basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Jazirah Arab Menunggu Kedatangan Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Jazirah Arab merupakan tempat berlindung bagi para pe...

Jazirah Arab Menunggu Kedatangan Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Jazirah Arab merupakan tempat berlindung bagi para pengemban dakwah yang mendapatkan kesulitan karena bumi tempat tinggal mereka sudah terasa sempit dan penduduknya telah menolak mereka. Arab menjadi tempat perlindungan dari kekuasaan para raja yang sombong atau penguasa yang zalim.

Nabi Ibrahim memilih Mekah sebagai titik awal bangunan keturunan putranya Nabi Ismail. Saat keturunan Ishaq terus melakukan perjalanan dari satu negri ke negri yang lain karena penindasan dan kezaliman penguasa dan dirinya sendiri. Keturunan Ismail tentram Jazirah Arab khususnya Hijaz.

Nabi Musa memilih Madyan sebuah negri yang terletak di ujung bumi Arab dari arah Syam untuk menghindar dari kejaran Firaun, intelejen dan prajuritnya. Sepuluh tahun tak terendus. Fokus mengembala kambing dan membangun pertanian. Inilah masa penyiapan diri sebelum menjadi Nabi dan Rasul.

Sejumlah besar kaum Yahudi, di Palestina, saat dizalimi dan disiksa oleh Nebukanedzar dari Babilonia dan selanjutnya oleh Romawi, mereka bermigrasi untuk mencari perlindungan ke jazirah Arab. Mereka pergi ke Yatsrib dan Yaman.

Apakah terjadi penindasan terhadap Yahudi dan Nasrani di Jazirah Arab? Tidak ada catatan akan hal ini. Pemeluk Yahudi dan Nasrani aman hidup di Yatsrib dan Mekah, walaupun pemeluk Nasrani dan Yahudi sangat minoritas. Bangsa Arab tak pernah menganggunya.

Romawi banyak mengirimkan para misionaris Nasrani ke Jazirah Arab. Yahudi menyebarkan ajarannya di Jazirah Arab. Namun sangat sedikit yang memeluknya. Juga tidak ada pertentangan dari bangsa Arab. Penulis Inggris, Sir William Muir, mengatakan bahwa perjuangan kaum Nasrani selama 5 abad di suku Arab hanya menghasilkan sejumlah pengikut yang sangat kecil. Perjuangan Yahudi di Yastrib pun demikian. Tak ada migrasi ke Yahudi.

Fatrah atau masa kekosongan dari kenabian menyelimuti jazirah dan bangsa Arab. Nasrani dan Yahudi mencoba mempengaruhi namun seperti menghadapi batu karang yang keras dan kokoh. Tidak ada tanda-tanda pengaruh perubahan yang jelas hingga diutusnya Rasulullah saw.

Sumber:
Abdul Hasan An Nadwi, Sirah Nabawiyah, Penerbit Quanta

Pemukiman Di China, Bukti Pengembaraan Dagang Bangsa Arab Oleh: Nasrulloh Baksolahar Takdir bangsa Arab adalah bangsa pengembara...


Pemukiman Di China, Bukti Pengembaraan Dagang Bangsa Arab

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Takdir bangsa Arab adalah bangsa pengembara. Bagaimana cara pengembaraannya? Melalui perdagangan bukan penguasaan dengan pemaksaan suatu wilayah. Seperti Romawi, Yunani, dan Persia. Perhatikan pengembaraan perdagangan keturunan Nabi Ismail dalam Al-Qur'an yang berdagang di setiap musim, baik musim panas maupun dingin.

KH Abdullah bin Nuh pada Sejarah Islam Di Jawa Barat Hingga Keemasan Banten menyatakan bahwa perdagangan Nusantara dengan bangsa Arab merupakan jalinan hubungan sejarah yang telah terbentuk jauh sebelum lahirnya Nabi Muhammad saw. Sebab sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu, bangsa Arab terus menerus mengadakan hubungan yang luas di luar negri sebagai perantara antara Eropa dengan negara-negara Afrika, India, Asia Tenggara dan Timur Jauh, yaitu  Cina dan Jepang.

Jauhnya pengembaraan bangsa Arab dijelaskan oleh T.W. Arnold dalam The Preaching of Islam bahwa hubungan niaga bangsa Arab sudah mencapai Cina terjadi sebelum Rasulullah saw lahir. Ini dibuktikan dengan pembangunan penyediaan tempat-tempat tertentu di berbagai kota Cina untuk menampung kehadiran bangsa Arab yang berdagang yang jumlahnya puluhan ribu orang. Hadist yang berbunyi, "Carilah ilmu hingga ke negri Cina." Tanda kepahaman geoekonomi Rasulullah saw.

Bila musim dingin, kabilah Quraisy ke Yaman. Dari Yaman mereka menyebar ke berbagai negri.  Menurut KH Abdullah bin Nuh,  kota-kota di Yaman telah memiliki hubungan yang luas dengan negri-negri lain sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu.

Menurut pakar Sirah Nabawiyah, Prof Dr Ali Muhammad Shalabi, Penduduk Yaman terkenal sebagai pengusaha yang sukses. Kegiatan bisnisnya melalui darat dan laut. Mereka gigih sering pergi ke daerah Afrika, India, Indonesia, Sumatera dan negri-negri Asia lainnya, pulau-pulau di samudera Hindia dan laut Arab.  Mereka pun memiliki andil besar dalam penyebaran Islam di daerah tersebut.

Dr Abdul Fattah As Samman dalam bukunya Harta Nabi menjelaskan bahwa para leluhur Rasulullah saw sangat aktif menjadi duta perdagangan. Hasyim membuat perjanjian dengan raja Syam untuk mengamankan perjalanan dagangnya menuju Syam (Romawi Eropa). Abdu Syams ke Habasyah (Afrika). AL-Muthalib ke Yaman. Naufal ke Persia. Dengan ikhtiar mereka perjalanan perdagangan para saudagar Quraisy  dijamin keamanannya.

Seorang pakar tafsir menjelaskan bahwa salah satu sebab dihancurkan tentara bergajah yang akan menghancurkan Kabah oleh Allah, yang diabadikan dalam surar al-Fil, agar kaum Quraisy tetap eksis dan perjalanan dagang mereka pada musim panas dan musim dingin tetap berlanjut. Juga, jaminan Allah bahwa Mekah adalah kota yang aman.

Sumber:
Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah, Penerbit Surya Dinasti
Abdul Fattah As Samman, Harta Nabi, Penerbit Al Kautsar
Ali Muhammad Shalabi, Sirah Nabawiyah, Penerbit Al Kautsar 
Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Sunah Para Nabi Berjalan ke Pasar-Pasar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Jalan-jalanlah ke pasar. Seluruh para Nabi dan Rasul berjalan...

Sunah Para Nabi Berjalan ke Pasar-Pasar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Jalan-jalanlah ke pasar. Seluruh para Nabi dan Rasul berjalan-jalan ke pasar. Tak hanya mengembala, berjalan-jalan di pasar merupakan sunah seluruh para Nabi dan Rasul. Rasulullah saw menempa diri di pengembalaan lalu bergeser mendatangi pasar di Jazirah Arab.

Para pembesar kaumnya mempertanyakan mengapa para Nabi dan Rasul berjalan-jalan di pasar? Para penentang para Nabi dan Rasul mempersoalkan, mengapa para Nabi dan Rasul berjalan-jalan di pasar? Mengapa tidak diutus malaikat saja? Bisa jadi pertanyaan ini untuk menyisihkan para Nabi dan Rasul agar pasar dibiarkan tanpa tuntutan yang membuat mereka dapat mengeksploitasi pasar untuk memperkaya mereka saja.

Sudah fitrah seorang Nabi. Sudah menjadi takdir kehidupan para Nabi. Sudah keharusan para Nabi untuk terjun ke pasar. Saat mulai usia 9 tahun, Muhammad saw sudah "merengek" kepada pamannya Abu Thalib untuk diajak berdagang. Abu Thalib akhirnya menurutinya.

Di pasar penuh ambisi menimbun kekayaan yang menghalalkan segala cara. Apakah dibiarkan tanpa ada campur tangan para Nabi dan Rasul? Ada Nabi yang diutus khusus mengelola ekonomi dan perdagangan yaitu Nabi Syuaib. Yang terfokus pada pembentukan perekonomian dan perdagangan yang berkeadilan.

Pasar adalah pusat aliran barang dan uang. Pasar merupakan pusat mekanisme permintaan dan penawaran. Jangan ada penimbunan dan monopoli. Jangan sampai kekurangan dan kelebihan penawaran dan permintaan. Nabi Yusuf diangkat menjadi pejabat negara untuk memperbaiki mekanisme pasar di Mesir.

Pasar menjadi pusat distribusi dan logistik. Kenyang dan lapar. Untung dan rugi. Kemakmuran dan kemelaratan. Kesulitan dan kemudahan hidup dimulai dari pengelolaan pasar. Untuk itulah para Nabi dan Rasul berjalan-jalan di pasar untuk menuntaskan persoalannya.

Para Nabi dan Rasul terjun diproses produksi dengan mengembala. Para Nabi dan Rasul terjun dalam mekanisme permintaan dan permintaan, logistik dan distribusi dengan berjalan ke pasar-pasar. Jadi perannya bukan sekedar penegakan tauhid tetapi juga penegakan keadilan pasar.

Sumber:
Abdul Fattah As Samman, Harta Nabi, Pustaka Al Kautsar 

Rumah Abu Thalib, Pembentukan Karakter Pengusaha bagi Muhammad saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Abu Thalib dua kali diwasiatkan ay...

Rumah Abu Thalib, Pembentukan Karakter Pengusaha bagi Muhammad saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Abu Thalib dua kali diwasiatkan ayahnya, Abdul Muthalib, agar mengasuh sang yatim piatu, Muhammad saw. Dia kemenakannya dari saudara kandungnya Abdullah. Padahal kehidupannya miskin. Menghidupi anak-anaknya sendiri pun sulit. Namun tanggungjawab ini tetap dijaganya. Saat mengasuh Muhammad saw, di rumahnya diliputi keberkahan.

Abu Thalib sangat mencintainya. Bila Muhammad tidur dan keluar, selalu ditemaninya. Ia sangat memperhatikan makanannya. Bila makan, selalu menunggu dan bersama Muhammad saw.  Ada keanehan, bila makan bersama Muhammad saw, seluruh keluarga akan merasa cepat kenyang walaupun yang dimakan sedikit. Bila tidak bersama Muhammad saw, walaupun makanannya banyak, tetap saja kelaparan.

Abu Thalib pernah berkisah bahwa saat dalam perjalanan di  kota Dzulmajaz, ia kehausan. Air tidak ditemukan. Melihat hal tersebut, Muhammad saw mendekati pamannya lalu menancapkan tumitnya pada tanah dan muncullah air. Lalu Muhammad saw berkata, "Minumlah wahai paman!" Maka Abu Thalib pun minum.

Takdir para Nabi adalah hidup dari jerih payahnya sendiri. Di saat pengasuhan Abu Thalib, Muhammad saw mengembala domba milik bani Saad dan penduduk Mekah dengan mendapatkan upah. Setelah usia mencapai 12-13 tahun Muhammad saw merubah profesinya dari mengembalakan kambing menjadi berdagang bersama kafilah dagang pamannya.

Ada dua kisah perjalanan dagang bersama Abu Thalib dengan Muhammad saw yang diabadikan oleh ahli sirah. Pertama, perjalanannya menuju Yaman. Ketika kafilah dagang berada di sebuah lembah dengan membawa unta, kuda, dan anggur. Tiba-tiba seekor unta jantan gemuk dan besar datang mengeram seperti angin menuju kafilah. Mereka pun berlarian. Saat dihadapan Rasulullah saw tiba-tiba saja unta itu tengkurap di atas tanah. Lalu Muhammad saw mengambil dan menaikinya lalu menuntunnya ke kafilah Abu Thalib.

Saat Abu Thalib keluar berdagang ke Syam, Muhammad saw ikut bersamanya. Dalam perjalanan inilah, Abu Thalib bertemu dengan pendeta Bahira yang menyarankan agar Muhammad saw segera pulang agar identitas kenabiannya tidak terlacak oleh orang Yahudi. Pakar Manajemen Ekonomi, Dr Abdul Fattah As Samman mengatakan bahwa perjalanan dagang Abu Thalib dengan Muhammad saw ke Syam cukup sering dilakukan. Ini dilihat dari ragamnya pendapat pakar sirah tentang usia Muhammad saw mulai berdagang.

Rumah kakeknya melatih Muhammad saw menyerap karakter kepemimpinan kakeknya. Rumah pamannya, menempa dirinya menjadi pengembala dan pedagang yang merupakan takdir yang harus dilalui sebagai calon seorang Nabi dan Rasul. Karakter pengusaha ditempa di rumah Abu Thalib.

Sumber:
Ibnu Jauzy, Al-Wafa, Pustaka Al Kautsar
Aidh Al-Qarni, Rawai Sirah, Penerbit Al-Itishom
Abu Fattah As-Samman, Harta Nabi, Pustaka Al Kautsar 

Pesan Raja Yaman Kepada Abdul Muthalib Tentang Muhammad saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Abdul Muthalib, kakek Muhammad saw, memim...

Pesan Raja Yaman Kepada Abdul Muthalib Tentang Muhammad saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Abdul Muthalib, kakek Muhammad saw, memimpin delegasi Quraisy ke Yaman saat penobatan sang raja. Setelah bertemu dan memberikan sambutan penobatan. Sang raja yang bernama Saif bin Dzi Yazan memanggilnya dalam sebuah pembicaraan yang sangat rahasia. Sang raja berdiskusi tentang yang ditemukan dalam kitab suci dan buku kunonya yang menjadi koleksi pribadi yang selalu dijaganya. Ini hal berita agung, penting dan mulia bagi bangsa Arab, Quraisy dan Abdul Muthalib sendiri.

Sang raja bercerita, "Bila ada seorang anak yang lahir di Mekah yang kedua bahunya memancarkan keharuman, maka kelak dia akan menjadi pemimpin. Kamu akan meraih kemuliaan hingga Hari Kiamat nanti. Saat ini mungkin ia sudah lahir diasuh oleh kakek dan pamannya. Allah akan mengutusnya secara terang-terangan."

"Kelak anak ini (Muhammad saw) akan memuliakan pendukungnya dan mencela semua musuhnya. Ia dan pendukungnya membuat manusia waspada terhadap harta dunia. Bersama mereka pula, ditundukkan para penguasa dunia. Dihancurkan segala berhala. Dipadamkan api persembahan. Ia menyembah Sang Maha Penyayang dan dihalau setan  Sabdanya adalah hukum. Hukumnya adalah keadilan. Memerintahkan kebaikan dan melaksanakannya. Melarang kemungkaran dan menjauhinya."

Sang Raja melanjutkan, "Wahai Abdul Muthalib, engkaulah kakek anak itu. Jagalah cucumu. Lindungilah dari musuhnya. Seandainya aku masih hidup ketika ia dewasa, aku akan menjaganya dari marabahaya, dan melindunginya dari segala ganguan. Akan aku siarkan namanya, dan aku satukan bangsa Arab setelah ia dewasa."

Sang raja sangat bahagia bertemu dengan Abdul Muthalib sehingga dia menghadiahkan 200 unta, 10 budak Habsyi, 8 ons emas dan dua perhiasan berupa celak. Sambil berkata, "Wahai Abdul Muthalib, bila Muhammad sudah besar dan dewasa, kirimkan kabarnya kepada ku." Namun sang raja wafat sebelum Muhammad saw dewasa karena dibunuh.

Saat Abdul Muthalib pulang dia berkata kepada delegasi Quraisy lainnya, "Janganlah kalian cemburu, karena penghormatan sang raja kepadaku, bukan padamu, meskipun hal itu istimewa. Juga atas kebaikannya terhadapku, meskipun hal itu berlebihan. Tetapi cemburulah kepadaku karena suatu urusan yang ia sampaikan kepadaku tentang kemuliaan bagiku dan orang-orang setelahku." Temannya berkata, "Apakah itu?" Dijawabnya, "Kalian akan segera mengetahuinya dalam waktu dekat ini."

Setibanya di Mekah, Abdul Muthalib memanggil anaknya Abu Thalib, berwasiat agar memelihara dan mengasuh cucunya, anak kemenakannya juga yaitu Muhammad saw, dengan baik-baik. Inilah wasiat kedua. Wasiat pertamanya disampaikan ke Abu Thalib  saat Abdul Muthalib baru saja menggendong, memeluk dan mengasuh cucunya setelah kematian sang ibunya Siti Aminah.

Sumber:
Ibnu Jauzy, Al-Wafa, Pustaka Al-Kautsar
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw, GIP

Saat Sang Kakek Memilih Abu Thalib Jadi Pengasuh Muhammad saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kakek Rasulullah saw, Abdul Muthalib, t...

Saat Sang Kakek Memilih Abu Thalib Jadi Pengasuh Muhammad saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Kakek Rasulullah saw, Abdul Muthalib, telah menyiapkan pamannya, Abu Thalib, sebagai penggantinya untuk mengasuh Rasulullah saw. Abdul Muthalib sangat sadar, usianya sudah mau memasuki 80 tahun. Andai dia wafat, siapakah yang akan mengasuh cucunya yang amat disayanginya?

Dr Aidh Al-Qarni dalam kitabnya Rawa'i Sirah, ketika Siti Aminah wafat, Abdul Muthalib menjemput Muhammad saw dan memeluknya dengan sangat lembut. Kelembutannya melampaui sikapnya pada anaknya sendiri. Melihat hal ini, kaum dari bani Mudlaj berkata, "Abdul Muthalib telah memperuntukan dirinya untuk dia (Muhammad saw)." Abdul Muthalib pun memanggil Abu Thalib lalu berkata, "Dengarkanlah apa yang mereka katakan!" Inilah pesan Abdul Muthalib kepada Abu Thalib bila kelak menjaga Muhammad saw.

Waktu pun bergulir. Suatu ketika Abdul Muthalib baru datang dari Shan'a, ibukota Yaman, menjadi utusan Quraisy untuk menghadiri penobatan Saif bin Zi Yazin menjadi raja di Yaman. Setelah itu dia sakit, lalu berwasiat kepada Abu Thalib untuk memelihara dan mengasuh kemenakannya dengan baik. Setelah itu Abdul Muthalib wafat.

Mengapa Abdul Muthalib menitipkan cucunya, Muhammad saw, kepada Abu Thalib? Padahal Abu Thalib bukan anaknya yang tertua? Bukan pula anaknya yang kaya? Abu Thalib merupakan anak Abdul Muthalib yang paling tidak mampu. Apakah ini keputusan yang serampangan?

KH Moenawar Chalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw, menjelaskan dari seluruh anaknya Abdul Muthalib hanya Abu Thalib yang memiliki karakter menonjol dalam menyayangi dan mencintai cucunya. Bahkan kecintaan Abu Thalib pada Muhammad saw melebihi kecintaan pada putranya sendiri. Di samping itu, Abu Thalib disegani dan dihormati oleh seluruh kabilah Quraisy karena perangainya yang luhur dan mulia.

Menurut  Ibnu Jauzy pada kitabnya Al-Wafa, penyebab Abu Thalib diwasiatkan menjadi pengasuh Muhammad saw oleh Abdul Muthalib, karena dia saudara satu ibu dengan ayahnya Muhammad saw yaitu Abdullah. Pendapat lain, karena kemauan sendiri Abu Thalib atau Muhammad saw sendiri  yang memilihnya.

Abdul Muthalib sangat sadar bahwa kelak cucunya akan menjadi orang besar dan mulia. Oleh sebab itu dia telah memilih dan menyiapkan sosok yang tepat untuk mengasuh dan mendidik cucunya bila dia wafat. Sosok itu ada pada Abu Thalib.

Mengembala, Training Center Kenabian Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Nabi Musa sejak kecil di istana Firaun. Saat takdirnya menjadi ...

Mengembala, Training Center Kenabian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Nabi Musa sejak kecil di istana Firaun. Saat takdirnya menjadi Nabi dan Rasul, terjadilah peristiwa pemukulan terhadap pemuda Mesir yang menyebabkan kematian. Prajurit Firaun pun mengejarnya. Nabi Musa menghilangkan jejaknya dengan mengembalakan kambing di negri Madyan. Takdir Nabi dan Rasul memang harus sebagai pengembala.

Rentetan peristiwa kematian ayahnya dan kakeknya Muhammad saw, membawanya pada pengembalaan domba di bani Saad tempat Halimah tinggal. Juga, pengembalaan di kota Mekah untuk membantu kehidupan pamannya, Abu Thalib saudara kandung ayahnya dengan menerima upah dari penduduk Mekah. Rentetan takdir calon Nabi dan Rasul membawanya ke pengembalaan domba.

Nabi Ibrahim melakukan perjalanan pengembalaan hingga ratusan kilometer dari Haran Mesopotamia hingga ke Palestina dan menyeberang ke Mesir. Nabi Ibrahim menghidupi keluarganya dengan berternak. Inilah kegiatan pengembalaan terjauh sepanjang sejarah umat manusia.

Raja Thalut berperang melawan Jalut. Dicari para sukarelawan perang. Daud mendaftarkan diri. Karena usianya masih terlalu muda, jadi hanya bertugas sebagai pengembala domba dan mengantar susu kepada kakak-kakaknya. Hingga akhirnya Daud bertarung dengan Jalut. Takdir menjadi pengembala harus dilaluinya sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul.

Apa kaitan pengembala dengan peran kenabian? Pengembala adalah keterampilan hidup untuk  menumbuhkan kompetensi, keahlian  dan pusat pelatihan kepemimpinan. Belajar  memahami yang tak dipahami. Belajar menyayangi yang paling rendah derajatnya. Menurut Umar bin Khatab, keadilan itu muncul dari rasa sayang dan cinta. Bukankah tujuan dari kepemimpinan itu keadilan?

Mengembala merupakan pembelajaran menggerakkan, mengarahkan, membimbing, mengawasi, menjaga dari bahaya apapun medannya agar rombongannya mencapai tujuan tanpa ada yang berpencar dan tertinggal pada waktu dan tempat yang tepat.

Mengembala menjadi penempaan ketangguhan fisik,  daya tahan dan karakter terhadap beragam situasi, medan dan iklim. Medan pembelajaran yang sangat luas dari tafakur dan tadabur terhadap alam. Membuka nurani dan meneguhkan fitrah. Mengembala merupakan penempaan yang sangat sederhana namun paripurna untuk mengemban amanah kenabian.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (178) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)