basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Takdir-Nya Sesuai Kehendak Hamba-Nya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bila bertakwa, maka takdir itu sesuai "keinginan" manu...

Takdir-Nya Sesuai Kehendak Hamba-Nya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bila bertakwa, maka takdir itu sesuai "keinginan" manusia. Banyak Sahabat yang mendatangi Rasulullah saw dalam peperangan.  Mereka memohon mati syahid. Bahkan ada yang memohon syahid dengan tebasan pedang atau anak panah yang mengenai bagian tertentu. Rasulullah saw hanya bersabda, "Bila bicaranya jujur maka akan meraih yang dinginkannya." Ternyata mereka meraih sesuai yang diinginkannya.

Takdir itu sesuai prasangka hambanya. Beberapa hari sebelum wafatnya, Rasulullah saw bersabda, "Janganlah mati kecuali dalam berprasangka baik kepada Allah." Indeks keyakinan konsumen akan mempengaruhi kondisi ekonomi sebuah negara dalam beberapa waktu kedepannya. Semakin positif tingkat keyakinannya, semakin baik kondisinya.

Takdir itu sesuai dengan doa-doa yang dipanjatkannya. Diutusnya Rasulullah saw di Mekah. Melimpahnya air dan buah-buahan di Mekah karena sebab doanya Nabi Ibrahim. Ingin tahu takdir? Periksalah  prasangka dan doa yang dipanjatkan.

Para penentang Nabi sering meminta kepada para Nabi dan Rasul agar segera ditimpakan azab kepada mereka. Walaupun para Nabi menjawab bahwa itu hak-Nya Allah. Mereka terus memaksanya. Akhirnya kaum tersebut diazab karena permintaannya sendiri

Iblis meminta dipanjangkan umur hingga Hari Kiamat. Bisa menggoda dan menjerumuskan manusia. Oleh Allah diperkenankan permintaannya. Takdir iblis sesuai permintaannya sendiri.

Allah Maha Kuasa untuk mengabulkan seluruh permintaan, doa dan prasangka manusia tanpa  sedikitpun lelah dan mengurangi kekayaan-Nya. Yang membatasinya hanya rahmat-Nya yang menginginkan kebaikan pada yang beriman. Sebab manusia bodoh terhadap kebaikan dirinya.

Bukankah di surga manusia menikmati segala yang diinginkan, ditambah dengan yang melampaui keinginannya? Bukankah kenikmatannya terus ditambah? Bukankah kenikmatannya abadi tanpa pernah habis dan tak sedikitpun mengurangi kekayaan-Nya sedikitpun?

Takdir-Nya Memanjakan Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah telah menundukkan apa yang ada di bumi untuk manusia. Kapal yang...

Takdir-Nya Memanjakan Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Allah telah menundukkan apa yang ada di bumi untuk manusia. Kapal yang berlayar di lautan atas perintah-Nya. Allah menahan benda-benda langit agar tidak jatuh ke bumi dengan izin-Nya. Masihkah berprasangka burukkah pada Allah? Tak diminta oleh manusia pun, Dia selalu menjaga dan memelihara manusia dengan Kehendak-Nya.

Allah sudah mendesain takdir yang menjaga manusia. Semua rencana buruk akan kembali kepada yang merencanakannya. Yang membuat makar keburukan akan menghadapi makar-Nya Allah. Berhasilkah para pembesar yang hendak mencelakakan para Nabi dan Rasul?

Bisakah syetan menjerumuskan  manusia? Pada dasarnya tidak bisa. Yang bisa dijerumuskan hanya mereka yang rela mengikuti langkah syetan. Mereka yang ikhlas yang memohon perlindungan kepada Allah akan dipelihara dari godaan syetan.

Bisakah syetan memasukkan was-was kepada hati manusia? Pada dasarnya tidak bisa, bila hati dipenuhi dzikirullah. Andai pun sempat masuk, Allah melalui malaikat akan memasukkan ilham ketentraman dan keyakinan.

Bisakah manusia tersesat dalam kehidupannya? Pada dasarnya tidak bisa. Sebab, yang pertama kali diutus ke muka bumi adalah Nabi. Allah tidak mengazab kecuali setelah diutusnya para Nabi. Allah menurunkan kitab suci sebagai pembimbing dan pembersihan jiwanya.

Takdir di alam semesta sudah didesai untuk memelihara manusia dari segala keburukan dan potensi keburukan. Anda pun terjatuh, masih terbuka taubat dan perbaikan diri. Hidup masih dapat ditata ulang sebelum nafas dikerongkongan. Bagaimana di akhirat nanti?

Dari 100 rahmat, 99-nya disisakan di akhirat. Sehingga mereka yang pernah mengucapkan kalimat syahadat akan dimasukkan ke surga. Andai pun dosanya sepenuh langit dan bumi, selama tidak menyekutukan Allah dan tidak sombong akan dimasukkan ke surga. Takdir Allah. Hukum Allah. Hukum kehidupan di dunia dan akhirat memang "memanjakan" dan melindungi manusia dari keburukan. Masihkah berprasangka buruk pada Allah?

Agar Selaras Dengan Hukum Kesuksesan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apa dasar seseorang berkarya? Adanya keyakinan. Banyak yang memp...

Agar Selaras Dengan Hukum Kesuksesan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Apa dasar seseorang berkarya? Adanya keyakinan. Banyak yang mempengaruhi keyakinan seseorang dengan proyeksi dan prediksi berdasarkan data, informasi dan hasil survei. Padahal tak ada sesuatu pun yang bisa dikendalikan oleh manusia. Itulah sebab, keyakinan yang positif cepat berubah ke negatif.

Keyakinan itu harus ada sandaran dan naungannya. Apa yang terkuat? Berdasarkan proyeksi, prediksi, informasi dan data berdasarkan trend saat ini? Rasulullah saw bergerak dari satu kabilah ke kabilah dengan menjanjikan kemenangan atas Persia dan Romawi. Semua kabilah sinis dan mentertawakannya. Sebab, proyeksi dan trendnya tidak mungkin, apalagi tidak memiliki topangan yang kokoh. Mengapa Rasulullah terus bergerak?

Pondasi sandaran terkuat yang melahirkan keyakinan adalah Allah. Asmaulhusna-Nya Allah. Sifat-Nya yang Rahman dan Rahim. Jaminan dan janji-Nya. Bukankah alam semesta ini ciptaan-Nya? Bukankah kebaikan alam semesta ini karena kasih sayang-Nya?

Bagaimana karya yang dijamin kesuksesannya? Lakukan yang diperintahkan Allah. Ikuti yang dicontohkan Rasulullah saw. Para Nabi dan Rasul bergerak atas bimbingan wahyu. Strateginya berlandaskan wahyu. Prosesnya berdasarkan wahyu. Buahnya, kekuatan penghalang yang paling kuat pun bersimpuh di kakinya hanya dengan sebuah tongkat.

Yang mengikuti wahyu dan Sunnah Rasulullah saw berarti bergerak sesuai dengan hukum kehidupan di jagat raya. Sesuai dengan garis takdir. Sesuai dengan hukum kesuksesan yang telah diciptakan bersama kehidupan ini. Kegagalan terjadi karena melawan hukum kesuksesan. Inilah sebab para Nabi dan Rasul selalu sukses dalam berkarya karena mengikuti hukum kesuksesan.

Mengapa berkarya? Bukan untuk hasil dan prestasi. Bukan untuk capaian target dan obsesi. Hanya untuk mengais ampunan, rahmat dan ridha-Nya. Bila rahmat-Nya sudah tercurah, apakah ada kegagalan? Apakah ada yang bisa menghalangi kesuksesan?

Dalam ampunan dan rahmat-Nya  tercurah kebun yang berbuah dan mata air yang melimpah. Kesuksesan adalah buah dari ampunan dan rahmat-Nya. Berkarya adalah ikhtiar mengais ampunan dan rahmat-Nya. Berkarya itu hasil keyakinan yang bersandarkan pada Allah.

Takut Karena Sebuah Mimpi Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tersiksa di dunia. Apa penyebabnya? Walapun menggenggam kekayaan dan kekuas...

Takut Karena Sebuah Mimpi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Tersiksa di dunia. Apa penyebabnya? Walapun menggenggam kekayaan dan kekuasaan tertinggi, mengapa tersiksa di dunia? Terpenuhinya seluruh kebutuhan raga, berarti tak tersiksa? Yang mudah tersiksa itu jiwa. Jiwa seperti apa yang terus tersiksa?

Tersesat yang jauh. Apakah intelegensi dan gelar akademik yang tinggi terhindar dari ketersesatan? Apakah para ilmuwan, intelektual dan penemu terhindar dari kesesatan? Apa penyebab kesesatan yang jauh?

Firaun dan Namrudz itu tersiksa hanya karena sebuah mimpi. Padahal kekuasaan dan kekayaan masih dalam genggaman. Mengerahkan intelejen dan pasukan yang besar hanya karena ketakutan akan sebuah mimpi. Ketakutan hanya karena seorang pemuda. Ketakutan hanya karena bayi yang baru lahir. Jiwa manusia sangat labil walapun gelar kebesaran, keperkasaan dan keagungan telah ada dalam genggamannya.

Nebukandezar membunuh beberapa orang karena tak bisa menafsirkan mimpinya. Mengapa raja yang kekuasaannya sangat besar ketakutan hanya karena mimpi? Padahal dia mampu menguasai wilayah yang luas dan menaklukkan para raja dan panglima perang hebat? Mengapa tiba-tiba takut hanya karena mimpinya?  Ini sebuah fakta yang amat nyata dalam panggung sejarah.

Sehebat apa pun manusia pada dasarnya lemah. Takut dengan prediksi dan proyeksi yang buruk. Khawatir dengan berita dan informasi. Cemas hanya dengan bisikan, was-was dan persepsi. Siapapun mengalaminya walau pun manusia tersebut mengaku tuhan.

Intelegensi, ilmu dan gelar akademis hanya kumpulan informasi pengetahuan. Perannya hanya bagaimana agar kehidupan ini mudah dan cepat. Namun tak pernah bisa mencapai kebenaran. Kebenaran itu hanya dari Allah. Yang ditopang oleh keimanan dan ketaatan pada syariat-Nya. Mencampakkan jalan ini berarti diliputi kesesatan yang jauh.

Iman pada akhirat, itulah kunci agar tidak jatuh pada jurang siksaan ketakutan dan kesesatan. Akhirat membawanya pada tanggungjawab akan membangun dan memelihara kehidupan. Tak mempersoalkan lagi sesuatu yang datang dan pergi. Tak ada ego diri, dan hawa nafsu lagi yang membawanya pada kesesatan. Cukup sederhana mengimani akhirat.

Agen Rahasia Nabi Musa Di Lingkaran Kekuasaan Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Musa harus keluar dari istana Firaun. Terus...

Agen Rahasia Nabi Musa Di Lingkaran Kekuasaan Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Musa harus keluar dari istana Firaun. Terusir dari Mesir.  Apakah  setelah itu Nabi Musa terputus dengan lingkaran dalam istana?  Ada beberapa "penyusup" Nabi Musa yang tetap di istana. Ada yang namanya diungkap oleh sejarah, ada juga yang terus dirahasiakan hingga sekarang. Apa hikmahnya?

Yang namanya terungkap adalah Asiyah, istri Firaun, dan Siti Masyitoh pelayan keluarga Firaun. Dalam kitab Amalul Kubro yang ditulis oleh Imam Abdurrahman Asy-Syafii, peran Asiyah adalah "mendown grade" ketuhanan Firaun di mata para penghuni istana. Membutat strategi bahwa Firaun itu bukan tuhan tanpa disadari oleh Firaun sendiri.

Dikisahkan Asyiah melakukan lomba lari dengan Firaun. Yang kalah harus keluar melepaskan pakaian hingga ke pintu Istana. Dalam perlombaan ini Firaun kalah. Firaun menunaikan janjinya berlari hingga pintu istana. Banyak mata memandang ke arah Firaun yang tengah berlari dengan tubuh terbuka tanpa berpakaian. Apakah yang mereka lihat?

Tanpa berpakaian, ternyata tubuh Firaun bukanlah tubuh yang ideal. Bisa jadi karena telah dimakan usia. Melihat kenyataan ini para dayang istana berfikir, "Bila Firaun itu benar-benar tuhan, tentu tubuhnya bagus dan menawan." Pamor Firaun sebagai tuhan terus menurun.

Siapakah yang menyelamatkan Nabi Musa dari upaya pembunuhan oleh Firaun saat Nabi Musa pertama kali dikeluarkan dari istana? Dalam surat al Qasas ayat 20 dikisah ada seorang pemuda dari ujung kota yang menginformasikan bahwa para pembesar Mesir sedang berunding untuk membunuh Musa. Sarannya, bersegeralah keluar dari Mesir sebelum bala tentara dikerahkan. Musa pun bergerak ke Madyan dengan rasa takut, waspada dan berdoa. Musa pun selamat.

Ketika Musa kembali dari Madyan ke Mesir. Firaun, Haman, Qarun dan pembesar Mesir berkumpul. Firaun berkata, "Biar aku yang membunuh Musa." Tiba-tiba ada seorang pembesar dari kalangan keluarga Firaun yang menyembunyikan keimanannya berkata, "Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, "Tuhanku adalah Allah, padahal dia sudah datang kepadamu dengan bukti nyata dari Tuhanmu?" Firaun pun terpojok. Fragmen ini dikisahkan dalam surat Gafir ayat 28. Nabi Musa menempatkan seseorang yang tak tercium misinya di lingkaran dalam Firaun untuk mempengaruhi keputusan istana.

Gerakan penempatan intelijen atau agen rahasia pun dilakukan oleh Nabi Musa. Ada yang bertugas memudarkan pencitraan, memberikan informasi strategis dan mempengaruhi kebijakan Firaun. Itulah ikhtiar  untuk meminimalkan resiko dan memuluskan tegaknya kebenaran.

Rekonstruksi Sejarah Para Ilmuwan  dan Kisah Dalam Al-Qur'an Oleh: Nasruloh Baksolahar Apa keunikan sejarah dalam Al-Qur'...

Rekonstruksi Sejarah Para Ilmuwan  dan Kisah Dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasruloh Baksolahar


Apa keunikan sejarah dalam Al-Qur'an? Darimana terlihat kemukjizatannya? Apa perbedaan penulisan sejarahnya dengan para ilmuwan sejarah dan ahli arkeologi? Mengapa harus ada penulisan sejarah kembali dalam Al-Qur'an?

Para sejarawan sering kali menulis sejarah hanya dari sisi tempat dan waktu kejadiannya saja. Tak pernah detail hingga ke dialognya dari kata per kata, dari kalimat ke kalimat, dari satu suasana ke suasana. Al-Qur'an memaparkan dialog antar pelaku sejarah, dialog pelaku sejarah terhadap dirinya sendiri bahkan hingga  suasana kejiwaan, pergolakan hati, perasaan dan akal dalam menghadapi sesuatu.

Sejarawan dan arkeolog menuliskan sejarah dari penggalian dan penemuan artefak, benda fisik, informasi lisan dan tulisan, barulah dibuat rekonstruksi kejadian peristiws sejarahnya. Banyak interpretasi dan asumsi. Banyak yang tak terjawab dari peninggalan sejarah yang ada. Banyak rekonstruksi peristiwa  yang tak berurutan, melompat dan tak logis. Itulah penyebab banyak perbedaan konstruksi peristiwa sejarah.

Logika sejarah dalam Al-Qur'an dibalik, dari kisah menuju temuan fakta dan peninggalan sejarah. Tidak hanya itu, kisah-kisah yang diungkap, diinformasikan juga tempat dan kejadiannya secara tepat walapun manusia belum pernah ke lokasi kejadian. Fakta arkeologi membuktikan kisah yang telah diinformasikan terlebih dahulu dalam Al-Qur'an. Bukan merekonstruksi sejarah dengan dukungan dari bukti arkeologi.

Sejarawan hanya bisa mengungkap satu kejadian sejarah kecil tak berarti dari fakta yang tidak komprehensif dari seluruh peristiwa besar di dunia. Bahkan harus melibatkan sejarawan antar generasi dan zaman. Sedangkan Al-Qur'an menghimpun sejarah sejak penciptaan alam semesta hingga hari kiamat.

Bukankah banyak bukti peninggalan sejarah yang hilang dan dihilangkan? Bukankah banyak peninggalan masa lalu yang jejaknya tak terlihat lagi karena iklim, lapuk dan termakan zaman? Padahal sangat dibutuhkan untuk merekonstruksi peradaban? Bukankah ada anekdot bahwa sejarah itu milik mereka yang menang hingga ada pihak yang memutarbalikkan sejarah?

Al-Qur'an menghadirkan kembali sejarah yang terlupakan dan dilupakan. Al-Qur'an mengungkapkan kembali fakta sejarah yang benar dan meluruskan penulisan sejarah yang disimpangkan. Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Allah yang menuliskan takdir. Kisah-kisah dalam Al-Qur'an sebuah "Tanggungjawab Allah" untuk mengungkapkan takdir kejadian di masa lalu.

Diplomasi Nabi Sulaiman, Dari Menolak Hadiah Hingga Pameran Teknologi Oleh: Nasruloh Baksolahar Ratu Balqis mendapatkan surat da...

Diplomasi Nabi Sulaiman, Dari Menolak Hadiah Hingga Pameran Teknologi

Oleh: Nasruloh Baksolahar


Ratu Balqis mendapatkan surat dari Nabi Sulaiman yang isinya, "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang yang berserah diri." Isi surat ini diabadikan dalam Al-Qur'an di surat An-Naml ayat 30-31. Bagaimana respon Ratu Balqis? Ratu segera mengumpulkan para pembesarnya untuk mendengar pertimbangan mereka.

Para pembesar memberikan saran, "Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa untuk berperang, tetapi keputusan berada di tangan sang ratu. Maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan." Sang ratu cukup lama menelaah saran dari para pembesarnya. Namun apa akibat dari sebuah peperangan?

Ratu Balqis berkata, "Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negri, mereka tentu akan membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia menjadi hina." Inilah kebiasaan umum yang terjadi saat itu pada setiap penaklukkan sebuah negri. Apakah hal ini akan dilakukan juga oleh raja Sulaiman terhadap negri Saba? Bagaimana cara menghindarinya?

Ratu Balqis memiliki ide untuk menggentarkan hati,  unjuk kehebatan, kebesaran dan kekuatan kerajaan Saba kepada raja Sulaiman. Delegasi pun diutus dengan membawa hadiah yang tiada tandingannya. Lalu, menunggu respon dari raja Sulaiman yang disampaikan melalui utusannya.

Utusan ratu Balqis tiba di istana raja Sulaiman. Lalu, menyerahkan hadiah dari ratu Balqis. Bagaimana respon dari raja Sulaiman? Hadiah itu simbol "pamer" supermasi yang kuat kepada yang lemah.  Unjuk kehebatan, kebesaran dan kekuatan militer. Raja Sulaiman berkata, "Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu."

Raja Sulaiman berkata, "Kembalilah, sungguh kami akan mendatanginya dengan bala tentara yang tak mampu dilawan, dan akan kami usir mereka dari negerinya secara terhina dan menjadi tawanan yang hina dina."  Utusan tersebut bergegas pulang. Lalu disampaikan pesan tersebut. Penolakan hadiah tanda bahwa kerajaan Sulaiman memang besar dan kuat . Maka, ratu Saba bersiap ke istana Sulaiman seperti isi surat sebelumnya.

Tujuan raja Sulaiman bukan untuk memerangi negri Saba, tetapi agar terketuk kesadaran penyerahan diri kepada Allah. Bagaimana caranya? Dipindahkan fisik singgasana ratu Balqis dalam sekejap mata ke istananya. Ini teknologi yang belum pernah ada hingga abad modern sekarang. Hadiah ratu Saba sebagai unjuk kehebatan dijawab dengan kemajuan dan kemegahan peradaban oleh raja Sulaiman.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (178) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)