Giyanti yang membagi Kesultanan Mataram menjadi dua yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Perjanjian Giyanti sebuah tanda mulai meredupnya kobaran jihad melawan VOC Belanda. Padahal sebelumnya, leluhurnya Sultan Agung pendiri Mataram, memimpin pertempuran yang gigih melawan Belanda hingga mengirimkan pasukan ke Batavia.

Di Mekah, Abdul Shamad al-Palimbani, ulama Nusantara yang menetap di Mekah terus memantau perkembangan Nusantara dari temannya sesama ulama yang hidup di Nusantara  seperti Muhammad Arsyad al-Banjari, Abdul Wahhab Bugis,  Abdurrahman al-Batawi dan dari jamaah haji Nusantara.  Kondisi Jawa dengan perjanjian Giyanti membuatnya prihatin. Apa yang dilakukannya?

Syeikh Abdul Shamad al-Palimbani belajar dari pendahulunya, Syeikh Yusuf Al Makassari yang terus menggelorakan jihad dari negri pengasingan Srilanka, yang ditangkap Belanda di era Kesultanan Banten karena berjuang bersama Sultan Ageng Tritayasa. Dari Srilanka, Syeikh Yusuf Al Makassar mengirimkan risalah perjuangan melalui murid-muridnya dan jamaah haji yang berisirahat di Srilanka ke seluruh kaum Muslimin di Nusantara untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Langkah ini diikuti oleh Syeikh Palimbani.

Yang dilakukan oleh Syeikh Palimbani untuk menggelorakan jihad melawan penjajahan di Nusantara dengan menulis kitab Fadhail Al-Jihad. Sedangkan yang khusus untuk mengobarkan jihad di tanah Jawa dengan mengirimkan surat khusus untuk para pangeran Mataram, panji-panji yang berbunyi "Al-Rahman Al-Rahim, Muhammad Rasul Allah Abd Allah" dan sejumlah kecil air Zamzam.

Menurut Prof Dr Azyumardi Azra, surat Syeikh Palimbani berisi desakan kepada penguasa dan pangeran Jawa untuk melakukan perang suci melawan orang kafir. Menurut Ricklefs, surat-surat Syeikh Palimbani merupakan bukti pertama adanya usaha dari Dunia Islam Internasional untuk mengobarkan perang suci di Jawa pada paruh kedua abad ke-18.

Tiga surat Syeikh Palimbani akhirnya dapat disita oleh Belanda. Surat pertama dan kedua ditujukan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono 1. Surat ketiga ditujukan kepada Pangeran Mangkunegara. Surat-surat ini, menurut Ricklefs, diyakini menguatkan kembali perlawanan kuat pribumi terhadap Belanda.

Surat-surat Syeikh Palimbani yang disita langsung dihancurkan atas perintah Belanda sebelum diterima oleh Sultan Hamengkubuwono 1 dan Pangeran Mangkunegara. Namun isi pesannya tetap tersampaikan kepada mereka melalui lisan pembawa surat yang merupakan ulama utusan Syeikh Palimbani. Perang Jawa memang tidak terjadi saat itu juga, namun bara apinya tetap hidup hingga kehadiran Pangeran Diponegoro yang merupakan anak dari Sri Sultan Hamengkubuwono III.

Sumber:
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Nusantara Abad 17-18, Kencana
Hamka, Dari Perbendaharaan Lama, GIP
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Giyanti
https://www.republika.id/posts/43403/biografi-syekh-abdus-samad-al-palimbani

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)