basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Ketundukan dan Kewaspadaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ada dua sifat yang sedang diperjuangkan agar menjadi karakter yang melekat...

Ketundukan dan Kewaspadaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ada dua sifat yang sedang diperjuangkan agar menjadi karakter yang melekat hingga akhir hayat. Yaitu, ridha dan wara. Ridha itu puas dan selalu bahagia dengan segala takdir dan hukum-Nya, juga sunah Rasulullah saw. Ridha terhadap seluruh kaum muslimin, manusia dan makhluk-Nya.

Apa alasan untuk ridha? Apa dasar untuk ridha? Allah memiliki Asmaulhusna. Rahmat-Nya meliputi segala sesuatu. Ampunan-Nya mendahului azab-Nya. Tak ada yang sia-sia dalam kehidupan ini.

Bila tidak ridha, apakah manusia bisa memilih planet lain? Pindahan ke alam semesta yang lain?  Memilih kehidupan yang lain? Apakah ada Tuhan selain Allah? Ada sumber kebaikan selain Allah?

Ridha hanya butuh ketundukkan hati. Membuang ego lebih tahu akan kebaikan. Membuang definisi tentang manfaat dan mudharat versi diri. Ketentraman itu ada pada ridha.

Ridha membuat langkah manusia selaras dengan Allah. Mengikuti kemana pun kehendak Allah. Bergandengan membersamai Allah. Seperti dua sejoli yang terus melangkah bersama dengan kemesraan dan kerinduan.

Wara buah atas kekhawatiran akan pertanggungjawaban di hadapan Allah. Menghitung diri sebelum dihitung di hadapan Allah. Bertanya kepada diri sebelum ditanyai Allah. Wara ada sebuah kewaspadaan.

Hasil riset dari kiprah para Sahabat dan Salafus Shaleh di berbagai kitab, semuanya memiliki karakter utama seperti ini. Yang tersulit adalah ridha karena harus menghancurkan ketuhanan diri. Yang tersulit adalah wara karena harus waspada atas kebutuhan yang mendasar dan esensial.

Jaminan Sosial Mandiri Muslimin  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dalam Al-Qur'an, berbuat baik kepada kerabat itu tanpa syarat. S...

Jaminan Sosial Mandiri Muslimin 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dalam Al-Qur'an, berbuat baik kepada kerabat itu tanpa syarat. Sedangkan berbuat baik kepada orang lain ada sekala prioritasnya, yatim, miskin dan ibnu sabil. Berbuat baik ada skala prioritas yang terdekat pula. Mulai dari keluarga, tetangga dan terus meluas. Itulah konsep jaminan sosial yang mandiri yang tumbuh pada diri muslimin seandainya negara tidak ikut campur tangan.

Seorang direktur perusahaan ternama berkata bahwa teman itu lebih berharga daripada kerabat. Saat memiliki reputasi, kekayaan dan jabatan, banyak yang mendatangi pada saat terpuruk yang ada hanya tinggal keluarga dan kerabat. Berbuat baik pada kerabat mendapatkan pahala silaturahmi dan sedekah. Kerabat pun ujian dari Allah bisakah tetap berbuat ihsan dengan segala tingkah polanya?

Pengalaman selama Covid-19 dan mengolah lahan pertanian beberapa tahun memberikan arti mendalam tentang kekuatan kerabat. Bertahan dalam gonjang ganjing kehidupan. Bertahan dalam pengolahan lahan yang jauh dan bermodalkan besar, ternyata bisa terus berlanjut dengan semangat kerabat dekat.

Abu Bakar Shidiq terus menopang kerabat  dekatnya walaupun pada saat fitnah Hadistul Ifki ada kerabat dekatnya yang justru menjadi salah satu yang menyebarkan isu tentang Siti Aisyah. Hingga wafatnya Abu Bakar Shidiq, dia terus menopang kerabatnya.

Nabi Nuh tetap bersama istrinya. Nabi Luth tetap bersama istrinya. Nabi Ibrahim tetap bersama ayahnya. Nabi Yusuf tetap membantu saudara-saudaranya yang berkhianat. Rasulullah tetap membantu kafir Quraisy saat musim paceklik menerjang Mekkah. Itulah tanggungjawab terhadap orang dan kerabat yang terdekat. Membantu dan menopang keluarga dan kerabat dekat itu tanpa syarat.

Rasulullah saw mendahulukan tanggungjawab kepada keluarga dan kerabat terdekat daripada jihad. Jihad itu tanggungjawab negara dan masyarakat. Sedangkan keluarga dan kerabat itu tanggungjawab pribadi. Bila negara dan  masyarakat tidak mampu menopang menunaikan tanggungjawab pribadinya, maka tanggungjawab berjihad itu gugur, kecuali bila keluarga dan kerabatnya merelakannya.

Keluarga inti, kerabat, tetangga, muslimin dan seluruh manusia, itulah tingkatan jaminan sosial dalam Islam. Itulah tanggungjawab renteng yang diemban. Bila memungkinkan, mengelola bisnis pun dikelola berbarengan dengan profesionalitas atas dasar konsep ini.

Psikologi Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Di akhirat kelak, orang kafir ingin menjadi tanah. Yang dijebloskan ke neraka, ingin...

Psikologi Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Di akhirat kelak, orang kafir ingin menjadi tanah. Yang dijebloskan ke neraka, ingin menjadi tanah. Mengapa tanah menjadi obsesi? Di saat syetan memandangnya hina?

Dijelaskan dalam Al-Qur'an, manusia berasal dari tanah liat yang kering dan hitam. Tanah liat itu paling mudah untuk dibentuk menjadi apa pun. Tanah liat itu bisa menampung air sebelum dialirkan ke tempat lain. Tanah kering itu tak bisa menumbuhkan apa pun, butuh siraman air. Apa air terbaik bagi tanah?

Air terbaik untuk tanah kering adalah air hujan. Air hujan mengandung nutrisi terbaik dan terbanyak bagi tanah. Tanah yang kering kerontang bila disiram hujan akan berubah menjadi padang rumput atau ilalang yang hijau.

Tanah yang kering, paling mudah untuk menyerap air. Tanah yang kering, totalitas menyerap air. Tanah liat yang kering, berarti tanah yang bila terkena air akan mudah untuk dibentuk dan paling terbaik penyerapannya. Berilah air hujan agar tanah mengandung unsur hara terbaik.

Tanah yang hitam adalah tanah yang paling subur. Paling banyak unsur haranya. Namun apa artinya bila kering? Apa artinya bila disiram  dengan air beracun? Siramlah dengan air hujan. Air hujan itu adalah wahyu Allah. Sumber terbaik untuk menyuburkan dan membangun jiwa manusia.

Apa pun yang dilemparkan ke tanah akan diubahnya menjadi pupuk. Daun, kayu, benda keras dan lunak, diurai menjadi bagian terkecil lalu menjadi pupuk. Apa pun takdir kehidupan diubah menjadi penyubur jiwa? Bagaimana cara mengurai semua kejadian? Gunakan udara, iklim, air hujan dan sinar matahari. Tanah tak bisa mengurai sendiri, tetapi butuh unsur langit.

Tanah memiliki kekuatan pengurai. Manusia bisa mengurai persoalannya dengan akalnya, namun tak bisa berdiri sendiri. Butuh energi langit untuk mengurainya. Butuh energi langit untuk membongkarnya. Itulah cara termudah dan tercepat mengurai persoalan hidup.

Liku-Liku Fokus Oleh: Nasrulloh Baksolahar Peran hidup bisa meluas dan menyempit. Meluas saat semakin dewasa. Menyempit di saat ...


Liku-Liku Fokus

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Peran hidup bisa meluas dan menyempit. Meluas saat semakin dewasa. Menyempit di saat semakin tua. Semakin berumur, peran hidup semakin terfokus bukan meluas. Semakin melemah, harus semakin paham dimana optimalisasi hidupnya.

Banyak godaan agar tidak terfokus. Banyak tarikan untuk terus meluas. Seakan semakin meluas itu semakin hebat dan banyak yang dibanggakan. Ternyata untuk fokus pun harus menempuh banyak liku-likunya. Ternyata fokus itu lebih sulit dari peran yang meluas.

Pikiran lebih banyak yang menerawang. Banyak yang diinginkan dan diangankan. Buktinya, mengkhusyukan diri lebih sulit daripada timbulnya banyak pikiran yang tidak menentu. Kekacauan benang kusut pikiran karena tak terarahnya dalam berfikir.

Manusia lebih banyak yang menyekutukan Allah. Menganggap Allah memiliki anak. Menyakini adanya perantara menuju Allah. Padahal Allah itu Ahad. Mengapa lebih banyak yang mencabangkan pikirannya?

Manusia ingin memiliki segalanya, tahu dan paham seluruhnya, menggenggam semua yang ada, menjadi serba bisa dan terdepan di seluruh lini. Inilah jebakan berfikir. Bila terfokus pada dunia, semuanya akan bercabang dan semerawut.

Untuk fokus banyak hal yang harus dikorbankan. Meninggalkan yang membersamainya padahal sudah mendarah daging. Menanggalkan atribut dan yang dibanggakan. Melepaskan baju kebesaran yang telah disematkan. Memilih jalur sunyi tanpa seorang pun peduli.

Fokus hanya satu tujuan. Satu langkah. Satu harapan. Fokus pada yang paling berharga dan bermakna, bukan gegap gempitanya tepuk tangan manusia.

Berinteraksi dengan Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar 1,5 tahun belajar membuka dan mengelola lahan dengan tingkat kecuraman tana...

Berinteraksi dengan Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


1,5 tahun belajar membuka dan mengelola lahan dengan tingkat kecuraman tanahnya mencapai 45 derajat. Sekarang diamanahi kembali dengan tingkat kecuraman yang sama. Bagaimana agar pembersihan dan pengolahan lahan lebih sederhana sehingga penanaman lebih cepat dan panennya tetap maksimal dalam kurang dari setahun?

Sekecil apa pun pembukaan lahan harus segera ditanami. Bagaimana dengan kemiringannya? Agar saat hujan airnya meresap ke tanah dan humusnya tidak terbawa erosi? Pembukaan lahan yang sangat sederhana di tahap awal namum kesuburan tanah sebelumnya tetap terjaga dan bertambah subur dengan serapan air hujan.

Bagaimana agar pembukaan dan pengolahan lahan di tahap awal tidak membunuh biotik tanah? Bagaimana agar seluruh hewan tanah tetap terjaga? Bagaimana agar hasil pembukaan lahan tidak merusak humus tanah? Jangan menggunakan api dalam pembukaan lahan.

Membuka dan mengelola lahan seperti sedang memadu kasih sayang dengan tanah. Tanah lebih berharga daripada batu emas, berlian dan permata walaupun harganya berjuta-juta hingga bermilyaran.  Emas, berlian dan permata, hanya bermanfaat bila dijual. Saat tak dijual hanya seonggok rongsokkan yang anehnya dibanggakan-banggakan.

Lebih berharga tanah atau uang? Uang yang disimpan hanya jadi rongsokan. Tanah yang hanya dilempari biji-bijian menghasilkan banyak panen yang dapat berlimpah. Dalam seonggok tanah tercipta ekosistem kehidupan. Dalam seonggok uang hanya ada ketakutan kehilangan, kehabisan dan angan-angan.

Raga manusia berasal dari tanah. Seluruh mahkluk yang ada di muka bumi berasal dari tanah. Persengketaan paling pelik adalah tanah. Pertempuran sepanjang zaman di muka bumi berkaitan soal tanah. Semua kekuatan dikerahkan oleh berbagai bangsa adalah soal tanah. Penjajahan Yahudi Israel terhadap Palestina berkaitan soal tanah.

Ragam karakter manusia yang tersembunyi dapat terlihat dalam persengketaan tanah. Keburukan, kezaliman dan kekejian  yang berkaitan dengan tanah terus terbawa di dunia ini  hingga ke liang lahatnya. Juga, api neraka menggantungi lehernya. Berkasih sayanglah dengan tanah, tunaikan haknya, jangan ada kezaliman dalam mengelola dan kepemilikannya.

Jalan Dakwah Itu Bernama Membuka dan Mengelola Lahan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Jalan dakwah itu bernama membuka dan mengelola l...

Jalan Dakwah Itu Bernama Membuka dan Mengelola Lahan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Jalan dakwah itu bernama membuka dan mengelola lahan? Inikah jalan final dakwah ku? Inikah penghentian akhir perjalanan ini? Terus mengikuti goresan takdir yang spesial bagi para hamba-Nya. Terus mengikuti teka teki Allah. Allah Maha Mengetahui tempat tinggal, makan dan wafatnya.

Hanya mengikuti titah orang tua. Walaupun jalan ke depan sepertinya berliku-liku. Namun hanya Allah Yang Maha Tahu. Biarlah akhir hidup ini ku wakafkan untuk mengikuti titah orang tua. Membuang ego. Membuang ragam prediksi tantangan yang menghadang. Ditapaki jalan itu semoga meraih rahmat-Nya. Sebab orang tua pintu surga yang terus terbuka di dunia.

Semakin hari menepi dan menyepi. Menjauhi keramaian mendekati kaki Gunung Halimun dan Salak yang membentang dari kabupaten Bogor, Sukabumi dan Lebak. Riuh rendah dengan binatang kebun. Teduh dan gelap di bawah lindungan dedaunan. Mungkin ini perlindungan Allah di huru hara Akhir Zaman?

Menerabas ilalang. Menerobos jalan yang belum pernah ada. Siang bagaikan pagi dan sore. Matahari bersembunyi di balik daun pepohonan yang rindang. Nyamuk-nyamuk menemani walaupun di siang bolong. Seperti kisah pembukaan lahan untuk sebuah ibu kota kerajaan di masa silam.

Suasana lahannya, bagai kisah Novel karya MH Mindarja sepertinya sedang dijalani. Kisah yang berlatarbelakang Tumapel, kerajaan Kediri dan Singasari yang berkisah keris Mpu Gandring. Juga, kisah seorang senopati yang berlatarbelakang kesultanan Demak yang sedang mencari pusaka kerajaan Kiyai Naga Sasra dan Sabuk Inten yang hilang. Atau kisah Bende Mataram, sepenggal kisah perlawanan Mataram kepada Belanda.

Membuka lahan dan mengelola lahan. Jalan dakwah yang penuh kesunyian, kesenyapan, keheningan dan ketentraman. Perjalanan dakwah yang hanya ditemani oleh parang, cangkul, garpu, tanah, tanaman, pupuk dan beberapa teman petani. Tak ada teknologi canggih. Juga, tak ada yang peduli.

Jalan dakwah itu bernama membuka dan mengelola lahan.  Hanya bermodalkan keyakinan dan kesederhanaan. Bermodalkan bahwa akan datang generasi penerusnya yang bergelut dengan tanah dan peralatan pertanian.

Peneguh Hati Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak pula membencimu Sesungguhnya akhir itu lebih bai...


Peneguh Hati

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak pula membencimu

Sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan

Kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hatimu menjadi puas

Allah yang melindungi mu, memberikan petunjuk dan memberikan kecukupan

Bukankah Allah telah melapangkan dadamu? Bukankah Allah telah menghilangkan beban yang memberatkan punggungmu?

Bukankah Allah telah meninggikan sebutan namamu? Sesudah kesulitan ada kemudahan

Bila telah selesai suatu urusan maka kerjakan dengan kesungguhan urusan lainnya. Hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (177) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)