basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Manajemen Gulma Tanaman Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Gulma tanaman, biarkanlah hidup. Beri ruang da...

Manajemen Gulma Tanaman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Gulma tanaman, biarkanlah hidup. Beri ruang dan tempat, namun jangan menganggu tanaman utama. Bila ditempatkan pada posisi dan proporsi yang tepat, semuanya akan bermanfaat.

Ada riset, gulma tanam dengan takaran tertentu akan menambah kesuburan tanah. Gulma dijadikan pupuk hijau organik, obat herbal, dan pelindung tanah dari erosi sehingga  humus dipermukaan tanah yang subur tidak tergerus oleh air hujan.

Gulma menjaga kestabilan suhu tanah. Agar tanah senantiasa lembab. Tidak terlalu panas diterpa sinar matahari di saat kemarau. Menjaga agar angin tidak membawa debu yang subur di permukaan tanah.

Gali lubang. Tanah galiannya taruh di atas tanaman gulma. Gulma akan mati dengan sendirinya. Gulma secara otomatis menjadi pupuk hijau. Lubangnya jadi penampungan air hujan. Tanahnya jadi gembur. Mengolah gulma membuat tanah menjadi subur dengan sendirinya.

Bagi yang bergelut di perkebunan, gulma bisa dijadikan makanan ternak. Lepas ternak ke kebun. Biarkan ternak memakan gulma. Hitung kapasitas kebun dengan jumlah ternak agar seimbang. Maka tidak perlu pengolahan khusus untuk gulma. Gulma menjadi produktif untuk menambah penghasilan.

Alam semesta diciptakan untuk melayani manusia. Alam semesta dipenuhi kemudahan bagi manusia. Maka lestarikan seluruh yang ada di alam. Teliti dan pahami perannya bagi manusia. Maka seluruhnya akan menyenangkan dan memudahkan.

Bila ada gulma yang tumbuh berbunga indah? Mengapa tidak berternak lebah dan sejenisnya? Maka gulma menjadi double power bagi petani. Alam semesta memang telah diciptakan penuh kemudahan. Seperti firman Allah yang ditujukan kepada para lebah di surat An-Nahl.

Memadukan Air Hujan, Sampah, Gulma dan Kotoran Hewan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bila ingin diajak...

Memadukan Air Hujan, Sampah, Gulma dan Kotoran Hewan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bila ingin diajak berbincang dengan Allah, bacalah Al-Qur'an.  Bila ingin berbicara dengan Allah, shalatlah. Bila ingin berbicara pada diri, bermuhasabahlah. Bila ingin berbicara kepada jagat raya, bertafakurlah. Bagaimana mentafakuri pertanian?

Bertani organik sangat menggairahkan. Kesuburan tanamannya hanya mengandalkan air hujan, kotoran hewan, sampah dan gulma. Bagaimana pengolahan tanahnya agar bisa mengelola air hujan, kotoran hewan, sampah dan gulma?

Jangan biarkan air hujan terbuang. Air hujan harus meresap ke tanah secara maksimal. Air tanah harus terserap oleh sampah, arang, kotoran hewan. Bila air hujan tak  tertampung harus dibuatkan drainase. Air hujan tidak boleh menggenang di sekitar akar selama 24 jam. Prinsipnya air harus mengalir seperti yang difirmankan Allah dalam surat Al-Kahfi dan Al-Qalam.

Kotoran kambing dan domba, bila terkena matahari langsung akan mengeras dalam waktu yang lama. Bila terendam air seperti spon yang menyerap air. Akar tidak akan bisa menembus kotoran kambing yang banyak mengandung air karena jenuh. Tanpa ada tanah, tanaman tidak akan bisa hidup di atas kotoran hewan semata. Bagaimana menyikapinya?

Perhatikan hutan. Kebutuhan makanan pohonnya tersedia di atas tanah sedalam 15 cm. Kebawahnya tanah murni tanpa ada campuran apa pun. Sampah, air hujan, kotoran binatang tertampung di permukaan tanah. Bagaimana unsur haranya masuk ke dalam tanah? Biarkan akar yang naik kepermukaan atau biarkan makro dan mikroorganisme yang bekerja membawanya dari permukaan ke dalam tanah atau melalui proses mineralisasi

Sampah, kotoran hewan, dan air hujan harus berpadu sempurna. Agar kotoran hewan tidak mengeras karena sering ditempa matahari langsung atau jenuh terlalu banyak air di atas permukaan, sehingga akar tanaman, mikro dan makroorganisme tanah bisa mengurai unsur haranya yang terkandung di dalamnya.

Sampah, kotoran hewan, air hujan harus dikondisikan atau dipadukan sehingga selalu lembab, maka tanahnya pun ikut lembab pula. Kelembaban ini yang membuat mikro dan makroorganisme hidup dan menjaga keberlangsungan tanaman. Tanaman tidak boleh kekeringan atau terlalu banyak air. Pengolahan tanah mengacu pada prinsip ini.

Menebar Sampah, Menebar Harapan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Menebar sampah, menebar harapan. Bukan...

Menebar Sampah, Menebar Harapan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Menebar sampah, menebar harapan. Bukankah Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati? Bukankah kehancuran suatu peradaban bertanda bangkitnya peradaban baru? Sehelai sampah sumber makanan makro dan mikroorganisme yang hidup di tanah.

Sampah adalah sedekah bagi makro dan mikroorganisme yang hidup di tanah. Sampah menghidupkan cacing, rayap, semut, dan makhluk yang hidup di tanah. Mereka mengurai  sampah menjadi bentuk terkecil hingga bisa diubah untuk menangkap unsur hara dari air hujan dan merombaknya menjadi hara bagi tanaman.

Rasulullah saw pernah memerintahkan para Sahabat untuk memperhatikan seonggok sampah, untuk apa? Menghidupkan hati yang telah lalai karena terlalu intens berinteraksi dengan gemerlapnya dunia. Berinteraksi dengan sampah, sebuah gerakan penyadaran akan tempat  hilirnya semua yang diburu, diperebutkan dan dibanggakan manusia.

Sampah itu sumber energi panas. Membiarkan tumpukan sampah hijau menghasilkan biomassa. Pengkomposan tanah, menghasilkan panas untuk menguraikan sampah menjadi ukuran yang lebih kecil. Sampah pun bisa dibakar untuk menghasilkan panas. Panas merupakan sumber energi yang menggerakkan.

Sampahlah yang menghijaukan hutan. Sampahlah yang mencegah erosi tanah. Sampah yang menahan air hujan. Sampah yang menyuburkan tanah bagi tanaman. Di atas sampah, tumbuhan yang dibutuhkan manusia hidup, tumbuh dan berbuah.

Menebar sampah berarti menjaga tanah. Mengembalikan yang hilang dari tanah. Mensehatkan tumbuhan dan ragam kehidupan di tanah. Tanah penopang kehidupan di alam semesta.

Mengelola sampah berarti menghayati Al-Qur'an bahwa tidak ada yang sia-sia di jagat semesta raya ini. Seonggok sampah menjadi sayuran, palawija, dan buah-buahan. Bukankah ini keajaiban? Menebar sampah berarti menyaksikan kasih sayang Allah yang telah merubah sampah yang disia-siakan menjadi konsumsi manusia dan makhluk-Nya di jagat raya.

Akal Tanpa Wahyu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Manusia tanpa wahyu, bagaimanakah? Manusia hanya  men...

Akal Tanpa Wahyu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Manusia tanpa wahyu, bagaimanakah? Manusia hanya  mengandalkan akalnya, bagaimanakah? Perhatikan kondisi peradaban  Romawi, Persia dan India sebelum kelahiran Rasulullah saw. Seperti itulah wajah peradaban  yang hanya mengandalkan akalnya.

Akal tak bisa mendefinisikan kebenaran dan kemaslahatan. Akal hanya bisa mengkreasikan sarana dan prasarana untuk menuju pada sesuatu. Akal butuh bimbingan dan petunjuk. Akal tanpa wahyu seperti pedang yang tak tahu digunakan untuk apa.

Akal tanpa wahyu, seperti pengembara yang melangkah tanpa arah. Untuk apa pengembaraannya? Kemana perginya? Perjalanan yang tak menghasilkan apa pun. Hidup hanya menghabiskan umur dan energi saja.

Akal tanpa wahyu, membuat kehidupan manusia seperti binatang. Hidup hanya untuk makan, minum, mengumpulkan segala kebutuhan agar tidak kekurangan dan kelaparan. Hanya saling berbangga dan sombong dengan kekuatan sumber daya yang dimiliki. Perhatikan hewan, itulah kehidupan yang mengandalkan akal tanpa wahyu.

Akal tanpa wahyu menjerumuskan manusia pada memandang indah perbuatan buruknya. LGBT itu dipandang indah, bukankah menghancurkan keberadaan manusia di muka bumi? Menimbun dan mengurangi takaran itu indah. Riba itu indah. Kezaliman dan kediktatoran itu indah.

Akal hanya merekam yang telah dilalui, dirasakan dan didengarnya. Bagaimana bila yang direkamnya hanya sebuah kebohongan, logika yang salah yang diputar balikan oleh indahnya ucapan dan fakta yang dimanipulasi, perasaan yang tidak terkendali? Akal tidak bisa melihat hakikat. Sebab panca indra bisa dikamuflasekan.

Akal itu tertuju pada alam semesta. Akal ditujukan untuk memahami firman Allah. Namun akal tak pernah bisa menciptakan alam semesta dan kitab suci. Sebab peran akal untuk menyelidiki, memahami, menduplikasi dan mengkreasikan sesuatu yang sudah ada namun tak pernah bisa menciptakan dan mengkreasikan yang belum ada. Bukankah Allah telah menantang  akal manusia untuk membuat ayat seperti Al-Qur'an?

Saat Tua Renta Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Saat tua renta, siapakah teman terbaiknya? Tak bisa men...

Saat Tua Renta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Saat tua renta, siapakah teman terbaiknya? Tak bisa menjelajah  jauh lagi. Badan sudah lemah. Pendengaran dan penglihatan sudah berkurang bahkan hilang. Ingatan kadang sulit digali lagi.

Saat tua renta, kepada siapa ingin bercerita? Mengungkapkan kelemahan yang diderita. Mengungkapkan luapan cinta dan segala yang ada di dada.

Saat tua renta, yang dirindukan hanya berkumpul bersama. Melenyapkan keheningan dan kesunyian. Ada yang mau sabar mendengarkan dan menemani. Ada yang datang menyapa dengan senyuman dan keakraban.

Saat tua renta, kepergian pasangan hidup sangat menyiksa. Sebuah keterpukulan jiwa yang luar biasa. Tak ada lagi teman bicara dan bercanda . Tak ada lagi teman bersama.

Saat tua renta, kehadiran putra-putri, cucu buyut, keponakan, merupakan peristiwa luar biasa. Lebih berharga dari apa pun. Maka datanglah dan jadwalkanlah untuk mengunjungi orang tua, nenek dan kakek. Sebab, Allah menciptakan kelemahan di hari tua, agar anak cucu bisa meraih keridhaan Allah dengan cara termudah.

Semakin tua, semakin dicabut ingatannya. Agar ingatan tidak membebani fisik dan jiwanya. Semakin tua, semakin dicabut pintu rezeki fisiknya, sebab yang terpenting kesiapan hati untuk menghadapi sang Penciptanya.

Bersyukur di hari tua. Mata semakin tak melihat. Telinga semakin tak mendengar. Makan dan minum semakin tak berselera. Memory peristiwa terlupakan. Agar hati terfokus pada Allah yang akan menyambutnya di gerbang kehidupan yang baru.

Fenomena Atheis, Proses Renaisance Terbaru di Barat Oleh : Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Apa yang sedang t...

Fenomena Atheis, Proses Renaisance Terbaru di Barat

Oleh : Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Apa yang sedang terjadi di benua Eropa dan Australia? Pemeluk agama Kristen berkurang menjadi dibawah 50%. Yang mengaku atheis meningkat menyentuh menjadi 30-40%, Umat Islam meningkat menjadi 4-5%. Fenomena apakah ini?

Fenomena atheis menunjukkan trend pencarian hakikat Tuhan yang memuaskan akal dan hatinya. Tuhan yang selaras dengan ilmu pengetahuan dan keingintahuannya. Bukankah ujung dari ilmu pengetahuan adalah menemukan hakikat Tuhan?

Fenomena atheis adalah menghancurkan kungkungan, ikatan yang sebelumnya pernah menjeratnya. Ikatan yang menyesakkan akal dan dada. Di Eropa dan Australia, apa yang sebelumnya mengikat mereka? Keyakinan dan agama apa?

Fenomena atheis sebuah titik nadir peradaban, setelah titik nadir, apa yang akan terjadi? Bisa jadi hancurnya sebuah kaum dan bangsa. Allah menggantinya dengan new generation yang terputus dengan masa lalu. New generation yang mencintai Allah dan Allah pun mencintainya.

Fenomena atheis merupakan peradaban yang paling lemah. Tak memiliki petunjuk. Tak tahu kebenaran. Tak ada pembimbing dan penolong.  Tak memiliki kekuatan. Atheis menciptakan keterlemahan ruh dan jiwa. Bila ruh dan jiwa lemah, maka akan melemah akal lalu jasad. Apa yang bisa dihasilkan dari peradaban seperti ini bagi manusia dan jagat raya?

Fenomena atheis, fenomena yang mengandalkan dirinya, self center. Apakah yang bisa diandalkan manusia? Akalnya yang bisa menghasilkan ilmu dan teknologi? Apakah manusia itu hanya terkukung oleh akal saja? Apakah manusia bisa hidup dengan mengandalkan logika saja? Akal itu lemah bila dihadapkan dengan hawa nafsu. Hawa nafsu hanya cukup membisikan sesuatu maka akal pun terbawa oleh khayalan fatamorgananya.

Peradaban Barat sudah memasuki tahapan yang terlemah dalam perjalanannya. Peradaban Barat akan memasuki peradaban baru yang memuaskan akal, ruh, jiwa dan raganya. Akan muncul renaisance kedua di Barat. Benturan Perang Salib membawa kecemerlangan akal, ilmu dan teknologi dari umat Islam. Benturan peradaban kali ini, akan membawa kecemerlangan hati dari umat Islam.

Teori Masuknya Islam ke Nusantara dari Jalur Sutera IHRAM.CO.ID, Perdagangan rempah-rempah juga melintasi Jalur Sutra. Inilah me...

Teori Masuknya Islam ke Nusantara dari Jalur Sutera


IHRAM.CO.ID, Perdagangan rempah-rempah juga melintasi Jalur Sutra. Inilah mengapa Islam juga sampai ke nusantara karena nusantara-lah gudang penghasil rempah-rempah yang sangat disukai Eropa. Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia IV: Nusantara di abad ke-18 dan ke-19 menuturkan, pelabuhan-pelabuhan rempah-rempah nusantara, seperti di Sumatra, Ternate, Tidore, dan Banda menjadi terkenal pertama-tama karena para pedagang Cina. Kemudian, para pedagang dari Jawa dan Melayu juga menjadi penting dalam Jalur Sutra. Semuanya bermuara di Cina dan diteruskan melalui Jalur Sutra.

Karena berada pada jalur perdagangan laut dari Timur Tengah ke Cina, kata Marwati, tidak mengherankan jika agama Islam telah dianut di nusantara. Hanya saja, sumber agama Islam di nusantara tidak saja langsung dari Timur Tengah, tetapi bersamaan dengan terbentuknya emporium-emporium (pasar-pasar) sepanjang jalur perdagangan itu sejak abad ke-10. Kota-kota pelabuhan di India, seperti Kalikut, menjadi sumber agama Islam di nusantara.

Dengan demikian, muncullah di nusantara sejumlah kota pelabuhan yang penduduknya beragama Islam. Selain kedua sumber, yakni Timur Tengah dan India, terdapat pula sumber ketiga, yakni Cina (khususnya dari Mazhab Syafi'i), yang mendapat pengaruh Islam dari Timur Tengah dan India. "Agama Islam dari Cina itu makin menyebar setelah Cheng Ho mendapat izin dari sultan-sultan Malaka sejak Parameshwara untuk membangun pusat perdagangannya di kota pelabuhan itu dan menjadikannya sebuah emporium," tulis keduanya.

Hal tersebut sesuai dengan beragamnya teori masuknya Islam ke nusantara. Namun, jika melihat Jalur Sutra, teori Cina juga tak dapat luput begitu saja. Teori tersebut menyatakan, perantau Cina-lah yang membawa Islam ke Indonesia. Para perantau ini telah mendapat pengaruh dari Arab. Sebagaimana disebutkan bahwa banyak permukiman Muslim yang bermunculan di Cina.

Menurut Tan Ta Sen, sejarah Islam di Indonesia sangat berkaitan erat, bahkan berasal dari Champa. Berlokasi di Semenanjung Indocina, Champa merupakan salah satu wilayah taklukkan Cina sejak era Dinasti Tang. Di tengah pengaruh konfusian dan Hindu,  Champa disinyalir mendapat pengaruh Islam dari pedagang Arab. Dugaan tersebut datang setelah ditemukannya dua batu nisan Muslim di wilayah Phan-rang, Champa selatan.

M Ikhsan Tanggo dkk dalam “Menghidupkan kembali Jalur Sutra Baru" menuturkan, agama Islam telah masuk Cina sejak abad ketujuh melalui Jalur Sutra. Demikian pula, masuknya Cina ke Indonesia telah terjadi sejak abad ke-7 Masehi dengan banyaknya bukti arkeologis. Dengan demikian, penyebaran Islam di Indonesia tak hanya dilakukan oleh orang-orang Arab dan Persia melalui Laut India, tapi juga dilakukan Muslimin dari daratan Cina.

sumber : Republika

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)