basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Bersenang-senang dengan Mengolah Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Di tahun 2021 jumlah mobil yang...

Bersenang-senang dengan Mengolah Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Di tahun 2021 jumlah mobil yang terjual sekitar 450.000 unit. Motor baru sekitar 450.000 unit. Hampir 80 trilyun sumber daya teralokasikan untuk kendaraan. Pada sisi lain, hutan dikuasai Asing dan Aseng. Banyak tanah yang terlantar. Pangan masih banyak import. Mengapa sumber daya difokuskan pada hal yang tidak strategis?

Buruh tani hidup dibawah standar. Hidupnya hanya untuk hari ini saja. Padahal ketahanan pangan negri ini berada pada pundak mereka. Mengapa banyak yang telah menghabiskan membeli kendaraan yang nilainya terus menurun dan usang, padahal pada sisi lain nilai tanah dan pangan terus naik?

Hari libur digunakan untuk bersenang-senang. Makan, minum, beristirahat dan bertamasya. Liburan hanya konsumerisme. Padahal semuanya bisa didapatkan dengan mengolah tanah, berkebun dan bertani. Rasa senang dan bahagianya sama dengan mereka yang berlibur.

Apakah beristirahat itu hanya dengan berdiam diri? Apakah bertamasya itu hanya menikmati perjalanan dan tempat tertentu? Apakah makan dan minum terlezat itu hanya dengan mendatangi resto? Padahal semuanya didapatkan juga dengan mengolah tanah, berkebun dan bertani.

Berlibur banyak yang digunakan untuk berolahraga, bukankah dengan mengolah tanah, berkebun dan bertani juga sebuah olahraga yang produktif? Berolahraga sambil memikirkan perut dan ketahanan pangan negri ini. Berolahraga sambil berinteraksi dengan tanah, hewan, tumbuhan dan ragam ciptaan-Nya. Berolahraga sambil memadu kasih sayang dengan alam.

Banyak yang enggan berinvestasi karena mempertimbangkan return of Investment, pay back period, Internal rate return, namun pada sisi lain mengumbarkan uang untuk konsumerisme dan kesenangan. Mengapa tidak berfikir bagaimana agar kekayaan terus bergulir saja? Agar tidak kehidupan berbutar dan merata daripada kekayaan tersimpan tak  berguna hanya untuk kebanggaan semata.

Mengapa tidak memberdayakan uang kesenangan untuk diberikan kepada buruh tani yang mengelolah tanah dengan berkebun dan bertani? Kembali ke pedesaan bukan dengan membuat bangunan dan kendaraan, tetapi kelolalah tanahnya, itu cara awal mengelola negri ini.

Hukum Cahaya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  (Channel Yotube Dengerin Hati) Rasulullah saw menjelaskan bahwa para Sahabat seperti bi...

Hukum Cahaya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Rasulullah saw menjelaskan bahwa para Sahabat seperti bintang-bintang di langit. Bila satu bintang saja dijadikan petunjuk, maka manusia tidak akan tersesat. Bukankah bintang itu bercahaya karena cahaya matahari? Andaikan seluruh bintang di jagat raya dikumpulkan jadi satu, bisakah cahayanya seperti matahari? Tak ada cahaya yang hilang.

Rasulullah saw adalah rahmat bagi semesta alam. Bila akhlak para Sahabat disatukan, itulah kemuliaan Rasulullah saw. Para Sahabat adalah serpihan cahaya dari Rasulullah saw. Tabiin adalah serpihan cahaya para Sahabat. Untuk itulah Umar bin Abdul Aziz tetap merasakan kemuliaan Muawiyah bin Abu Sofyan dibandingkan dirinya.

Apakah ada murid yang lebih pintar berilmu dari gurunya? Tidak akan pernah ada. Adakah anak yang lebih hebat dari orang tuanya? Tidak pernah ada. Sebab, keilmuan dan kehebatan seseorang hanya salah satu bagian terkecil dari kemuliaan guru dan orang tuanya.

Dalam satu majelis, imam Bukhari bisa mengumpulkan murid sebanyak ratusan ribu murid. Adakah yang menyamai ilmu Bukhari setelahnya? Tidak ada lagi. Namun kumpulan ilmu murid-muridnya cahayanya seperti cahaya ilmu imam Bukhari. Cahaya itu akan terus terjaga hingga lenyapnya jagat raya.

Kapan cahaya kebaikan itu hilang? Menjelang hari kiamat. Saat seluruh manusia yang masih ada iman diwafatkan oleh Allah dengan hembusan angin. Setelah itu tak ada lagi kebaikan yang akan muncul. Sebelum itu terjadi, kebaikan dan kebenaran akan terus ditegakkan. Karena cahaya terus tersimpan dan terjaga.

Allah senantiasa membimbing manusia kepada cahaya. Diberi proses alamiah berupa usia tua, lupa hingga sakit. Terus melemah dan persoalan agar merasakan ketidakberdayaan. Dilimpahkan rahmat-Nya yang tak terhingga agar muncul kesadaran berterimakasih. Diutus para Nabi, Rasul dan Kitab Suci agar akal, jiwa dan perjalanan hidupnya terbimbing. Bila tak bisa juga, barulah diberikan kesulitan yang super berat dan persoalan yang tak bisa selesai kecuali hanya kembali kepada-Nya.

Cahaya itu bawaan abadi manusia. Fitrah ketuhanan itu cahaya yang terus tersimpan pada setiap manusia. Cahaya itu akan terus terang dan semakin terang bila disambungkan dengan Sumber Cahaya melalui sambungan yang benar yaitu Allah dan Sunnah Rasulullah saw.

Allah Mengeluarkan yang Hidup dari yang Mati Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Allah mengeluarkan yang h...

Allah Mengeluarkan yang Hidup dari yang Mati

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati. Setiap kematian adalah kehidupan yang baru. Sebab kehidupan terus bergulir walaupun kematian terus menyerbu dan menghempas manusia. Darimana asalnya batu bara dan minyak bumi? Bukankah semuanya dari kematian era jutaan masa lalu.

Allah mengangkat ilmu dengan matinya para ulama. Apakah mengangkat itu berarti tercabutnya ilmu? Hilangnya ilmu? Setelah para penghafal Al-Qur'an wafat, bukankah muncul pengumpulan dan mushaf Al-Qur'an  di era Abu Bakar dan Utsman bin Affan? Setelah wafatnya para penghafal hadist, bukankah muncul imam Bukhari, Muslim, Ibnu Hiban dan yang lainnya untuk mengkodifikasikannya?

Setelah kematian imam Syafii, bukankah beliau mengabadikan  ilmunya dalam kitab Ar-Risalah sehingga muncul ilmu Ushul Fiqh yang memberikan petunjuk bagaimana menggali hukum dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw? Yang baik akan terjaga. Yang buruk bagaikan buih yang akan terbuang dan lenyap.

Jerami padi dikumpulkan. Apa yang terjadi? Ada energi biomassa dari sisa air yang ada di jerami. Jerami itu menjadi panas luar biasa. Padahal tak ada api. Telur pun bila ditaruh di dalamnya akan matang. Saat panas, bermunculan jamur putih yang lezat untuk disantap.

Jerami padi panas dengan sendirinya. Ragam jamur dan organisme bermunculan. Lalu menjadi kompos dan humus.  Kompos dan humus akan menghidupkan bibit-bibit tanaman  yang ditanam. Kematian ulama dan yang bertakwa, akan menghasilkan energi untuk menyuburkan kehidupan baru.

Setelah kematian umat yang durhaka kepada Allah, bukankah akan memunculkan generasi baru yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.  Kematian Rasulullah saw justru membuat umat Islam menjadi guru peradaban dunia. Tak ada kematian yang sia-sia. Sebab inti sari, nilai inti kehidupan terus menitis dari generasi ke generasi.

Nur Nabi Muhammad saw terus menitis dari Nabi Adam, Nabi Syits, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail hingga lahirnya Rasulullah saw. Energi kebaikan terus mengalirkan dari jiwa ke jiwa, dari kematian ke kehidupan. Seperti unsur hara yang terus berputar dari masa ke masa.

Sulitnya Berserah Diri pada Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Ternyata sangat sulit untuk berserah...

Sulitnya Berserah Diri pada Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Ternyata sangat sulit untuk berserah diri kepada Allah. Setelah membangun kembali Kabah, Nabi Ibrahim dan Ismail berdoa bersama agar mereka berdua dan seluruh keturunannya menjadi umat yang berserah diri kepada Allah. Bapak para Nabi, kekasih Allah berdoanya tak muluk, hanya menjadi hamba yang berserah diri kepada Allah saja. Ada apa?

Saat berusia 40 tahun, ada doa yang diajarkan Allah dalam Al-Qur'an untuk menjadi hamba yang berserah diri kepada Allah. Salah satu makna Shalat adalah peneguhan dan berkomitmen untuk pionir menjadi hamba yang berserah diri kepada Allah. Mengapa sulit menjadi hamba yang berserah diri?

Banyak yang menolak untuk berserah diri kepada Allah. Syetan merasa dirinya lebih baik, padahal dia mengakui Allah sebagai Tuhan. Para pembesar yang menentang Nabi dan Rasul, merasa lebih berkuasa, berharta, berpengaruh, memiliki pengikut yang banyak. Mengapa bergejolak merasa lebih hebat? Apa sulitnya berserah diri?

Diingatkan Al-Qur'an justru menyombongkan diri. Mengapa sulit menundukkan hati? Bodoh, lemah, tempatnya kesalahan. Hanya sebesar atom bila dibandingkan jagat raya. Saat sakit tak berdaya. Bila ada sesuatu terkecil dicabut dari raganya, tubuhnya sakit tak terkira. Mengapa tetap juga sulit berserah diri?

Yang dimiliki mudah hilang. Kekuasaan mudah dirampas. Mengapa tetap tak mudah menyerahkan diri? Banyak yang mengusik jiwa, hati dan akal untuk tak berserah diri. Apakah berserah diri itu kelemahan? Berserah diri itu justru kekuatan utama.

Jiwa itu lemah bila tak berserah diri. Hati itu lunglai bila tak berserah diri. Berserah diri berarti mengosongkan faktor kelemahan, kebodohan, dan kesalahan manusia lalu diisi oleh Allah dengan hikmah, pertolongan dan ragam kekuatan-Nya.

Lihatlah Kabah saat ini. Lihatlah kota Mekah saat ini. Itulah buah kepasrahan Nabi Ibrahim dan Ismail. Saat memasrahkan diri kepada Allah, disaat itu pula kekuatan mulai merasuk dan masa depan mulai terlihat indah.

Pengembangan Bisnis dalam Kisah  3 Pemuda yang Buta, Belang dan Botak Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) ...

Pengembangan Bisnis dalam Kisah  3 Pemuda yang Buta, Belang dan Botak

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

3 pemuda sakit buta, belang dan botak. Hidup dalam kondisi merana. Tak seorangpun yang peduli padanya. Datang malaikat yang menyerupai manusia. Mengobati sakitnya. Lalu diberikan domba dan ternak lainnya. Ternak betina yang sedang mengandung. Apa pelajaran investasi dari kisah ini?

Ternak betina selalu melahirkan  anak baru dalam rentang waktu tertentu. Bisakah bisnis yang dikelola seperti ini? Selalu tumbuh dan berkembang dalam rentang waktu tertentu. Setiap yang dilahirkan melahirkan anak yang baru. Pertumbuhannya berlipat (eksponensial) dalam rentang waktu yang pasti.

Memulai bisnis ternyata mudah, mantan si buta, si belang dan si botak pun bisa. Yang dulu paling merana dan tak berpengalaman pun bisa. Persoalannya, bagaimana konsep bisnisnya? Seperti ternak betinakah? Yang tinggal mencari padang rumput yang luas dan pasti pangsa pasarnya? Belajarlah pada malaikat pada 3 pemuda yang berpenyakit belang, botak dan buta yang berperan sebagai "konsultan bisnis" mereka.

Mulailah berbisnis dengan konsep ternak betina yang sedang hamil. Juallah kemitraan bisnis yang berkonsep ternak betina yang sedang hamil. Bangunlah sistem bisnis dengan konsep ternak betina yang sedang hamil. Seperti itulah yang diajarkan malaikat.

Bagaimana karakter para peternak? Mulailah dengan memahami karakter ternak betina yang sedang hamil. Padang rumput seperti apa? Fasilitas dan kebutuhan seoerti apa yang harus disediakan? Kapan mulai lahir dan bagaimana merawat bayinya? Memahami karakter bisnis, itulah titik awal mengembangkan bisnis.

Dengan memahami karakter ternak betina yang hamil, peternak akan tahu bagaimana merawatnya, bagaimana ternaknya bisa nyaman untuk melahirkan dan berkembang. Seorang peternak tidak mengikuti egonya, tetapi mengikuti karakter ternak betina. Mengembangkan bisnis dan sistemnya pun dimulai dari pemahaman terhadap karakter bisnisnya, bukan mengikuti kemauannya.

Kisah Malaikat, 3 pemuda yang buta, belang dan botak, dengan ternak betina yang hamil sudah banyak diterapkan di pedesaan. Inilah konsep termudah dan terampuh untuk mengembangkan dan memutar roda kemakmuran. Dalam kisah-kisah di Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw tidak hanya soal moralitas tetapi juga tentang mengelola kehidupan termasuk kekayaan.

Cara Nabi Ayub Mengelola Ujian Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Berapa lama Allah mengembalikan yang hi...

Cara Nabi Ayub Mengelola Ujian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Berapa lama Allah mengembalikan yang hilang dari Nabi Ayyub? Berapa lama, keluarga, kekayaan dan kesehatannya pulih kembali? Semua sesuai kehendak Allah. Allah yang memberi dan mencabut ujian. Jadi jangan pernah mempersoalkan waktu, kapan ujiannya dicabut Allah?

Malam hari ada jangka waktunya. Terbitnya fajar ada waktunya. Lamanya siang hari sudah ditetapkan. Datangnya malam sudah ditentukan. Apakah ilmu, teknologi dan kekuatan jagat raya bisa merubah waktu pergiliran siang dan malam?

Yang terpenting, apa aktivitas yang utama di saat siang dan malam? Apa ikhtiar yang dilakukannya? Apa arahan dan bimbingan Allah dan Sunnah Rasulullah saw di waktu siang dan malam. Urusan Allah, serahkan pada Allah. Bagian yang telah ditetapkan bagi manusia, jalankanlah.

Bila saatnya tiba, air pun bisa menjadi obat bagi Nabi Ayub. Bukankah Nabi Ayub terbiasa mandi juga? Mengapa tiba-tiba air dipemandian berubah menjadi penyembuh sakitnya? Mengapa tiba-tiba serangga disekitarnya menjadi emas permata? Semuanya kehendak Allah, fokus utamanya hanya apa bimbingan Allah dan Sunnah Rasulullah saw yang harus dijalankan?

Menjalankan perintah Allah dan Sunnah Rasulullah saw lebih berharga dari dicabutnya ujian. Lebih berharga daripada balasan Allah  terhadap ujian yang dijalani. Sebab di surga nanti, istri di dunia lebih berharga daripada balasan bidadari surga. Karena pada istri, terdapat jejak-jejak ibadah kepada Allah.

Hakikat manusia ada pada jiwanya bukan fisiknya. Fisik akan kembali ke tanah. Tak berarti apa-apa. Sedang jiwa terus menjejakkan kaki ke akhirat. Sebab itulah kisah Nabi Ayub berisi tentang bimbingan jiwa, bagaimana interaksi jiwa terhadap ujian. Bagaimana persepsi dan cara menjalaninya.

Jiwa yang benar dalam menghadapi ujian adalah ketentraman. Ketentraman menjadi indikator apakah jiwa benar dalam berinteraksi dengan ujian kehidupan? Belajarlah pada Nabi Ayyub tentang bagaimana diri menghadapi kehidupan.

Menyeru Diri, Metode Dakwahnya Nabi Ayub Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Apakah ada kisah Nabi Ayub me...

Menyeru Diri, Metode Dakwahnya Nabi Ayub

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Apakah ada kisah Nabi Ayub menyeru kepada kaumnya? Tapi lebih banyak berkutat pada persoalan atau ujian pribadinya. Kehilangan keluarganya, kekayaannya dan kesehatannya. Dari sekian banyak ujian, mengapa yang sering diungkap dalam Al-Qur'an hanya kesehatannya saja?

Saat dihempas persoalan kesehatan, mengapa yang banyak dibahas bukan liku-liku mencari obat-obatan fisik? Namun, mengapa di era sekarang, saat sakit justru yang diributkan tentang pengobatan fisik kimiawi, herbal dan alternatif? Seolah-olah saat fisik sakit yang diobati hanya fisiknya saja.

Pada saat sakit, mengapa Allah menghiburnya dengan pemberian pahala, dihapuskannya kesalahan dan dosa, dan diganti dengan pembalasan yang lebih baik lagi? Semuanya berkaitan dengan jiwa bukan fisik.

Dakwah itu bukan sekadar menyeru orang lain, tetapi juga tentang menyeru diri sandiri. Bermuhasabah, meneguhkan janji diri kepada Allah, menasihati diri, berbincang dengan diri, bertafakur dan bertadabur merupakan dakwah kepada diri sendiri. Dakwah kepada diri pada setiap helaan nafas, karena bisikan nafsu dan syetan terus mengepung setiap saat dari semua penjuru dan panca indra.

Bagaimana cara diri mengelola diri dan kehidupan? Bagaimana cara diri mengelola ujian? Merupakan dakwah kepada orang lain juga. Bukankah cara Nabi Ayub mengelola ujian dari Allah menjadi petunjuk bagi generasi berikutnya? Biografi, otobiografi, kisah hidup seseorang akan menjadi panutan generasi berikutnya. Ini pun sebuah gerakan dakwah juga.

Hilangnya keluarga dan kekayaan tak ada kaitannya dengan dirinya, sebab mereka hanya titipan. Bukankah saat dilahirkan dan mati sendirian? Bukankah saat mempertanggungjawabkan hidup dihadapan Allah pun sendirian pula? Namun bila kesehatan yang hilang, maka ada satu yang hilang.

Saat sakit, sebenarnya jiwanya yang sakit. Obatnya hanyalah bersabar, bertawakal dan menyerahkan diri total kepada Allah. Bila terus melawan, sakitnya akan semakin parah, segala obat fisik akan tertolak. Sedangkan pencarian obat fisik merupakan fitrah dasar manusia yang tidak perlu diajarkan. Seperti kucing yang mencari rerumputan di saat sakit walaupun tak ada yang mengajarkan. Oleh sebab itulah, kisah Nabi Ayub lebih banyak mengajarkan pengelolaan jiwa saat menghadapi sakit, sebab inilah substansinya manusia.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)