basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Khusnul Khatimah Menjemput Rezeki Oleh: Nasrulloh Baksolahar Akhirnya, Allah membimbingku ke pertanian, semoga ini bentuk perjal...

Khusnul Khatimah Menjemput Rezeki

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Akhirnya, Allah membimbingku ke pertanian, semoga ini bentuk perjalanan khusnul khotimah dalam menjemput rezeki. Terjun bekerja di ragam perusahaan dari Kantor Akuntan Publik, Multi Finance, Grosir, dan Retail hingga membuka usaha sendiri. Namun ketentraman itu ada di pertanian.

Dalam pertanian ada kebanggaan. Ada patriotisme kebangsaan. Bagaimana membangun ketahanan pangan? Bagaimana menyiapkan sesuap makanan? Ingat pesan Bung Hatta saat baru memproklamasikan kemerdekaan. Bagaimana mengisi perut rakyat  Indonesia?

Di pertanian, merasakan 100 persen "Kehalalannya". Saat bekerja, ada yang pendapatan usahanya haram, pembiayaannya haram. Pendapatan usahanya tercampur halal dan haram, pembiayaannya haram hingga praktek bisnisnya pun haram. Ada Pendapatan dan pembiayaannya halal, namun praktek bisnisnya syubhat. Di pertanian, pendapatan, pembiayaan dan praktek bisnisnya halal. Semoga ini langkah awal menuju Wara di sisa kehidupan ini.

Dalam kondisi apa pun, pertanian paling menjanjikan. Andai krisis berkepanjangan, minimal perut masih terganjal oleh singkong atau dedaunan. Seperti saat Rasulullah saw dan para Sahabat yang diblokade secara ekonomi dan sosial oleh Musyrikin Mekah, bisa bertahan dengan memakan dedaunan kering.

Dalam pertanian, urusan perut "tak perlu uang". Semuanya tersedia di kebun. Semua berputar hanya dalam satu siklus. Di akhir zaman, Rasulullah saw mengingatkan agar terus bertahan bersama kaum muslimin walaupun harus menggigit akar pohon. Bukankah banyak sumber karbohidrat yang bersumber dari akar tanaman? Kebersamaan bersama Muslimin yang harus ditopang oleh kekuatan pangan.

Banyak sedekah yang tak terduga. Banyak sedekah yang tak dianggap sedekah. Bahkan diri sendiri pun tidak sadar bahwa itu sedekah. Sedekah oksigen. Sedekah air tanah. Sedekah pada tumbuhan dan hewan dalam satu rantai makanan dan ekosistem. Dicuri pun sedekah dan tak tahu bahwa ada yang dicuri.

Yang lebih luar biasa lagi, Allah menganugerahkan ilmu pertanian, pengolahan tanah dan pengelolaan hama dari Al-Qur'an. Memahamkan kenyataan akhirat, kepalsuan dunia, ragam solusi kehidupan dengan fenomena praktek pertanian. Inilah spiritualitas pertanian.

Energi Sifat Wara Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tiba-tiba muncul obsesi baru dalam bertani yaitu menapaki langkah menuju wara, yait...

Energi Sifat Wara

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Tiba-tiba muncul obsesi baru dalam bertani yaitu menapaki langkah menuju wara, yaitu berhati-hati terhadap yang halal. Ini untuk membersihkan jejak langkah masa lalu. Ini bentuk jihad istighfar dan taubat akan masa lalu.

Masa lalu tak bisa diubah dan diperbaiki namun dengan memperbaiki masa hidup yang tersisa semoga Allah menutupi dan mengampuni. Seorang sufi berkata, "Taubat tidak bisa menghapuskan catatan masa lalu, walapun Allah telah mengampuninya." Jejak langkah itu masih terlihat walaupun diakhirnya ditutup dengan akhir yang baik.

Penguasa hanya bisa mengelola kekuasaannya dengan mensejahterakan rakyat dan mewujudkan keadilan dengan menegakan kebenaran bila memiliki sifat wara. Wara menandakan kesempurnaan akal dalam berinteraksi dengan hiruk pikuk dunia.

Ulama, pengusaha dan penguasa yang tercatat dalam tinta emas sejarah peradaban adalah mereka yang berkarakter wara. Mengambil dunia sesuai kebutuhannya. Mengambil dunia untuk akhiratnya. Mengambil dunia untuk meneguhkan perannya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.

Kekayaan itu tak berguna. Yang disombongkan dan dibanggakan itu tak berguna. Yang melampaui kebutuhan itu tak berguna. Yang berguna itu hanya yang semakin merendahkan diri di hadapan Allah. Semakin rendah semakin kuat untuk menghadapi yang paling keras dan kuat.

Perhatikan ulat. Ulat yang mematikan pohon itu ulat yang berbulu dan menyeramkan, atau ulat yang lemah yang kulitnya lembut tak berbulu? Yang mengkeroposkan kayu itu binatang yang kuat, besar dan bertenaga besar atau seekor rayap? Semakin lemah semakin kuat menghancurkan yang sangat kuat. Tak butuh tanduknya banteng untuk merobohkan pohon.

Banteng hanya bisa memakan rerumputan yang lemah. Ulat kecil yang lembut tanpa bulu justru bisa merobohkan pohon yang besar. Sifat wara terlihat sebuah kelemahan namun sebenarnya ada kekuatan sedikit untuk menghancurkan yang paling kokoh.

Efek Niat Bertani pada Jiwa Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ada ulama Jawa Tengah yang hidup dan makan dari hasil buminya sen...

Efek Niat Bertani pada Jiwa Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ada ulama Jawa Tengah yang hidup dan makan dari hasil buminya sendiri. Bertani dan berternak sendiri. Yang dikonsumsi tidak dari transaksi jual beli dari banyak tangan yang bisa jadi melibatkan banyak tangan yang "syubhat".

Pergerakan bahan makanan dan minuman dari produsen hingga ke konsumen melalui ragam karakter manusia. Setiap orang memiliki kualitas hati yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki obsesi yang dalam konsep jual beli. Inilah yang dikhawatirkan oleh ulama yang wara.

Banyak yang menanam dan berternak dengan orientasi kapitalis dan materialis. Bagaimana efek terhadap tanaman dan hewannya? Bagaimana efek bagi yang mengkonsumsinya? Bisa jadi mempengaruhi jiwa dan raga yang mengkonsumsinya. Bisa jadi inilah awal kerusakan karakter sebuah bangsa.

Fudhail bin Iyad lebih memilih berhenti menjadi pejabat negara lalu hidup dari berjerih payah dengan upah dari Sofyan Tsauri, walapun keduanya halal tetapi pengaruh ke jiwa, hati dan semangat beribadahnya berbeda. Bagaimana bila memakan hasil pertanian dan peternakan yang orientasi mengeksploitasi untuk keuntungan besar?

Air yang dibacakan doa sangat berbeda dengan ucapan mantra yang penuh kebencian. Airnya sama. Halal dan baiknya sama. Tetapi pengaruhnya berbeda. Yang dibacakan doa akan menyembuhkan dan menyehatkan. Yang dihembuskan mantra jahat akan menyakiti dan merusak jiwa serta raga.

Yang menanam dan berternak karena Allah. Berorientasi bersedekah dan memberikan makan maka saat dikonsumsi akan berkontribusi positif bagi jiwa, hati, akal dan raga. Yang berorientasi pada materialisme dan eksploitasi akan merusak jiwa manusia.

Banyak kisah sufi karena perbedaan tujuan dalam mengkonsumsi maka mempengaruhi cita rasa buah dan banyaknya hasil panen. Bagaimana bila sejak menanam dan berternaknya saja sudah rusak orientasinya? Dalam Al-Qur'an hancurnya pertanian dan perkebunan karena rusaknya orientasi bertani dan berkebun.

Bersedekah kepada Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dalam berkebun, salah satu fokus di musim kemarau adalah menebarkan pupuk org...

Bersedekah kepada Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Dalam berkebun, salah satu fokus di musim kemarau adalah menebarkan pupuk organik. Membuat lubang tanah lalu diisi dengan pupuk dari kotoran hewan dan sampah. Kemarau yang kering kerontang. Panasnya cuaca dimanfaatkan untuk mempercepat penguraian pupuk organik.

Di musim kemarau, perbedaan suhu siang dan malam sangat jauh. Siang sangat panas. Malam sangat dingin. Ditambah embun pada pagi hari membuat pupuk organik lebih cepat diurai.

Pemberian pupuk di musim kemarau membantu menjaga kelembaban tanah agar akar tumbuhan dapat terus menyelusup ke tanah juga membantunya menyerap unsur hara  tanah. Daya tahan tumbuhan semakin  kuat di musim kemarau.

Pemberian pupuk organik merupakan sedekah bagi jasad renik tanah. Dari pupuk organiklah mereka makan dan minum untuk berjalan pulang pergi dari kedalaman tanah ke permukaan. Efek pergerakan ini yang menggemburkan tanah, pembuangan energi dan membawa unsur organik ke dalam tanah sehingga tanah subur.

Agar pemberian pupuk organik menjadi amalan akhirat, janganlah bertujuan untuk menyuburkan tanah tetapi memberi makanan kepada jasad renik tanah, karena memberi makan merupakan amalan terbaik.

Pemberian pupuk organik menjadi pengamalan Al-Qur'an untuk merealisasikan bahwa tidak ada yang sia-sia. Semua yang ada memiliki tujuan yang benar juga beramal sholeh bagi tanah dan jasad reniknya.

Pupuk organik menjadi perwujudan perlawanan terhadap penjajahan kapitalis yang menjadi tanah dan tumbuhan menjadi obyek ekploitasi yang kemiskinan tanah dan kerja paksa terhadap tumbuhan. Jadikan tanah dan tumbuhan sebagai patner bukan objek.

Nilai Tambah Bersih dalam Berkebun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ahad pagi membantu adik yang sedang mencari bibit pisang. Dengan p...

Nilai Tambah Bersih dalam Berkebun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ahad pagi membantu adik yang sedang mencari bibit pisang. Dengan perubahan target dari 1.000 pisang ke 2.000 membutuhkan energi untuk pencarian bibit pisang. Tim dikebun pun ditambah untuk fokus mencari bibit menanam pisang saja.

Saat menggali pongkol pisang di rumah tetangga, dia berkata bahwa entok dan ayam sering memakan daun dan batang pisang yang masih kecil. Ini sebuah informasi yang berharga sekali.

Di kebun, satu pohon Alpukat di kelilingi oleh 4 pohon pisang, artinya kelak satu rimbunan pohon pisang yang jumlahnya banyak bisa mengganggu pertumbuhan Alpukat. Bagaimana agar tidak terjadi?

Rimbunan pohon pisang harus dikurangi hanya menjadi 3 pohon saja, agar tidak mengganggu Alpukat dan produksi buah pisangnya tetap baik. Persoalannya, anak pohon pisang yang diambil untuk proses penjarangan akan dibuang kemana? Hanya menjadi pupuk sampah saja?

Dari 2.000 pohon kelak akan menjadikan 6.000 dalam dua tahun, akan dikemanakan tunas anakan pisangnya yang sangat banyak ini? Bisa digunakan sebagai mulsa tumbuhan tumpang sarinya. Kedua, diolah menjadi pakan kambing, entok atau ayam.

Kelak akar pisang yang menembus tanah akan menjadi pupuk organik. Kedebong pisangnya sebagai mulsa, pupuk organik dan pakan ternak. Berkali-kali lipat nilai tambah dari pohon pisang.

Menurut BJ Habibie, yang harus dikejar oleh sebuah bangsa adalah Nilai tambah Bersih yaitu tambahan penghasilan harus melampaui tambahan biaya. Ini bisa dilakukan dalam bertani dan berkebun dengan melibatkan semakin panjang rantai makanannya.

Berdakwah dengan Makanan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Syeikh Abdul Qadir Jailani menjelaskan bahwa amalan terbaik adalah memberi m...

Berdakwah dengan Makanan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Syeikh Abdul Qadir Jailani menjelaskan bahwa amalan terbaik adalah memberi makan. "Andai memiliki 1.000 dinar (sekitar 3 milyar) maka akan dihabiskan saat itu pula selama mengisi majlis ilmu." Membangun manusia dimulai dari memberinya makan.

Andai kebaikan itu ada sepuluh, maka 9 kebaikannya ada di rezeki yang halal, sedangkan kebaikan yang lainnya terhimpun dalam 1 tempat. Rezeki yang halal membentuk raga, darah dan hati yang menjadi dasar munculnya ragam amal kebaikan lainnya. Menjadi Wali Allah dimulai dari rezeki yang halal bukan dzikir dan ibadah ritual yang banyak.

Banyak ulama yang tidak bisa bangun malam disebabkan susu yang diminumnya berasal dari rumput yang diambil oleh budaknya dari tanah orang lain tanpa ijin terlebih dahulu. Lalu ulama memerintahkan budaknya untuk meminta ridhanya. Seorang ulama besar lahir dari seorang bapak yang saat memakan buah yang ada di jalanan umum dari pohon sebuah kebun, lalu meminta ridha dari pemilik kebun tersebut.

Nizham Al Mulk, seorang wazir juga ulama di era khalifah Alp Arslan bani Saljuk, yang membangun Universitas Nizamiyah yang melahirkan Imam Al-Ghazali dan Syeikh Abdul Qadir Jailani, memiliki kebiasaan setiap hari bersedekah sebanyak 100 dinar (300 juta). Kedermawanan pejabat negara membangun rakyatnya.

Dakwah para Wali Sanga di Nusantara dipenuhi dengan tradisi berbagi makanan dalam beragam kegiatan dan acara, kadang disebut nasi berkat atau sedekah.  Berbagi makannya tidak saja untuk manusia tetapi juga untuk tumbuhan dan hewan.

Allah mengkabarkan janji surga melalui lisan Rasulullah saw tentang seorang hamba yang memberikan makan pada tamunya. Rasulullah saw memerintahkan berbagi makanan kepada para tetangganya walaupun dengan kuah saja.

Dakwah bil hikmah dimulai dengan menuntaskan kebutuhan dasar manusia yaitu persoalan perut, makanan dan minuman, bukan dari nasihat, ucapan hikmah dan dalil, apalagi pengecaman. Penuhi perutnya maka akan bisa memasuki jiwanya.

Ragam Pelajaran Oleh: Nasrulloh Baksolahar Orang mukmin bagai orang yang menanam pohon kurma namun khawatir berbuah duri. Orang ...


Ragam Pelajaran

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Orang mukmin bagai orang yang menanam pohon kurma namun khawatir berbuah duri. Orang munafik menanam pohon berduri tetapi berharap bisa memetik kurma. Mukmin selalu waspada. Munafik selalu terpedaya.

Berinteraksi dengan dunia seperti berinteraksi dengan api. Manfaatkan namun jangan sampai terbakar apalagi menjadi debu. Seperti ucapan tabiin Sulaiman Addarani, ibadah yang tentram dimulai dari memiliki dua roti kering di rumah.

Siapakah manusia yang layak mendapatkan predikat manusia? Ulama. Siapa para raja itu? Yang berzuhud. Siapakah golongan rendahan itu? Yang makan melalui agamanya. Mengorbankan agamanya untuk mendapatkan dunia.

Abdullah ibnu Mubarak hidup di era 200 Hijriah, dia gemar menyendiri di rumah. Sahabat bertanya, "Tidakah kesepian?" Dijawab, "Bagaimana kesepian, sedangkan aku bersama Rasulullah saw?" Bila selepas shalat, Abdullah ibnu Mubarak pergi. Sahabatnya bertanya, "Mengapa tidak bersama kami?" Dia menjawab, "Aku pergi duduk bersama para Sahabat dan Tabiin melalui atsar dan amal mereka."

Khalifah Harun Al Rasyid pergi ke sebuah daerah. Dilihatnya banyak orang yang berkumpul disebuah tempat. Banyak sendal yang putus. Debu pun berterbangan. Itulah majlis Abdullah ibnu Mubarak. Khalifah berkata, "Itulah kerajaan yang sesungguhnya, sedangkan banyaknya orang yang bersama ku karena kemiliteran dan pengawalan."

Nabi dan Rasul tidak akan diutus kembali. Namun tugas kenabian dan kerasulan tetap terus berjalan. Tugas itu berupa penyebaran ilmu dan membina generasi. Seperti itulah ijtihadnya Abdullah ibnu Mubarak. Sebab itulah,  kekayaan Abdullah ibnu Mubarak dihabiskan untuk menuntut dan menyebarkan ilmu.

Tabiin asal Mesir yang bernama Saad bin Laits bila bersedekah nilainya 1.000 dinar (hampir 3 milyar) untuk satu orang. Pendapatannya dalam satu tahun 80.000 dinar (menyentuh 300 milyar). Setiap hari, selesai shalat fardhu menyediakan makanan gratis untuk 1.000 orang. Bagi muridnya yang tidak mampu, biaya pulang pergi belajar ditanggungnya. Itulah keberkahan harta di tangan ulama yang shadiq

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (356) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (2) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (4) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (133) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)