basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Nilai Tambah Bersih dalam Berkebun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ahad pagi membantu adik yang sedang mencari bibit pisang. Dengan p...

Nilai Tambah Bersih dalam Berkebun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ahad pagi membantu adik yang sedang mencari bibit pisang. Dengan perubahan target dari 1.000 pisang ke 2.000 membutuhkan energi untuk pencarian bibit pisang. Tim dikebun pun ditambah untuk fokus mencari bibit menanam pisang saja.

Saat menggali pongkol pisang di rumah tetangga, dia berkata bahwa entok dan ayam sering memakan daun dan batang pisang yang masih kecil. Ini sebuah informasi yang berharga sekali.

Di kebun, satu pohon Alpukat di kelilingi oleh 4 pohon pisang, artinya kelak satu rimbunan pohon pisang yang jumlahnya banyak bisa mengganggu pertumbuhan Alpukat. Bagaimana agar tidak terjadi?

Rimbunan pohon pisang harus dikurangi hanya menjadi 3 pohon saja, agar tidak mengganggu Alpukat dan produksi buah pisangnya tetap baik. Persoalannya, anak pohon pisang yang diambil untuk proses penjarangan akan dibuang kemana? Hanya menjadi pupuk sampah saja?

Dari 2.000 pohon kelak akan menjadikan 6.000 dalam dua tahun, akan dikemanakan tunas anakan pisangnya yang sangat banyak ini? Bisa digunakan sebagai mulsa tumbuhan tumpang sarinya. Kedua, diolah menjadi pakan kambing, entok atau ayam.

Kelak akar pisang yang menembus tanah akan menjadi pupuk organik. Kedebong pisangnya sebagai mulsa, pupuk organik dan pakan ternak. Berkali-kali lipat nilai tambah dari pohon pisang.

Menurut BJ Habibie, yang harus dikejar oleh sebuah bangsa adalah Nilai tambah Bersih yaitu tambahan penghasilan harus melampaui tambahan biaya. Ini bisa dilakukan dalam bertani dan berkebun dengan melibatkan semakin panjang rantai makanannya.

Berdakwah dengan Makanan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Syeikh Abdul Qadir Jailani menjelaskan bahwa amalan terbaik adalah memberi m...

Berdakwah dengan Makanan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Syeikh Abdul Qadir Jailani menjelaskan bahwa amalan terbaik adalah memberi makan. "Andai memiliki 1.000 dinar (sekitar 3 milyar) maka akan dihabiskan saat itu pula selama mengisi majlis ilmu." Membangun manusia dimulai dari memberinya makan.

Andai kebaikan itu ada sepuluh, maka 9 kebaikannya ada di rezeki yang halal, sedangkan kebaikan yang lainnya terhimpun dalam 1 tempat. Rezeki yang halal membentuk raga, darah dan hati yang menjadi dasar munculnya ragam amal kebaikan lainnya. Menjadi Wali Allah dimulai dari rezeki yang halal bukan dzikir dan ibadah ritual yang banyak.

Banyak ulama yang tidak bisa bangun malam disebabkan susu yang diminumnya berasal dari rumput yang diambil oleh budaknya dari tanah orang lain tanpa ijin terlebih dahulu. Lalu ulama memerintahkan budaknya untuk meminta ridhanya. Seorang ulama besar lahir dari seorang bapak yang saat memakan buah yang ada di jalanan umum dari pohon sebuah kebun, lalu meminta ridha dari pemilik kebun tersebut.

Nizham Al Mulk, seorang wazir juga ulama di era khalifah Alp Arslan bani Saljuk, yang membangun Universitas Nizamiyah yang melahirkan Imam Al-Ghazali dan Syeikh Abdul Qadir Jailani, memiliki kebiasaan setiap hari bersedekah sebanyak 100 dinar (300 juta). Kedermawanan pejabat negara membangun rakyatnya.

Dakwah para Wali Sanga di Nusantara dipenuhi dengan tradisi berbagi makanan dalam beragam kegiatan dan acara, kadang disebut nasi berkat atau sedekah.  Berbagi makannya tidak saja untuk manusia tetapi juga untuk tumbuhan dan hewan.

Allah mengkabarkan janji surga melalui lisan Rasulullah saw tentang seorang hamba yang memberikan makan pada tamunya. Rasulullah saw memerintahkan berbagi makanan kepada para tetangganya walaupun dengan kuah saja.

Dakwah bil hikmah dimulai dengan menuntaskan kebutuhan dasar manusia yaitu persoalan perut, makanan dan minuman, bukan dari nasihat, ucapan hikmah dan dalil, apalagi pengecaman. Penuhi perutnya maka akan bisa memasuki jiwanya.

Ragam Pelajaran Oleh: Nasrulloh Baksolahar Orang mukmin bagai orang yang menanam pohon kurma namun khawatir berbuah duri. Orang ...


Ragam Pelajaran

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Orang mukmin bagai orang yang menanam pohon kurma namun khawatir berbuah duri. Orang munafik menanam pohon berduri tetapi berharap bisa memetik kurma. Mukmin selalu waspada. Munafik selalu terpedaya.

Berinteraksi dengan dunia seperti berinteraksi dengan api. Manfaatkan namun jangan sampai terbakar apalagi menjadi debu. Seperti ucapan tabiin Sulaiman Addarani, ibadah yang tentram dimulai dari memiliki dua roti kering di rumah.

Siapakah manusia yang layak mendapatkan predikat manusia? Ulama. Siapa para raja itu? Yang berzuhud. Siapakah golongan rendahan itu? Yang makan melalui agamanya. Mengorbankan agamanya untuk mendapatkan dunia.

Abdullah ibnu Mubarak hidup di era 200 Hijriah, dia gemar menyendiri di rumah. Sahabat bertanya, "Tidakah kesepian?" Dijawab, "Bagaimana kesepian, sedangkan aku bersama Rasulullah saw?" Bila selepas shalat, Abdullah ibnu Mubarak pergi. Sahabatnya bertanya, "Mengapa tidak bersama kami?" Dia menjawab, "Aku pergi duduk bersama para Sahabat dan Tabiin melalui atsar dan amal mereka."

Khalifah Harun Al Rasyid pergi ke sebuah daerah. Dilihatnya banyak orang yang berkumpul disebuah tempat. Banyak sendal yang putus. Debu pun berterbangan. Itulah majlis Abdullah ibnu Mubarak. Khalifah berkata, "Itulah kerajaan yang sesungguhnya, sedangkan banyaknya orang yang bersama ku karena kemiliteran dan pengawalan."

Nabi dan Rasul tidak akan diutus kembali. Namun tugas kenabian dan kerasulan tetap terus berjalan. Tugas itu berupa penyebaran ilmu dan membina generasi. Seperti itulah ijtihadnya Abdullah ibnu Mubarak. Sebab itulah,  kekayaan Abdullah ibnu Mubarak dihabiskan untuk menuntut dan menyebarkan ilmu.

Tabiin asal Mesir yang bernama Saad bin Laits bila bersedekah nilainya 1.000 dinar (hampir 3 milyar) untuk satu orang. Pendapatannya dalam satu tahun 80.000 dinar (menyentuh 300 milyar). Setiap hari, selesai shalat fardhu menyediakan makanan gratis untuk 1.000 orang. Bagi muridnya yang tidak mampu, biaya pulang pergi belajar ditanggungnya. Itulah keberkahan harta di tangan ulama yang shadiq

Menyelaraskan dengan Alam Semesta Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah berkisah tentang lautan. Atas Kehendak-Nya kapal bisa berlaya...

Menyelaraskan dengan Alam Semesta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Allah berkisah tentang lautan. Atas Kehendak-Nya kapal bisa berlayar. Allah berbicara tentang  langit, Allah menciptakan jalan-jalan. Matahari dan bulan tidak bertabrakan dan berjalan di jalurnya masing-masing.

Allah berkisah siang dan malam. Allah yang memasukkan siang ke dalam malam. Allah memasukkan malam ke dalam siang. Adakah yang terjadi tanpa Kehendak-Nya? Apakah yang terjadi di alam semesta tanpa keteraturan? Padahal jumlahnya tak terhitung jumlahnya?

Semuanya teratur karena mengikuti Kehendak-Nya. Semuanya diliputi kasih sayang dan keadilan karena mengikuti Kehendak-Nya. Mengapa alam semesta yang yang tak terhingga keragaman dan jumlahnya bisa teratur? Mengapa manusia yang hanya satu jenis makhluk saja tidak teratur? Penuh dengan benturan?

Bila manusia berkarakter seperti alam semesta, kehidupannya akan teratur, sejahtera, damai dan adil. Bagaimana agar manusia berkarakter seperti alam semesta? Bagaimana agar manusia dan alam semesta hidup berdampingan dalam gerak langkah yang sama? Dalam orbit yang sama?

Manusia diangkat derajatnya dengan diberi ruang kebebasan. Kebebasan menjadi ujian. Kebebasan menjadi dasar penilaian. Untuk apa kebebasan tersebut? Kebebasannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Kebebasan yang terang ujung akhirnya. Kebebasan yang ada resikonya. Allah membebaskan dan membiarkan manusia dalam rentang waktu tertentu saja. Ada titik, momentum dan peristiwa, dimana manusia dicabut kebebasannya. Yaitu saat kematian dan saat Allah menetapkan Kehendak-Nya.

Kebebasan yang bertanggung jawab hanya terwujud bila manusia mengikuti Kehendak-Nya. Kebebasan yang bertanggungjawab hadir bila manusia hidup bersama Islam. Selain Islam tidak akan pernah ada kebebasan yang bertanggungjawab dan tak pernah ada keselarasan hidup bersama alam semesta.

Pecahkan dengan Solusi Akhirat Oleh: Nasrulloh Baksolahar Seorang ulama hidup dalam keadaan papa. Selepas shalat, dia pun berdoa...

Pecahkan dengan Solusi Akhirat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Seorang ulama hidup dalam keadaan papa. Selepas shalat, dia pun berdoa. Saat berdoa, ada seseorang yang menghampiri dan berkata, "Mengapa engkau tidak meminta sesuatu pada Allah agar hidupmu berkecukupan?" Sang ulama terdiam. Diambilnya batu, lalu berdoa. Seketika itu pula batu berubah menjadi emas.

Emas itu diserahkan kepada orang tersebut. Orang itu menerimanya dengan sangat gembira dan berharap sang ulama tidak mengambilnya kembali. Orang itu berkata, "Mengapa tidak berdoa seperti ini terus." Sang ulama berkata, "Yang berharga di dunia ini adalah akhirat."

Beberapa orang tersesat di gurun pasir. Mereka kehausan dan kelaparan. Mereka terus berjalan  dengan harapan mencari seseorang yang memiliki sesuatu. Bertemulah mereka pada seorang pemuda papa yang sedang memanggul kayu bakar di kepalanya. Mereka sangat kasihan dengan pemuda tersebut.

Mereka pun bercengkrama. Merasa dikasihani. Sang pemuda berdoa kepada Allah. Tiba-tiba seluruh kayu bakarnya berubah menjadi batangan emas. Mereka yang tersesat terperanjat. Sang pemuda pun berdoa agar batang emas dirubah kembali menjadi kayu bakar. Lalu sang pemuda pergi.

Seorang pemuda hendak berangkat haji. Sebelum berangkat terlebih dahulu menemuinya seorang ulama. Sang ulama bertanya, "Apa bekalmu?" Dijawab," Hanya kendi kosong." Sang ulama berkata, "Bila kelaparan dan kehausan, shalatlah dua rakaat, berdoalah dan taruhlah kendi di sampingmu." Hanya itu pesan sang ulama.

Sang pemuda dan rombongannya kehabisan bekal. Di tengah gurun pasir kehausan dan kelaparan. Di saat seperti itu, sang pemuda ingat akan pesan sang ulama. Sang pemuda shalat dua rakaat, menaruh kendi disampingnya, lalu berdoa. Seketika itu pula, kendi dipenuhi air. Makanan pun banyak disekitar kendi. Sang pemuda membagikannya ke seluruh rombongan. Hingga seluruh rombongan kenyang dan hilang dahaganya.

Mereka tak menginginkan dunia sehingga "persoalan" dunia pun jadi begitu mudah dipecahkan. Setiap persoalan utama memang akan sulit dipecahkan. Seperti itu karakternya. Maka pecahkan "persoalan dunia" dengan solusi akhirat bukan dengan solusi dunia.

Bayangan Pohon dalam Manajemen Pertanian Oleh: Nasrulloh Baksolahar Mengelola ragam tanaman dalam satu bidang tanah yang sempit ...

Bayangan Pohon dalam Manajemen Pertanian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Mengelola ragam tanaman dalam satu bidang tanah yang sempit tidak saja harus memperhatikan karakter akar tetapi juga kanopi (kerindangan) tumbuhan dan respon tumbuhan terhadap kekuatan cahaya matahari.

Perhatikan hutan, ada tumbuhan yang tetap subur di bawah pepohonan tetapi ada juga yang tidak. Fenomena keragaman tumbuhan hutan menjadi pelajaran mengelola keragaman pengelolaan pertanian dan perkebunan.

Perhatikan bayangan pohon. Perhatikan bayangan daun dan ranting saat siang. Inilah dasar manajemen pengelolaan ragam tanaman yang termudah. Bayangan pohon yang lebih tinggi tidak boleh terus menerus menutupi pohon yang lebih pendek. Bila menutupi terus menerus harus ada yang dibuang karena menganggu pertumbuhan pohon yang lebih rendah.

Perhatikan respon tanaman yang pendek terhadap sinar matahari, ada yang membutuhkan 100 persen ada pula yang hanya butuh 30 persen. Bila tanaman yang rendah sebagai penunjang hasil, perhitungan ukuran cahayanya, berapa hasilnya yang  tidak mengecewakan.

Bayangkan itu senantiasa bersujud kepada Allah. Dahulu, bayangan itu dijadikan petani untuk menunjukkan waktu, terutama waktu shalat. Bayangan pohon menjadi sarana manajemen gulma, tempat beristirahat, juga tata letak tanaman dan gundukan tanah.

Bayangan pohon pun dimanfaatkan untuk mengamankan bibit yang disemai, melindungi tanaman yang baru tumbuh, menjaga kelembaban tanah di saat kemarau. Bayangan pohon yang selalu bertentangan dengan arah matahari dapat dijadikan banyak petunjuk dalam manajemen pertanian dan perkebunan.

Semua tanaman membutuhkan sinar matahari dengan intensitas yang berbeda-beda. Inilah salah satu dasar manajemen kesuburan, hasil panen juga keragaman tanaman yang dikelola dalam satu bidang tanah sehingga tanah menjadi optimal.

Mendidik Jiwa, Seperti Interaksi Tanah Dengan Langit Oleh: Nasrulloh Baksolahar Jiwa manusia seperti tanah, tanaman dan buah sep...


Mendidik Jiwa, Seperti Interaksi Tanah Dengan Langit

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Jiwa manusia seperti tanah, tanaman dan buah seperti amalnya. Perhatikan karakter tanah untuk belajar mengelola jiwa. Bukankah manusia berasal dari sari pati tanah? Darimana sari pati tanah itu berasal? Bila tidak tahu asalnya, tidak akan tahu pula apa saja yang membangun, mengokohkan dan mendidik jiwa.

Tanah yang tidak tersinari sinar matahari dan tersiram air hujan, apakah ada tumbuhan yang hidup di atas tanah tersebut? Padahal tanah tersebut mengandung unsur hara yang melimpah. Tanah yang mengandung unsur hara yang sedikit namun tersinari cahaya matahari dan air hujan akan tetap ditumbuhi tanaman. Bahkan semakin lama semakin subur seperti terjadinya hutan.

Potensi jiwa manusia itu tak terhingga kekuatannya seperti tanah yang mengandung unsur hara. Jiwa manusia bisa produktif mengkreasikan beragam karya. Bila jiwa manusia diisi dan berinteraksi dengan unsur langit. Yaitu petunjuk dari Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Syaratnya, lenyapkan penghalang antara jiwa dengan unsur langit tersebut.

Di bawah pohon beringin yang sangat rindang yang tak tertembus oleh sinar matahari dan hujan, apakah ada tanaman yang tumbuh? Namun saat cabang, ranting dan daunnya dibuang. Saat sinar matahari dan air hujan menerpa tanah yang berada dibawah beringin tersebut maka ragam tanam akan bermunculan secara tak terduga.

Bagaimana fenomena yang sangat radikal tersebut terjadi? Padahal hanya disinari oleh sinar matahari dan air hujan? Jiwa manusia yang disinari cahaya Firman Allah swt dan kesejukan Sunnah Rasulullah saw maka akan terjadi proses yang radikal yang tak dipahami oleh jiwanya sendiri. Semuanya takjub dan tercengang.

Pendidikan diri bukanlah proses  pencarian ilmu dan teknologi semata. Penempaan diri bukanlah proses pembiasaan diri semata. Mencerdaskan diri bukan dengan proses berfikir semata. Tetapi sebuah proses bagaimana membangun dan menempa diri bersama Firman Allah swt dan Sunnah Rasulullah saw inilah intinya.

Manusia tak bisa merubah dan mengubah diri dan kehidupannya. Manusia tak pernah bisa memperbaiki dan diperbaiki. Manusia tak bisa mengupgrade diri dan kehidupan selama tidak disinari cahaya dan air yang berasal dari langit.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)