basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Yang Di Bumi, Hanya Ilusi Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Mana yang nyata, janji Allah yang akan membe...

Yang Di Bumi, Hanya Ilusi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Mana yang nyata, janji Allah yang akan memberikan kekayaan atau kekayaan yang berada digenggaman? Mana yang nyata, janji Allah atau janji manusia? Mengapa manusia meyakini lebih nyata yang berada digenggamnya? Lebih yakin pada janji manusia?

Berinfaq, bersedekah dan berzakat, untuk menguji mana yang nyata dan ilusi. Semua yang ada di bumi hanya ilusi. Kepemilikkan tanah, hanya sebuah kertas. Uang di bank, hanya coretan angka di kertas. Wujud uang hanya berupa lempengan dan kertas. Kendaraan hanya besi belaka, bila tak bergerak hanya jadi besi kiloan saja.

Apa pun bentuk dan wujud yang ada di permukaan tanah hanyalah tanah belaka. Berarti semua wujud yang ada hanyalah ilusi. Hanya perubahan wujud tanah belaka. Jadi pemburu tanah, ataukah kebersamaan bersama Sang Pemilik Alam Semesta?

Apakah kesenangan manusia juga ilusi? Apa yang dirasakan dan dialami setelah mengecap kesenangan tanpa batas? Hanya keletihan. Hilangnya yang dimiliki. Kehancuran akal dan raga.

Apakah kekuasaan itu ilusi? Kekuasaan hanya seonggok surat keputusan legitimasi. Semuanya akan berakhir walapun ingin diperpanjang dengan kekuatan kediktatoran, pengerahan massa,  kekayaan dan kemiliteran. Semua yang ditinggalkan dan lenyap, hanyalah ilusi.

Mengapa manusia menyenangi yang ilusi, palsu, dan kamuflase? Mengapa manusia lebih memilih ditipu dan dibohongi? Mengapa manusia lebih memilih yang hina dan rusak? Bila hati kesadaran tertutup, manusia kembali pada bentuk asalnya, super bodoh, super zalim kepada dirinya sendiri.

Manusia tak bisa mendefinisikan kemaslahatan dan kemudharatan. Manusia tak bisa mendefinisikan kebaikan dan keburukan bila tak terbimbing oleh iman dan wahyu Allah. Itulah sebab mengapa manusia lebih memilih kamuflase, ilusi dan kepalsuan.

Puncak Peradaban, Memenuhi Panggilan Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Nabi Ibrahim diperintahkan ...

Puncak Peradaban, Memenuhi Panggilan Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Nabi Ibrahim diperintahkan berhijrah ke Mekah bersama istrinya Siti Hajar dan bayinya Ismail. Di dapati negri yang kering kerontang. Tandus, panas, tanpa air dan kehidupan. Lalu diperintahkan meninggalkan Istri dan putranya yang masih bayi. Bagaimana perasaannya?

Siti Hajar menerima kenyataan yang harus dihadapi. Nabi Ibrahim berdoa untuk kemakmuran negri yang tandus dan kering kerontang ini. Allah itu Rahman dan Rahim. Tak pernah meninggalkan hamba-Nya, bila menaati dan berserah diri pada-Nya. Keyakinan adalah kenyataan. Allah selalu menepati janji-Nya.

Allah, hanya cukup mengeluarkan air dari hentakan kaki sang bayi Ismail. Air merubah wajah Mekah. Yang tandus kering kerontang menjadi subur. Tanpa penghuni, menjadi rebutan para kabilah yang sering berlalu lalang di wilayah tersebut. Teramat mudahnya bagi Allah untuk merubah keadaan yang sangat ekstrim.

Allah bisa langsung mengeluarkan air dari mana pun. Mengapa harus menunggu Siti Hajar berlari dari Safa dan Marwa beberapa putaran? Mengapa harus menunggu kaki bayi Ismail menghentak kaki ke bumi? Mengapa harus menunggu Nabi Ibrahim memanjatkan doa? Bukalah pintu langit dengan mengetuk apa yang di bumi. Seperti itu hukumnya.

Allah menguji siapa yang bersabar dan berjihad. Allah tak membiarkan potensi makhluk yang sempurna menganggur. Saat manusia tak disibukkan dengan ikhtiar, maka hawa nafsu dan syetan akan terus menganggu manusia. Berikhtiarlah agar hati, jiwa dan akal tak sempat mendengarkan bisikan syetan dan hawa nafsu.

Puncak ikhtiar Nabi Ibrahim dan Ismail adalah membangun kembali Kabah yang sebelumnya sudah dibangun oleh para Nabi sebelumnya. Puncak karya tertinggi manusia adalah membangun peradaban yang menjadi rumah tempat berkumpulnya manusia untuk berhimpun dalam bimbingan dan ketaatan kepada Allah.

Ikhtiar berkuasa dan mengelola kekuasaan. Berikhtiar membangun bisnis dan mengelola kekayaan. Berikhtiar membangun hukum dan pengelolaan ketertiban interaksi manusia. Membangun sosial budaya dan mengelola wajah dan gaya hidup manusia, harus berujung pada sebuah rumah peradaban yang jiwa dan gairahnya terpanggil untuk memenuhi panggilan Allah.

Titik Terpenting Grand Desain Masa Depan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Menciptakan masa depan. Merek...

Titik Terpenting Grand Desain Masa Depan


Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Menciptakan masa depan. Merekayasa masa depan. Merancang masa depan. Merencanakan masa depan. Bagaimana caranya? Tak perlu dipusingkan. Tak perlu berkonsultasi dengan para pakar dan konsultan. Karena mereka pun kebingungan akan masa depannya.

Yang terpenting bukan membuat cetak biru dan grand desain masa depan. Ini hanya satu tahapan. Tetapi bukanlah hal yang utama dan pertama. Yang terpenting adalah darimana hadirnya grand desain? Darimana munculnya cetak biru masa depan?

Bila yang mengepung hati hanya berorientasi pada Allah, maka apapun grand desain akan berhasil. Apalagi bila grand desainnya sesuatu yang sudah dijamin kemenangannya oleh Allah. Apalagi bila grand desainnya sesuatu yang pasti ditolong oleh Allah.

Agar mudah meraih sesuatu di masa depan, bacalah Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah saw. Apa yang sudah dijamin dan ditolong oleh Allah? Seperti para Sultan Kekhalifahan Turki Utsmani, yang menjadikan pembebasan Konstantinopel sebagai grand desain perjalanan kesultanannya. Sebab Rasulullah saw sudah menjamin kemenangan tersebut.

Bila mendesain sesuatu yang dijamin kehancuran oleh Allah, maka seandainya seluruh jagat raya bersatu dan berpadu membantu dan menopang, maka pada akhirnya akan hancur juga. Seperti grand desain yang dibuat oleh Namrudz, Firaun dan para pemuka kaum yang memusuhi para Nabi dan Rasul.

Semua grand desain yang dibuat oleh pelaku kediktatoran, kezaliman, kekafiran, pelaku tipu daya, pembohong dan munafikin, akan berakhir dengan kegagalan dan kehancuran. Jadi yang terpenting bukan apa grand desain masa depannya.

Yang terpenting dalam merancang grand desain masa depan adalah apakah grand desainnya sesuai dengan grand desain Allah dan Rasul-Nya? Apakah grand desainnya berasal dari niat yang berorientasi pada Allah, bukan kepentingan diri? Itulah kunci mendesain grand desain masa depan.

Jalan Pintas, Agar Misi Berhasil Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Khalid bin Walid seorang panglima den...

Jalan Pintas, Agar Misi Berhasil

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Khalid bin Walid seorang panglima dengan 100% kesuksesan pasca menjadi muslim. Padahal di era jahiliyahnya, tak mampu menandingi kekuatan pasukan Muslimin. Namun pasca menjadi Muslim, mengapa Persia dan Romawi mampu ditaklukkannya? Padahal Persia dan Romawi sebuah adi daya yang kekuatan militernya lebih hebat dari Muslimin?

Abu Bakar, khalifah pengganti Rasulullah saw, saat jazirah Arab bergolak dengan munculnya kemurtadan karena munculnya nabi palsu dan menolak membayar zakat, mengapa beliau tetap mengirim pasukan ke luar Arab untuk menghadapi Persia dan Romawi? Padahal para Sahabatnya menyarankan untuk fokus menyelesaikan persoalan di jazirah Arab terlebih dahulu.

Mengapa Abu Bakar tetap menjadikan Usamah bin Zaid menjadi panglima perang saat ekspedisi pertama dari jazirah Arab? Padahal banyak yang lebih senior, lebih mumpuni dan ahli, dan lebih berpengalaman darinya. Namun mengapa misinya berhasil?

Mengapa Ustman bin Affan dan Muawiyah bin Abu Sofyan membangunkan angkatan laut? Padahal di era Umar bin Khatab, proyek pembangunan angkatan laut tidak disetujui. Padahal angkatan laut Romawi Timur sangat kuat, namun mengapa pada saat awal rintisan, sudah mampu meluluhlantakkan angkatan laut Romawi Timur dengan menguasai kepulauan Sisilia.

Para Sahabat Rasulullah saw selalu berinteraksi dengan Al-Qur'an dan Hadist Rasulullah saw yang menjelaskan capaian keberhasilan kaum Muslimin. Juga, apa yang akan terjadi di masa depan. Mereka bergerak, berjalan, merencanakan dan merespon sesuai arahan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Sebab inilah jalan yang lurus. Sebab inilah jalan termudah dan terjamin meraih keberhasilan.

Arah dan geraknya sesuai yang tertulis di Lauhul Mahfud. Persiapannya selaras dengan kesempatan yang akan dibukakan oleh Allah. Bukankah keberhasilan itu bila persiapan sesuai dengan kesempatan dan peluang? Kesempatan dan peluang di masa depan semuanya tertulis di Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw sebagai cerminan guratan tulisan yang ada di Lauhul Mahfud.

Kemurtadan itu pasti hancur. Kelak tidak ada lagi kaisar Persia dan Romawi. Umat Islam akan mengarungi lautan seperti gunung-gunung, mereka akan duduk seolah-olah ada di singgasana para raja. Hadist Rasulullah saw ini yang dijadikan panduan. Dari panduan ini Abu Bakar, Umar, Utsman, Muawiyah dan para Sahabat lainnya, membuat grand desain dan bergerak demi terwujudnya kemenangan yang sudah dijamin oleh Allah melalui lisan Rasulullah saw.

Mengubah Jagat Raya Menjadi Data Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Kekuatan data sebuah ikhtiar memahami...

Mengubah Jagat Raya Menjadi Data

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Kekuatan data sebuah ikhtiar memahami kebesaran Allah. Ikhtiar menimbang dan menilai. Ikhtiar memahami alam semesta dan manusia. Data itu berbicara. Data itu mengubah yang kuantitatif dan kualitatif menjadi berbicara.

Allah mengajarkan kekuatan data dalam Al-Qur'an, yang masuk surga kebanyakan orang terdahulu, yang hidup kemudian sangatlah sedikit. Yang masuk neraka kebanyakan golongan terakhir, sedikit dari golongan terdahulu.

Allah memerintahkan agar seluruh yang ada di muka bumi diperhatikan kebesarannya, lalu inventarisir menjadi ayat-ayat, tanda-tanda dan signal tertentu. Dengan proses seperti ini, semua yang ada di alam semesta diubah menjadi data.  Mengumpulkan sesuatu menjadi data, untuk "menduplikasi" sifat Allah Yang Maha Mengetahui.

Allah Maha Mengetahui setiap daun yang jatuh dari pohonnya. Allah Maha Mengetahui kelopak bunga yang mengeluarkan buahnya, mengetahui tempat dan benda yang kering dan yang basah. Inilah kekuatan data, bisa mengetahui hal yang sangat detail.

Buah dari tafakur dan tadabur adalah pikiran yang mendalam. Bukan sekedar melihat dan mendengar saja, tetapi harus sampai menemukan sebuah pola dan sistem yang tertata yang ada di jagat raya. Membaca pola dan sistem hanya bisa dilakukan dengan membaca data. Data yang kecendrungnya sama, menunjukkan pola dan sistem, kecendrungan yang sama dapat memudahkan memprediksikan apa yang akan terjadi di masa depan.

Yang menguasai peradaban adalah mereka yang mengetahui masa depan, lalu melakukan aksi di hari ini. Mengetahui masa depan dengan memahami pola yang terbaca dari kecendrungan data. Allah memerintahkan agar manusia menyiapkan hari esok.

Semua peristiwa, gaya hidup manusia, hewan, tumbuhan dan jagat raya adalah data. Allah menciptakan sesuatu dengan keteraturan,  tahapan pertumbuhan yang jelas dan terpola. Jadi semuanya bisa dijadikan data. Keteraturan  inilah yang membuat akal bisa mencerna dan memahami untuk mengetahui apa yang akan terjadi.

Berkebun, Ikhtiar Merekayasa Mata Air Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Berkebun di area perbukitan. Tan...

Berkebun, Ikhtiar Merekayasa Mata Air

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Berkebun di area perbukitan. Tanpa ada sumber air di atasnya. Bila hujan, air langsung meluncur ke bawah. Bagaimana agar tetap menjaga kelembaban tanah, padahal baru pembukaan lahan? Tak ada lagi pepohonan yang tinggi.

Bila memilik modal memadai, buatlah terasering menjadi undakan seperti kursi. Bila tidak, biarkan rerumputan, gulma, ilalang tumbuh. Buat lubang panjang untuk menjebak air hujan "Rorak". Disamping tanaman keras utama, tanami juga pohon yang batangnya bisa menyimpan air seperti pisang dan sejenis talas.

Tanaman yang batangnya mengandung air bermanfaat bila datang kemarau panjang. Disamping itu pula, masa panennya cepat. Batangnya bisa digunakan untuk menjaga kestabilan kelembaban tanah dan mengandung unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman utama.

Daerah perbukitan, sangat kesulitan air. Buat terasering dan rorak di bagian atasnya agar air meresap ke tanah. Bila air sudah diresapkan ke tanah, bagaimana mengeluarkan atau memudahkan air keluar dari tanah, tanpa mesin? Setiap tumbuhan memiliki karakteristik yang khas.

Di Wonogiri, ada daerah bukit yang tandus dan berbatu berubah menjadi perbukitan yang dipenuhi mata air. Daerah kering berubah menjadi keberkahan yang banyak mata airnya. Bagaimana caranya?

Tanamlah pohon beringin. Menurut peneliti, akar pohon beringin memilik kekuatan luar biasa untuk menarik air di bawah tanah ke permukaan tanah. Beberapa daerah, pohon beringin ditanam di tempat yang dekat dengan sumber air sehingga mata airnya sangat berlimpah.

Bila pohon beringin di bagian atas berpotensi mengganggu pertumbuhan pohon utama karena dapat kekurangan sinar matahari di pagi hari. Cobalah untuk menanam pohon beringin bagian bawah perbukitan. Air hujan yang sudah diresapkan di bagian atas, akan ditarik oleh pohon beringin dibawahnya menjadi mata air.

Jejak Islam di Portugal, dari Dinasti Muawiyah hingga Moor TEMPO.CO, Jakarta - Bercerita kepada Al Jazeera, Abdulsattar mengatak...



Jejak Islam di Portugal, dari Dinasti Muawiyah hingga Moor



TEMPO.CO, Jakarta - Bercerita kepada Al Jazeera, Abdulsattar mengatakan bahwa ia melarikan diri dari perang di negara asalnya Irak. Ia mempertaruhkan nyawanya dengan berlayar dari Turki ke Yunani, dalam perjalanan yang berbahaya.


Begitu tiba di Yunani, ia ditawari pemukiman kembali di Portugal, sebuah negara yang hanya sedikit ia ketahui. Tetapi dia dapat menemukan beberapa fitur yang akrab dengan asalnya.

"Saya menemukan banyak kata-kata umum," ia menjelaskan sebelum mulai membuat daftar. Beberapa berhubungan dengan makanan, yang lain dengan kota atau daerah. Lalu ada ungkapan "oxala" (dilafalkan oshallah), keturunan langsung dari bahasa Arab "inshallah". Keduanya berarti "Insya Allah".

Apa yang ditemukan Abdulsattar, seharusnya tidak terlalu mengejutkan bahwa pengaruh Arab masih dapat ditemukan dalam bahasa Portugis. Selama berabad-abad, wilayah itu diperintah oleh Muslim berbahasa Arab yang dikenal sebagai Bangsa Moor.

Pada abad ke-8, umat Islam berlayar dari Afrika Utara dan mengambil kendali atas apa yang sekarang disebut Portugal dan Spanyol. Dikenal dalam bahasa Arab sebagai al-Andalus, wilayah ini bergabung dengan Kekaisaran Umayyah yang berkembang dan makmur di bawah pemerintahan Muslim. Tetapi warisan itu telah banyak dilupakan di negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik itu.


Di sekolah-sekolah Portugis, lima abad pemerintahan Muslim dipelajari hanya sebentar. Buku-buku pelajaran lebih menekankan pada "penaklukan kembali" kemenangan oleh penguasa Kristen, yang dibantu oleh tentara salib, yang berakhir pada abad ke-13.

Sejak saat itu, identitas Portugis dibangun untuk menentang bangsa Moor, yang secara historis digambarkan sebagai musuh. Tetapi tidak semua orang setuju dengan versi sejarah ini. "Sebagian besar penduduk memeluk Islam," jelas Filomena Barros, seorang profesor Sejarah Abad Pertengahan di Universitas Evora.

Penelitian menunjukkan bahwa pada abad ke-10, setengah populasi semenanjung Iberia adalah Muslim. Bagi Barros, Muslim yang berlayar dari Afrika Utara tidak lebih asing dari raja dan tentara Kristen dari Eropa utara, yang menaklukkan wilayah itu sebelum dan sesudah mereka.

"Semenanjung Iberia terus ditaklukkan," katanya. "Sangat menarik kami tidak berbicara tentang penaklukan Romawi, atau penaklukan Visigothic, tetapi kami selalu berbicara tentang penaklukan Islam," imbuhnya kepada Al Jazeera.

Sebelum pasukan Muslim tiba, wilayah itu diperintah oleh Visigoth, orang Jerman yang memerintah antara 418 dan 711. Buku pelajaran sejarah menekankan pertempuran yang dilakukan oleh penguasa Kristen melawan Muslim, tetapi kekalahan tentara Muslim tidak berarti mengakhiri kehadiran Muslim di Portugal.

"Penaklukan kembali orang Kristen tidak berarti orang Muslim kembali ke tanah mereka, karena tanah ini juga milik mereka," kata sejarawan itu. Namun, saat ini, kurang dari 0,5 persen dari populasi 11 juta adalah Muslim. Dan sedikit yang menyadari bahwa Muslim pernah menjadi proporsi yang jauh lebih besar dari populasi.


Membangun Identitas Eropa

Semua siswa di sekolah-sekolah Portugal diharuskan membaca The Lusiads, sebuah puisi epik abad ke-16 karya penyair Portugis, Luis Vaz de Camoes, yang merayakan kemuliaan raja dan penjelajah Portugal pada saat ekspansi kekaisaran.

Puisi itu bercerita tentang pelayaran pertama navigator Vasco da Gama ke India dan pertemuannya dengan Muslim, yang digambarkan sebagai licik dan berbahaya.

Vasco da Gama dianugerahi sebagai pahlawan nasional, karena membuka rute laut ke India yang memberi Portugal akses ke perdagangan rempah-rempah, yang telah dikendalikan oleh pedagang Arab sampai saat itu. Namun Vasco da Gama juga dituduh melakukan kampanye teror terhadap Muslim dalam perjuangan untuk kontrol perdagangan laut.

Sebagai balasan atas serangan terhadap Portugis, da Gama menangkap sebuah kapal dengan 200 peziarah Muslim yang kembali dari Makkah dan membakarnya, menewaskan ratusan orang di dalamnya. Tetapi pembantaian semacam itu tidak disebutkan dalam The Lusiads, atau dalam buku pelajaran sekolah Portugis, di mana umat Islam dipersalahkan atas sebagian besar serangan.

Dianggap sebagai salah satu penyair terhebat Portugal, Camoes mendapat penghormatan istimewa pada 10 Juni dalam hari libur nasional yang disebut Hari Portugal.

Liburan ini dulu dikenal sebagai "Hari Ras Portugis," dan dipromosikan oleh nasionalis konservatif Antonio de Oliveira Salazar, perdana menteri antara tahun 1933 dan 1968, sebagai perayaan nasionalis. Ini berlanjut sampai akhir rezim otoriter yang ia dirikan, "Estado Novo", pada tahun 1974.

Dengan Katolik sebagai inti dari narasi nasionalis, kediktatoran ultra-konservatif menggambarkan Muslim sebagai penjajah dan "musuh bangsa Kristen". Dengan Katolik sebagai inti dari narasi nasionalis, kediktatoran ultra-konservatif menggambarkan Muslim sebagai penjajah dan "musuh bangsa Kristen".

"Camoes tidak bertanggung jawab atas alokasi karyanya oleh nasionalisme," kata Barros. "Dia masih salah satu penyair Portugis terbesar." Tetapi, sejarawan itu menambahkan, The Lusiads adalah produk dari konstruksi ideologis masa itu, tentang identitas Eropa yang bertentangan dengan Muslim, dan mentalitas Perang Salib yang menggambarkan hubungan Kristen-Muslim dalam konteks konflik.

Menurut Barros, ketika puisi itu ditulis, Kekaisaran Ottoman menimbulkan ancaman bagi hegemoni para penguasa Kristen Eropa.

Sepanjang abad ke-15 dan ke-16, raja-raja Portugis terus berkembang ke Afrika Utara, di mana mereka mendirikan pangkalan militer dan terlibat dalam peperangan. Ini berlanjut sampai kekalahan tahun 1578 yang menghancurkan di kota Maroko, Ksar el-Kebir (dikenal dalam bahasa Portugis sebagai Alcacer Quibir) yang mengakhiri ambisi ekspansionis Portugal di Afrika Utara.

Moor menjadi stereotip "lain", Portugal ketika identitas Eropa dibentuk sebagai oposisi terhadap Islam. Meskipun istilah "Moor" secara tradisional merujuk pada Muslim yang berbahasa Arab di Afrika Utara, label itu sering digunakan untuk merujuk secara luas pada Muslim, mengurangi keragaman mereka menjadi massa perbedaan.

Namun sejarawan Filomena Barros menjelaskan bahwa, berbeda dengan versi sejarah yang dominan dan mitos yang sudah lama ada, umat Islam bukanlah orang luar, "Berbahaya jika kami melakukan ini untuk propaganda nasionalis," tambah sejarawan itu, terutama mengingat kebangkitan sayap kanan di Eropa.

Menghapus sejarah Muslim dan Yahudi Portugal

Pada 1249, Raja Afonso III dari Portugal berhasil merebut Faro, benteng Muslim terakhir di Algarve. Sebagian besar Muslim di sana terbunuh, melarikan diri ke wilayah yang dikuasai oleh Muslim atau masuk Kristen, tetapi minoritas kecil diizinkan untuk tinggal di lingkungan yang terpisah.

Pada 1496, Raja Manuel I memutuskan untuk mengusir semua orang Yahudi dan Muslim, mengubah kerajaan itu menjadi Kristen.

Tidak ada catatan pasti, tetapi perkiraan menempatkan jumlah orang Yahudi pada saat itu antara 20.000 dan 100.000, dan komunitas Muslim dianggap jauh lebih kecil. Setelah mereka diusir, sinagog dan masjid dihancurkan, diberikan kepada gereja Katolik atau diubah menjadi tempat tinggal pribadi, dalam upaya untuk melenyapkan keberagaman masa lalu dan berabad-abad kehadiran Yahudi dan Muslim.

Pengusiran minoritas Yahudi telah diakui oleh pemerintah Portugis dengan permintaan maaf publik dan undang-undang tahun 2015, dan menawarkan kewarganegaraan Portugis kepada keturunan orang Yahudi yang diusir. Namun Muslim yang diusir oleh dekrit 1496 yang sama tidak diberikan tempat yang sama.

Jose Ribeiro e Castro, seorang politisi konservatif yang merancang undang-undang restitusi, mengatakan kepada Al Jazeera awal tahun ini bahwa "pengusiran Muslim lebih terkait dengan penaklukan dan pertempuran daripada intoleransi agama."

Karena dugaan latar belakang konflik, para politisi berpendapat bahwa pengusiran Muslim Portugal tidak dapat dibandingkan dengan penganiayaan terhadap orang Yahudi, yang murni didasarkan pada kebencian dan kefanatikan.

Ketika minoritas agama diberi tiga pilihan nyata - pindah ke agama Kristen, meninggalkan Portugal atau menghadapi hukuman mati - sebagian besar Muslim melarikan diri ke Afrika Utara, di mana mereka berasimilasi dengan populasi lokal.

Mayoritas populasi Yahudi, bagaimanapun, tidak diizinkan meninggalkan kerajaan, karena Raja Manuel mengubah dekrit awal pengusiran menjadi dekrit konversi paksa. Beberapa anak Yahudi diambil dari orang tua mereka dan diadopsi oleh keluarga Kristen. Orang-orang Yahudi yang tersisa dibaptis secara paksa.

Sejarawan percaya bahwa umat Islam mungkin diizinkan meninggalkan kerajaan tanpa terluka, karena raja takut akan pembalasan dari negara-negara Muslim, sementara orang Yahudi tidak memiliki perlindungan seperti itu.

Mereka yang secara paksa bertobat hanya diizinkan meninggalkan Portugal setelah pembantaian Lisbon tahun 1506, ketika antara 1.000 dan 4.000 "Kristen Baru", sebagaimana orang-orang Yahudi yang bertobat dipanggil, terbunuh, banyak dari mereka dibakar di tiang pancang. Banyak yang melarikan diri ke kekaisaran Ottoman, membangun komunitas Yahudi yang hidup di kota-kota seperti Thessaloniki, Istanbul dan Dubrovnik.


Orang-orang Kristen Baru yang tetap di Portugal terus dianiaya setelah berdirinya Inkuisisi Portugis pada 1536. Undang-undang restitusi tahun 2015 dimaksudkan sebagai cara untuk mengakui kerugian yang terjadi pada komunitas Yahudi Portugal dan penghapusan warisan mereka.

Perbaikan Sejarah

Meskipun umat Islam tidak diberikan ganti rugi dalam bentuk hak kewarganegaraan, minat yang tumbuh di masa lalu Islam Portugal perlahan membuka jalan untuk berbagai jenis perbaikan sejarah.

Sama seperti Mustafa Abdulsattar, penulis Portugis Adalberto Alves membuat daftar kata-kata Portugis yang berasal dari bahasa Arab. Apa yang dimulai sebagai rasa ingin tahu belaka berubah menjadi proyek selama satu dekade, yang mengarah ke penerbitan kamus lebih dari 19.000 kata dan ungkapan Portugis dengan asal-usul Arab pada tahun 2013.

"Saya ingin mengatasi 'klise' antagonisme antara orang Kristen dan Muslim, serta pengabaian tentang peradaban Andalusia," Alves menjelaskan.

Tujuannya adalah untuk menekankan warisan bersama dan untuk memberikan visibilitas terhadap keberadaan umat Islam, yang telah lama diabaikan dan kontribusi mereka terhadap identitas dan sejarah negara. Alves ingin menunjukkan bahwa "yang lain" sebenarnya adalah bagian dari diri.

Alves percaya warisan budaya dan intelektual yang diwarisi dari Islam belum diakui di Eropa, karena umat Islam telah dihapuskan dari sejarah Eropa.

Untuk memperbaiki penghapusan sejarah ini, Alves telah menghabiskan 35 tahun terakhir untuk mendokumentasikan pengaruh al-Andalus di Portugal - dari puisi dan bahasa hingga musik, tenun karpet dan kue kering, hingga cerobong asap berbentuk menara. Usahanya diakui oleh UNESCO dengan penghargaan Sharjah Prize untuk Budaya Arab pada tahun 2008.

Warisan yang ditinggalkan oleh Muslim lebih luas daripada yang dibayangkan kebanyakan orang, Alves menjelaskan, menunjukkan bagaimana kekaisaran Portugis bergantung pada ilmu navigasi yang dikembangkan oleh orang Arab. Bahkan Vasco da Gama, yang perjalanan epiknya begitu banyak dirayakan di Portugal, diyakini mengandalkan nakhoda Muslim untuk mencapai India.

Tetapi mungkin dengan puisi bahwa Alves paling berkontribusi dalam mengubah cara warisan Islam dirasakan di Portugal. Dengan koleksi dan terjemahan puisi Arabnya dari periode Andalus ke dalam bahasa Portugis, penyair seperti al-Mu'tamid, penguasa Muslim terakhir Seville dan salah satu penyair Andalusia yang paling terkenal, kemudian dikenal sebagai penyair "lokal". Tahun ini, sebuah pameran yang diadakan di Lisbon di Perpustakaan Nasional merayakan karya Alves dan al-Mutamid.

"Saya mendedikasikan sebagian besar hidup saya untuk mencoba melakukan keadilan kepada penyair besar dan Raja al-Mutamid ibn Abbad," kata Alves, "mungkin karena kita memiliki asal-usul di kota yang sama, Beja."

Dekat dengan kota selatan Beja, di daerah di mana pengaruh Islam paling jelas, proyek perintis lain menghilangkan prasangka stereotip yang menyerang Arab-Muslim dan memulihkan masa lalu Islam sebagai elemen dasar identitas dan warisan Portugis.


Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (403) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)