basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Rumah Abu Thalib, Pembentukan Karakter Pengusaha bagi Muhammad saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Abu Thalib dua kali diwasiatkan ay...

Rumah Abu Thalib, Pembentukan Karakter Pengusaha bagi Muhammad saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Abu Thalib dua kali diwasiatkan ayahnya, Abdul Muthalib, agar mengasuh sang yatim piatu, Muhammad saw. Dia kemenakannya dari saudara kandungnya Abdullah. Padahal kehidupannya miskin. Menghidupi anak-anaknya sendiri pun sulit. Namun tanggungjawab ini tetap dijaganya. Saat mengasuh Muhammad saw, di rumahnya diliputi keberkahan.

Abu Thalib sangat mencintainya. Bila Muhammad tidur dan keluar, selalu ditemaninya. Ia sangat memperhatikan makanannya. Bila makan, selalu menunggu dan bersama Muhammad saw.  Ada keanehan, bila makan bersama Muhammad saw, seluruh keluarga akan merasa cepat kenyang walaupun yang dimakan sedikit. Bila tidak bersama Muhammad saw, walaupun makanannya banyak, tetap saja kelaparan.

Abu Thalib pernah berkisah bahwa saat dalam perjalanan di  kota Dzulmajaz, ia kehausan. Air tidak ditemukan. Melihat hal tersebut, Muhammad saw mendekati pamannya lalu menancapkan tumitnya pada tanah dan muncullah air. Lalu Muhammad saw berkata, "Minumlah wahai paman!" Maka Abu Thalib pun minum.

Takdir para Nabi adalah hidup dari jerih payahnya sendiri. Di saat pengasuhan Abu Thalib, Muhammad saw mengembala domba milik bani Saad dan penduduk Mekah dengan mendapatkan upah. Setelah usia mencapai 12-13 tahun Muhammad saw merubah profesinya dari mengembalakan kambing menjadi berdagang bersama kafilah dagang pamannya.

Ada dua kisah perjalanan dagang bersama Abu Thalib dengan Muhammad saw yang diabadikan oleh ahli sirah. Pertama, perjalanannya menuju Yaman. Ketika kafilah dagang berada di sebuah lembah dengan membawa unta, kuda, dan anggur. Tiba-tiba seekor unta jantan gemuk dan besar datang mengeram seperti angin menuju kafilah. Mereka pun berlarian. Saat dihadapan Rasulullah saw tiba-tiba saja unta itu tengkurap di atas tanah. Lalu Muhammad saw mengambil dan menaikinya lalu menuntunnya ke kafilah Abu Thalib.

Saat Abu Thalib keluar berdagang ke Syam, Muhammad saw ikut bersamanya. Dalam perjalanan inilah, Abu Thalib bertemu dengan pendeta Bahira yang menyarankan agar Muhammad saw segera pulang agar identitas kenabiannya tidak terlacak oleh orang Yahudi. Pakar Manajemen Ekonomi, Dr Abdul Fattah As Samman mengatakan bahwa perjalanan dagang Abu Thalib dengan Muhammad saw ke Syam cukup sering dilakukan. Ini dilihat dari ragamnya pendapat pakar sirah tentang usia Muhammad saw mulai berdagang.

Rumah kakeknya melatih Muhammad saw menyerap karakter kepemimpinan kakeknya. Rumah pamannya, menempa dirinya menjadi pengembala dan pedagang yang merupakan takdir yang harus dilalui sebagai calon seorang Nabi dan Rasul. Karakter pengusaha ditempa di rumah Abu Thalib.

Sumber:
Ibnu Jauzy, Al-Wafa, Pustaka Al Kautsar
Aidh Al-Qarni, Rawai Sirah, Penerbit Al-Itishom
Abu Fattah As-Samman, Harta Nabi, Pustaka Al Kautsar 

Pesan Raja Yaman Kepada Abdul Muthalib Tentang Muhammad saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Abdul Muthalib, kakek Muhammad saw, memim...

Pesan Raja Yaman Kepada Abdul Muthalib Tentang Muhammad saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Abdul Muthalib, kakek Muhammad saw, memimpin delegasi Quraisy ke Yaman saat penobatan sang raja. Setelah bertemu dan memberikan sambutan penobatan. Sang raja yang bernama Saif bin Dzi Yazan memanggilnya dalam sebuah pembicaraan yang sangat rahasia. Sang raja berdiskusi tentang yang ditemukan dalam kitab suci dan buku kunonya yang menjadi koleksi pribadi yang selalu dijaganya. Ini hal berita agung, penting dan mulia bagi bangsa Arab, Quraisy dan Abdul Muthalib sendiri.

Sang raja bercerita, "Bila ada seorang anak yang lahir di Mekah yang kedua bahunya memancarkan keharuman, maka kelak dia akan menjadi pemimpin. Kamu akan meraih kemuliaan hingga Hari Kiamat nanti. Saat ini mungkin ia sudah lahir diasuh oleh kakek dan pamannya. Allah akan mengutusnya secara terang-terangan."

"Kelak anak ini (Muhammad saw) akan memuliakan pendukungnya dan mencela semua musuhnya. Ia dan pendukungnya membuat manusia waspada terhadap harta dunia. Bersama mereka pula, ditundukkan para penguasa dunia. Dihancurkan segala berhala. Dipadamkan api persembahan. Ia menyembah Sang Maha Penyayang dan dihalau setan  Sabdanya adalah hukum. Hukumnya adalah keadilan. Memerintahkan kebaikan dan melaksanakannya. Melarang kemungkaran dan menjauhinya."

Sang Raja melanjutkan, "Wahai Abdul Muthalib, engkaulah kakek anak itu. Jagalah cucumu. Lindungilah dari musuhnya. Seandainya aku masih hidup ketika ia dewasa, aku akan menjaganya dari marabahaya, dan melindunginya dari segala ganguan. Akan aku siarkan namanya, dan aku satukan bangsa Arab setelah ia dewasa."

Sang raja sangat bahagia bertemu dengan Abdul Muthalib sehingga dia menghadiahkan 200 unta, 10 budak Habsyi, 8 ons emas dan dua perhiasan berupa celak. Sambil berkata, "Wahai Abdul Muthalib, bila Muhammad sudah besar dan dewasa, kirimkan kabarnya kepada ku." Namun sang raja wafat sebelum Muhammad saw dewasa karena dibunuh.

Saat Abdul Muthalib pulang dia berkata kepada delegasi Quraisy lainnya, "Janganlah kalian cemburu, karena penghormatan sang raja kepadaku, bukan padamu, meskipun hal itu istimewa. Juga atas kebaikannya terhadapku, meskipun hal itu berlebihan. Tetapi cemburulah kepadaku karena suatu urusan yang ia sampaikan kepadaku tentang kemuliaan bagiku dan orang-orang setelahku." Temannya berkata, "Apakah itu?" Dijawabnya, "Kalian akan segera mengetahuinya dalam waktu dekat ini."

Setibanya di Mekah, Abdul Muthalib memanggil anaknya Abu Thalib, berwasiat agar memelihara dan mengasuh cucunya, anak kemenakannya juga yaitu Muhammad saw, dengan baik-baik. Inilah wasiat kedua. Wasiat pertamanya disampaikan ke Abu Thalib  saat Abdul Muthalib baru saja menggendong, memeluk dan mengasuh cucunya setelah kematian sang ibunya Siti Aminah.

Sumber:
Ibnu Jauzy, Al-Wafa, Pustaka Al-Kautsar
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw, GIP

Saat Sang Kakek Memilih Abu Thalib Jadi Pengasuh Muhammad saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kakek Rasulullah saw, Abdul Muthalib, t...

Saat Sang Kakek Memilih Abu Thalib Jadi Pengasuh Muhammad saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Kakek Rasulullah saw, Abdul Muthalib, telah menyiapkan pamannya, Abu Thalib, sebagai penggantinya untuk mengasuh Rasulullah saw. Abdul Muthalib sangat sadar, usianya sudah mau memasuki 80 tahun. Andai dia wafat, siapakah yang akan mengasuh cucunya yang amat disayanginya?

Dr Aidh Al-Qarni dalam kitabnya Rawa'i Sirah, ketika Siti Aminah wafat, Abdul Muthalib menjemput Muhammad saw dan memeluknya dengan sangat lembut. Kelembutannya melampaui sikapnya pada anaknya sendiri. Melihat hal ini, kaum dari bani Mudlaj berkata, "Abdul Muthalib telah memperuntukan dirinya untuk dia (Muhammad saw)." Abdul Muthalib pun memanggil Abu Thalib lalu berkata, "Dengarkanlah apa yang mereka katakan!" Inilah pesan Abdul Muthalib kepada Abu Thalib bila kelak menjaga Muhammad saw.

Waktu pun bergulir. Suatu ketika Abdul Muthalib baru datang dari Shan'a, ibukota Yaman, menjadi utusan Quraisy untuk menghadiri penobatan Saif bin Zi Yazin menjadi raja di Yaman. Setelah itu dia sakit, lalu berwasiat kepada Abu Thalib untuk memelihara dan mengasuh kemenakannya dengan baik. Setelah itu Abdul Muthalib wafat.

Mengapa Abdul Muthalib menitipkan cucunya, Muhammad saw, kepada Abu Thalib? Padahal Abu Thalib bukan anaknya yang tertua? Bukan pula anaknya yang kaya? Abu Thalib merupakan anak Abdul Muthalib yang paling tidak mampu. Apakah ini keputusan yang serampangan?

KH Moenawar Chalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw, menjelaskan dari seluruh anaknya Abdul Muthalib hanya Abu Thalib yang memiliki karakter menonjol dalam menyayangi dan mencintai cucunya. Bahkan kecintaan Abu Thalib pada Muhammad saw melebihi kecintaan pada putranya sendiri. Di samping itu, Abu Thalib disegani dan dihormati oleh seluruh kabilah Quraisy karena perangainya yang luhur dan mulia.

Menurut  Ibnu Jauzy pada kitabnya Al-Wafa, penyebab Abu Thalib diwasiatkan menjadi pengasuh Muhammad saw oleh Abdul Muthalib, karena dia saudara satu ibu dengan ayahnya Muhammad saw yaitu Abdullah. Pendapat lain, karena kemauan sendiri Abu Thalib atau Muhammad saw sendiri  yang memilihnya.

Abdul Muthalib sangat sadar bahwa kelak cucunya akan menjadi orang besar dan mulia. Oleh sebab itu dia telah memilih dan menyiapkan sosok yang tepat untuk mengasuh dan mendidik cucunya bila dia wafat. Sosok itu ada pada Abu Thalib.

Mengembala, Training Center Kenabian Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Nabi Musa sejak kecil di istana Firaun. Saat takdirnya menjadi ...

Mengembala, Training Center Kenabian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Nabi Musa sejak kecil di istana Firaun. Saat takdirnya menjadi Nabi dan Rasul, terjadilah peristiwa pemukulan terhadap pemuda Mesir yang menyebabkan kematian. Prajurit Firaun pun mengejarnya. Nabi Musa menghilangkan jejaknya dengan mengembalakan kambing di negri Madyan. Takdir Nabi dan Rasul memang harus sebagai pengembala.

Rentetan peristiwa kematian ayahnya dan kakeknya Muhammad saw, membawanya pada pengembalaan domba di bani Saad tempat Halimah tinggal. Juga, pengembalaan di kota Mekah untuk membantu kehidupan pamannya, Abu Thalib saudara kandung ayahnya dengan menerima upah dari penduduk Mekah. Rentetan takdir calon Nabi dan Rasul membawanya ke pengembalaan domba.

Nabi Ibrahim melakukan perjalanan pengembalaan hingga ratusan kilometer dari Haran Mesopotamia hingga ke Palestina dan menyeberang ke Mesir. Nabi Ibrahim menghidupi keluarganya dengan berternak. Inilah kegiatan pengembalaan terjauh sepanjang sejarah umat manusia.

Raja Thalut berperang melawan Jalut. Dicari para sukarelawan perang. Daud mendaftarkan diri. Karena usianya masih terlalu muda, jadi hanya bertugas sebagai pengembala domba dan mengantar susu kepada kakak-kakaknya. Hingga akhirnya Daud bertarung dengan Jalut. Takdir menjadi pengembala harus dilaluinya sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul.

Apa kaitan pengembala dengan peran kenabian? Pengembala adalah keterampilan hidup untuk  menumbuhkan kompetensi, keahlian  dan pusat pelatihan kepemimpinan. Belajar  memahami yang tak dipahami. Belajar menyayangi yang paling rendah derajatnya. Menurut Umar bin Khatab, keadilan itu muncul dari rasa sayang dan cinta. Bukankah tujuan dari kepemimpinan itu keadilan?

Mengembala merupakan pembelajaran menggerakkan, mengarahkan, membimbing, mengawasi, menjaga dari bahaya apapun medannya agar rombongannya mencapai tujuan tanpa ada yang berpencar dan tertinggal pada waktu dan tempat yang tepat.

Mengembala menjadi penempaan ketangguhan fisik,  daya tahan dan karakter terhadap beragam situasi, medan dan iklim. Medan pembelajaran yang sangat luas dari tafakur dan tadabur terhadap alam. Membuka nurani dan meneguhkan fitrah. Mengembala merupakan penempaan yang sangat sederhana namun paripurna untuk mengemban amanah kenabian.

Bekal Siti Aminah Untuk Putranya Muhammad saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Siti Aminah membekali putranya Muhammad saw dengan sej...

Bekal Siti Aminah Untuk Putranya Muhammad saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Siti Aminah membekali putranya Muhammad saw dengan sejumlah keterampilan hidup sejak bayi. Muhammad saw diasuh oleh seorang wanita dari bani Saad yaitu Halimah. Apa yang dipelajari yaitu bahasa Arab murni. Bahasa yang dipelajari dan kembangkan oleh leluhurnya yaitu Nabi Ismail di Mekah.

Keterampilan berbahasa bagi bangsa Arab saat itu merupakan keterampilan yang luar biasa. Menjadi kebanggaan dan kemuliaan kaumnya. Pusat keramaian dan pasar menjadi panggung para penyair dan orator untuk mengangkat kemuliaan kabilahnya terhadap kabilah lainnya. Para penyair dan orator yang bisa membangkitan kefanatikan dan kecintaan buta pada kabilahnya.

Keterampilan bahasa yang membuat Nabi Musa merekomendasikan kepada Allah agar saudara Harun diangkat menjadi Nabi. Bahasa seni menembus, menggugah, menyadarkan dan membuka hati, akal dan jiwa manusia. Bahasa menunjukkan tingkat kecerdasan, ilmu dan derajat keluhuran seseorang.

Keterampilan berbahasa Rasulullah saw bagian dari kemukjizatannya. Allah membimbingnya dengan wahyu. Sehingga, tak ada yang bisa menyamai keindahannya, bobot dan hakikatnya yang mendalam dalam ungkapan yang sederhana. Para pemuka Quraisy pun bingung, apa yang akan dituduhkan kepada Rasulullah saw? Mereka pun harus melakukan rapat akbar untuk memutuskannya agar terasa logis dan ilmiah.

Allah memberikan otoritas kepada Rasulullah saw untuk menyampaikan "wahyu" Allah dengan redaksi bahasannya sendiri untuk menjelaskan makna Al-Quran. Otoritas ini disebut hadist. Derajatnya satu tingkat dibawah Al-Qur'an. Adakah selain Rasulullah saw yang diberi otoritas setinggi ini? Malaikat Jibril pun tidak diberikan. Jibril harus menyampaikan sesuai dengan redaksi dari Allah.

Para pemuka Quraisy harus membututi Rasulullah saw kemana pun beliau pergi untuk memutarbalikan yang diungkapkan oleh Rasulullah saw. Membuat pengumuman agar menghindar, membuat hiruk pikuk untuk pengalihan hingga menutup telinga bila Rasulullah saw berbicara.

Saat Rasulullah saw berbicara, semuanya terdiam. Tak ada yang berani berbicara yang suaranya lebih tinggi dari Rasulullah saw. Salah satu karakter Rasulullah saw adalah Tabligh,  seni berbahasa sehingga merubah hati, jiwa, akal, pemikiran dan mind set hanya dengan ungkapan yang sederhana. Inilah bekal yang telah disiapkan oleh ibunya Siti Aminah, untuk putranya yang masih bayi bagi yang tercinta Muhammad saw.

Perjalanan Leluhur Rasulullah saw Diantara Bangsa Besar Di Dunia  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bangsa Arab keturunan Nabi Ismail s...

Perjalanan Leluhur Rasulullah saw Diantara Bangsa Besar Di Dunia 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bangsa Arab keturunan Nabi Ismail sangat unik. Percampuran dari beberapa bangsa. Bangsa Babilonia yang diwakili oleh Nabi Ibrahim. Bangsa Mesir yang diwakili oleh Siti Hajar. Melahirkan Nabi Ismail yang kemudian menikah dengan kabilah asli Arab yaitu suku Jurhum. Jadi Quraisy merupakan perpaduan 3 bangsa yaitu Babilonia, Mesir dan Arab asli.

Nabi Ibrahim keturunan dari kalangan terhormat bangsa Babilonia. Pekerjaan ayahnya membuat patung yang disembah oleh bangsa  Babilonia. Siti Hajar, menurut ulama sirah An-Nadwi, merupakan putri dari raja Mesir. Sedangkan Nabi Ismail menikah dengan putri kepala suku Jurhum. Maka lahirlah anak keturunan Nabi Ismail.

Keturunan Nabi Ismail yang dikenal salah satunya adalah bani Kinanah. Saat Mekah penuh pergolakan, bani Kinanah tetap menetap  di Mekah dan sekitarnya. Saat pengaruh keturunan Nabi Ismail redup, suku Jurhum mengambil alih kepemimpinan. Saat suku Jurhum menyimpang, bani Kinanah yang meluruskannya agar Mekah bersih dari kezaliman terutama terhadap jamaah haji.

Menurut Mubarakfuri, saat Nebukanedzar mencoba menguasai Jazirah Arab, para keturunan Nabi Ismail melakukan perlawanan yang sengit. Sumber dari Wikipedia,  Wilayah yang dikuasai Nebukanedzar hanya pada bagian jazirah Arab Utara saja tidak menyentuh Hijaz, khususnya Mekah, tempat bani Kinanah tinggal.

Salah satu keturunan bani Kinanah adalah suku Quraisy. Saat suku Khuzaah, yang menggantikan suku Jurhum, yang memimpin di Mekah melakukan kezaliman, Qushay bin Kilab menyatukan bani Kinanah dan Quraisy untuk meluruskannya kezaliman Bani Kuzaaah. Lalu Qushay bin Kilab dari suku Quraisy memimpin Mekah.

Sehebat-hebatnya Babilonia dengan Nebukanedzarnya masih bisa dijajah oleh Persia. Sehebat-hebatnya Persia masih diijajah oleh Alexandre Macedonia. Sehebat-hebatnya Mesir, masih dijajah oleh sejumlah bangsa-bangsa. Romawi masih dikalahkan oleh Persia. Namun bagaimana dengan keturunan Nabi Ismail, bani Kinanah dan Quraisy? Selamanya menjadi bangsa Merdeka dan mengemban tugas tidak ada prilaku kezaliman di Mekah khususnya dan Hijaz.

Menurut An Nadwi, suku Quraisy mampu membangun kota Mekah menjadi kota besar, modern, dan metropolis di kawasan Jazirah Arab. Bani Hasyim dari Quraisy menjadi pelindung jamaah haji dari penjuru dunia. Oleh karena itulah Rasulullah saw bersabda bahwa Rasulullah saw dipilih dari keturunan Nabi Ismail, bani Kinanah, Bani Quraisy dan Bani Hasyim. Itulah sebaik-baiknya  garis keturunannya karena bangsanya merdeka, tak pernah menjajah dan dijajah, tak pernah melakukan kezaliman dan selalu meluruskan kezaliman yang muncul khususnya di Mekah.

Tanpa Hiruk Pikuk Oleh: Nasrulloh Baksolahar Berkaryalah walaupun hanya sebuah goresan lurus sebuah  pena. Kelak satu goresan ak...

Tanpa Hiruk Pikuk

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Berkaryalah walaupun hanya sebuah goresan lurus sebuah  pena. Kelak satu goresan akan berlanjut menjadi karya tak terduga. Satu goresan menumbuhkan ide dan imajinasi berikutnya yang tak terduga.

Bukalah jalan di hutan belantara.  Satu orang menapaki, beberapa lalu jutaan orang yang mengikuti. Kelak di sepanjang jalan akan banyak rumah, bangunan dan aktivitas yang kompleks.

Ambilah cangkul. Hentakan ke tanah, tanamlah satu pohon, rawatlah, kelak dari tanah muncul makro dan mikroorganisme tanah, mata air, oksigen, dan ragam buah. Hanya menunggu sambil merawatnya. Kelak ulat, burung dan jutaan manusia menikmati panennya.

Bendunglah air. Buatlah petakan tanah. Alirkan ke petakan agar menjadi sawah dan kolam. Tanam dan peliharalah sepasang ikan. Kelak panennya akan dinikmatinya.

Karakter pembangun sering kali hanya sendirian. Menikmati kerja keras, keuletan, keteguhan dalam keheningan, kesenyapan  dan kesunyian. Itulah yang disebut oleh Rasulullah saw sebagai Guraba. Sunyi dalam keramaian. Berkarya tanpa tepukan tangan.

Di era akhir zaman, lebih butuh karakter guraba, seperti sabda Rasulullah saw, yang siap memegang bara api. Siap menjadi aneh dengan karya tanpa pujian. Dengan bara api, sampah menjadi pupuk. Yang keras tak bisa dibentuk diubahnya menjadi sesuatu. Seperti  besi yang dilunakan menjadi peralatan.

Terlalu banyak energi dan waktu yang terbuang demi hiruk pikuk dan sanjungan, padahal semuanya kosong. Seperti balon tanpa isi. Semakin besar, semakin tak berisi. Para guraba memilih jalur sunyi yang penuh dengan keringat. Daripada panggung besar yang penuh gelak tawa yang berisi hanya nyanyian dan senda gurau.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)