basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Riset Alam Semesta: Penelusuran Tujuan Penciptaan Makhluk Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Semua dicipt...

Riset Alam Semesta: Penelusuran Tujuan Penciptaan Makhluk

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Semua diciptakan dengan tujuan yang benar. Sebutir pasir pun diciptakan dengan tujuan yang benar. Ragam pasir, beragam pula peruntukannya. Seperti tanaman, setiap tanaman memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda. Bagaimana mengambil kebaikan yang ada di alam semesta ini? Perhatikan tujuan penciptaannya.

Bagaimana mengetahui tujuan penciptaan setiap yang ada di alam semesta? Al-Qur'an menjelaskan bahwa tujuan penciptaan matahari dan bulan untuk mengetahui pergiliran waktu. Penciptaan gunung sebagai pasak. Di lautan ada ikan dan perhiasan. Angin mendorong awan. Hujan untuk menghidupkan bumi.

Allah menciptakan manusia untuk beribadah dan menjadi khalifah di muka bumi. Menciptakan beragam hewan untuk diambil daging, perhiasan dan membantu kemudahan dalam perjalanan. Allah menciptakan lalat untuk menggambarkan kelemahan manusia yang tidak bisa mengambil kembali apa yang dirampas oleh lalat.

Allah menciptakan malaikat dengan tujuan yang benar. Untuk membimbing manusia dengan diturunkan wahyu. Menurut hujan dan rezeki. Mencabut nyawa dengan meniup sangkakala. Mencatat perbuatan manusia. Setiap makhluk memiliki kekhasan dalam tujuan penciptaannya.

Manusia seragam. Hanya dibedakan laki-laki dengan wanita. Namun tinggal di wilayah berbeda-beda. Setiap kumpulan manusia menciptakan ekosistem tersendiri, saling terpaut, terkoneksi, dan berkolaborasi. Manusia dan makhluk lainnya bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal. Apa yang dikenal? Salah satunya tujuan penciptaannya.

Memahami tujuan penciptaan setiap makhluk sebuah cara agar hidup ini menjadi mudah dan sederhana. Tapi jangan dieksploitasi. Bagaimana cara memahaminya, tafakur dan tadabur. Perhatikan efek kehadirannya terhadap lingkungan di sekitarnya. Butuh penelitian, analisa dan ragam percobaan.

Apa peran kita diantara sepuluh milyar manusia? Perhatikan hobi, kecenderungan, dan terus mencoba di  berbagai bidang kehidupan. Agar tahu dimana titik optimalnya. Setiap peran ada kebaikan dan kemaslahatan yang unik bagi kehidupan di alam semesta.

Berjalan, Cara Mensyukuri Nikmat Kaki Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Yang tidak bisa jalan, ingin bis...

Berjalan, Cara Mensyukuri Nikmat Kaki

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Yang tidak bisa jalan, ingin bisa jalan. Yang bisa jalan, jarak puluhan meter pun naik kendaraan. Seorang anak kecil berjuang mati-matian, jatuh bangun, agar bisa jalan. Para sepuh yang tak bisa jalan karena penyakit tertentu, berjuang untuk jalan. Mengapa yang bisa jalan justru tidak mau jalan? Terus saja berkendaraan.

Di pasar, berbelanja di kaki lima pun sambil duduk di kendaraan.  Tak memakirkan dulu kendaraannya. Padahal kaki diciptakan untuk berjalan. Seandainya tidak ada buang air besar dan kecil, mungkin manusia tak mau berjalan lagi? Kendaraan merupakan alat bantu bermobilisasi tapi jangan abaikan peran kaki untuk berjalan.

Semakin berumur, semakin butuh untuk berjalan. Semakin banyak asupan makanan dan minuman justru semakin butuh banyak berjalan. Yang terjadi justru berkebalikan. Semakin berumur dan berharta, justru semakin malas untuk berjalan. Berjalan menjadi strata rendah. Berjalan menjadi hal yang aneh.

Perhatikan penyakit yang paling banyak membunuh manusia? Jantung, stroke dan diabetes. Penyebabnya, darah yang menggumpal dan kental, pembuluh darah yang menyempit, terlalu banyak tumpukan di dalam darah. Terlalu banyak energi tetapi tak diberdayakan. Akhirnya menjadi penyakit.

Penyakit keropos tulang terus menggerogoti. Apa penyebab tulang menjadi rapuh? Bagaimana tulang menjadi kuat? Apakah sekedar banyak konsumsi kalsium dan susu? Kaki yang jarang digunakan untuk bergerak bisa memunculkan kerapuhan tulang. Tulang dan otot yang terus digerakan akan semakin kuat dan kokoh.

Gerakan kaki menggerakkan jantung. Memberikan energi gerak pada jantung. Dari jantung, seluruhnya dipompa agar bergerak dan hidup. Jantung harus terus berdetak. Banyak yang ingin berumur panjang, namun mengapa tak memberi suntikan agar jantung terus berdetak?

Berjalan kakilah. Lenturkan kaki saat berjalan. Jangan ditegangkan. Biarkan seluruh otot dan urat dilemaskan saat digerakkan agar seluruh komponen dibagian kaki tertarik dan bergerak hingga terasa tarikannya sampai ke pinggang. Hingga terasa tarikannya sampai ke jantung. Berjalan kakilah, itulah cara mensyukuri nikmat kaki.

Keajaiban dengan Berdoa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Tanpa doa, tidak akan pernah ada keajaiban. Do...

Keajaiban dengan Berdoa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Tanpa doa, tidak akan pernah ada keajaiban. Doa itu senjata orang beriman. Para Nabi dan Rasul menghadapi persoalannya dengan doa. Kekuatan doa ada di shalat. Kedahsyatan doa ada di kesabaran.

Sarana memohon pertolongan, rahmat, ampunan, segala hal yang diinginkan dan dibutuhkan kepada Allah hanya melalui doa. Doa wujud penghambaan seorang hamba. Setiap permulaan dan akhir langkah panjatkanlah doa.

Adakah yang dapat menolong dan melindungi selain Allah? Selain Allah tak ada yang bisa menciptakan sesuatu. Tak bisa menggariskan takdir. Tak bisa menuliskan dan merubah sesuatu di Lauhul Mahfud.

Dalam surat Al-Isra, Allah memaparkan beragam kejadian, dari terombang ambingnya di lautan, dibenamkan ke bumi, azab yang datang tak terduga. Lalu Allah menegaskan disejumlah ayat bahwa tidak ada penolong, pembela dan pelindung kecuali Allah. Ini penegasan agar manusia sadar akan hukum dari sebuah pertolongan yang abadi.

Keteguhan para Nabi dan Rasul dalam berdakwah karena ditolong dan dilindungi Allah. Ketidaktergelinciran manusia oleh bisikan, was-was dan tipu daya syetan karena rahmat Allah. Terjaganya Nabi Yusuf dari godaan yang berat karena rahmat Allah.

Dengan hanya kekuatan doa, manusia mampu menghadapi tantangan apa pun di kehidupan ini. Tantangan untuk menguji, kepada siapa manusia berseru, bermunajat dan berdoa? Tantangan hidup untuk membuka tabir kepada siapa meminta tolong dan berharap?

Ingin mendapatkan kemudahan yang tak terduga? Ingin mendapatkan keajaiban tak terkira? Mudah saja, berdoalah. Sebuah ucapan yang memudahkan segala urusan. Namun mengapa banyak yang menyeru selain Allah? Mengapa banyak yang linglung menghadapi hidup?

Unik, Mengapa Wabah Dunia Dimulai dan Korbannya di Eropa? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Wabah cacar ...

Unik, Mengapa Wabah Dunia Dimulai dan Korbannya di Eropa?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Wabah cacar monyet mulai merebak. Dimana pusat penyebaran terbanyak? Spanyol, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, Kanada, Brasil, Portugal, Italia dan Belgia. Saat Covid-19 pun, Eropa dan Amerika menjadi wilayah yang paling banyak korbannya. Mengapa sebagian besar wabah yang mendunia dimulai dan  terjadi di Eropa?

Maut Hitam, disebut juga Wabah Hitam atau Black Death, adalah suatu pandemi hebat yang pertama kali melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14 (1347 – 1351) dan membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa

Penyakit yang sama diduga kembali melanda Eropa pada setiap generasi dengan perbedaan intensitas dan tingkat fatalitas yang berbeda hingga abad 1700-an. Beberapa wabah penting yang muncul kemudian antara lain Wabah Italia (1629 – 1631), Wabah Besar London (1665 – 1666), Wabah Besar Wina (1679), Wabah Besar Marseille (1720 – 1722), serta wabah pada tahun 1771 di Moskwa.

Flu Spanyol, pandemi flu 1918, sangat mematikan yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1. Virus ini menjangkiti sekitar 500 juta orang (sepertiga dari populasi dunia pada saat itu) dalam empat gelombang berturut-turut dari Februari 1918 hingga April 1920. Korban meninggal mungkin mencapai 100 juta jiwa, pandemi ini menjadi paling mematikan dalam sejarah umat manusia

Wabah Kelaparan Besar (The Great Famine) mengacu pada kejadian meluasnya kelaparan di Eropa pada rentang waktu antara tahun 1845–1852. Walaupun melanda banyak negara Eropa saat itu, dampak terparah terjadi di Irlandia dan Skotlandia

Perang Dunia I (PD1) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam salah satu perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta prajurit gugur.

Perang Dunia II, sebuah perang global mulai tahun 1939 sampai 1945. Yang melibatkan banyak sekali negara di dunia —termasuk semua kekuatan besar Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer.

Kisah Maulana Hasanuddin, Anak Wali Songo yang Jadi Raja Pertama Kesultanan Banten Andryanto Wisnuwidodo Selasa, 19 Oktober 2021...


Kisah Maulana Hasanuddin, Anak Wali Songo yang Jadi Raja Pertama Kesultanan Banten

Andryanto Wisnuwidodo Selasa, 19 Oktober 2021 - 08:59:00 WIB


JAKARTA, iNews.id - Maulana Hasanuddin merupakan pendiri Kesultanan Banten yang dinobatkan menjadi raja pada tahun 1525. Dia bergelar Pangeran Sabakingkin atau Seda Kingkin yang bertakhta di Banten dalam rentang waktu1525-1570 M.

Maulana Hasanuddin merupakan putra dari salah satu Wali Songo yaitu Asy-Syaikh Maulana Sultan Syarif Hidayatullah Al-Azhamatkhan Al-Husaini Al-Cirbuni Shahib Jabal Jati (Sunan Gunung Jati). Dia Raja Banten pertama yang termasyhur dengan nama lain Sulthanul-Auliya' Wal Arifin Asy-Syaikh Sultan Syarif Maulana Hasanuddin Al-Azhamatkhan Al-Husaini Al-Bantani.

Kesultanan Banten yakni sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Tatar Pasundan, Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kesultanan Cirebon dan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan lalu menjadikannya sebagai kawasan perdagangan.

Berdasarkan sejarah Banten dalam 'Banten dalam Perjalanan Jurnalistik'' yang ditulis Lukman Hakim, awalnya berdiri Kerajaan Banten di Banten Girang. Kerajaan ini sebelum Hasanuddin dinobatkan menjadi raja Banten yang pertama.

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah bersama anaknya Hasanuddin kemudian memimpin pasukan Demak pada awal abad XVI menaklukkan Kerajaan Banten. Selama masa kepemimpinan dua tokoh karismatik tersebut, kerajaan menjadi makmur dengan menghasilkan lada yang menjadi sumber perdagangan di masa tersebut.

Pada awal masa kekuasaan Maulana Hasanuddin, pusat pemerintahan Kesultanan Banten berada di Banten Girang. Kala itu, transportasi utama dilakukan melalui Sungai Cibanten sepanjang 13 km dari Teluk Banten.

Dalam catatan sejarah, transportasi yang menghubungkan pelabuhan dengan Banten Girang yakni melalui Sungai Cibanten dan jalan darat terdapat di kedua sisi sungai tersebut.

Sebelumnya, ketika masih menjadi bagian kekuasaan Pajajaran dengan pusat pemerintahan di Banten Girang, Banten belum dikenal luas di kalangan pedagang.

Setelah Sunan Gunung Jati dan Maulana Hasanuddin menaklukkan daerah tersebut, ditetapkanlah Surosowan sebagai Ibu Kota Kerajaan Islam Banten dengan raja pertamanya Maulana Hasanuddin.

Saat Maulana Hasanuddin berkuasa, rakyat Banten lebih senang menyebutnya dengan sebutan Pangeran Sabakingkin yang artinya rindu dengan kebijaksanaan. Di masa kekuasaan Maulana Hasanuddin, Kota Banten Lama meliputi area seluas 1.200.000 m2.

Pangeran Sabakingkin juga membangun menara penjagaan di utara dekat pantai yang terbuat dari kayu dan dilengkapi persenjataan meriam.

Maulana Hasanuddin juga membangun keraton dan Benteng Surosowoan serta Masjid Agung Banten. Raja Maulana Hasanuddin mangkat pada tahun 1570 dan dimakamkan di Halaman Masjid Agung Banten di sebelah utara.

Setelah wafat, Maulana Hasanudin digantikan puteranya Maulana Yusuf, Panembahan Pekalangan Gede.


Editor : Donald Karouw

https://www.google.com/amp/s/regional.inews.id/amp/berita/kisah-maulana-hasanuddin-anak-wali-songo-yang-jadi-raja-pertama-kesultanan-banten

Riwayat Ibnu Bajjah, Sang Filsuf dari Sarqusthan Ibnu Bajjah menggagas klasifikasi manusia berdasarkan pertalian mereka dengan A...


Riwayat Ibnu Bajjah, Sang Filsuf dari Sarqusthan

Ibnu Bajjah menggagas klasifikasi manusia berdasarkan pertalian mereka dengan Akal Aktif.
OLEH HASANUL RIZQA

Di Andalusia, perkembangan filsafat Islam ditopang para pemikir brilian. Di antara mereka adalah Ibnu Bajjah. Sang filsuf menjadi inspirasi tokoh-tokoh sesudahnya, semisal Ibnu Thufail, Ibnu Rusyd, dan Ibnu Khaldun.


Selama hampir 800 tahun, Islam menghadirkan peradaban yang gemilang di Semenanjung Iberia, ujung barat Benua Eropa. Dataran yang kini terdiri atas negara Spanyol dan Portugal itu melahirkan banyak cendekiawan yang brilian pada abad pertengahan.

Sejarah mencatat, kaum terpelajar Andalusia—sebutan bagi daulah Islam di sana—tidak hanya berasal dari kalangan Muslim, melainkan juga non-Muslim. Hal itu menunjukkan tingginya budaya kosmopolitan yang berbalut kemajemukan.


Dalam bidang filsafat, salah satu sarjana yang berperan besar di Andalusia abad ke-12 M adalah Ibnu Bajjah. Orang-orang Eropa menyebutnya dengan pelafalan bahasa Latin, Avempace. Gagasan-gagasannya menyoroti banyak topik, termasuk fenomenologi jiwa (soul phenomenology).

Bahkan, sesungguhnya ia merupakan seorang polymath alias ilmuwan yang serba bisa. Kepakarannya tidak melulu pada disiplin filsafat, tetapi juga sastra, gramatika Arab, ilmu musik, fisika, astronomi, dan kedokteran. Salah satu karyanya yang membahas botani, Kitab an-Nabat (Buku Tumbuh-tumbuhan), menjadi rujukan yang populer di kampus-kampus Eropa hingga awal abad modern.

Pemilik nama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shaigh at-Tujibi bin Bajjah itu lahir di Sarqusthan atau kini Zaragoza tahun 1080 M/487 H. Pada zaman itu, kota tersebut merupakan salah satu dari puluhan negara-kecil (taifa) yang terbentuk sejak runtuhnya pengaruh Bani Umayyah di Andalusia. Barulah ketika sang filsuf berusia 34 tahun, kampung halamannya menjadi bagian dari kekuasaan Dinasti Murabithun.

Keterangan tentang riwayat masa kecilnya tidak banyak diketahui. Yang jelas, pendidikan dasar diperolehnya di Sarqusthan. Hingga berusia muda, dia terus belajar kepada sejumlah guru di kota kelahirannya maupun Andalusia pada umumnya.

Ibnu Bajjah muda semakin dikenal sebagai ilmuwan yang terkemuka. Karena itu, reputasinya sampai ke telinga raja Murabithun, yang baru saja menaklukkan Sarqhustan pada 1114 M. Sang raja menunjuk Abu Bakar Ali bin Ibrahim as-Sahrawi sebagai gubernur baru yang bertugas memimpin pemerintahan kota tersebut.


Reputasinya sampai ke telinga raja Murabithun, yang baru saja menaklukkan Sarqhustan pada 1114 M.
  
Abu Bakar as-Sahrawi menjalin hubungan yang baik dengan para ulama dan cendekiawan lokal, termasuk Ibnu Bajjah. Malahan, pemikir yang banyak dipengaruhi ide-ide Aristoteles itu kemudian diangkat menjadi perdana menteri setempat. Karena itu, salah satu julukannya adalah wazir al-hikmah.

Sekitar empat tahun berlalu. Pengaruh Murabithun melemah. Pada 1116, as-Sahrawi gugur dalam sebuah pertempuran melawan pasukan Kristen di perbatasan. Untuk mengenang wafatnya sang gubernur, Ibnu Bajjah diketahui membuat sebuah puisi dukacita atau elegi.

Pada 18 Desember 1118, Sarqusthan akhirnya jatuh ke tangan Kerajaan Aragon. Raja Alfonso I lebih lanjut menjadikan kota tersebut sebagai pusat kekuasaannya. Sejak saat itu, kehidupan umat Islam setempat berubah drastis. Terjadi marak persekusi terhadap mereka di sana.

Ibnu Bajjah sempat hijrah ke Valencia, yang ketika itu menjadi basis pasukan Ibrahim bin Tasyrifin. Keberadaannya di sana tidak lama. Kemudian, ia pergi ke Seville dengan identitas sebagai seorang dokter. Namun, daerah itu juga diserbu balatentara Alfonso sehingga dia berpindah lagi, kali ini ke Granada.

Situasi politik dan keamanan di Andalusia masih tidak stabil. Murabithun di bawah pimpinan Ali bin Yusuf bin Tasrifin terus berjuang menghalau ekspansi Aragon.

Ibnu Bajjah juga memiliki masalahnya sendiri. Popularitasnya memang menanjak, tetapi fitnah pun bertubi-tubi datang menghampirinya. Berkali-kali, ia dituding sebagai seorang ahli bidah.

Di Syatibah, sebelah selatan Valencia, Ibnu Bajjah pernah ditangkap dan dipenjara amir setempat. Kuat dugaan, penahanan itu dilakukan karena pengaruh tuduhan bidah tersebut. Karena tidak terbukti bersalah, dia pun dibebaskan.

Akhirnya, Ibnu Bajjah memilih untuk meninggalkan Andalusia. Menyeberangi Selat Jabal Thariq, ia pun tiba di Maghribiyah, Afrika utara. Di Kota Fas, dia diterima dengan tangan terbuka oleh bangsawan Murabithun, Yahya bin Yusuf bin Tasrifin.

Dengan latar belakang kemampuan dan keilmuannya yang mumpuni, ia pun diberi jabatan tinggi. Selama dua dekade, posisi elite itu didudukinya hingga tutup usia pada tahun 1138 M. Sosok yang disebut-sebut sebagai guru Ibnu Rusyd (Averroes) itu mengembuskan nafas terakhir usai diracun oleh salah seorang pembencinya yang juga dokter kenamaan, Abul Ala bin Zuhr.

Menurut Syamsuddin Arif dalam “Filsafat Islam Antara Tradisi dan Kontroversi” (2014), perkembangan filsafat yang digerakkan para pemikir Muslim di sepanjang sejarah tidak terlepas dari kebudayaan-kebudayaan pra-Islam, khususnya Yunani kuno. Para penekun filsafat pada periode awal, seperti al-Kindi (801-873 M) dan al-Farabi (870-950 M), banyak bergelut dengan karya-karya filsuf Yunani—semisal Plato, Sokrates, dan Aristoteles.

Josep Puig Montada dalam Stanford Encyclopedia of Philosophy menjelaskan, maraknya kegiatan berfilsafat di Andalusia terjadi lebih belakangan daripada kawasan sisi timur dunia Islam, semisal Syam atau Irak.

Pada abad ke-10, buku-buku yang berkaitan dengan pemikiran Ikhwan ash-Shafa—sebuah perkumpulan “misterius” yang dibentuk para pemikir di Basrah—diketahui sampai ke Andalusia. Tokoh yang diduga menyebarkannya adalah Maslamah bin Ahmad al-Majriti, seorang filsuf kelahiran tahun 950 M dari Madrid.

Khususnya di Sarqusthan, jejak-jejak filsafat dapat ditelusuri pascawafatnya al-Majriti, yakni pada peranan Solomon bin Gabirol atau Avicebron. Pemikir dari kalangan Yahudi itu memperkenalkan neo-Platonisme kepada publik Barat. Gagasan-gagasannya, terutama yang termaktub dalam buku Yanbu al-Hayyah (Sumber Kehidupan), diterjemahkan ke dalam Latin pada 1150 dan mengilhami skolastisisme abad pertengahan di Eropa.

Dua generasi kemudian, tokoh berikutnya memberikan warna baru bagi tumbuhnya filsafat Islam di Andalusia. Dialah Abu Bakar Muhammad Ibnu Bajjah. Agak berbeda dengan para pendahulunya, ia sangat dipengaruhi pemikiran Aristoteles.

Menurut Mian Mohammad Sharif dalam A History of Muslim Philosophy, Ibnu Bajjah membaca dengan teliti dan mengomentari karya-karya pemikir Yunani kuno tersebut. Dalam beberapa hal, filsuf Andalusia itu mengandalkan al-Farabi untuk menelaah filsafat.

Tidak seperti sosok yang berjulukan “guru kedua” setelah Aristoteles itu, Ibnu Bajjah memakai metode yang berlandaskan pada nalar untuk mendekati masalah-masalah filsafat.
  
Namun, tidak seperti sosok yang berjulukan “guru kedua” setelah Aristoteles itu, Ibnu Bajjah memakai metode yang berlandaskan pada nalar untuk mendekati masalah-masalah filsafat.

Sebagai contoh, pemikiran Aristoteles mengenai substansi dan aksiden. Yang pertama tersebut merupakan hal yang utama dan fundamental. Itu membedakannya dengan kategori-kategori lain yang adalah aksidennya belaka.

Katakanlah, sebuah meja. Substansinya adalah “maujud” meja. Adapun model, warna, fungsinya di ruangan, dan lain-lain itu sekadar aksidennya saja. Totalitas benda itu adalah meja. Bahwa benda itu terbuat dari kayu, berwarna hijau, dipakai untuk makan, dan lain-lain—itu hanyalah menunjukkan kekhasannya, yang bukan pokok fundamental tentangnya.

Mengenai teori Aristoteles itu, Ibnu Bajjah menambahkan perihal empat aksiden rohani yang dipandangnya berpusat dalam diri insan. Pertama, aksiden yang muncul karena adanya indera.

Kedua, aksiden yang lahir lantaran adanya tingkah laku. Misalnya, rasa dahaga membuat orang segera mencari air. Dua aksiden terawal ini tidak hanya ditemukan pada manusia, tetapi juga binatang.

Ketiga, aksiden yang terwujud melalui hasil pemikiran akal rasional. Inilah yang dimiliki manusia (biasa). Keempat, aksiden yang ada akibat “akal aktif”. Wahyu yang diterima nabi, mimpi yang benar atau ilham yang diperoleh seorang bijaksana dapat digolongkan ke dalam jenis yang terakhir ini.

Pembahasannya mengenai “akal aktif” tidak terlepas dari legasi al-Farabi. Sang “guru kedua” berpandangan, setiap insan memiliki “watak bawaan” sehingga siap menerima bentuk-bentuk pengetahuan universal, termasuk kebenaran (tentang adanya Tuhan).

“Watak bawaan” itu diistilahkannya sebagai akal potensial (al-‘aql bi al-quwwah). Seperti tampak pada namanya, isinya adalah potensi-potensi yang akan mengabstraksikan bentuk-bentuk pengetahuan yang diserapnya. Akal potensial, setelah itu, meningkat menjadi akal aktual (al-‘aql bi al-fi’il).

Proses abstraksi, menurut al-Farabi, hanya dapat terjadi setelah akal potensial menerima “cahaya” dari akal aktif. Hubungan antara akal aktif dan akal potensial itu seumpama matahari dan mata-manusia.

Dalam kegelapan yang pekat, sepasang mata hanyalah “penglihatan potensial.” Sementara itu, matahari yang merupakan sumber cahaya melakukan penyinaran.

Dengan menerima cahaya atau pantulan cahaya itu, “penglihatan potensial” mata berubah menjadi “penglihatan aktual". Maka, objek-objek yang tadinya berpotensi dilihat menjadi benar-benar terlihat oleh mata.

Cahaya matahari pun memungkinkan mata untuk menemukan matahari itu sendiri. Dengan mekanisme seperti itu, “cahaya” akal aktif menyebabkan akal potensial berubah menjadi akal aktual, yang bahkan bisa memahami akal aktif itu sendiri.

Sampai di sini, tampaklah bahwa al-Farabi dan juga Ibnu Bajjah merupakan kalangan pemikir yang meyakini, pengetahuan tidak diperoleh hanya melalui indra (empiris). Bagi mereka, bantuan Akal Aktif diperlukan sebagai inteligensi yang mengatur dan yang membuat manusia bisa mencapai isi ilmu, penalaran apodiktik, atau pengetahuan yang bersifat niscaya.

Terkait itu, Ibnu Bajjah menggagas klasifikasi manusia berdasarkan pertalian mereka dengan Akal Aktif. Pertalian yang dimaksud tidak bersifat afektif, apalagi indrawi, melainkan intelektual.

Gagasannya itu dituangkan dalam kitab Risalat al-Ittishal al-‘Aql bi al-Insan (Uraian tentang Persatuan Intelek dengan Manusia). Karya itu merupakan himpunan surat-menyurat yang dilakukannya dengan murid kesayangan, Ibnu al-Imam. Karena termaktub di sana, buah pikirnya mengenai kelas-kelas manusia itu di kemudian hari dikenal sebagai Teori Ittishal.

https://www.republika.id/posts/29533/riwayat-ibnu-bajjah-sang-filsuf-dari-sarqusthan

Garis Edar Angkasa dan Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Perhatikan angkasa raya, mengapa antar ...

Garis Edar Angkasa dan Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Perhatikan angkasa raya, mengapa antar galaksi tidak saling berbenturan? Mengapa antar planet tidak saling berbenturan? Mengapa antar benda-benda di angkasa raya tak saling berbenturan? Padahal "penghuni" angkasa raya sangat rumit seperti kehidupan manusia di muka bumi.

Bisakah merasakan kesempurnaan takdir Allah saat membawa kendaraan motor atau mobil di jalan yang sempit? Pernahkah saling berhadapan antar kendaraan sehingga menjadi macet total? Pernahkah menemukan dua kendaraan yang bertemu di jalan sempit lalu tidak ada tempat bagi salah satu kendaraan untuk menepi?

Seluruh benda di angkasa raya ada garis edar atau lintasannya sendiri. Ada planet yang garis edarnya berbentuk bulat, oval, lonjong dan agak zig-zag, mengapa tak saling berbenturan?  Para ahli antariksa mencoba memecahkan teka-teki ini? Mengapa mereka tak mencari rahasianya di Al-Qur'an?

Perjalanan hidup manusia ada garis edarnya sendiri, seperti benda-benda di ruang angkasa.  Urusan  rezeki, jodoh, karir dan kesuksesan setiap manusia memiliki garis orbitnya sendiri. Namun mengapa terus terjadi konflik-konflik kepentingan?

Apa penyebab terbesar kecelakaan lalu lintas? Ego, marah, tak stabil emosinya dan tak memperhatikan aturan berlalu lintas. Saat manusia memiliki takdirnya sendiri atau sudah tercatat garis edarnya sendiri. Mengapa sering terjadi konflik kepentingan? Iri, dengki, ingin hidup bermewahan, dan penyakit hati lainnya.

Seluruh benda-benda di angkasa raya selalu bersujud dan bertasbih. Itulah kesibukan per detiknya. Tak ada keinginannya selain beribadah. Mereka tak sempat melihat kelebihan antar benda-benda angkasa. Bagaimana dengan manusia?

Kesibukan manusia, lebih banyak saling berbangga , bermewahan, kikir dan tak pernah merasa cukup. Dalam hatinya, menyelusup kedengkian, iri, mencintai dan saling berlomba terhadap terhadap dunia. Inilah penyebab, garis edar manusia menjadi kacau, padahal apa yang diraihnya sesuai garis edar yang ditentukan Allah. Inilah kebodohan dan kelelahan yang tak berguna.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)