basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Nasib Para Dukun, Tukang Sihir dan Ahli Nujum Pasca Diutusnya Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Kisra Abrawazir, pengua...

Nasib Para Dukun, Tukang Sihir dan Ahli Nujum Pasca Diutusnya Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Kisra Abrawazir, penguasa Persia, bila menghadapi suatu masalah, ia mengumpulkan para peramalnya yang berjumlah 360 orang, dan berkata, "Lihatlah urusan in! Ada apa sebenarnya?" Ketika Nabi Muhammad saw diutus, keesokan paginya, lengkungan tengah singgasananya retak dan sungai Tigris meluap, bila terus dibiarkan maka kerajaannya akan hancur. Maka dikumpulkanlah para peramal.

Para peramal, yang ahli perdukunan, sihir dan nujum, berkumpul. Semuanya mengerahkan apa yang mereka bisa, ternyata hasilnya gelap, hanya bisa mengira-ngira pada ramalannya, tak ada yang pasti. Mereka pun kebingungan apa yang akan disampaikan kepada Kisra. Pada suatu malam, salah satu peramal tidur di sebuah bukit,  bermimpi ada lintasan cahaya dari Hijaz. Cahayanya melesat menuju timur. Saat terbangun, ada rumput hijau di bawah telapak kakinya. Apa maknanya?

Makna mimpinya, akan keluar dari Hijaz yang menguasai timur dan barat. Bumi menjadi subur yang melebihi kesuburan para raja sebelumnya. Para peramal mendengar makna mimpi tersebut dan berkata, "Demi Allah, suatu urusan yang datang dari langit telah menghalangi ramalan kita, yaitu Nabi yang diutus dan akan merampas kerajaan ini."

Sejak Nabi Adam dikeluarkan dari surga , Iblis bebas naik dan berbolak-balik ke semua langit untuk mencuri berita dari langit. Namun sejak diangkatnya Nabi Isa ke langit, empat pintu langit ditutup. Mereka masih bisa berbolak-balik melalui tiga pintu langit lainnya. Namun pada suatu hari terjadi hal yang tak terduga. Seluruh pintu langit tertutup, mereka juga dipanah dengan bintang-bintang.

Iblis segera mencari informasi apa yang terjadi dengan mengumpulkan para Jin. Iblis berkata, "Berangkatlah ke bumi dan beritahukan tentang apa penyebab kejadian di langit itu?" Iblis mengirimkan mereka ke Tihamah (Mekah), ketika sampai di lembah Nakhlah, mereka menemukan Rasulullah saw sedang shalat subuh dan mendengarkan Nabi membacakan Al-Qur'an. Ternyata, diutusnya Rasulullah saw penyebab Iblis tidak bisa lagi mencuri berita dari langit.

Sejak Nabi Muhammad saw diutus para peramal "tak bisa" menggunakan ilmu perdukunan, sihir dan nujumnya, sebab perantara mereka yaitu iblis tidak bisa lagi mencuri berita dari langit. Andai pun masih ada yang menjalankan praktek tersebut semuanya "murni rekayasa iblis" itu sendiri bukan dari berita langit yang dicuri dari langit lalu disampaikan ke para peramal.

Oleh karena itulah para peramal Kisra selalu salah dalam meramal makna dari singgasana kisra  yang retak di tengahnya dan sungai Tigris yang meluap, karena saat meramal bumi menjadi gelap dan tidak bisa menjelajah berita dari penjuru langit. Padahal, sebelum Nabi Muhammad saw diutus, ramalan mereka selalu tepat. Akhirnya raja Kisra Persia membunuh para peramal tersebut.

Sumber:
Ibnul Jauzi, Al-Wafa, Pustaka Al Kautsar 

Gerakan Rahasia Syeikh Yusuf Al Makassar Untuk Perlawanan Terhadap Belanda dari Pengasingannya di Srilanka Oleh: Nasrulloh Bakso...

Gerakan Rahasia Syeikh Yusuf Al Makassar Untuk Perlawanan Terhadap Belanda dari Pengasingannya di Srilanka

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Syeikh Yusuf Al Makassar berjuang melawan Belanda bersama Sultan Ageng Tritayasa dan Pangeran Purbaya. Sultan Ageng Tritayasa tertangkap lalu ditahan di benteng Batavia. Menyusul Syeikh Yusuf pun tertangkap. Menurut Buya Hamka, tertangkapnya Syeikh Yusuf terdengar oleh Sultan India, Aurangzib. Apa reaksinya?

Awalnya dihadapkan di depan pengadilan, akan dihukum mati dengan alasan penghasut perang. Namun, Sultan India meminta melalui  perwakilan Belanda di India agar hukuman matinya ditinjau ulang karena sang Syeikh merupakan ulama yang dihormati di negri India. Pengembaraan Syeikh Yusuf ke Timur Tengah hingga ke Turki membuat jaringan diplomatiknya sangat luas. Akhirnya, Syeikh Yusuf diasingkan di Srilanka.

Menurut Azyumardi Azra, berita penahanan Syeikh Yusuf menyebar di Batavia dan dielu-elukan sebagai pahlawan besar dalam perjuangan melawan Belanda, bahkan kunyahan sirihnya dipungut para pengikutnya ketika meludah dan disimpannya sebagai peninggalan keramat. Belanda khawatir ada gerakan besar untuk membebaskannya, maka untuk menghindari ini semua Syeikh Yusuf diasingkan di Srilanka. Bagaimana kiprah Syeikh Yusuf dipengasingan?

Di Kesultanan Banten, Syeikh Yusuf sibuk ketatanegaraan dan jihad. Di Srilanka, dia sibuk dengan  keilmuannya. Ulama India dan jamaah haji Nusantara  belajar, meminta dituliskan kitab hingga mengangkatnya sebagai mursyid thariqah. Syeikh Yusuf pernah belajar dan mengajar di Aceh, Makassar dan Banten. Jaringannya di Nusantara sangat luas. Dia mengirimkan juga risalahnya untuk muridnya melalui jamaah haji Nusantara. Para muridnya juga menyalin memperbanyak risalahnya lalu menyebarkannya.

Kondisi perlawanan terhadap Belanda pasca penangkapan Syeikh Yusuf tidak pernah berhenti. Menurut Hamka, di tahun 1686 M, Sultan Iskandar yang Dipertuan Minangkabau menjalin kontak rahasia dengan Sultan Aceh, Sultan Mataram, Sultan di Kalimantan dan Andalas Timur agar berserikat melawan Belanda untuk meninggikan harga diri umat Islam. Terpikirlah oleh Belanda bahwa salah satu sumber penting semua pergolakan melawan Belanda tidak ada di Nusantara tetapi di Srilanka.

Menurut Azyumardi Azra, hubungan Syeikh Yusuf  yang luas dan intens melalui jamaah haji Nusantara, dicurigai Belanda akan membentuk jaringan yang lebih luas lagi hingga terdiri atas berbagai penguasa Muslim di Nusantara, yang akan melakukan peperangan serentak dan dalam skala besar terhadap Belanda. Kekhawatiran akan reaksi politis dan religius hubungan Syeikh Yusuf dengan orang-orang senegrinya, membuat Belanda membuat langkah strategis baru pada 1693 M.

Syeikh Yusuf Al Makassar dengan tulisan risalahnya dan genggaman tasbih di tangannya, tersimpan kekuatan yang lebih tajam dari pedang. Tidak ada jalan lain kecuali disingkirkan lebih jauh lagi ke tempat yang tidak didatangi oleh para jamaah haji yaitu Tanjung Harapan di Afrika Selatan.


Sumber:
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Nusantara Abad ke 17 dan 18, Kencana
Hamka, Dari Perbendaharaan Lama, GIP
Hamka, Sejarah Umat Islam, GIP

Upaya Mengobarkan Perang Jawa Dari Kota Suci Mekah Oleh: Nasrulloh Baksolahar 13 Februari 1755 tanah Jawa berduka. Inilah hari d...

Upaya Mengobarkan Perang Jawa Dari Kota Suci Mekah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


13 Februari 1755 tanah Jawa berduka. Inilah hari ditandatanganinya perjanjian Giyanti yang membagi Kesultanan Mataram menjadi dua yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Perjanjian Giyanti sebuah tanda mulai meredupnya kobaran jihad melawan VOC Belanda. Padahal sebelumnya, leluhurnya Sultan Agung pendiri Mataram, memimpin pertempuran yang gigih melawan Belanda hingga mengirimkan pasukan ke Batavia.

Di Mekah, Abdul Shamad al-Palimbani, ulama Nusantara yang menetap di Mekah terus memantau perkembangan Nusantara dari temannya sesama ulama yang hidup di Nusantara  seperti Muhammad Arsyad al-Banjari, Abdul Wahhab Bugis,  Abdurrahman al-Batawi dan dari jamaah haji Nusantara.  Kondisi Jawa dengan perjanjian Giyanti membuatnya prihatin. Apa yang dilakukannya?

Syeikh Abdul Shamad al-Palimbani belajar dari pendahulunya, Syeikh Yusuf Al Makassari yang terus menggelorakan jihad dari negri pengasingan Srilanka, yang ditangkap Belanda di era Kesultanan Banten karena berjuang bersama Sultan Ageng Tritayasa. Dari Srilanka, Syeikh Yusuf Al Makassar mengirimkan risalah perjuangan melalui murid-muridnya dan jamaah haji yang berisirahat di Srilanka ke seluruh kaum Muslimin di Nusantara untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Langkah ini diikuti oleh Syeikh Palimbani.

Yang dilakukan oleh Syeikh Palimbani untuk menggelorakan jihad melawan penjajahan di Nusantara dengan menulis kitab Fadhail Al-Jihad. Sedangkan yang khusus untuk mengobarkan jihad di tanah Jawa dengan mengirimkan surat khusus untuk para pangeran Mataram, panji-panji yang berbunyi "Al-Rahman Al-Rahim, Muhammad Rasul Allah Abd Allah" dan sejumlah kecil air Zamzam.

Menurut Prof Dr Azyumardi Azra, surat Syeikh Palimbani berisi desakan kepada penguasa dan pangeran Jawa untuk melakukan perang suci melawan orang kafir. Menurut Ricklefs, surat-surat Syeikh Palimbani merupakan bukti pertama adanya usaha dari Dunia Islam Internasional untuk mengobarkan perang suci di Jawa pada paruh kedua abad ke-18.

Tiga surat Syeikh Palimbani akhirnya dapat disita oleh Belanda. Surat pertama dan kedua ditujukan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono 1. Surat ketiga ditujukan kepada Pangeran Mangkunegara. Surat-surat ini, menurut Ricklefs, diyakini menguatkan kembali perlawanan kuat pribumi terhadap Belanda.

Surat-surat Syeikh Palimbani yang disita langsung dihancurkan atas perintah Belanda sebelum diterima oleh Sultan Hamengkubuwono 1 dan Pangeran Mangkunegara. Namun isi pesannya tetap tersampaikan kepada mereka melalui lisan pembawa surat yang merupakan ulama utusan Syeikh Palimbani. Perang Jawa memang tidak terjadi saat itu juga, namun bara apinya tetap hidup hingga kehadiran Pangeran Diponegoro yang merupakan anak dari Sri Sultan Hamengkubuwono III.

Sumber:
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Nusantara Abad 17-18, Kencana
Hamka, Dari Perbendaharaan Lama, GIP
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Giyanti
https://www.republika.id/posts/43403/biografi-syekh-abdus-samad-al-palimbani

Masih Ingin Merubah Takdir? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Andai diberi kesempatan oleh Allah untuk merubah takdir di masa lalu, ta...


Masih Ingin Merubah Takdir?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Andai diberi kesempatan oleh Allah untuk merubah takdir di masa lalu, takdir apa yang ingin diubah? Allah menuliskan takdir dengan kesempurnaan dan kemuliaan-Nya, layakah diubah? Allah menuliskan takdir dengan Rahman dan Rahim-Nya, adakah pilihan yang lebih baik lagi?

Para Nabi dan Rasul serta sosok yang dikisahkan di dalam Al-Qur'an, mereka ditempa ujian yang terberat. Adakah doa mereka yang ingin merubah takdirnya? Meminta mengulangi episode kehidupannya? Yang tercatat ingin memperbaiki takdirnya hanya mereka yang durhaka kepada Allah. Seluruh takdir itu memuaskan selama beriman kepada Allah.

Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menempatkan istri dan anaknya di padang pasir yang tandus tanpa air dan kehidupan. Apakah ditolaknya? Dijalani takdir tersebut dengan ketaatan dan keridhaan. Lalu berdoa kepada Allah agar negri tersebut menjadi negri yang aman dan diberkahi. Di era Qushay bin Kilab, Mekah menjadi kota termaju di Hijaz. Sekarang, bagaimana wajah kota Mekah?

Takdir para Nabi adalah terusir dari negrinya sendiri. Allah memerintahkan Rasulullah saw hijrah ke Madinah, bukankah Allah sanggup memenangkan dan menolongnya di Mekah? Rasulullah saw mengikuti saja takdirnya. Rasulullah saw dan para Muhajirin melantunkan kerinduan pada Mekah. Ternyata kepindahannya ke Madinah membuat kekuatan Mekah lumpuh karena sumber daya ekonomi Musyrikin Quraisy terganggu. Akhirnya, Rasulullah saw menang tanpa terlalu banyak konfrontasi.

Di geladak kapal, sedang terjadi pengundian siapa yang akan dilempar ke laut agar kapal tidak diterjang ombak besar. Ternyata Nabi Yunus yang harus dilemparkan. Di perut ikan paus, bagaimana sikap Nabi Yunus? Bertaubat akan tindakan kezaliman dirinya karena meninggalkan kaumnya, lalu bertasbih, mengakui kehambaan diri kepada Allah.

Tak perlu menyesali takdir. Tak perlu ada keinginan merubah takdir sekarang apalagi masa lalu. Prinsip takdir itu adalah kesudahan yang baik bagi orang yang beriman. Berdoalah untuk meraih akhir yang baik atau khusnul khatimah. Bagaimana membuahkan segala sesuatu menjadi khusnul khatimah?

Ikuti arus gelombang takdir dengan berselancar. Menikmati takdir seperti para Nabi dan Rasul menikmati drama kehidupannya. Tunaikan kewajiban sebagai hamba Allah. Maka seluruh takdir menjadi keindahan. Semuanya akan memasuki gerbang khusnul khatimah.

Metode Dakwah Mengikuti Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolahar Walisongo apakah berdakwah hanya dari mimbar ke mimbar? Dari cerama...

Metode Dakwah Mengikuti Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Walisongo apakah berdakwah hanya dari mimbar ke mimbar? Dari ceramah ke ceramah? Dari tulisan ke tulisan? Medan dakwah itu seluas medan kehidupan manusia. Medan dakwah itu sekompleks aktifitas manusia.

Kiyai Mojo memiliki murid yang tak tangkas berperang. Tak ahli dalam kitab dan ilmu syariat. Dia ahli dalam bidang seni. Sang kiyai memanggilnya agar menjadi dalang. Dari dalang inilah dia menghimpun data intelejen yang diteruskan ke pangeran Diponegoro. Semua gerakan Belanda terbaca. Belanda kesulitan menghadapi perang Jawa.

Syeikh Maulana Malik Ibrahim memulai dakwahnya dengan membangun bendungan, membuka lahan persawahan dan membangun warung. Di era anaknya, Sunan Ampel, barulah dibangun pesantren. Maulana Ishaq memulai dakwahnya di Banyuwangi dengan menyembuhkan rakyat dari wabah penyakit. Setiap persoalan yang dihadapi manusia adalah medan dakwah.

Sunan Gunung Jati berdakwah dengan membangun angkatan perang yang kuat untuk mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Lalu membangun Kesultanan Banten dan membangun Istana dekat pantai sehingga bisa dibangun pelabuhan yang besar dan ramai. Saat Portugis menaklukkan Malaka, pelabuhan Banten menjadi pelabuhan terpenting menggantikan peran Malaka.

Syeikh KH Hasyim Ashari, sebelum membangun pesantren, beliau memiliki jaringan bisnis ke seluruh penjuru Nusantara. Banyak masyarakat yang datang bertamu untuk belajar bertani. Diajarkan bahwa saat menanam harus menghadap kiblat dan membaca shalawat. Setelah itu barulah beliau membangun pesantren.

Syeikh Yusuf Al Makassari, saat di Banten, beliau menjadi Mufti kesultanan Banten. Saat diserbu Belanda, beliau menjadi penasihat strategi perang. Saat ditangkap dan dibuang ke Srilanka oleh Belanda, beliau mengajar para ulama India, Sultan India dan jamaah Haji dari Nusantara yang beristirahat sebelum melanjutkan ke Mekah. Saat dibuang ke Afrika Selatan, beliau menjadi Mursyid Thariqah.

Berdakwah mengikuti peradaban yang ada, menghadirkan solusi yang dibutuhkan, mengoptimalkan potensi dengan peran yang sudah dititipkan Allah padanya. Dakwah itu penuh warna seperti warna warni kehidupan.

Filosofi Pendidikan Nabi Ibrahim dan Keluarga Imran Membangun generasi, belajarlah pada Nabi Adam, Nuh, Ibrahim dan keluarga Imr...

Filosofi Pendidikan Nabi Ibrahim dan Keluarga Imran


Membangun generasi, belajarlah pada Nabi Adam, Nuh, Ibrahim dan keluarga Imran. Nabi Adam pembangun generasi manusia pertama. Nabi Nuh pembangun generasi manusia kedua. Jarak keduanya 10.000 tahun atau 100 abad. Dari keturunan Nabi Nuh terlahirlah beragam bangsa di dunia saat ini.

Dari Nabi Ibrahim melalui Nabi Ismail terlahirlah Nabi Muhammad saw yang menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta. Dari Nabi Ibrahim melalui Nabi Ishak kemudian ke keluarga Imran terlahirlah Nabi Isa, yang kemudian oleh pemeluk Kristen disebut Yesus Kristus. Inilah generasi terbesar di kolong jagat raya ini. Mengapa disebutkan keluarga Imran bukan Nabi Yaqub?

Keturunan Nabi Yaqub yang disebut Bani Israel merupakan komunitas yang sedikit secara jumlah maupun agamanya yaitu agama Yahudi.  Secara umat dan agama cendrung tertutup untuk golongan mereka saja. Itulah sebab disebutkan keluarga Imran bila berbicara tentang sebuah umat.

Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan keluarga Imran? Bagaimana hasil didikan mereka? Keturunan Nabi Ibrahim melalui jalur Nabi Ismail mengabdikan hidupnya di sekitar Kabah. Membangun, memelihara, menjaga, memperbaiki Kabah. Menjamu dan menyambut  umat manusia yang berhaji. Mereka tetap hidup bersama Kabah.

Keturunan keluarga Imran yaitu Siti Maryam dan Nabi Isa mengabdikan hidupnya di Baitul Maqdis atau Masjid Al-Aqsha. Keluarga Imran telah menazarkan keturunannya untuk mengabdikan di Baitul Maqdis. Oleh sebab itulah Maryam terus beribadah di tempat ini.

Saat Dajjal hendak mengepung dan menghancurkan kaum Muslimin di Masjidil Aqsha, maka datanglah Nabi Isa. Beliau shalat bersama kaum Muslimin, lalu ikut berperang bersama Muslimin melawan Dajjal. Dajjal pun terbunuh di tangan Nabi Isa. Keturunan keluarga Imran, penjaga Baitul Maqdis sejati.

Bukalah surat Al-Baqarah dan Ibrahim. Banyak doa Nabi Ibrahim untuk keturunannya yang dipanjatkan kepada Allah. Itulah filosofi pendidikannya. Bukalah surat Al-Imran, banyak doa keluarga Imran dan saudaranya untuk keturunannya. Itulah filosafi pendidikan keluarga Imran. Belajarlah dari Nabi Ibrahim yang merupakan bapak semua para Nabi dan Rasul. Belajarlah dari sebuah keluarga biasa saja yang berhasil melahirkan Nabi.

Kepelikan Terurai Dengan Shalat Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Seorang pengusaha memiliki jaringan bisnis di luar negeri dan Indone...

Kepelikan Terurai Dengan Shalat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Seorang pengusaha memiliki jaringan bisnis di luar negeri dan Indonesia. Dia sedang merintis usaha minimarket perlengkapan bayi di Indonesia. Saat di gudang distribusi, terlihat dia sedang shalat di lantai gudang yang penuh berdebu. Padahal dia sudah melakukan shalat fardhu. Seorang karyawan melihatnya. Mengapa shalat di lantai gudang?

Ternyata pengusaha ini memiliki kebiasaan, bila sedang memiliki persoalan, termasuk soal bisnis, yang bersifat strategis maupun teknis, jangka panjang atau pun jangka pendek, yang pertama dilakukan adalah shalat terlebih dahulu. Bukan berfikir atau beraksi terlebih dahulu.

Saat ditanyakan, dia menjawab, "Bukankah manusia diperintahkan meminta pertolongan dengan sabar dan shalat?" Ibnu Sina bila memiliki persoalan tentang riset ilmiahnya, dia bersegera shalat. Imam Bukhari bila menulis hadist, terlebih dahulu shalat. Sejak dahulu para ilmuwan muslim "mengandalkan" shalat untuk menuntaskan persoalannya. Bagaimana generasi pelanjutnya?

Rasulullah saw memerintahkan Bilal bin Rabah shalat untuk menghibur dirinya. Bekal pertama Rasulullah saw dan para Sahabat dari Allah dalam mengarungi tantangan dakwah adalah shalat. Saat seorang Sahabat tertawaan oleh musuh dalam misi intelejennya, yang menjadi bekalnya hanya shalat. Di saat akan dieksekusi mati, dia memohon ijin shalat dua rakaat. Inilah ijtihadnya.

Dahulu, para raja bila menghadapi persoalan pelik dalam urusan kenegaraan, dia menyendiri di persemediannya meminta dan menunggu  wahyu keprambon dari Sang Maha Pencipta. Pertempuran besar Manjikert di era Alp Arslan Bani Saljuk, pertempuran laut pertama dengan Romawi di era Muawiyah Bin Abu Sofyan bani Ummayah , pembebasan Konstantinople di era Muhamad Al Fatih Turki Utsmani, pertempuran Ainun Jalut melawan Mongol di era Al Qutudz, semuanya di awal dengan shalat.

Bila pertempuran besar yang bersejarah di dunia dapat dimenangkan dengan shalat. Bila para raja menuntaskan peliknya konflik pemerintah dengan shalat. Bila ilmuwan muslim terdahulu meraih penemuan besar dengan shalat. Mengapa tidak dilanjutkan tradisi ini?

Shalat adalah wasilah interaksi ruhani dan jasadi yang disediakan Allah bagi hamba-Nya. Shalat adalah waktu dan momentum yang paling berharga di kehidupan ini. Kesulitan dan tantangan terus mengepung hanya agar manusia kembali kepada-Nya.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)