basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Konsep Dasar Wihdatul Wujud Oleh: Nasrulloh Baksolahar Seorang ulama berkisah awal perbaikan dirinya. Dia menemukan kertas yang ...

Konsep Dasar Wihdatul Wujud

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Seorang ulama berkisah awal perbaikan dirinya. Dia menemukan kertas yang bertuliskan Allah di atas tanah. Segera dia mengambilnya lalu mencuci dan diberi wewangian. Kertas itu disimpan lalu dibawa ke rumahnya. Tiba di rumah, dia pun tertidur.  Apa yang terjadi selanjutnya?

Dalam mimpinya, ada yang mendatanginya sambil berkata, "Engkau telah memberi minyak wangi pada nama-Ku maka Aku wangikan namamu, sebagaimana engkau telah mensucikannya, maka Aku sucikan hatimu." Perjalanan hidup itu cerminan dari bagaimana interaksi kita kepada Allah.

"Jagalah Allah maka Allah akan menjagamu" itulah sabda Rasulullah saw. Allah berfirman, "Bila menolong agama Allah maka Allah akan menolongmu." Bila bersyukur kepada Allah, maka Allah akan menambahkan nikmatnya. Seluruh perjalanan hidup kita adalah buah dari akhlak kita kepada Allah.

Apa yang didakwahkan oleh seluruh Rasul dan Nabi? Mentauhidkan Allah. Menjadikan Allah sebagai Rabb, Illah dan Malik. Tidak menyekutukan-Nya. Bila ini tuntas, maka tak pernah ada persoalan apa pun dalam hidup ini. Dunia pun menjadi surga.

Menyelaraskan hidup dengan alam semesta. Menyelaraskan hidup bersama contoh Rasulullah saw. Menyelaraskan hidup bersama bimbingan dan pimpinan Allah. Inilah inti dari konsep wihdatul wujud. Sosok makhluk yang rindu dan ridha mengikuti perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Jiwa, raga, akal, dan nafsunya dileburkan mengikuti kehendak dan petunjuk Allah. Tak ada lagi kehendak, keinginan dan obsesi pribadi dirinya. Tak ada lagi langkahnya yang berseberangan dengan Rasulullah saw dan Allah. Tolak ukur dan panduan hidupnya adalah Rasulullah saw dan firman Allah. Itulah wihdatul wujud.

Persoalan hidup manusia hanyalah tauhid. Fokus hidupnya seharusnya hanya soal tauhid. Yang harus dibenahi dari diri kita seharusnya hanya tauhid. Membawa ketauhidan hingga kematian tiba, hanya inilah hakikat mengapa manusia dilahirkan di muka bumi.

Tanda Ditinggalkan Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tiap-tiap nikmat yang bukan surga adalah hina. Tiap-tiap bala bencana yang b...


Tanda Ditinggalkan Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Tiap-tiap nikmat yang bukan surga adalah hina. Tiap-tiap bala bencana yang bukan neraka adalah mudah. Surga itu perasaan karena menikmati ridha Allah. Neraka itu puncak kegelisahan merasakan murka Allah. (Hasan Al-Bashri)

Tanda seseorang ditinggalkan Allah adalah dia sibuk dengan sesuatu yang tidak berguna. Semua yang datang dari dunia tidak membahagiakan ku karena aku telah memastikan asalnya, bahwa dunia adalah negri kedukaan, kesedihan, petaka dan fitnah.  (Junaid al Baghdadi).

Junaid al Baghdadi tanya oleh sahabatnya, "Darimana engkau mendapatkan ilmu?" Dia menjawab, "Dari dudukku dihadapan Allah selama 30 tahun di bawah tangga itu." Seraya menunjukkan tangga di rumahnya.

Tanda cinta adalah ridha. Tak peduli lagi dengan takdir-Nya. Menerima semua takdir-Nya. Yang dihindarkan darinya merupakan yang terbaik daripada yang diperolehnya. Bila yang ditakdir untuk melepaskan keburukan, maka apa pun yang terjadi adalah kebaikan.

Huzaifah bin Yaman berkata bahwa fokus hidupnya hanya dua. Yaitu, hanya ada Allah di hatinya dan terus memperhatikan keburukan dirinya. Inilah inti dari ilmu Tasawuf. Inilah inti kehidupan para sufi yang berjalan menuju Allah.

Imam Syafii ditanya beberapa hal. Lalu beliau memaparkan hadist-hadist Rasulullah saw. Lalu ditanya lagi, "Apa pendapatmu?" Tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil berkata, "Seandainya aku memiliki pendapat lain selain menurut Rasulullah saw, di bumi dan di langit mana saya akan bisa tinggal?"

Junaid al Baghdad berkata, "Seluruh jalan menuju Allah telah tertutup, kecuali jalan yang telah ditempuh oleh Rasulullah saw." Mengapa kita selalu memilih jalan lain?

Tuntas Dengan Berdoa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagi ulama yang dekat kepada Allah, mendapatkan kekayaan sangatlah mudah. Tak pe...

Tuntas Dengan Berdoa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bagi ulama yang dekat kepada Allah, mendapatkan kekayaan sangatlah mudah. Tak perlu berikhtiar dan membanting tulang. Batu pun bisa diubah menjadi emas dengan kehendak Allah. Berdiam diri pun, kekayaan akan datang dengan sendirinya. Dengan berdoa, semuanya bisa "disulap" dengan ijin Allah. Namun tujuan mereka bukan itu.

Abdullah bin Jafar, sahabat Rasulullah saw seangkatan dengan cucu beliau Hasan-Husein, merubah tanah yang tandus hanya dengan shalat di atas tanahnya. Setelah shalat sunnah dua rakaat dan berdoa, dia memerintahkan sesorang untuk menggali tanah tersebut. Ternyata dibawahnya terdapat mata air. Tanah yang tandus seketika menjadi tanah yang subur.


Seorang istri mengeluhkan kebutuhan hariannya pada seorang ulama shaleh. Dengan mengatakan, "Suamiku, kita kuat dengan kehidupan yang serba terbatas, namun bagaimana dengan anak-anak kita?" Sang ulama hanya mengatakan, "Tunggu sampai nanti malam." Sang ulama melanjutkan menulis kitabnya. Sebelum malam hari, datanglah seseorang yang memberikan hadiah yang berjumlah ribuan dinar.

Seorang ulama mendatangi sebuah negri yang kering kerontang. Masuklah ia ke sebuah masjid. Ternyata ada seseorang pemuda yang sedang berdoa diturunkan hujan. Seketika itu pula hujan turun. Ternyata hujannya penuh dengan petir. Diapun berdoa kembali agar hujannya tidak berpetir. Seketika itu pula petirnya hilang. Begitu mudahnya merubah cuaca hanya dengan doa.

Seorang ulama berdoa kepada Allah agar matanya dibutakan agar tidak melihat yang haram. Seketika itu pula matanya buta. Namun saat hendak ke toilet, siapa yang akan menuntunnya? Lalu dia pun berdoa agar dikembalikan penglihatannya. Seketika itu pula pandangannya normal kembali.

Banyak ulama yang menyembuhkan sakit seseorang hanya dengan berdoa. Rasulullah saw banyak mengajarkan doa-doa untuk ragam penyakit. Mengapa begitu mudah menuntaskan persoalan?

Bagaimana menyelesaikan persoalan dengan mudah? Fudhail bin Iyad menasihati Khalifah Harun Al Rasyid, "Bila hati telah bersih dari selain Allah, maka permintaan akan terkabul." Mengapa semakin hari semakin sulit dan harus banting tulang? Karena hati manusia diisi oleh selain Allah.

Mengolah Tanah Di Musim Kemarau Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Allah menghidupkan bumi yang mati deng...

Mengolah Tanah Di Musim Kemarau

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Allah menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan. Bila bumi mati, bagaimana dengan makhluk-Nya? Tentu akan mati pula. Musim kemarau adalah waktu tepat untuk pengendalian hama. Hama akan mati bila bumi ini mati.

Bagaimana fenomena Padang Mahsyar? Panasnya sangat menyakitkan bagi Kafirin dan Munafikin. Tak ada naungan. Tak ada pertolongan. Tak mendapatkan air dari telaga Rasulullah saw, Al-Kautsar. Manfaatkan musim kemarau untuk melemahkan hama dan memberikan naungan dan pertolongan bagi tumbuhan yang ditanam.

Tanamlah pohon yang lebih tinggi dari pohon yang ditanam. Yang daunnya tidak menghalangi tanaman utama. 80-95 persen sinar matahari dapat menembus tanaman utama. Bawahnya ditaruh mulsa di area perakarannya dengan dedaunan dan ranting. Ini teknik sederhana untuk memberikan perlindungan bagi tanaman utama.

Di musim kemarau, olahlah tanah. Balikkan tanah. Bagian bawah dibalik menjadi bagian atas. Agar hama dan jamur mati terkena sengatan sinar matahari. Gulma tempat hama berdiam dihilangkan. Ini teknik pengendalian hama yang sederhana dan alami.

Lakukan pemupukan organik di musim kemarau. Tebar kotoran hewan, sekam, dedaunan dan ranting. Biarkan panas matahari menyinarinya. Panas matahari akan membuat pupuk organik matang dengan alamiah. Sekaligus melindungi akar agar tanah terjaga kelembabannya.

Dengan bongkahan tanah dan taburan pupuk organik, hujan yang sedikit di musim kemarau akan memberikan efek luar biasa bagi tanaman  utama. Air hujan diserap dan  terjaga oleh pupuk organik. Air hujan dan pupuk organik akan masuk ke sela-sela bongkahan tanah. Ini membuat unsur hara lebih sempurna memasuki tanah.


Pada perut yang lapar, kemanfaatan makanan diserap sangat sempurna. Pada tanah yang kering kerontang, bila diberi sedikit air dan unsur organik akan sangat sempurna di serap oleh tumbuhan. Jadi teruslah mengelola tanah di musim kemarau. Banyak kemudahan dan pertolongan Allah yang telah disiapkan-Nya.

Mengolah Tanah, Mengendalikan Hama Oleh: Nasrulloh Baksolahar Pohon yang menjulang ke langit. Pohon yang mampu menghadapi terpaa...

Mengolah Tanah, Mengendalikan Hama

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Pohon yang menjulang ke langit. Pohon yang mampu menghadapi terpaan hempasan kerasnya angin, adalah pohon yang akarnya menghujam ke dalam bumi. Kekuatannya ada di akar. Kekuatannya ada di dalam tanah. Inilah prinsip dasar kekuatan tumbuhan dari serangan hama.

Kekuatan tanaman ada pada akarnya. Ada pada apa yang tersimpan di dalam tanah. Antibodi tanaman dari serangan hama tergantung dari unsur hara yang ada di dalam tanah. Mengapa tumbuhan saat ini rentan diserang hama? Mengapa lebih banyak membutuhkan insektisida dan herbisida?

Dua orang kehujanan di saat yang sama. Mengapa ada yang sakit dan ada yang bugar? Dua orang yang sakit, sakitnya sama, keparahannya sama,  diberi obat dengan dosis yang sama. Mengapa ada yang cepat sembuh dan tidak? Ada yang sakitnya sama, mengapa diberi dosis yang lebih sedikit, namun cepat sembuh? Prinsip ini bisa diterapkan dalam pengendalian hama tanaman.

Pola pertanian saat ini meninggalkan dan mengabaikan peran utama tanah. Tanah dimiskinkan. Tanah ditelantarkan. Kesuburannya mengandalkan dari "suntikan kimia industri" eksternal bukan dari tanah itu sendiri. Seolah-olah manusia paling paham tentang tanah.

Saat tanah "dimiskinkan", bagaimana tumbuhan mendapatkan kekuatan untuk menghadapi hama? Bagaimana tumbuhan bisa menghasilkan antibodi? Bagaimana tumbuhan bisa melindunginya? Bila semuanya didapat dari tanah, namun manusia justru memiskinkan tanah yang menjadi unsur kekuatannya. Sebuah paradoks dalam pertanian.

Menyehatkan tanah sebelum menyehatkan tumbuhan. Menyehatkan tanah sebelum pengendalian hama tanaman. Menyehatkan tanah dengan membaca kebesaran Allah melalui kehidupan di dalam tanah. Peliharalah kehidupan yang ada di dalam tanah. Itulah cara menyehatkan tanah.

Tanah itu dasar kehidupan. Dari tanah seluruh makhluk hidup di bumi dimulai. Mengolah tanah berarti memulai kehidupan, memulai kesejahteraan dan kemakmuran. Mengolah tanah berarti memulai langkah keindahan dan kesejukan mata memandang. Episode pertanian dan perkebunan dimulai.

Bersedekah Pada Alam Semesta Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Untuk apa bertani dan berkebun? Bukalah k...

Bersedekah Pada Alam Semesta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Untuk apa bertani dan berkebun? Bukalah kitab Riyadhus Salihin, Rasulullah saw bersabda bahwa setiap yang makan oleh hewan adalah sedekah. Setiap yang dicuri adalah sedekah. Fokus utama bertani dan berkebun adalah bersedekah kepada alam semesta.

Alam semesta telah melayani manusia. Makhluk di angkasa dan kedalaman tanah, yang di lautan dan daratan pun sudah melayani manusia. Mengapa saat mereka memakan dari hasil panen pertanian dan perkebunan manusia dianggap sebagai hama penyakit, musuh yang harus dibasmi? Mengapa tidak dianggap sebagai "upah" dari pelayanan mereka?

Allah menciptakan segala sesuatu dengan tujuan yang benar,  dalam waktu yang ditentukan dan ukuran tertentu. Saat mereka memakan hasil panen berarti ada tujuan besar yang disiapkan Allah untuk kemaslahatan manusia. Mereka tidak pernah akan merampas hak manusia seluruhnya. Mengapa manusia menjadi takut kelaparan dan kemiskinan dari hasil panen yang dicicipi oleh serangga, jamur dan makhluk-Nya?

Biarkan makhluk lainnya mencicipi sedikit hasil panen, bukankah ini sedekah yang tersembunyi? Sedekah yang tangan kiri dan kanan pun tidak mengetahui? Yang tidak pernah tercatat dalam alam sadar manusia? Bisa jadi seperti kisah imam Al-Ghazali, ditolong Allah karena telah menolong seekor lalat yang tercebur di tintanya.

Keluarkan sedekah pertama kali untuk alam semesta. Sisanya untuk manusia. Bukankah manusia khalifah di muka bumi? Yang harus mendahulukan makhluk lain baru kemudian dirinya sendiri? Itulah sosok khalifah. Mengapa sekarang manusia justru mendahulukan dirinya sendiri? Ini kezaliman dari sosok khalifah.

Nikmatilah saat hama memakan hasil panen. Nikmatilah fenomena saat burung memakan buah. Nikmatilah saat bajing menikmati buah kelapa. Seperti menikmati keindahan kupu-kupu dan lebah yang mengambil madu dari bunga.

Menolong Mayit Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Imam Syafii mensarikan beragam doa-doa Rasulullah saw u...


Menolong Mayit

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Imam Syafii mensarikan beragam doa-doa Rasulullah saw untuk jenazah atau mayit dalam satu doa. Doanya diabadikan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar. Ada yang unik, doa untuk yang bertakwa, hanya semoga dilipatgandakan kebaikannya. Namun bagaimana dengan ahli maksiat?

Untuk mayit yang selama hidupnya banyak dosanya, justru doanya sangat panjang. Semoga Allah menyambut dengan kasih sayang dan pertolongan-Nya. Dilindungi dari fitnah dan azab kubur. Kelak bila dibangkitkan kembali dicatat sebagai penghuni surga. Bahkan memohon agar Allah "tak perlu menyiksanya" karena Allah Maha Kaya.

Imam Nawawi juga mencantumkan anjuran ulama berdasarkan hadist tentang Talqin bagi yang sudah dikubur. Sang mayit dibimbing bagaimana menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur. Perjuangan agar muslim diampuni dan dirahmati terus diupayakan oleh mereka yang masih hidup pada yang sudah wafat. Mengapa saat masih hidup lebih banyak saling mencela? Bukan mendoakan?

Salah satu rukun khutbah Jumat adalah mendoakan kaum muslimin dan muslihat. Doa bagi yang masih hidup dan yang sudah wafat. Dalam beberapa kumpulan doa-doa yang matsur, beberapa ulama memohonkan ampunan bagi yang hidup maupun yang wafat. Kebaikan muslimin yang masih hidup dan sudah mati menjadi tanggungjawab seluruh muslimin yang hidup.

Setelah jenazah dikuburkan, Rasulullah saw mensunahkan berdiam diri sejenak dikuburannya untuk mendoakan ampunan dan ditetapkan imannya karena sang mayit sedang ditanya. Imam Syafii menganjurkan membaca Al-Qur'an hingga hatam. Abdullah bin Umar menganjurkan membaca permulaan dan akhir surat Al-Baqarah.

Para ulama bersepakat doa untuk mayit sangat berguna dan pahalanya sampai. Imam Nawawi mengatakan sebaiknya selesai membaca Al-Qur'an hendaknya berdoa, "Ya Allah sampaikan pahala ayat Al-Qur'an yang saya baca kepada si Fulan." Bila jenazah lewat maka pujilah, maka sang jenazah masuk ke Surga.

Menolong muslimin yang sudah wafat sama pentingnya dengan menolong muslimin yang masih hidup. Maka teruslah melantunkan doa-doa kebaikan jangan saling menghujat, mencela, dan memburukkannya baik di saat masih hidup maupun sudah wafat.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (270) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)