basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Isi Takdir Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagaimana tentram menghadapi sakratul maut bila tidak tentram dengan takdir Allah? Padahal...

Isi Takdir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bagaimana tentram menghadapi sakratul maut bila tidak tentram dengan takdir Allah? Padahal takdir-Nya penuh dengan rahmat dan pengampunan-Nya. Yang penuh rahmat-Nya saja tidak ridha apalagi dengan kematian?

Ridhakah Allah sebagai Illah? Ridhakah dengan syariat Allah? Ridhakah dengan sunnah Rasulullah saw? Bila belum, bagaimana ridha terhadap takdir-Nya? Ridha terhadap takdir-Nya dimulai dengan ridha terhadap Allah, Islam dan  Rasulullah saw.

Ridha terhadap takdir-Nya, itulah tanda kesempurnaan ilmu. Ridha terhadap takdir-Nya, itulah salah satu tanda Marifatullah. Inilah puncak tertinggi bagi penempuh jalan ruhani.

Allah itu Maha Benar (Haq), maka semua takdir berada di atas jalan kebenaran. Allah itu mengharamkan kezaliman maka di dalam takdir tidak ada kezaliman pada manusia. Bila seluruh yang terjadi atas ijin Allah, maka tidak ada keburukan di dalamnya.

Saat diberitakan bahwa suku Quraisy dan Arab mengepung Madinah. Bagaimana reaksi para Sahabat? Mereka berkata, "Allah sebaik-baiknya  pelindung dan penolong." Saat Allah mempertemukan dua pasukan di Badar. Padahal kaum Muslimin tidak siap, Allah berfirman hanya untuk melihat siapakah yang beriman dan yang munafik.

Segala macam takdir hanya untuk mengetahui apa yang berkecamuk di dada. Prasangka apa yang mendominasi di dada. Banyak para Sahabat dan Salafus Shaleh yang tertidur sesaat ketika perang berkecamuk padahal itu momentum yang paling "keras dan kejam". Takdir untuk melihat siapa yang senantiasa dalam ketentraman atau kegelisahan.

Hidup dalam takdir Allah itu nikmat. Di dalam takdir ada rahmat, ampunan, maaf, bimbingan, pimpinan, kemudahan, pertolongan, petunjuk jalan lurus, dicukupi, diangkat derajat, tercurah rezeki. Apakah masih khawatir dengan takdir?

Konsumsi, Investasi dan Sedekah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Akhirat sebuah mindest kemanfaatan dan investasi. Bila konsumtif pun ...

Konsumsi, Investasi dan Sedekah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Akhirat sebuah mindest kemanfaatan dan investasi. Bila konsumtif pun orientasinya sebagai penunjang kemanfaatan dan investasi.  Bukan penghamburan dan kesia-siaan. Konsumtif, investasi dan sedekah merupakan keseimbangan pengelolaan harta agar kehidupan bergerak seimbang dan berkelanjutan.

Beriman, sehat dan ada makanan untuk hari ini, itulah keseluruhan hidup. Rutinitas aktivitas keseharian seharusnya bergerak pada poros ini. Iman itu hati. Sehat itu raga. Makan itu pemenuhan nafsu agar tidak melemahkan hati untuk fokus mengabdi pada Allah.

Jangan abaikan nafsu. Jangan mengumbar nafsu. Penuhilah dan sayangilah. Nafsu itu bagian dari amanah kehidupan yang harus dikelola. Bagaimana nafsu bisa membangun kehidupan? Dari rasa lapar dan haus, bukankah kehidupan menjadi bergerak? Bukankah raga menjadi sehat? Inilah rambu pengelolaan nafsu.

Ibadah yang khusyuk itu dimulai dari pemenuhan nafsu.  Dalam kondisi lapar dan haus, bisakah khusyuk? Rasulullah saw memerintahkan untuk makan dan minum dulu bila sudah tersaji, kemudian shalat. Bila ngantuk, agar tidur terlebih dahulu.

Investasi itu bukan untuk laba keuntungan sekarang tetapi menjaga dan menyiapkan masa depan yang lebih baik. Mengolah tanah dan menanam itu investasi. Membangun aliran sungai, selokan, bendungan dan waduk itu investasi. Membangun infrastruktur dan teknologi apa pun itu bagian dari investasi. Ini merupakan Sunah Rasulullah saw.

Investasi itu bagian dari konsep amal jariah yang balasannya terus mengalir walaupun usia telah diutup. Maksimum investasi sepertiga dari penghasilan sisanya pengeluaran konsumtif pribadi dan pengeluaran yang disalurkan melalui pihak lain. Bila melebihi batas ini akan merusak investasi itu sendiri. Penawarannya berkelebihan.

Perbandingan investasi dan hasil  itu bisa satu berbanding satu (1:1). Satu berbanding sepuluh (1:10). Satu berbanding tak terhingga (1:-). Salah satu rahmat Allah adalah memberikan hasil berlimpah dari investasi untuk memenuhi sifat  konsumtif manusia.

Keteguhan Kabilah Quraisy Pada Agama Nabi Ibrahim Dibandingkan Bani Israel  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Berapa jarak Nabi Ibrahim...

Keteguhan Kabilah Quraisy Pada Agama Nabi Ibrahim Dibandingkan Bani Israel 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Berapa jarak Nabi Ibrahim hingga Rasulullah saw? 30 generasi. Selama itu tidak ada Nabi dan Rasul yang diutus dari keturunan Nabi Ismail yang disebut bangsa Arab. Berbeda dengan keturunan Nabi Ishaq yang disebut Bani Israel, selalu ada Nabi dan Rasul yang diutus. Dari Nabi dari ayah yang berlanjut hingga ke anaknya, Nabi yang berasal dari saudara kandung atau sepupu hingga muridnya yang menjadi Nabi. Namun apa perbedaan antara Bani Israel dengan bangsa Arab?

Bani Israel selalu mengubah dan memalsukan kitab sucinya. Juga,  menentang, mendurhakai hingga membunuh para Nabinya. Bani Israel selalu membutuhkan seorang Nabi dan Rasul untuk kebangkitan dan kejayaannya. Saat di kitab Taurat dan Injil memberitakan Nabi terakhir akan datang ke Madinah, mereka segera bermigrasi ke sana. Bagaimana dengan bangsa Arab?

Keturunan Nabi Ismail, khususnya Quraisy, terus memegang agama Nabi Ibrahim dan ajaran leluhurnya Nabi Ismail. Mereka berpegang teguh pada agama Tauhid, menyembah Allah Yang Maha Esa, hingga munculnya Amr bin Amir bin Lahyi, penguasa Mekah dari suku Kuzaah pendatang, yang mengubah ajaran Nabi Ismail.

Ia mendirikan patung, mengadakan penghormatan ke hewan tertentu, upacara minuman arak, mengharamkan apa yang tidak diharamkan Allah yang belum dikenal oleh syariat Ibrahim. Dia mengadopsinya dari Syam (Iraq) saat melakukan perjalanan kesana. Ia mendatangkan berhala ke Mekah dan memancangkannya serta memerintahkan kaumnya untuk menghormatinya.

Berhalaisme menyebar di Syam khususnya Iraq pada abad ke-3 M. Penyebarannya di suku Quraisy, melalui Amr bin Amir bin Lahyi, berlangsung secara bertahap. Awalnya karena penghormatannya terhadap batu-batu Tanah Haram, yang selalu dibawa apabila pergi meninggalkan Mekah sebagai penghormatan bagi Tanah Suci dan media untuk kerinduan terhadapnya.

Bila penyebaran berhala di Iraq pada abad ke-3 M, lalu dibawa ke Mekah oleh Amr bin Amir bin Lahyi. Penyebarannya secara bertahap di suku Quraisy. Sedangkan kelahiran Rasulullah saw pada abad ke 6 M, maka  penyebaran berhala di Mekah maksimal  baru 300 tahun saat kelahiran Rasulullah saw. Berarti, penyebaran dan penyembahan berhala di Mekah merupakan sesuatu yang baru, bukan yang mendarah daging.

Buktinya, di saat kelahiran Rasulullah saw masih ada yang menjaga dan patuh terhadap agama Ibrahim. Para penyembah berhala pun masih menghormati Baitullah, melakukan Thawaf, serta melakukan Haji dan Umrah. Jadi menyembah berhala merupakan sesuatu yang masih baru bagi suku Quraisy khususnya pada saat kelahiran Rasulullah saw.

Pola Pengutusan Nabi dan Rasul Pasca Nabi Luth Oleh: Nasrulloh Baksolahar Menurut Ibnu Abbas semua kabilah Arab di Jazirah Arab ...

Pola Pengutusan Nabi dan Rasul Pasca Nabi Luth

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Menurut Ibnu Abbas semua kabilah Arab di Jazirah Arab memiliki kekerabatan dengan Rasulullah saw. Termasuk suku Muhdar atau Rabiah, di Yaman dan Hijaz. Oleh karena itu, seluruh kitab Sirah Nabawiyah memulai penulisannya dengan golongan bangsa Arab yang menyebar di Jazirah Arab  untuk menunjukkan jalinan kekerabatannya dengan Rasulullah saw. Mengapa seperti itu?

Rasulullah saw bersabda tentang Nabi Luth, dia seorang Nabi yang bukan dari penduduk asli kaum tersebut. Nabi Luth berhijrah bersama Nabi Ibrahim dari Masepotamia. Di tengah perjalanan, dia memisahkan diri dengan Nabi Ibrahim di Syam. Lalu, Allah mengangkatnya sebagai Nabi untuk berdakwah di sebuah kaum. Apa yang terjadi?

Saat Nabi Luth menghadapi penentangan dari kaum tersebut, dia hanya mendapatkan satu rumah yang bisa memberikan perlindungan yaitu dari kedua putrinya. Sedangkan istrinya sendiri menjadi penentangan. Rasulullah saw mengomentari kisah Nabi Luth dengan  bersabda, "Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Nabi Luth. Sesungguhnya dia telah berlindung kepada keluarga yang kuat yaitu Allah."

Rasulullah saw melanjutkannya, "Maka setelah era Nabi Luth, Allah tidak mengutus seorang nabi kecuali dengan dukungan dari kaumnya." Contohnya, Nabi Syuaib pun terselamatkan dari rintangan dakwah karena faktor keluarga yang mendukungnya.

Pada dakwahnya Rasulullah saw di Mekkah mendapat perlindungan dan ditopang oleh Bani Hasyim. Saat di Madinah, ditopang dari Suku Aus dan Khajraz yang merupakan paman-paman dari Rasulullah saw. Bukankah wafatnya Bapaknya Rasulullah saw, Abdullah bin Abdul Muthalib, saat bersilaturahmi dengan keluarga besarnya di Madinah? Pasca Futuh Mekah ditopang oleh kabilah Quraisy. Saat Umar bin Khatab membebaskan Romawi dan Persia, seluruh keturunan Nabi Ismail terutama Bani Kinanah bahu membahu mendukungnya.

Apa perbedaan bangsa Arab dengan Eropa daerah lainnya? Di Eropa setiap wilayah memiliki bahasa yang berbeda. Namun di Jazirah Arab walapun beragama suku, wilayahnya luas dan berjauhan, mereka memiliki satu bahasa yaitu bahasa Arab. Yang berbeda hanya dialeknya saja, namun seluruhnya menjaga bahasa Arab Fushha (resmi, fasih).

Penyebaran keturunan Nabi Ismail di seluruh Jazirah Arab. Kesatuan bahasa yang terus terjaga, menjadi Islam cepat tersebar di Jazirah Arab dan menjadi penopang pembebasan negri Romawi dan Persia. Itulah Sunatullah pasca diutusnya Nabi Luth kepada Para Nabi dan Rasul setelahnya.

Sumber: 
Abu Hasan An Nadwi, Sirah Nabawiyah, Quanta
Munir Al-Ghadban, Manhaj Haraki, Robbani Press

Manajemen Menghadapi Takdir Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ikhtiar manusia mengapa membawanya pada keberhasilan? Perjuangan manusia ...

Manajemen Menghadapi Takdir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ikhtiar manusia mengapa membawanya pada keberhasilan? Perjuangan manusia mengapa membuahkan hasil? Ikhtiar itu sebenarnya hasil pembelajaran dari pola takdir Allah. Akal manusia dianugerahi kemampuan untuk memahami pola takdir-Nya Allah. Dengan pola ini, ikhtiar merupakan jerih payah perjuangan mengikuti pola takdir-Nya. Itulah sebabnya ada ikhtiar yang membawa pada keberhasilan.

Terkadang pola takdir ada perubahan seperti kemukjizatan para Nabi dan Rasul. Terkadang terjadi betapa banyak golongan yang sedikit mampu mengalahkan golongan yang besar dengan ijin Allah. Terkadang pola ikhtiar kesuksesan masa lalu tak berlaku lagi membawa kesuksesan di zaman sekarang.

Kemukjizatan setiap Nabi berbeda-beda. Syariat setiap Nabi berbeda-beda sesuai kebutuhan zamannya. Pola perjuangan setiap Nabi berbeda-beda sesuai kondisi yang dihadapinya. Mengapa? Pola takdir Allah ada yang berubah pula seperti yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz.

Mengapa harus mengimani kitab suci Taurat dan Injil? Mengapa harus mengimani para Nabi dan Rasul  terdahulu? Mengapa Kitab Suci dan para Nabi dan Rasul menyebutkan kedatangan Nabi Muhammad saw? Mengapa setiap ada persoalan Allah mengkisahkan Para Nabi dan Rasul dan Umat terdahulu? Pola takdir ada pula yang tetap sama hingga akhir zaman.

Pola takdir Allah yang konstan yang bisa dipahami manusia sering disebut sebagai logika, pola, sistem, ilmu, teknologi hingga menjadi ideologi atau falsafah. Ikhtiar manusia hanya mengikuti pola takdir Allah yang sudah konstan. Itulah sebab ikhtiar manusia membawanya pada kesuksesan.  Namun mengapa sudah berikhtiar juga tidak berhasil? Berarti ada pola takdir yang tidak dipahami. Bagaimana menghadapinya?

Katakter bertakwa, pasrah, sabar, ridha dan bertawakal, itulah cara menghadapi pola takdir yang tak dan belum dipahami. Yang tak terduga, yang tiba-tiba, kemudahan dan keberuntungan hanya dapat diraih dengan karakter ini.

Manusia akan kelelahan dan keletihan bila hanya mengandalkan berikhtiar yang mengikuti pola takdir-Nya yang tetap dan konstan. Ada sarana untuk intervensi takdir yang membuat tujuan lebih mudah dan cepat diraih yaitu karakter takwa, sabar, tawakal, pasrah dan ridha inilah fasilitas bagi yang mengakui kehambaan pada Allah.

Shalat dan Sistem Pengorganisasian As-Sabiquna Al-Awwalun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sirriyatu Tanzhim atau pengorganisasi yang ...

Shalat dan Sistem Pengorganisasian As-Sabiquna Al-Awwalun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Sirriyatu Tanzhim atau pengorganisasi yang tersembunyi itulah pendapat Syeikh Munir Al-Ghadban dalam menata kaum Muslimin di periode Mekah. Tidak terlacak tempat pertemuan dan methode pembinaannya. Tidak terlacak siapa saja yang sudah memeluk Islam. Ini untuk menjaga tindakan pemberangus dari Kafir Quraisy terhadap kaum muslimin yang baru tumbuh.

Perintah shalat di waktu pagi dan petang sebanyak dua rakaat sebelum Isra Miraj merupakan sarana pengorganisasian dan pembinaan yang tak terlacak oleh Kafir Quraisy selama 3 tahun sejak wahyu diturunkan. Andaikan terlacak sedang shalat pun, para Sahabat dianggap sebuah kelompok Hanafiah dari ajaran Nabi Ibrahim yang memang sudah ada sebelumnya.

Rasulullah saw dan Ali bin Abi Thalib teridentifikasi sedang melakukan shalat secara tersembumyi sebanyak dua kali. Yaitu oleh Abu Thalib saat shalat di sebuah lembah dan oleh  Abbas bin Abdul Muthalib saat shalat di rumah pamannya Abbas.

Para Sahabat bila waktu shalat tiba, mereka menyebar ke lorong-lorong, kebun dan lembah untuk melakukan shalat secara bersembunyi. Dalam sejarah, hanya sekali para Sahabat teridentifikasi sedang shalat oleh Kafir Quraisy dengan perisitiwa terjadi bentrokan kecil antara Kafir Quraisy dengan Saad bin Abu Waqqash. Inilah peristiwa berdarah pertama dalam sejarah kaum Muslimin.

Bila ada yang baru masuk Islam, mereka dibawa ke markas besar kaum Muslimin di rumah Arqam untuk bertemu dengan Rasulullah saw. Ini dilakukan oleh Abu Bakar saat berhasil mengislamkan Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.

Menurut Ali Muhamad Shalabi, mereka yang baru masuk Islam dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kecil yang menginduk ke rumah Arqam. Selama periode dakwah tertutup  3 tahun, tidak ada bukti yang terungkap kecuali hanya kumpulan shalat para Sahabat saja. Saat periode dakwah terbuka, barulah kelompok kecil ini terungkap di peristiwa Islamnya Umar bin Khatab, dimana Umar mendapatkan kelompok kecil yang beranggotakan adik perempuan dan iparnya bersama Kaab bin Arit sedang membaca Al-Qur'an.

Terpusatnya pengorganisasian di rumah Arqam tidak tercatat dalam peristiwa sejarah kecuali saat periode dakwah terbuka yaitu saat peristiwa Islamnya Umar bin Khatab saat Kaab bin Arit menyebutkan akan membawanya ke bukit Shafa dan saat Abu Bakar sakit setelah disiksa oleh Kafir Quraisy karena rindu ingin  bertemu Rasulullah saw.

Sumber:
Munir Al-Ghadban, Manhaj Haraki, Robbani Press
Ali Muhamad Shalabi, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al Kautsar 

Hati, Pengendali Hidup Oleh: Nasrulloh Baksolahar Meneropong hati berarti meneropong perjalanan hidup kita sendiri. Kelapangan d...

Hati, Pengendali Hidup

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Meneropong hati berarti meneropong perjalanan hidup kita sendiri. Kelapangan dan keruwetan hidup berasal dari kelapangan dan keruwetan hati. Hati yang hidup membuat kegairahan hidup. Hati yang kusut penyebab kepesimisan hidup.

Sabar itu soal hati, bukan akal. Pertolongan Allah bersama yang sabar. Tidak lemah, tetap bersemangat dan tidak menyerah lahir dari kesabaran. Yang dapat keluar dari krisis yang mendadak hanya bagi yang bersabar. Mengelola hati awal datangnya solusi.

Takwa itu soal hati. Jalan keluar yang tak terduga, rezeki yang tidak disangka-sangka, jalan yang lurus dan mudah, hanya diraih dengan takwa. Jadi kehidupan ini bisa dikendalikan. Jadi hidup ini bisa sesuai keinginan bila bisa mengelola hati.

Tawakal itu soal hati. Setelah bertekad, setelah bermusyawarah atas sebuah keputusan, setelah membuat strategi dan rencana aksi, setelah konsisten dengan rencana,  bertawakalah.  Allah yang akan membimbing dan memimpin.

Allah hanya melihat hati yang bersih. Semua hiruk pikuk kehidupan untuk mengetahui apa yang ada di dalam dada manusia. Apa prasangka yang berkecamuk di hati. Setelah itu bisakah dibersihkan?

Dalam perang Uhud dan Khandaq, kondisinya sangat mencekam. Bermunculanlah prasangka buruk kepada Allah. Mengapa Allah memberikan ujian seperti itu? Mengapa Allah menimpakan kecemasan? Untuk mengetahui apa yang ada di dada manusia.

Teruslah meneliti hati. Teruslah mengamati ke arah mana berbolak-baliknya hati. Apakah pasrah, sabar, ridha dan tawakal? Apakah kecemasan dan kekhawatiran membawanya pada memohon pertolongan, bimbingan dan pimpinan Allah? Ataukah prasangka buruk pada Allah? Sebelum apa pun, perhatian terlebih dahulu arah tujuan hati.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)