basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Isi Surat Umar bin Khattab Kepada Sungai Nil di Mesir Red: Muhammad Hafil REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Gubernur Mesir Amr bin Ash...


Isi Surat Umar bin Khattab Kepada Sungai Nil di Mesir

Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Gubernur Mesir Amr bin Ash mengirimkan surat kepada Khalifah Umar bin Khattab di Madinah. Dalam surat itu dia mengabarkan budaya dan t radiri orang Mesir saat itu yang selalu mempersembahkan anak perempuan sebagai tumbal dengan cara dilempar ke sungai Nil setiap tahunnya.

Mereka berkata, "Wahai gubernur, sesungguhnya sungai Nil ini mempunyai kebiasaan. Ia tidak mengalirkan air kecuali dengan kebiasaaan itu."

Amr bertanya, "Kebiasaan apa itu?"

Mereka menjawab, "Pada malam kedua belas di bulan ini, kami mengambil anak perempuan yang masih gadis yang tinggal bersama kedua orang tuanya. Lalu kami bujuk kedua orang tuanya agar merelakan anak gadisnya. Setelah itu kami dandani anak gadis itu dengan perhiasan dan pakaian terbaik. Kemudian kami melemparkannya ke sungai Nil sebagai tumbal."

Amr bin Ash berkata, "Sungguh ini tidak diperbolehkan dalam Islam. Karena Islam telah menghancurkan tradisi sebelumnya."

Setelah larangan itu, penduduk Mesir mengalami masa paceklik, karena sungai Nil tidak sedikitpun mengalirkan air. Kondisi ini, membuat mereka berniat meninggalkan Mesir.

Melihat kejadian itu, Amr bin Ash menulis surat kepada Umar bin Khattab mengabarkan tentang hal ini. Umar membalas suratnya: "Engkau benar. Sesungguhnya sikapmu itu sudah tepat. Saya kirimkan sepucuk surat ini kepadamu. Jika suratku sudah engkau terima, lemparkanlah surat ini ke dalam sungai Nil. Sesampainya surat di tangan Amr, dia membukanya. Di dalamnya tertulis:

Dari   : Hamba Allah Amirul Mukminin Umar
Kepada: Sungai Nil di Mesir


"Amma ba'du. Jika kamu mengalir dengan kehendakmu sendiri, maka kamu tidak usah mengalir. Jika Allah yang Maha Esa dan Maha Kuasa yang mengalirkanmu, maka kami mohon kepada Allah yang Maha Esa dan Maha Kuasa agar Dia mengalirkanmu."

Amr kemudian melemparkan surat itu ke dalam Sungai Nil. Pada saat itu, penduduk Mesir tengah bersiap-siap untuk meninggalkan Mesir. Namun, pada pagi hari Sabtu,  Allah telah mengalirkan air sungai Nil setinggi enam belas hasta dan mengakhiri kebiasaan buruk itu dari penduduk Mesir sampai hari ini.

Biografi Mohammad Natsir Rep: Kamran DIkarma Red: Muhammad Hafil REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mohammad Natsir adalah tokoh intelek...

Biografi Mohammad Natsir


Rep: Kamran DIkarma Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mohammad Natsir adalah tokoh intelektual, pejuang, ulama, sekaligus negarawan yang pernah dimiliki Indonesia.  Dalam dunia politik, ia juga merupakan tokoh terpandang dan dipercaya untuk memimpin Partai Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) pada 1945 hingga titik pembubarannya pada 1960.

Natsir dilahirkan di Kampung Jam batan, Alahan Panjang, Padang, Sumatra Barat, pada 17 Juli 1908. Ia merupakan putra dari pasangan Mohammad Idris Sutan Saripado dan Khadijah.

Pada masa kecilnya, Natsir mengenyam pendi dikan di Sekolah Rakyat Maninjau selama dua tahun. Dia kemudian melanjutkan ke Hollandsch- Inlandsche School (HIS) Adabiyyah di Padang. Ketika menimba ilmu di HIS, pada waktu yang sama, ia juga belajar ilmu agama di Madrasah Diniah Solok pada 1916 hingga 1923.

Natsir memang ikut dalam dunia pergerakan nasional. Seperti di ku tip dari Muhammad Natsir dan Pemikirannya Tentang Demokrasi dan diterbit kan Universitas Islam Ne geri Sunan Kalijaga disebutkan bahwa sepak terjang Natsir dalam dunia pergerakan dimulai ketika dia meneruskan pendidikan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).

Ketika di MULO Natsir mulai aktif dalam perhimpunan atau organisasi pemuda. Di antaranya, Jong Isalamieten Bond (JIS) dan Pandu Nationale Islamietische. Dia pernah dipercaya untuk menjadi ketua JIS Bandung pada 1928 hingga 1932.

M Dzulfikriddin dalam bukunya Mohammad Natsir dalam Sejarah Politik Indonesia menyebut bahwa Natsir telah mencurahkan hidupnya dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai pendidikan, dakwah Islam, hingga politik.

Dalam dunia pendidikan, Natsir sempat mendirikan Pendidikan Islam (Pendis) di Bandung, Jawa Barat. Pendis merupakan sebuah pendidikan Islam modern bercorak agama. Di Pendis, Natsir menjadi direktur selama 10 tahun terhitung sejak 1932.

Dalam dunia politik, Natsir dikenal sebagai tokoh yang menghendaki Islam sebagai landasan atau ideologi negara.  Dalam sebuah jurnal berjudul Pandangan Mohammad Natsir Mengenai Islam Sebagai Ideologi Negara yang dipublikasikan Univer sitas Sumatra Utara (USU), disinggung mengenai hal ini.

Natsir berpendapat, agama harus dijadikan fondasi dalam mendirikan suatu negara. Agama, dalam konteks ini Islam, bukan semata-mata suatu sistem peribadatan antara makhluk dengan Tuhan yang Maha Esa. Islam lebih dari sebuah sistem peribadahan. Ia adalah suatu kebudayaan atau peradaban yang lengkap dan sempurna.

Dalam hal ini, Islam, menurut Natsir, dapat terejawantahkan dalam setiap lini kehidupan, mulai kehidupan masyarakat, ketatanegaraan, pemerintah, hingga perundang-undangan.

Kendati demikian, Islam tetap mengizinkan setiap orang untuk menyatakan pandangan atau pendiriannya dalam musyawarah bersama. Seperti Allah SWT berfirman, Dan hendaklah urus an mereka diputuskan dengan musyawarah.

Natsir memang mencoba menjawab kesulitan-kesulitan yang dihadapi masyarakat Islam. Dengan dasar pemikiran bahwa ajaran Islam sangat dinamis untuk diterapkan pada setiap waktu dan zaman.

Menurut jurnal yang diterbitkan USU, Natsir dinilai telah melampaui pemikiran Maududi atau Ibnu Khaldun yang melihat sistem pemerintahan Nabi Muhammad SAW dan empat khalifah setelahnya sebagai satu-satunya alternatif sistem pemerintahan negara Islam.

Kendati menginginkan hadirnya unsur Islam dalam tata pemerintahan, Natsir memang menghendaki model pemerintahan demokratis. Dalam hal ini, Natsir tetap menghendaki model pemerintahan yang demokratis, yang tetap mengedepankan atau memprioritaskan ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Tanpa membedakan agama, ras, dan suku bangsa.

Muhammad Natsir menekankan persatuan agama dan negara dalam pemerintahan. Sebab, ia memang menyepakati dan menyatakan bahwa demokrasi itu sesuai dengan ajaran Islam.

Bahkan, Bruce Lawrence, seorang pakar studi Islam pernah men juluki Natsir sebagai tokoh paling menonjol dalam membantu pembaruan Islam. Semasa hidupnya, Natsir telah menerima berbagai penghargaan ber kat jasanya. Pada 1957, misalnya, ia menerima bintang Nichan Istikhar (Grand Gordon) dari Raja Tunisia, Lamine Bey, karena jasanya menolong perjuangan kemer dekaan rakyat Afrika Utara.

Pada 1980, Natsir juga dianugerahi penghargaan Faisal Award dari Raja Fahd Arab Saudi lewat Yayasan Raja Faisal di Riyadh. Ia memperoleh gelar doktor kehormatan dalam bi dang politik Islam dari Kampus Islam Lebanon pada 1967. Ia juga memperoleh gelar kehormatan untuk bidang sastra dari Universitas Kebangsaan Malaysia.

Masih terdapat beberapa penghargaan lainnya yang diberikan kepada Mohammad Natsir. Natsir wafat pada 6 Februari 1993. Pada masa pemerintahan BJ Habibie, Natsir kembali diberi penghargaan lainnya, yakni penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipradana.

Kaitan Harta yang Disimpan dengan Kesehatan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Apa kaitan pengelolaan har...

Kaitan Harta yang Disimpan dengan Kesehatan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Apa kaitan pengelolaan harta dengan tubuh manusia? Emas dan perak yang disimpan, kelak di akhirat akan diteriskakan ke dahi, perut dan punggung pemiliknya. Siksaan-Nya ditimpakan ke dahi, perut dan punggungnya. Mengapa tidak dijelaskan ke seluruh tubuh?

Bukankah harta yang disimpan seharusnya menimbulkan ketentraman? Kebutuhannya ditopang dengan kekayaan yang cukup. Namun mengapa justru merusak raganya? Dahi, perut dan punggung. Adakah keterkaitan langsung antara dahi, perut dan punggung?

Logika manusia kadang sama dengan hukum alam semesta. Namun kadang berseberangan dan bertentangan. Bukankah kekikiran itu akan menambah harta, namun mengapa hukum alam semesta yang disebutkan dalam Al-Qur'an justru disebutkan tindakan kebinasaan? Hukum mana yang berlaku dan terjadi di muka bumi, hukum hasil persepsi akal manusia atau hukum di Al-Qur'an?

Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa harta yang disimpan merupakan azab dari Allah. Azab yang terpedih adalah kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan yang terus mengepung setiap saat. Bila harta terus disimpan, bukan tanda ketakutan akan berkurang dan lenyap harta untuk menopang ego hawa nafsu? Apakah harta seberat langit dan bumi mampu memenuhi dan menopang hawa nafsu?

Harta yang disimpan hanya menimbulkan ketakutan dan kegelisahan. Seperti itulah fitrah manusia yang telah digariskan Allah. Harta yang diputar akan menciptakan ketentraman, seperti itulah hukum alamnya. Kegelisahan akan membebani akalnya. Kepala akan pening. Harta tak bisa menjadi sumber ketentraman, tetapi sumber ketakutan. Setelah itu apa yang terjadi?

Dari kepala akan menyerang bagian perut. Kegelisahan mendorong ganguan pada perut. Perut menghasilkan asam lambung yang berlebihan lalu menekan ke bagian atas dari ulu hati, jantung hingga ke bagian otak. Otak yang pening ditambah tekanan asam lambung akan lebih merusak otak. Setelah itu apa yang terjadi lagi?

Otak kedua manusia adalah perut, bila otak dan perut sudah bermasalah maka seluruh instrumen tubuh manusia akan mudah rusak. Kerusakan ini akan merusak punggung, dimana dalam ilmu akupuntur, punggung menjadi pusat syaraf untuk memberi energi penyembuhan dan pencegahan penyakit. Punggung menjadi rumah vital bagian belakang. Bila otak, perut dan punggung sudah diserang, bagaimana memulihkan raga manusia kembali?

Analogi Kisah Kebun dalam Al-Qur'an dalam Mengelola Bisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bagaima...

Analogi Kisah Kebun dalam Al-Qur'an dalam Mengelola Bisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bagaimana agar Al-Qur'an menjadi penjelas segala sesuatu? Kuatkan spiritualitas. Kuatkan iman dan takwa, maka Al-Qur'an akan menjelaskan, berbicara dan berinteraksi dengan amat mudah dipahami  oleh jiwa dan akal manusia.

Bagaimana agar Al-Qur'an menjadi penjelas segala sesuatu? Kuatkan spiritualitas. Kuatkan iman dan takwa, maka Al-Qur'an akan menjelaskan, berbicara dan berinteraksi dengan amat mudah dipahami  oleh jiwa dan akal manusia.

Dalam sebuah kebun, pohon yang menghasilkan buah, pohon hidup dengan mengambil nutrisi dari tanah, udara, air hujan dan cahaya matahari. Petani yang mengolah, menanam dan memelihara pohon dan tanah. Bagaimana bila hal ini dipraktekkan dalam mengelola bisnis?

Dari banyaknya tanaman di muka bumi, mengapa Al-Qur'an menjelaskan hanya dua jenis tanaman saja? Pohon Anggur dan Kurma. Mengapa menjelaskan dua jenis tanah saja, yaitu tanah perkebunan dan ladang? Mengapa di tengahnya dijelaskan ada air yang mengalir? Bisakah perumpamaan ini dianalogikan dalam pengelolaan bisnis atau organisasi?

Buah bisa saja dianalogikan produk. Pohon bisa saja dianalogikan organisasi, sistem dan teknologi yang paling canggih? Pelajari pohon untuk membangun, dan merekayasa model sistem dan teknologi. Adakah yang lebih canggih dari pohon? Tanah, udara, air hujan, sinar matahari, iklim, angin adalah faktor-faktor yang membentuk organisasi. Faktor-faktor ini tak bisa direkayasa oleh petani secara mutlak. Lalu bagaimana agar banyak hal yang tidak bisa dikendalikan namun pohon bisa tumbuh dan berbuah?

Tanam pohon di tanah dan pada iklim yang sesuai dengannya. Bila sudah sesuai, petani tak butuh banyak sumber daya, kompetensi, pengalaman dan ilmu untuk menangani pohon tersebut. Carilah tanah yang ber-PH netral, maka secara otomatis hara yang bersifat mineral akan ada dengan sendirinya dan menghidupi pohon.

Menanam tak butuh pupuk yang banyak. Bisnis tak butuh suntikan sumber daya yang melimpah bila sudah tepat menyelaraskan tanah, iklim dan pohonnya. Tanah dan iklim yang menjadi faktor utama yang menumbuhkembangkan pohon. Semuanya akan berjalan secara otomatis dengan hanya sedikit pengolahan dan pemeliharaan saja.

Andai Manusia Jadi Tuhan, Bahagiakah? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Saat rejeki sudah dijamin. Saat ...

Andai Manusia Jadi Tuhan, Bahagiakah?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Saat rejeki sudah dijamin. Saat rahmat Allah amatlah luas. Saat pertolongan Allah begitu dekat. Saat jalan keluar datang tak terduga. Mengapa masih ada keluh kesah? Manusia hanya diminta berikhtiar dan bersabar.

Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Allah telah memudahkan jalan kehidupan. Allah telah mentakdirkan seluruh makhluk-Nya untuk melayani manusia. Manusia hanya fokus menjalankan perannya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi saja. Mengapa masih ada yang berputus asa?

Kesulitan dan keresahan menerpa karena manusia salah fokus. Fokus pada ego. Fokus pada hawa nafsu. Fokus pada keinginan dan obsesinya sendiri. Fokus pada kesenangan. Hidup ingin berfoya-foya dan bergelimang kemewahan. Padahal liku-liku manusia sudah ada garis takdirnya.

Dunia itu negri amal, mengapa manusia ingin menuai dan menikmati hasil? Semua yang ada akan lenyap, mengapa yang ada ingin menjadi abadi? Semuanya bergulir sesuai perputaran waktu yang telah ditetapkan, mengapa manusia ingin terus mempertahankannya? Inilah yang melelahkan manusia.

Mindset dan definisi kemuliaan, kehebatan dan keagungan yang membuat manusia terjebab pada kesusahan dan penderitaan. Mindset dan definisi strata kesuksesan,  keberhasilan dan kebahagiaan yang membuat terombang ambing pada keresahan. Padahal takwalah yang membedakannya.

Apakah Firaun merasakan ketentraman dengan kekuasaannya? Apakah Qarun merasa cukup dengan kekayaannya? Jiwa manusia terpuaskan hanya dengan cinta kepada Allah. Bila tak mencari ridha Allah, seandainya manusia dijadikan tuhan. Andai manusia menguasai perbendaharaan langit dan bumi. Jiwa manusia tetap tak pernah puas dan tentram.

Manusia terpuaskan dan tentram. Manusia bahagia dan membahagiakan. Bila di hatinya  hanya ada Allah. Bila perjalanan hidup dibawah bimbingan dan pimpinan Allah. Bila langkah-langkahnya mengikuti syariat-Nya. Namun bila semuanya tidak Ada, seandainya  jadi penguasa jagat raya dan seluruh galaksi di alam semesta pun, hidup manusia tetaplah terasa hampa.

Harapan Yang Menembus Akhirat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Harapan itu harus selalu ada, apa pun ko...

Harapan Yang Menembus Akhirat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Harapan itu harus selalu ada, apa pun kondisinya. Harapan tak boleh pernah redup ataupun mati, sebab Allah Maha Pemberi Rahmat. Dalam kehidupan ini, hanya Allah yang bisa menolong dan melindungi. Allah Pemilik takdir.

Bila Allah Maha Pemberi Rahmat. Bila hanya Allah yang bisa memberikan pertolongan dan perlindungan, mengapa tidak menerjunkan diri ke kancah perjuangan? Mengapa tidak mau bergelut dalam tantangan? Mengapa tak mau menempuh jalan yang sukar? Harapan mukim menembus dunia dan akhirat.

Tak ada yang sulit dalam kesulitan di dunia. Tak ada yang  menyedihkan dalam pergulatan hidup. Tak ada yang tak disanggupi dalam semua tantangan hidup. Kuncinya, bertakwa dan jadilah hamba Allah.

Sulit bila tak ada kesulitan. Sedih bila tak ada kesedihan. Susah bila tak ada kesusahan hidup.  Begitulah pesan Buya Hamka. Karena semuanya yang ada di kehidupan ini sudah dimudahkan oleh Allah. Persoalannya hanya, sudahkah kita menempuh arahan Allah?

Bila fokus hidup hanya menempuh perjalanan menuju Allah dengan mentaati syariat-Nya, maka kehidupan akan dipenuhi dengan keberlimpahan dan kelapangan. Selalu ada jalan keluar tak terduga. Selalu ada rezeki dari ragam arah.

Saat Rasulullah saw terkepung di Gua Tsur, adakah manusia yang menolong Rasulullah saw? Saat Nabi Yunus terkubur di lautan di dalam perut ikan Paus, adakah manusia yang menolong? Saat Nabi Musa, terpojok di tepi lautan dalam kepungan bala tentara Firaun, adakah manusia yang menolong?

Tak ada seorang pun yang menolong, namun mengapa para Nabi dan Rasul selalu mendapatkan kemudahan dan jalan keluar? Para Nabi dan Rasul terjun dalam tantangan kehidupan karena yakin akan pertolongan Allah. Bila hancur di dunia, bukankah masih ada 99% rahmat Allah di akhirat?

Jong Islamieten Bond (JIB) yang sangat modern oleh: Rosdiansyah Hidayatullah.com | JONG ISLAMIETEN BOND (JIB) fenomena tak terga...


Jong Islamieten Bond (JIB) yang sangat modern

oleh: Rosdiansyah

Hidayatullah.com | JONG ISLAMIETEN BOND (JIB) fenomena tak tergantikan. Minimal sulit menyamainya, sebab jaman sudah berbeda. Adalah Mohammad Natsir, Kasman Singodemejo, Jusuf dan Mohammad Roem, kuartet motor penggerak JIB di tengah perubahan zaman.

Ketika Jepang akan tiba di negeri khatulistiwa, Belanda takut tiada tara. Pegiat JIB berbagi cara menyiasati era yang berubah.


Mohammad Natsir siswa Algemeene Middelbare School (AMS) angkatan 1927 di Bandung. Ia adik kelas M Sjahrir. Natsir seangkatan Mohammad Roem di AMS Bandung.

Walau berbeda etnis, keduanya dipersatukan gairah ”Need for Achievement” (NAc) berkompetisi menghadapi anak-anak Belanda atau peranakan Belanda yang selalu merasa superior dihadapan pribumi. Jika Sjahrir sibuk dengan klub debat ”Patriae Scientifiqiae” (Ibu Pertiwi dan Pengetahuan), maka Natsir bersama Roem aktif di Jong Islamieten Bond (JIB) Bandung.

JIB Bandung ini unik, ketika pertama kali dibentuk 1926, justru langsung diketuai mojang priangan asli Bandung, Emma Poeradiredja. Emma tidak berhijab, tapi ia seorang muslimah taat.

Ia lahir besar dari keluarga bangsawan Sunda (menak). Semula, Emma aktif di Jong Java, namun ia merasa Jong Java kurang pas karena menonjolkan etnisitas Jawa, kurang modern dan kesukuan.

Begitu JIB terbentuk di Bandung, Emma pindah ke Jong Islamieten Bond lalu didaulat sebagai ketua. JIB sendiri dibentuk di Batavia oleh Samsurijal pada 1 Maret 1925, lalu bersama Haji Agus Salim, Samsurijal membentuk cabang JIB di Bandung pada 1926.

Banyak anggota Jong Java yang menyeberang ke Jong Islamieten Bond. Para anggota JIB terbiasa memakai bahasa Belanda dalam bercakap-cakap. Itulah bahasa sehari-hari mereka.


Mereka tak terbiasa memakai bahasa Indonesia. Ukuran modern kala itu, untuk menghadapi Belanda.

George McT Kahin Indonesianis AS, sohib karib M Natsir, menulis obituari dalam jurnal Indonesia pada tahun 1993, bahwa Natsir baru masuk JIB pada 1929. Artinya, dua tahun setelah bersekolah di AMS Bandung. Sebelumnya, Natsir sudah aktif di Persatuan Islam (Persis) Bandung.

Natsir sangat terkesan pada sosok Dr Van Bessem, kepala sekolah AMS Bandung. Dari Van Bessem inilah Natsir belajar bahasa Latin, Yunani, Prancis, Jerman dan Inggris. Gemblengan AMS Bandung menjadikan Natsir sangat menguasai bahasa Latin, selain bahasa Belanda dan Inggris, sangat modern jaman itu.

Setiap kali bertemu Roem, Jusuf Wibisono (seangkatan dengan Sjafruddin di AMS) dan Sjahrir, mereka selalu ngobrol dalam bahasa Belanda. Di tangan M Natsir, JIB Bandung berkembang pesat, apalagi JIB sering menggelar acara diskusi dalam bahasa Belanda di dalam salah-satu ruang sekolah AMS.


Van Bessem memperbolehkan pemakaian ruangan itu, karena Van Bessem berwatak terbuka. Ia sumringah melihat anak-anak didiknya piawai mengolah kata, berdebat serta doyan baca.

Seluruh buku milik Van Bessem dibaca tuntas para aktivis JIB. Mereka sudah menjelajah dunia literasi saat masih belia, bahkan para aktivis JIB sangat tahu apa isi Das Kapital, dll.

Tahun 1929, Sjahrir lulus AMS, ia diterima di fakultas hukum Amsterdam Universiteit. Sedangkan Natsir lulus AMS pada 1930, ia sebenarnya sudah memperoleh dua beasiswa, yaitu ke Leiden untuk belajar hukum dan ke Rotterdam untuk belajar ekonomi.

Namun, Natsir memilih ke sekolah guru (kweekschool) agar ia punya dasar untuk mengembangkan lembaga Pendidikan Islam (Pendis) yang sudah dirintisnya.  Kelak, pada Januari 1946, Natsir dan Sukiman bertemu Tan Malaka dan Jenderal Soedirman di Solo untuk membentuk ”Persatoean Perjoeangan” menghadapi kabinet I Sjahrir.*

Peminat sejarah, tinggal di Surabaya

Rep: Admin Hidcom
Editor: -

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)