basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menyelaraskan dengan Alam Semesta Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah berkisah tentang lautan. Atas Kehendak-Nya kapal bisa berlaya...

Menyelaraskan dengan Alam Semesta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Allah berkisah tentang lautan. Atas Kehendak-Nya kapal bisa berlayar. Allah berbicara tentang  langit, Allah menciptakan jalan-jalan. Matahari dan bulan tidak bertabrakan dan berjalan di jalurnya masing-masing.

Allah berkisah siang dan malam. Allah yang memasukkan siang ke dalam malam. Allah memasukkan malam ke dalam siang. Adakah yang terjadi tanpa Kehendak-Nya? Apakah yang terjadi di alam semesta tanpa keteraturan? Padahal jumlahnya tak terhitung jumlahnya?

Semuanya teratur karena mengikuti Kehendak-Nya. Semuanya diliputi kasih sayang dan keadilan karena mengikuti Kehendak-Nya. Mengapa alam semesta yang yang tak terhingga keragaman dan jumlahnya bisa teratur? Mengapa manusia yang hanya satu jenis makhluk saja tidak teratur? Penuh dengan benturan?

Bila manusia berkarakter seperti alam semesta, kehidupannya akan teratur, sejahtera, damai dan adil. Bagaimana agar manusia berkarakter seperti alam semesta? Bagaimana agar manusia dan alam semesta hidup berdampingan dalam gerak langkah yang sama? Dalam orbit yang sama?

Manusia diangkat derajatnya dengan diberi ruang kebebasan. Kebebasan menjadi ujian. Kebebasan menjadi dasar penilaian. Untuk apa kebebasan tersebut? Kebebasannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Kebebasan yang terang ujung akhirnya. Kebebasan yang ada resikonya. Allah membebaskan dan membiarkan manusia dalam rentang waktu tertentu saja. Ada titik, momentum dan peristiwa, dimana manusia dicabut kebebasannya. Yaitu saat kematian dan saat Allah menetapkan Kehendak-Nya.

Kebebasan yang bertanggung jawab hanya terwujud bila manusia mengikuti Kehendak-Nya. Kebebasan yang bertanggungjawab hadir bila manusia hidup bersama Islam. Selain Islam tidak akan pernah ada kebebasan yang bertanggungjawab dan tak pernah ada keselarasan hidup bersama alam semesta.

Pecahkan dengan Solusi Akhirat Oleh: Nasrulloh Baksolahar Seorang ulama hidup dalam keadaan papa. Selepas shalat, dia pun berdoa...

Pecahkan dengan Solusi Akhirat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Seorang ulama hidup dalam keadaan papa. Selepas shalat, dia pun berdoa. Saat berdoa, ada seseorang yang menghampiri dan berkata, "Mengapa engkau tidak meminta sesuatu pada Allah agar hidupmu berkecukupan?" Sang ulama terdiam. Diambilnya batu, lalu berdoa. Seketika itu pula batu berubah menjadi emas.

Emas itu diserahkan kepada orang tersebut. Orang itu menerimanya dengan sangat gembira dan berharap sang ulama tidak mengambilnya kembali. Orang itu berkata, "Mengapa tidak berdoa seperti ini terus." Sang ulama berkata, "Yang berharga di dunia ini adalah akhirat."

Beberapa orang tersesat di gurun pasir. Mereka kehausan dan kelaparan. Mereka terus berjalan  dengan harapan mencari seseorang yang memiliki sesuatu. Bertemulah mereka pada seorang pemuda papa yang sedang memanggul kayu bakar di kepalanya. Mereka sangat kasihan dengan pemuda tersebut.

Mereka pun bercengkrama. Merasa dikasihani. Sang pemuda berdoa kepada Allah. Tiba-tiba seluruh kayu bakarnya berubah menjadi batangan emas. Mereka yang tersesat terperanjat. Sang pemuda pun berdoa agar batang emas dirubah kembali menjadi kayu bakar. Lalu sang pemuda pergi.

Seorang pemuda hendak berangkat haji. Sebelum berangkat terlebih dahulu menemuinya seorang ulama. Sang ulama bertanya, "Apa bekalmu?" Dijawab," Hanya kendi kosong." Sang ulama berkata, "Bila kelaparan dan kehausan, shalatlah dua rakaat, berdoalah dan taruhlah kendi di sampingmu." Hanya itu pesan sang ulama.

Sang pemuda dan rombongannya kehabisan bekal. Di tengah gurun pasir kehausan dan kelaparan. Di saat seperti itu, sang pemuda ingat akan pesan sang ulama. Sang pemuda shalat dua rakaat, menaruh kendi disampingnya, lalu berdoa. Seketika itu pula, kendi dipenuhi air. Makanan pun banyak disekitar kendi. Sang pemuda membagikannya ke seluruh rombongan. Hingga seluruh rombongan kenyang dan hilang dahaganya.

Mereka tak menginginkan dunia sehingga "persoalan" dunia pun jadi begitu mudah dipecahkan. Setiap persoalan utama memang akan sulit dipecahkan. Seperti itu karakternya. Maka pecahkan "persoalan dunia" dengan solusi akhirat bukan dengan solusi dunia.

Bayangan Pohon dalam Manajemen Pertanian Oleh: Nasrulloh Baksolahar Mengelola ragam tanaman dalam satu bidang tanah yang sempit ...

Bayangan Pohon dalam Manajemen Pertanian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Mengelola ragam tanaman dalam satu bidang tanah yang sempit tidak saja harus memperhatikan karakter akar tetapi juga kanopi (kerindangan) tumbuhan dan respon tumbuhan terhadap kekuatan cahaya matahari.

Perhatikan hutan, ada tumbuhan yang tetap subur di bawah pepohonan tetapi ada juga yang tidak. Fenomena keragaman tumbuhan hutan menjadi pelajaran mengelola keragaman pengelolaan pertanian dan perkebunan.

Perhatikan bayangan pohon. Perhatikan bayangan daun dan ranting saat siang. Inilah dasar manajemen pengelolaan ragam tanaman yang termudah. Bayangan pohon yang lebih tinggi tidak boleh terus menerus menutupi pohon yang lebih pendek. Bila menutupi terus menerus harus ada yang dibuang karena menganggu pertumbuhan pohon yang lebih rendah.

Perhatikan respon tanaman yang pendek terhadap sinar matahari, ada yang membutuhkan 100 persen ada pula yang hanya butuh 30 persen. Bila tanaman yang rendah sebagai penunjang hasil, perhitungan ukuran cahayanya, berapa hasilnya yang  tidak mengecewakan.

Bayangkan itu senantiasa bersujud kepada Allah. Dahulu, bayangan itu dijadikan petani untuk menunjukkan waktu, terutama waktu shalat. Bayangan pohon menjadi sarana manajemen gulma, tempat beristirahat, juga tata letak tanaman dan gundukan tanah.

Bayangan pohon pun dimanfaatkan untuk mengamankan bibit yang disemai, melindungi tanaman yang baru tumbuh, menjaga kelembaban tanah di saat kemarau. Bayangan pohon yang selalu bertentangan dengan arah matahari dapat dijadikan banyak petunjuk dalam manajemen pertanian dan perkebunan.

Semua tanaman membutuhkan sinar matahari dengan intensitas yang berbeda-beda. Inilah salah satu dasar manajemen kesuburan, hasil panen juga keragaman tanaman yang dikelola dalam satu bidang tanah sehingga tanah menjadi optimal.

Mendidik Jiwa, Seperti Interaksi Tanah Dengan Langit Oleh: Nasrulloh Baksolahar Jiwa manusia seperti tanah, tanaman dan buah sep...


Mendidik Jiwa, Seperti Interaksi Tanah Dengan Langit

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Jiwa manusia seperti tanah, tanaman dan buah seperti amalnya. Perhatikan karakter tanah untuk belajar mengelola jiwa. Bukankah manusia berasal dari sari pati tanah? Darimana sari pati tanah itu berasal? Bila tidak tahu asalnya, tidak akan tahu pula apa saja yang membangun, mengokohkan dan mendidik jiwa.

Tanah yang tidak tersinari sinar matahari dan tersiram air hujan, apakah ada tumbuhan yang hidup di atas tanah tersebut? Padahal tanah tersebut mengandung unsur hara yang melimpah. Tanah yang mengandung unsur hara yang sedikit namun tersinari cahaya matahari dan air hujan akan tetap ditumbuhi tanaman. Bahkan semakin lama semakin subur seperti terjadinya hutan.

Potensi jiwa manusia itu tak terhingga kekuatannya seperti tanah yang mengandung unsur hara. Jiwa manusia bisa produktif mengkreasikan beragam karya. Bila jiwa manusia diisi dan berinteraksi dengan unsur langit. Yaitu petunjuk dari Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Syaratnya, lenyapkan penghalang antara jiwa dengan unsur langit tersebut.

Di bawah pohon beringin yang sangat rindang yang tak tertembus oleh sinar matahari dan hujan, apakah ada tanaman yang tumbuh? Namun saat cabang, ranting dan daunnya dibuang. Saat sinar matahari dan air hujan menerpa tanah yang berada dibawah beringin tersebut maka ragam tanam akan bermunculan secara tak terduga.

Bagaimana fenomena yang sangat radikal tersebut terjadi? Padahal hanya disinari oleh sinar matahari dan air hujan? Jiwa manusia yang disinari cahaya Firman Allah swt dan kesejukan Sunnah Rasulullah saw maka akan terjadi proses yang radikal yang tak dipahami oleh jiwanya sendiri. Semuanya takjub dan tercengang.

Pendidikan diri bukanlah proses  pencarian ilmu dan teknologi semata. Penempaan diri bukanlah proses pembiasaan diri semata. Mencerdaskan diri bukan dengan proses berfikir semata. Tetapi sebuah proses bagaimana membangun dan menempa diri bersama Firman Allah swt dan Sunnah Rasulullah saw inilah intinya.

Manusia tak bisa merubah dan mengubah diri dan kehidupannya. Manusia tak pernah bisa memperbaiki dan diperbaiki. Manusia tak bisa mengupgrade diri dan kehidupan selama tidak disinari cahaya dan air yang berasal dari langit.

Memahami Akar Tanaman Dalam Optimalisasi Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Manajemen ragam tanam dalam satu bidang tanah yang sem...

Memahami Akar Tanaman Dalam Optimalisasi Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Manajemen ragam tanam dalam satu bidang tanah yang sempit. Bagaimana polanya? Tanaman tidak seperti manusia yang memiliki kebebasan dan hawa nafsu. Tanaman memiliki pola yang tetap. Pola yang baku inilah yang harus dibaca dalam manajemen ragam tanaman.

Tanaman saling membunuh? Saling berebut untuk hidup? Saling mengeksploitasi? Pada dasarnya tidak, bila memahami pola yang tetap dan beberapa prinsipnya. Tanaman itu senantiasa bertasbih, berdzikir dan bersujud. Bila demikian, pantaskah tanaman memiliki sifat seperti manusia yang serakah, tamak, dan dengki?

Yang mendatangi unsur hara tanah, akar tanaman ataukah unsur hara?  Yang dibutuhkan oleh tumbuhan lebih banyak di tanah atau udara? Mengapa akar terus berkembang? Hanya berkaitan mencari unsur hara atau menopang ketinggian pohon?

Panjang akar tergantung tingginya pohon. Setelah itu mati. Artinya, panjang akar tanam memiliki pola tertentu sesuai ketinggian pohon. Semakin tinggi pohon semakin panjang dan dalam akarnya. Semakin pendek pohon semakin dangkal dan pendek akarnya. Kekuatannya pencarian unsur hara ada di ujung akarnya. Dengan pola seperti ini, apakah terjadi eksploitasi antar tanaman? Pahami pola ketinggian tanam itulah salah satu prinsip pola ragam tanaman dalam satu bidang yang sempit.

Perpaduan pola tanaman yang tinggi dan rendah. Perpaduan pola batang pohon yang keras dan lunak, membuat tidak terjadinya perebutan unsur hara. Artinya ragam tanaman bisa sama suburnya dan menghasilkan panen yang sama bagusnya. Pahami pola tinggi-rendah dan kekerasan batangnya.

Unsur hara bagi tanaman 95 persennya ada di udara. 4 persennya diambil oleh akar melalui udara. Artinya, keberlimpahan unsur hara tidak ada di tanah. Kontribusi tanah hanya 1 persen saja. Untuk itulah berkembang teknologi hidropik dan airponik dalam membesarkan tanaman.

Keterbatasan tanah semestinya bisa dikelola  dengan memahami karakter akar tanam dan sumber utama hara tanaman sehingga dalam keterbatasan tanah bisa menanam ragam tanaman tanpa saling mengganggu dan merusak dengan hasil panen yang tetap baik.

Energi  Panas Kemarau Oleh: Nasrulloh Baksolahar Selalu muncul kegairahan juga kesabaran setelah berkebun. Kegairahan dari mempe...



Energi  Panas Kemarau

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Selalu muncul kegairahan juga kesabaran setelah berkebun. Kegairahan dari memperhatikan keajaiban fenomena tanah dan tumbuhan. Kesabaran karena segala sesuatu sudah ada waktu dan ukurannya. Tak bisa dipercepat atau perlambat waktunya. Seperti ajal manusia.

Keajaiban musim kemarau, pertumbuhan pohon Alpukat dan pisang justru terlihat lebih baik. Rerumputan yang kering menjadi hijau hanya dengan sedikit hujan saja. Tumbuhan hanya butuh kelembaban saja. Embun di dedaunan sudah cukup menyegarkan tumbuhan.

Energi panas matahari sangat maksimal di musim kemarau. Energi solar sistemnya membuat akar memiliki kekuatan lebih kuat untuk menerobos tanah juga menarik unsur hara di tanah. Jadi bantulah tanaman dengan merengkahkan tanah di sekitarnya. Dengan tanah menjadi bongkahan kecil membuat akar lebih mudah menarik nitrogen dari udara dan butiran embun mudah masuk ke tanah.

Musim kemarau dimanfaatkan untuk menyehatkan tanah dari penyakit juga menyeimbangkan kelebihan unsur hara di musim hujan. Pengolahan tanah di musim kemarau dapat menyeimbangkan virus, bakteri dan jamur yang berlebihan. Seperti demam panas tubuh yang berguna untuk membunuh penyakit secara alami.

Tubuh butuh energi panas untuk membakar lemak berlebihan. Tubuh membutuhkan panas untuk membunuh penyakit. Terapi alami manusia seperti fisioterapi dan olahraga membutuhkan panas. Tanda kematian adalah tidak adanya panas tubuh. Di musim kemarau, bagaimana manusia membantu tanah dan tumbuhan agar teriknya matahari bermanfaat seperti panas tubuh pada manusia? Inilah peran khalifah bagi manusia.

Api neraka membakar dosa dan kesalahan sehingga manusia bersih menuju surga. Setiap manusia harus melewati neraka sebelum menuju ke surga. Api neraka berbahan bakar manusia dan syetan. Kelolalah musim kemarau untuk mengolah tanah dan tanaman sehingga siap menuju musim hujan.

Pasca kemarau, tanah akan semakin subur sebab dedaunan dan tangkai dikeringkan oleh teriknya matahari sehingga mudah menjadi kompos. Pasca kemarau, tanah menjadi lebih sehat karena penyakit tanah sudah dikendalikan. Mensyukuri musim kemarau dengan memahami kekuatan panas bagi bumi.

Syarat Karamah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Ibrahim dan Siti Sarah melalangbuana, saat usia senja kedatangan tamu para malaik...

Syarat Karamah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Ibrahim dan Siti Sarah melalangbuana, saat usia senja kedatangan tamu para malaikat yang mampir terlebih dahulu sebelum mereka ke kaumnya Nabi Luth. Nabi Ibrahim agak khawatir atas kedatangannya. Ternyata sang malaikat mengabarkan berita gembira atas kelahirannya putra pertamanya.  Saat tua dan mandul, mendapatkan putra? Itulah kekuatan doa dan keyakinan.

Nab Zakaria terus berdoa. Dia tidak pernah kecewa dalam berdoa kepada Allah. Saat tua renta dan istri sudah mandul, tiba-tiba kedatangan tamu para malaikat yang menginformasikan terkabulnya doa akan kelahiran putranya yang bernama Yahya. Nabi yang diberkahi saat kelahiran, wafat dan saat dibangkitkan.

Siti Maryam, melahirkan anak tanpa pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun. Saat dilahirkan sang bayi sudah pandai berbicara. Dalam hidup ini selalu ada proses dan kejadian yang diluar nalar manusia. Semuanya atas kehendak Allah. Bagaimana agar bisa terus terjadi?  Ambil peran hidup seperti para Nabi dan Rasul.

Mengapa para ulama, wali Allah dan orang shaleh diberikan karamah? Bukan kehebatan manusianya. Tetapi Allah yang memberikannya.  Mengapa? Sebab mereka mengambil tanggungjawab sebagai pewaris para Nabi. Mereka meneruskan peran kenabian dan kerasulan. Hanya itu syaratnya.

Bacalah ragam kitab yang berhubungan dengan sepak terjang para ulama, kisahnya dipenuhi banyak karamah. Karamah hadir untuk menghadapi kebuntuan persoalan umat, menjaga martabat para ulama yang istiqamah dan menunaikan janji Allah untuk memberikan jalan keluar yang tak terduga oleh siapapun.

Karamah dihadirkan Allah bagi mereka yang di hatinya tidak ada selain Allah. Obsesi hidupnya hanya Allah. Bergantung pada Allah. Meyakini janji Allah. Tak lagi mengandalkan apa yang ada di bumi. Tak mengandalkan kekuatan apapun selain Allah. Tentram bersama Allah. Tentara Allah ada disetiap sudut, ruang, tempat dan waktu. Hanya Allah yang tahu.  Hanya menunggu "kun fayakun" saja.

Fakir dan Fana. Fakir, hanya mengandalkan Allah. Fana, meleburkan diri pada kehendak Allah. Di saat hidup sudah sejalan dengan Allah, tak ada lagi yang perlu ditakutkan dan dikhawatirkan. Alam semesta dan seluruh kekuatan akan tunduk dengan ijin Allah. Mengapa manusia memilih hidup yang sulit? Mengikuti nafsu, keinginan dan obsesinya sendiri.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)