basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Kelemahan Durjana itu pada Ajarannya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Saat satu ucapan kebenaran diungkapkan, satu rezim kekuasaan ak...

Kelemahan Durjana itu pada Ajarannya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Saat satu ucapan kebenaran diungkapkan, satu rezim kekuasaan akan gelisah. Kekuatannya pada kebenarannya; walaupun yang mengungkapkan kebenaran seorang yang terlemah di muka bumi. Kekuatan muslimin bukan pada sumber dayanya tetapi pada kebenaran ajarannya.

Satu kalimat yang benar yang bersumber dari aqidah, laksana granat yang jatuh di kamp dan barisan para durjana. Keyakinan terhadap diri dan kemampuan yang mereka miliki menjadi goyah. Untuk itulah mengapa para durjana membangun ekosistem oligarki.

Tukang sihir Firaun, dalam jumlah besar,  berdiri berjejer menghadapi Nabi Musa dan Harun. Walaupun ditopang oleh kekuasaan, bala tentara, harta serta peralatan modern di masanya, hati para ahli sihir diliputi ketakutan. Mereka saling berbisik untuk melakukan agitasi dan motivasi sesamanya sendiri. Jiwa para durjana sebenarnya sangat lemah, oleh sebab itu mereka butuh sekutu oligarki.

Kelemahan para durjana bukan pada sumberdaya penopangnya, kekuasaan, kekayaan, jaringan, kemiliteran, ilmu dan teknologinya, tetapi pada ajaran yang diperjuangkannya. Yang diperjuangkannya akan menghancurkan dirinya sendiri. Sistem dan falsafah kehidupan yang dibangun akan menghancurkan dirinya sendiri.

Bila keburukan dianggap kebaikan. Bila kebaikan dianggap keburukan. Siapakah yang bisa memperbaikinya lagi? Adakah yang bisa membangun kembali? Bagaimana cara tercepat membalikkan keadaan? Allah mengazab kaum seperti ini.

Pembela dan penegak kebenaran tentram bersama ajarannya. Yakin dengan kebenarannya bukan dengan kekuatan yang menopangnya. Oleh sebab itu faktor kemenangan hanya bila terus memperjuangkan Islam bukan sibuk mengumpulkan kekuatan menopangnya.

Mengikuti Teka-Teki Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bila keputusan tidak lagi berdasarkan hawa nafsu. Bila keputusan diambil s...

Mengikuti Teka-Teki Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Bila keputusan tidak lagi berdasarkan hawa nafsu. Bila keputusan diambil setelah dzikir shalat. Saat ajakan tersebut berasal dari seseorang yang keikhlasan terjaga. Sedangkan diri masih ada sedikit kebimbangan karena pertimbangan legalitas dunia. Apakah tetap mengikuti ajakan tersebut?

Mencoba mengikuti teka-teki Allah. Mencoba membuang keraguan. Mencoba bertawakal. Mencoba meniti teka-teki kehidupan tersebut. Kemana Allah akan membawa perjalanan ini?

Kemana kehidupan ini akan berakhir? Niat awal menjadi cerminan. Niat awal menjadi proyeksi akan hasilnya. Tetap teguh. Tetap berprasangka baik. Tetap bersungguh-sungguh. Hasil akhir akan tetap yang terbaik. Pergolakan hidup tidak akan pernah sia-sia.

Allah itu Maha Terpuji. Allah itu benar. Firman-Nya benar. Takdir-Nya pun diliputi kebenaran. Tak ada takdir yang salah. Allah Maha Teliti. Allah Maha Mengetahui.

Jangan mengukur hidup dengan untung atau rugi. Jangan ditimbang dengan maslahat dan mudharat ego diri. Timbang dengan ukuran syariat. Timbangan dengan halal atau haram. Timbang dengan keridhaan Allah. Itulah ukuran yang hakiki.

Masa depan itu jelas dan pasti, walaupun liku-liku tak pernah terduga. Caranya, lihatlah dan rasakan hati, adakah kejernihan dan keikhlasan? Adakah keridhaan dan keyakinan? Gambaran masa depan adalah perwujudan dari gambaran suasana hati sehari hari.

Hidup memang penuh teka-teki, ikuti saja alurnya dengan bertawakal. Di dalamnya banyak tarbiyah dari Allah. Banyak ujian untuk melihat kualitas jiwa. Banyak bimbingan, pimpinan, kemudahan dan pertolongan dari Allah.

Optimalisasi Lahan dengan Memahami Tanaman Oleh: Nasrulloh Baksolahar Meningkatkan produktivitas hasil pertanian atau perkebunan...

Optimalisasi Lahan dengan Memahami Tanaman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Meningkatkan produktivitas hasil pertanian atau perkebunan dapat dilakukan dengan cara sangat sederhana. Filosofinya, memahami pola akar tumbuhan,  responsifnya terhadap udara, hujan dan sinar matahari. Lalu, pola pergerakan  pertumbuhannya, merambat, tetap pendek, menjulang atau menyamping. Pemahaman ragam tumbuhan dalam satu bidang tanah harus memahami pola ini.

Pemahaman pola akar, serabut, tunggang, kedalaman dan jangkauannya. Bagaimana pola interaksi antara ragam akar tumbuhan. Ada akar yang semakin menyuburkan tanah. Ada akar yang memiskinkan tanah. Ada akar yang tidak membutuhkan kesuburan tanah. Ada juga yang sangat memerlukan kesuburan tanah. Memahami pola ini agar akar tidak saling tumpang tindih atau "berbenturan".

Ada akar tumbuhan yang sangat membutuhkan air, akar yang dapat tumbuh hanya dengan kelembaban saja, ada juga akar yang dapat bertahan di tanah yang kering dengan keterbatasan air. Allah menciptakan tanaman dengan kekhasan yang luar biasa.

Dalam satu tanaman bisa menghasilkan ragam hasil panen. Di pohon yang menjulang, bisa dimodifikasi sebagai tempat rambatan tanaman yang merambat, seperti lada dan vanili, serta "tumpangan" pohon lainnya seperti bunga anggrek dan sejenisnya.

Kebutuhan tanaman terhadap sinar matahari berbeda-beda. Seperti di hutan, ragam tanaman dapat tumbuh subur. Yang tidak banyak membutuhkan sinar matahari bisa ditanam di bawah naungan pohon yang membutuhkan sinar matahari yang lebih banyak.

Karakteristik daun tumbuhan mempengaruhi keragaman tanaman yang bisa ditanam bersamaan. Pohon Petai yang daunnya kecil dan jarang. Seperti beringin yang daunnya sangat rindang. Seperti kelapa yang daunnya hanya ada di puncaknya saja. Daun yang tidak menghalangi sinar matahari, akan semakin banyak ragam tanaman yang bisa hidup dibawah naungannya.


Memahami karakter tanaman. Memahami akar, naungan daun, dan pertumbuhan batangnya. Memahami kebutuhan akan air, sinar matahari dan kesuburan. Akan semakin meningkatkan produktivitas lahan.

Sedih dan Bahagia Hanya Persepsi Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bila di hati hanya ada Allah, semuanya merupakan rahmat dan nikmat. ...

Sedih dan Bahagia Hanya Persepsi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bila di hati hanya ada Allah, semuanya merupakan rahmat dan nikmat. Bila hati didominasi oleh selain Allah maka seluruhnya merupakan laknat. Bila di hati hanya Allah, Allah akan mengkaruniakan dan memasukan rasa ridha pada semua kondisi dan keadaan.

Bila masih resah dan gelisah. Bila masih menghujat kondisi dan keadaan. Bila merasa takdir hidup tak sesuai harapan. Bila merasa kepahitan hidup. Bila merasa masih ada takdir yang lebih baik lagi, bertanda hati masih didominasi oleh selain Allah.

Hidup ini diselimuti rahmat dan nikmat, sebab Allah menulis takdir-Nya dengan kemuliaan, kebesaran dan kesempurnaan-Nya. Allah menulis takdir-Nya dengan Kelembutan, Ilmu, Keadilan, Kebijaksanaan, Rahman dan Rahim-Nya.

Sedih dan bahagia hanya persepsi. Susah dan senang hanya persepsi. Kaya dan miskin hanya persepsi. Gagal dan sukses hanya persepsi. Hidup dan mati hanya persepsi. Bila di hati hanya ada Allah, semuanya sama saja.

Bila hidup ini hanya sebentar dan sementara. Bila hidup ini hanya sekejap, kesedihan dan kesenangan tidak ada artinya. Kekayaan dan kemiskinan tidak ada artinya. Semuanya hanya mimpi dan sandiwara. Yang berharga, apa yang ada di akhirat.

Bagi Rasulullah saw lapar dan kenyang itu sama. Dalam lapar ada kerendahan hati dan kesabaran. Dalam kenyang ada kesyukuran. Dalam semua kondisi hanya perputaran sabar dan syukur, semuanya dalam kebaikan. Dalam sabar dan syukur ada anugerah dari Allah.

Hidup ini hanya ladang dan bekal akhirat. Apa yang diberikan Allah, ambillah dengan ikhlas dan kegembiraan. Setiap pemberian Allah merupakan bekal dan solusi di perjalanan berikutnya. Liku-liku kehidupan yang beragam membutuhkan ragam bekal tersendiri pula. Itulah penempaan jiwa dari Allah.

Khusnul Khatimah Menjemput Rezeki Oleh: Nasrulloh Baksolahar Akhirnya, Allah membimbingku ke pertanian, semoga ini bentuk perjal...

Khusnul Khatimah Menjemput Rezeki

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Akhirnya, Allah membimbingku ke pertanian, semoga ini bentuk perjalanan khusnul khotimah dalam menjemput rezeki. Terjun bekerja di ragam perusahaan dari Kantor Akuntan Publik, Multi Finance, Grosir, dan Retail hingga membuka usaha sendiri. Namun ketentraman itu ada di pertanian.

Dalam pertanian ada kebanggaan. Ada patriotisme kebangsaan. Bagaimana membangun ketahanan pangan? Bagaimana menyiapkan sesuap makanan? Ingat pesan Bung Hatta saat baru memproklamasikan kemerdekaan. Bagaimana mengisi perut rakyat  Indonesia?

Di pertanian, merasakan 100 persen "Kehalalannya". Saat bekerja, ada yang pendapatan usahanya haram, pembiayaannya haram. Pendapatan usahanya tercampur halal dan haram, pembiayaannya haram hingga praktek bisnisnya pun haram. Ada Pendapatan dan pembiayaannya halal, namun praktek bisnisnya syubhat. Di pertanian, pendapatan, pembiayaan dan praktek bisnisnya halal. Semoga ini langkah awal menuju Wara di sisa kehidupan ini.

Dalam kondisi apa pun, pertanian paling menjanjikan. Andai krisis berkepanjangan, minimal perut masih terganjal oleh singkong atau dedaunan. Seperti saat Rasulullah saw dan para Sahabat yang diblokade secara ekonomi dan sosial oleh Musyrikin Mekah, bisa bertahan dengan memakan dedaunan kering.

Dalam pertanian, urusan perut "tak perlu uang". Semuanya tersedia di kebun. Semua berputar hanya dalam satu siklus. Di akhir zaman, Rasulullah saw mengingatkan agar terus bertahan bersama kaum muslimin walaupun harus menggigit akar pohon. Bukankah banyak sumber karbohidrat yang bersumber dari akar tanaman? Kebersamaan bersama Muslimin yang harus ditopang oleh kekuatan pangan.

Banyak sedekah yang tak terduga. Banyak sedekah yang tak dianggap sedekah. Bahkan diri sendiri pun tidak sadar bahwa itu sedekah. Sedekah oksigen. Sedekah air tanah. Sedekah pada tumbuhan dan hewan dalam satu rantai makanan dan ekosistem. Dicuri pun sedekah dan tak tahu bahwa ada yang dicuri.

Yang lebih luar biasa lagi, Allah menganugerahkan ilmu pertanian, pengolahan tanah dan pengelolaan hama dari Al-Qur'an. Memahamkan kenyataan akhirat, kepalsuan dunia, ragam solusi kehidupan dengan fenomena praktek pertanian. Inilah spiritualitas pertanian.

Energi Sifat Wara Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tiba-tiba muncul obsesi baru dalam bertani yaitu menapaki langkah menuju wara, yait...

Energi Sifat Wara

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Tiba-tiba muncul obsesi baru dalam bertani yaitu menapaki langkah menuju wara, yaitu berhati-hati terhadap yang halal. Ini untuk membersihkan jejak langkah masa lalu. Ini bentuk jihad istighfar dan taubat akan masa lalu.

Masa lalu tak bisa diubah dan diperbaiki namun dengan memperbaiki masa hidup yang tersisa semoga Allah menutupi dan mengampuni. Seorang sufi berkata, "Taubat tidak bisa menghapuskan catatan masa lalu, walapun Allah telah mengampuninya." Jejak langkah itu masih terlihat walaupun diakhirnya ditutup dengan akhir yang baik.

Penguasa hanya bisa mengelola kekuasaannya dengan mensejahterakan rakyat dan mewujudkan keadilan dengan menegakan kebenaran bila memiliki sifat wara. Wara menandakan kesempurnaan akal dalam berinteraksi dengan hiruk pikuk dunia.

Ulama, pengusaha dan penguasa yang tercatat dalam tinta emas sejarah peradaban adalah mereka yang berkarakter wara. Mengambil dunia sesuai kebutuhannya. Mengambil dunia untuk akhiratnya. Mengambil dunia untuk meneguhkan perannya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.

Kekayaan itu tak berguna. Yang disombongkan dan dibanggakan itu tak berguna. Yang melampaui kebutuhan itu tak berguna. Yang berguna itu hanya yang semakin merendahkan diri di hadapan Allah. Semakin rendah semakin kuat untuk menghadapi yang paling keras dan kuat.

Perhatikan ulat. Ulat yang mematikan pohon itu ulat yang berbulu dan menyeramkan, atau ulat yang lemah yang kulitnya lembut tak berbulu? Yang mengkeroposkan kayu itu binatang yang kuat, besar dan bertenaga besar atau seekor rayap? Semakin lemah semakin kuat menghancurkan yang sangat kuat. Tak butuh tanduknya banteng untuk merobohkan pohon.

Banteng hanya bisa memakan rerumputan yang lemah. Ulat kecil yang lembut tanpa bulu justru bisa merobohkan pohon yang besar. Sifat wara terlihat sebuah kelemahan namun sebenarnya ada kekuatan sedikit untuk menghancurkan yang paling kokoh.

Efek Niat Bertani pada Jiwa Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ada ulama Jawa Tengah yang hidup dan makan dari hasil buminya sen...

Efek Niat Bertani pada Jiwa Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ada ulama Jawa Tengah yang hidup dan makan dari hasil buminya sendiri. Bertani dan berternak sendiri. Yang dikonsumsi tidak dari transaksi jual beli dari banyak tangan yang bisa jadi melibatkan banyak tangan yang "syubhat".

Pergerakan bahan makanan dan minuman dari produsen hingga ke konsumen melalui ragam karakter manusia. Setiap orang memiliki kualitas hati yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki obsesi yang dalam konsep jual beli. Inilah yang dikhawatirkan oleh ulama yang wara.

Banyak yang menanam dan berternak dengan orientasi kapitalis dan materialis. Bagaimana efek terhadap tanaman dan hewannya? Bagaimana efek bagi yang mengkonsumsinya? Bisa jadi mempengaruhi jiwa dan raga yang mengkonsumsinya. Bisa jadi inilah awal kerusakan karakter sebuah bangsa.

Fudhail bin Iyad lebih memilih berhenti menjadi pejabat negara lalu hidup dari berjerih payah dengan upah dari Sofyan Tsauri, walapun keduanya halal tetapi pengaruh ke jiwa, hati dan semangat beribadahnya berbeda. Bagaimana bila memakan hasil pertanian dan peternakan yang orientasi mengeksploitasi untuk keuntungan besar?

Air yang dibacakan doa sangat berbeda dengan ucapan mantra yang penuh kebencian. Airnya sama. Halal dan baiknya sama. Tetapi pengaruhnya berbeda. Yang dibacakan doa akan menyembuhkan dan menyehatkan. Yang dihembuskan mantra jahat akan menyakiti dan merusak jiwa serta raga.

Yang menanam dan berternak karena Allah. Berorientasi bersedekah dan memberikan makan maka saat dikonsumsi akan berkontribusi positif bagi jiwa, hati, akal dan raga. Yang berorientasi pada materialisme dan eksploitasi akan merusak jiwa manusia.

Banyak kisah sufi karena perbedaan tujuan dalam mengkonsumsi maka mempengaruhi cita rasa buah dan banyaknya hasil panen. Bagaimana bila sejak menanam dan berternaknya saja sudah rusak orientasinya? Dalam Al-Qur'an hancurnya pertanian dan perkebunan karena rusaknya orientasi bertani dan berkebun.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (177) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)