basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Mendeteksi Oligarki Kezaliman, Belajar dari Nabi Yaqub Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Para pelaku kez...

Mendeteksi Oligarki Kezaliman, Belajar dari Nabi Yaqub

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Para pelaku kezaliman dan kemungkaran, lakukanlah apa yang ingin dilakukan. Rencanakan apa yang ingin rencana semau--maunya. Mereka bekerja, kita pun bekerja. Mereka menunggu, kita pun menunggu hasil perbuatannya. Semua takdir-Nya ada waktunya.

Yang kuat tanpa takwa, hanya berbuah kezaliman dan kediktatoran, baik golongan atau penguasa. Lihatlah dalam kisah Nabi Yusuf, saudara-saudaranya merekayasa keburukan. Lihatlah kisah Firaun, para penguasa bersama kaki tangannya bahu membahu. Beroligarki itulah karakter kezaliman.

Kezaliman tak bisa dilakukan sendirian. Sebab, keburukan itu lemah. Keburukan itu mudah terdeteksi dan terbaca. Keburukan butuh sistem yang sempurna menyembunyikannya. Bukankah sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga? Bukankah aroma bau itu akan tercium juga walaupun ditutupi dengan sempurna?

Bagaimana mendeteksi kezaliman sejak dini? Belajarlah pada Nabi Yakub. Walaupun saudaranya Nabi Yusuf belum merencanakan dan melakukan aksi kezalimannya, namun Nabi Yakub sudah tahu kemungkinan tersebut. Dipanggillah Nabi Yusuf, agar jangan menceritakan perihal mimpinya. Sebab, karakter utama kezaliman adalah sangat dengki. Tidak boleh ada tunas kebaikan yang mulai merekah. Dihancurkan walaupun masih berbentuk biji sekalipun.

Bagaimana cara menghancurkan kebaikan? Saudara Nabi Yusuf menghadap bapaknya Nabi Yaqub, akan mengajak Yusuf bermain-mainan dan bersenang-senang. Cara awal menghancurkan kebaikan adalah membawa pendukungnya terfokus untuk bermain-mainan dan bersenang-senang. Mengalihkan kesibukan dan menyuarakan kebaikan dengan bersenang-senang dan bermain-mainan.

Nabi Yaqub sudah paham rencana kezaliman saudaranya Yusuf, bagaimana dalam keadaan lemah, tua dan sendirian menghadapi oligarki kezaliman yang kuat dan menggurita? Diungkapkan alasannya, khawatir mereka tak bisa menjaga Yusuf, khawatir mereka lengah sehingga Yusuf dimakan serigala. Nabi Yaqub membongkar rencana jahat saudara Yusuf sebelum mereka melakukannya, agar sadar bahwa rencana tersebut sudah terbaca dan saudaranya Yusuf tak melakukannya.

Nabi Yaqub menolak membiarkan Nabi Yusuf dibawa oleh saudaranya. Namun Nabi Yakub memberikan pesan bahwa Dia sudah tahu rencana kejahatan para oligarki kezalimannya.  Walaupun sudah terendus mereka tetap melakukannya karena mereka sudah merancang sistem, kekuatan dan rekayasa peristiwa untu menutupinya. Mereka tidak saling membongkar keburukan diantara mereka sendiri.

Gunung Pancar, Persawahan yang Tergerus Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Hampir 4 tahun tidak rutin ke ...


Gunung Pancar, Persawahan yang Tergerus

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Hampir 4 tahun tidak rutin ke pemandian air panas kawah merah gunung pancar. Jalan yang kecil sunyi sekarang ramai dan macet parah. Dahulu daerah ini sangat terpencil sekarang banyak areal persawahan yang sudah menjadi milik developer real estate sekelas PT Setul tbk.

4 tahun yang lalu, dari pemandian air panas, pemandangannya dipenuhi pegunungan gunung gede, hijau dan asri. Sekarang bila pribadi mulai banyak bermunculan. Sawah menjadi vila dan resto. Masyarakat desa tak memiliki sawah lagi. Mengapa yang dipikirkan oleh yang berharta hanya kendaraan dan real estate?

Satu sisi, dunia dihadapan pada persoalan krisis pangan dan perubahan iklim global. Pada sisi lain yang berharta, yang berpendidikan dan yang memiliki kekuasaan, terfokus pada membangun aset real estate. Lahan pertanian dan perkebunan diubah fungsinya menjadi hanya sebagai tempat peristirahatan dan kesenangan saja. Padahal, pada kemampuan yang besar terdapat tanggungjawab yang besar.

Air yang gemericik di sepanjang jalan sudah hilang. Aliran air jernih dan selokan yang berada disisi pemandian telah hilang. Entahlah apa yang dipikirkan oleh yang berharta dan berkuasa. Apakah hidup itu hanya untuk bersenang-senang? Apakah kebahagiaan itu hanya bermewahan? Apakah sukses itu hanyalah kepemilikan aset saja? Mengapa tak dimanfaatkan untuk membangun ketahanan pangan? Yang membuat perut kenyang dengan harga terjangkau?

Eropa dan dunia bagian utara telah dihempas kekeringan atau banjir besar. Sungai kekeringan. Banyak ikan yang mati. Pertanian dan perkebunan gagal panen. Mengapa negri ini yang alamnya sangat subur dan indah tidak memanfaatkan momentum ini? Mengapa justru menghabisi lahan pertanian,  perkebunan dan hutan untuk real estate saja?

Setiap sepuluh tahun, suhu bumi naik 0.3 derajat celcius. Apakah ada yang peduli? Semuanya berlomba membeli kendaraan baru. Bahkan kadang jumlah kendaraannya melebihi penghuni rumahnya? Area hijau terus tergusur, hanya sekedar untuk menambah tempat peristirahatan saat akhir pekan. Bukankah hidup itu untuk berjuang? Dalam perjuangan ada kegairahan bukan saat berleha-leha.

Nenek-nenek, itulah sosok dunia yang dihadirkan Allah saat Rasulullah saw Isra Miraj.  Nenek-nenek yang terus diperebutkan, yang terus diburu, yang terus dibanggakan hingga menghinakan jiwa, hati, dan akalnya. Manusia terus ketakutan ditinggalkan oleh dunia. Namun apa yang didapatkan dari apa yang dikumpulkan?

Kesibukan Terindah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Mengisi training spiritual di sejumlah tempat. Bert...

Kesibukan Terindah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Mengisi training spiritual di sejumlah tempat. Bertemu dengan para pemuda yang belia. Buka puasa bersama. Shalat bersama. Berdzikir bersama. Qiyamullail bersama. Hingga tidur bersama dengan beralaskan tikar di ruang-ruang sempit. Ini lebih baik dari dunia dan seisinya.

Saat ibuku wafat, aku sedang mengisi training spiritual. Kumpul riung di masjid, berdzikir, membaca Al-Qur'an, shalat dan qiyamullail bersama. Aku tak sempat melihat wajah ibu ku yang terakhir. Namun semoga kiprahku ini sebagai baktiku pada ibu ku. Semoga Allah melimpah rahmat dan ampunan padanya.

Dari sekian banyak kebersamaan dalam training spiritual, aku tak peduli apakah mereka  sadar ataukah tidak. Sebab, tugasku hanya menyampaikan. Aku tak bisa memberikan hidayah. Yang bisa hanya Allah. Andai tak ada yang tersadar pun, aku tak peduli sebab tugasku hanya menyampaikan saja.

Andai ada yang tersadarkan, semoga menjadi amal jariah. Menyadarkan satu orang lebih baik dari dunia dan seisinya. Semoga satu orang ini menjadi saksi, bahwa jalan hidupku berjuang untuk selalu berada di jalan para Nabi dan Rasul. Tak jalan hidup selain itu.

Titik tekan training, bagaimana menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong? Bagaimana shalat sebagai sarana penelanjangan diri yang paling jujur dan benar?  Apa kesibukan utama seorang pemimpin? Bagaimana melahirkan ilmu kepemimpinan dan  manajemen dari kisah Nabi Adam?

Materi training spiritualnya tentang bagaimana bekerja dan berbisnis menjadi sarana datangnya pertolongan Allah? Orang lain melihatnya sebagai kesibukan dunia, padahal sebenarnya tengah berjihad dan menerapkan Al-Qur'an dalam keseharian. Bagaimana mengelola keuangan dengan konsep Rasulullah saw juga bagaimana membangun bisnis walaupun sangat sibuk bekerja kantoran

Beberapa malam dalam sebulan disibukkan untuk mengisi training spiritual. Inilah perjalanan paling berharga dan indah dalam hidupku. Inilah perjalanan sepi dan sunyi. Inilah perjalanan tanpa hiruk-pikuk yang selalu ku cari.

Pelajaran Hidup dari Sisa Koran saat Berkebun Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Membawa sisa koran haria...

Pelajaran Hidup dari Sisa Koran saat Berkebun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Membawa sisa koran harian Republika untuk mulsa tanaman di perkebunan yang terletak di Sukabumi. Ada satu karung yang dibawa. Sebelum dijadikan mulsa, kubaca dulu judul head linenya. Setiap edisi Ahad, kubaca habis bagian sejarahnya tentang Islam Digest. Tak disangka ada rentetan yang luar biasa. Sepertinya Allah tengah mengajari saya.

Headline pertama soal Wakaf. Bagaimana Turki Utsmani membangun kemakmuran dengan konsep wakaf. Dari wakaf tanah, bangunan, infrastruktur, peralatan teknologi, emas, perak hingga uang tunai. Para khalifah menyerahkan kekayaan pribadinya untuk wakaf. Hingga sebuah masjid memiliki jaringan bisnis yang menggurita hingga fasilitas publik, rumah sakit,   sekolah gratis. Sepertinya Allah mengingatkan tujuanku membangun perkebunan, yaitu untuk wakaf produktif, seperti pesan Umar bin Khatab

Headline kedua tentang kisah-kisah musyawarah burung. Sekelompok burung yang mencari pemimpin yang dipandu oleh Hud-hud. Ini kisah sufi. Pencarian tentang Allah. Hingga hidupnya meraih kefanaan. Melenyapkan dirinya. Yang dilihat, dirasakan, didengar dan seluruh kehidupan bersama Allah saja. Sepertinya Allah membimbingku untuk mentauhidkan-Nya walapun dalam urusan pengelolaan perkebunan ini.

Headline ketiga tentang imam Jazari, beliau ulama robotik saat seluruh Eropa belum mengenal mandi. Selama hidupnya dia mampu merancang mesin sebanyak 100 mesin dengan konsep hidrolik. Rancangan mesinnya hingga sekarang masih digunakan. Sepertinya Allah mengingatkanku agar memanfaatkan teknologi otomatisasi dalam pengelolaan perkebunan.

Headline ke empat tentang kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Dari karakter ulama melahirkan karakter yang adil. Keadilan lahir dari ketakwaan bukan kecerdasan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Keadilan lahir dari kasih sayang dan cinta. Sedangkan mata air kasih sayang dan cinta adalah iman kepada Allah. Sepertinya Allah mengajarkan bahwa meraih kepemimpinan harus melalui 3 tahap, mewakafkan hidup bersama Allah, berorientasi hidup hanya untuk Allah, dan merekayasa tanda-tanda kebesaran Allah menjadi ilmu dan teknologi.

Headline ke lima tentang Sumbangan Turki Utsmani pada Irlandia yang diserang kelaparan parah. Inggris yang menjajah Irlandia tak peduli.  Sebab Inggris beragama Protestan sedang Irlandia Katolik. Namun Islam adalah rahmatan lil alamin untuk semua umat manusia. Sepertinya Allah mengajarkan bahwa kelak saat kepemimpinan sudah diraih gunakan untuk menolong dan memudahkan seluruh urusan manusia.

Headline ke enam tentang Futuh Mekah. Aku bertanya, "Apakah setelah ini masih ada Islam Digest harian Republika yang belum dibaca? Karena masih banyak sisa koran yang belum dijadikan mulsa tanaman". Sampai koran yang terakhir ternyata tidak ada, yang terakhir bertema Futuh Mekah. Futuh Mekah itulah yang terakhir, setelah melewati headline pertama hingga kelima. Bisa jadi inilah proses kebangkitan dan kembalinya kepemimpinan pada umat Islam.

Allah telah mendidik dan memberikan pelajaran saat aku berkebun di pagi hari. Saat matahari baru terbit. Saat burung mulai berkicau. Saat tanah dan pepohonan masih basah oleh hujan semalam. Saat bersamaan, Allah menurunkan ragam ilmu dan kepahamanan selama berkebun di perbukitan yang hening. Masya Allah...

Model Kebangkitan Umat Islam Oleh: Dr. Adian Husaini Hidayatullah.com | PADA kajian akhir tahun di Institute for the Study of Is...



Model Kebangkitan Umat Islam

Oleh: Dr. Adian Husaini

Hidayatullah.com | PADA kajian akhir tahun di Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), tahun 2019 dibedah buku karya Dr. Majid Irsan al-Kilani,  berjudul ”Model Kebangkitan Umat Islam: Upaya 50 Tahun Gerakan Pendidikan Melahirkan Generasi Shalahudin dan Merebut Palestina.” Pembahasnya, Ustad Asep Sobari Lc, penerjemah buku, yang juga peneliti INSISTS.

Judul asli buku tersebut adalah: ”Hakadza Zhahara Jilu Shalahuddin wa Hakadza ’Adat al-Quds”. Menurut Asep Sobari, ia mengenal buku ini saat kuliah di Universitas Islam Madinah, dimana sang dosen, Dr. Ghazi bin Ghazi al-Muthairi, meminta para mahasiswa membaca buku penting tersebut.


Berdasarkan hasil telaahnya yang mendalam terhadap kondisi umat Islam di masa Perang Salib, Irsan al-Kilani menjelaskan, bahwa kebangkitan umat Islam yang hakiki harus dilakukan melalui lahirnya satu generasi baru. Cara seperti ini sudah menjadi model, yang berulang kali terjadi dalam sejarah Islam.

Karena pentingnya model kebangkitan melalui proses pendidikan ini, Irsan al-Kilani mengimbau para insan pendidikan, agar mereka benar-benar paham, bahwa untuk mengubah kondisi suatu kaum yang lemah, harus dilakukan dengan mengubah kondisi internal mereka sendiri. Yakni, mengubah keyakinan, pemikiran, konsep, orientasi, cara berpikir, nilai, dan parameter kehidupan mereka.

Yang perlu diubah adalah sistem pendidikan yang telah melahirkan generasi lemah, layak kalah, hina, inferior, berorientasi duniawi, meninggalkan jihad, menghamba pada harta dan para penguasa.

*****

Mengambil kasus lahirnya generasi Shalahuddin dan pembebasan kembali Masjid al-Aqsha, Irsan al-Kilani menceritakan bagaimana kaum Muslimin mampu bangkit dari keterpurukan selama sekitar 50 tahun pada awal Perang Salib. Tahun 1095 Perang Salib dimulai.

Pada tahun 1099, Jerusalem jatuh ke tangan pasukan Salib. Ribuan umat Islam dibantai dengan sadis di Masjid al-Aqsha dan berbagai daerah lainnya.


Meskipun ada kekhalifahan, umat Islam berada dalam kondisi sangat terpuruk. Mereka terjangkit penyakit cinta dunia, tercengkeram aneka paham sesat, dan terlibat konflik antar mazhab yang parah, sampai saling bunuh di kampus.

Di zaman ada kekhalifahan itu, umat Islam perlu waktu 88 tahun untuk membebaskan kembali kota Jerusalem. Itu terjadi di bawah kepemimpinan Shalahuddin al-Ayyubi, tahun 1187.

Nah, buku ini memaparkan data, bahwa Shalahudin bukanlah pemain tunggal yang ”turun dari langit”. Tetapi, dia adalah bagian dari satu ”generasi” yang merupakan produk pendidikan para ulama yang hebat.

Al-Kilani menyebut contoh dua ulama yang berjasa besar dalam menyiapkan generasi baru itu, yakni Imam al-Ghazali dan Syekh Abdul Qadir al-Jilani. Menurut Dr. Irsan al-Kilani, dalam melakukan upaya perubahan umat yang mendasar, Imam al-Ghazali lebih menfokuskan pada upaya mengatasi kondisi internal umat.


Menurut al-Ghazali, masalah paling besar adalah rusaknya pemikiran dan diri kaum Muslim yang berkaitan dengan aqidah dan kemasyarakatan. Sang Hujjatul Islam tidak menolak pentingnya perubahan aspek politik dan militer.

Tetapi yang dia tekankan adalah perubahan yang lebih mendasar, yaitu perubahan pemikiran, akhlak,  dan perubahan diri manusia itu sendiri. Untuk itu, al-Ghazali melakukan perubahan dimulai dari dirinya sendiri dahulu, kemudian baru mengubah orang lain.

Kata penulis buku ini: ”Al-Ghazali lebih menfokuskan usahanya untuk membersihkan masyarakat muslim dari berbagai penyakit yang menggerogotinya dari dalam dan pentingnya mempersiapkan kaum Muslim agar mampu mengemban risalah Islam kembali sehingga dakwah Islam merambah seluruh pelosok bumi dan pilar-pilar iman dan kedamaian dapat tegak dengan kokoh.”


Melalui hasil kajian dan perenungannya yang mendalam terhadap kondisi umat Islam, al-Ghazali sampai pada kesimpulan bahwa yang harus dibenai pertama dari umat adalah masalah keilmuan dan keulamaan. Oleh sebab itu, kitabnya yang terkenal dia beri nama Ihya’ Ulumuddin (Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmu Agama).

Adalah menarik, bagaimana dalam situasi perang seperti itu, Imam Ghazali mampu merumuskan masalah umat secara komprehensif dan mendasar. Melalui Ihya’ Ulumuddin, al-Ghazali menekankan pentingnya masalah ilmu, ibadah, akhlak, dan juga aktivitas ’amar ma’ruf nahi munkar’.

Bahkan, aktivitas “amal ma’ruf dan nahi munkar”, dikatakan sebagai kutub terbesar dalam urusan agama. Ia adalah sesuatu yang penting, dan karena misi itulah, maka Allah mengutus para nabi. Jika aktivitas ‘amar ma’ruf nahi munkar’  hilang, maka syiar kenabian hilang, agama menjadi rusak, kesesatan tersebar, kebodohan akan merajalela, satu negeri akan binasa. Begitu juga  umat secara keseluruhan.

Jadi, simpul Irsan al-Kilani, yang pertama kali harus dilakukan adalah perubahan dalam diri manusia itu sendiri. (QS 13: 11). Nabi Muhammad ï·º juga menyatakan: ”Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh. Namun, jika ia rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuilah, itu adalah qalb.” (HR Muslim).

Umat Islam kalah dan hina bukan karena kehebatan musuh-musuh mereka. Tapi, lebih karena kelemahan internal umat sendiri. Mereka memang dalam kondisi yang ”pantas kalah  dan terbelakang” (al-qabiliyyah lit-takhalluf wa al-hazimah). Inilah yang harus diatasi terlebih dahulu, sebelum menghadapi kekuatan eksternal yang hebat.


Sejalan dengan pemikiran Dr. Irsan al-Kilani, Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas juga menyatakan bahwa kondisi umat Islam saat ini secara mendasar sama persis dengan kondisi di masa Imam al-Ghazali. Dalam Konferensi Pendidikan Islam Pertama di Kota Mekkah, tahun 1977, Syed Naquib al-Attas merumuskan akar masalah umat Islam adalah ”loss of adab”. Dan solusinya adalah pendidikan (ta’dib). Bahkan, Prof. Al-Attas juga sudah membuktikan konsepnya melalui satu isntitusi pendidikan di peringkat tinggi.

Banyak kalangan umat Islam yang telah menyadari dan mencoba mewujudkan pendidikan yang mampu melahirkan generasi gemilang. Kita perlu terus berpikir dan mengevaluasi apa yang telah dan sedang kita kerjakan.           

Bagaimana aplikasi model pendidikan untuk melahirkan generasi hebat, seperti generasi Shalahudin? InsyaAllah, itu bisa dibaca dalam buku: Pendidikan Islam: Mewujudkan Generasi Gemilang Menuju Negara Adidaya 2045 (YPI Attaqwa, 2018).

Tentu saja, penerapan model pendidikan yang ideal (ta’dib)  sangat tidak mudah. Tantangan, hambatan,  dan ujian internal dan eksternal begitu berat. Ketika hal ini saya sampaikan kepada Prof. Wan Mohd Nor, beliau berkata: ”Ya memang berat. Dan untuk itulah Nabi diutus.” Wallahu A’lam bis-shawab. (Depok, 22 Desember 2019).*

Penulis pengasuh Pondok Pesantren Attaqwa-Depok

Rep: Ahmad
Editor: Insan Kamil

Ragam Fragmen dan Latarbelakang Kisah dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Banyak ragam...

Ragam Fragmen dan Latarbelakang Kisah dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Banyak ragam latarbelakang kisah-kisah dalam Al-Qur'an. Latarbelakang masa lalu dan masa depan. Latarbelakang dunia juga akhirat. Latarbelakang kisah manusia juga hewan. Kadang latarbelakang kisah-kisah tersebut dipadukan.

Kisah-kisah para Nabi dan Rasul dan umatnya merupakan kisah yang berlatarbelakang belakang masa lalu. Kisah-kisah hari Penghisaban, surga dan neraka, merupakan kisah yang berlatar belakang  masa depan. Kadang kisah masa lalu dikaitkan dengan akibatnya di masa depan. Prilaku umat masa lalu langsung dijelaskan akibatnya di akhirat nanti.

Mengapa terdapat kisah berlatarbelakang masa lalu dan masa depan? Mengapa ada kisah yang berlatarbelakang dunia juga akhirat? Kisah seperti apa yang berlatarbelakang masa lalu dan masa depan? Bagaimana pengaruh perbedaan latarbelakang terhadap hati, jiwa dan akal manusia?

Perjuangan hidup, tantangan, persoalan, seluk beluk dan liku-likunya berlatarbelakang masa lalu. Untuk dijadikan bimbingan, pengarahan dan pimpinan. Perhatikan kondisi kejiwaan Rasulullah saw dalam setiap ayat Al-Qur'an, pada kondisi seperti apa Allah menurunkan ayat yang berkaitan masa lalu?

Pada kondisi seperti apa Rasulullah saw, Allah menurunkan kisah yang berlatarbelakang masa depan? Saat hati bisa terlena dan khilaf karena  melihat fenomena kehebatan dan kesombongan kekafiran, kedurhakaan, kerusakan dan kezaliman, maka Allah mengkisahkan kehancuran mereka yang akan terjadi.

Saat menceritakan balasan amal, latarbelakang masa depan yang dihadirkan. Bukankah mimpi baik itu terasa sangat indah? Bukan mimpi buruk itu terasa sangat menyakitkan, menakutkan dan menegangkan? Dibanding realitas sebenarnya yang dihadapi?

Ragam fragmen dan latarbelakang kisah-kisah dalam Al-Qur'an, membuat Al-Qur'an menjadi bacaan dan pelajaran yang paling menarik di muka bumi. Yang paling menyentuh dan menghujam kuat pada jiwa dan akal manusia.

Bersenang-senang dalam Kesibukan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  (Channel Yotube Dengerin Hati) Para penghuni surga bersenang-senang...

Bersenang-senang dalam Kesibukan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Para penghuni surga bersenang-senang dalam kesibukannya. Mengapa? Sebab Allah telah meridhainya. Dalam keridhaan Allah tak ada kelelahan dan kepenatan. Dalam keridhaan Allah yang ada hanya kesenangan dan kegairahan saja. Mengapa manusia di dunia mudah merasakan kelelahan dan kepenatan?

Banyak yang melampiaskan kebosanan, kepenatan dan kelelahan dengan beragam permainan, hiburan, bersantai, bercanda ria hingga terjerumus pada kesia-siaan dan kemaksiatan, dapatkan kepenatan berubah menjadi kegairahan?

Kesia-siaan dan kemaksiatan tidak dapat merubah sesuatu menjadi kegairahan. Justru, semakin menghancurkan jiwa, meredupkan dan melemahkan energi. Jiwa hanya bisa dicharge dengan energi yang berasal dari asma ulhusna-Nya Allah, berkomunikasi dengan Allah melalui shalat dan membaca firman-Nya.

Karakter jiwa dan ruh, hanya Allah yang tahu. Manusia walapun terus dan telah memperdalam ilmu tentang jiwa dan ruh selama ribuan tahun, tetap saja hanya diberikan ilmu yang sangat sedikit. Bukankah semut di seberang lautan sangat terlihat jelas dan gajah di pelupuk mata terlihat kecil?

Jiwa dan ruh hanya bisa bersenang-senang bila orientasi seluruh kiprahnya hanya mendapatkan ridha Allah. Di awali dengan membangun keikhlasan dalam seluruh kiprahnya. Keikhlasanlah yang menyebabkan turunnya keridhaan Allah.

Jiwa dan ruh menjadi penuh kegairahan bila orientasinya ingin bertemu Allah, melihat wajah-Nya. Saat bertemu Allah, Allah senantiasa menambah rahmat-Nya. Seperti itulah interaksi manusia dengan Allah di surga. Mengapa hal ini tidak kita tarik ke dunia,

Koneksi hati dengan Allah adalah koneksi energi jiwa dan ruh. Tafakur dan tadabur, beribadah dan berdzikir, adalah sarana tersambung manusia dengan penciptaannya. Bila kekuasaan ruh dan jiwa sudah penuh, maka kiprahnya dalam suasana bersenang-senang dalam kesibukannya.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (178) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)