basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Melemparkan Debu ke Wajah Pemuda Quraisy, Mukjizat Saat Rasulullah saw Terkepung REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Rasulullah hendak beran...

Melemparkan Debu ke Wajah Pemuda Quraisy, Mukjizat Saat Rasulullah saw Terkepung

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Rasulullah hendak berangkat hijrah, kediaman beliau di Mekkah telah dikepung puluhan orang bersenjata yang telah siap menghabisi beliau. Pada saat itu Rasulullah membaca ayat:

وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ

Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. (Al Quran surat Yasin ayat 9).
Scroll untuk membaca

Sambil menebarkan segenggam debu, lalu Rasulullah melangkah keluar dengan tenang melewati para pengepung itu tanpa sedikit pun menunjukkan ketakutan.

"Kala itu, Rasulullah benar-benar telah berhasil menjaga keyakinan dan keberanian beliau untuk kemudian melangkah menuju gua Tsur. Sebuah gua yang terletak di puncak gunung dan sangat sulit untuk dicapai, termasuk oleh para pemuda. Tapi Rasulullah mampu mendaki puncak gunung itu ketika beliau telah berusia lima puluh tiga tahun," jelas cendekiawan Muslim Turki Muhammad Fethullah Gulen dalam bukunya Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia

Orang-orang musyrik Mekkah pun mencari-cari keberadaan Rasulullah. Bahkan mereka sampai tiba di mulut gua Tsur. Sahabat Abu Bakar yang menemani Rasulullah di dalam gua Tsur merasa gelisah. Sebab Abu Bakar selalu menganggap Rasulullah sebagai titipan amanah yang harus dijaga dengam sebaik-baiknya.

Namun disaat yang sama, Rasulullah sama sekali tidak risau. Wajah Rasulullah tetap senyum dan selalu tenang. Bahkan Rasulullah menenangkan Abu Bakar. "Wahai Abu Bakar, janganlah kau takut. Sesungguhnya Allah bersama kita. Menurutmu apa yang akan terjadi pada dua orang Allah telah menjadi yang ketiga bagi mereka,"

Nabi Sulaiman dan Semut Merdeka.com - Seperti diketahui, dalam agama Islam Nabi merupakan tokoh penting yang menjadi contoh taul...

Nabi Sulaiman dan Semut

Merdeka.com - Seperti diketahui, dalam agama Islam Nabi merupakan tokoh penting yang menjadi contoh tauladan bagi umat muslim. Terutama 25 Nabi utusan Allah yang mempunyai berbagai kisah kehidupan bermakna yang bisa menjadi pelajaran. Bukan hanya kisahnya, doa-doa dari para Nabi juga dapat memberikan ilmu dan teladan yang baik bagi umat muslim untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

Salah satu doa Nabi yang bisa diteladani adalah doa Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman merupakan salah satu dari sekian Nabi pilihan Allah yang mendapatkan mukjizat berharga, yaitu kemampuan mengerti bahasa hewan. Banyak kisah dari Nabi Sulaiman dengan para binatang yang mempunyai makna kebaikan yang bisa menjadi tauladan.

Seperti Doa Nabi Sulaiman saat bertemu dengan seekor semut. Ini merupakan salah satu kisah yang cukup populer dan sarat makna yang dalam. Di mana pada kisah ini, Nabi Sulaiman mendengar tulusnya doa semut yang meminta hujan pada Allah. Kemudian Nabi Sulaiman turut berdoa dan mensyukuri anugerah yang diberikan Allah padanya.

Bukan hanya doa Nabi Sulaiman, kisahnya dengan semut ini sangat menarik untuk disimak. Terdapat beberapa makna kebaikan yang bisa dipelajari dari kisah ini. Selain itu, dengan menyimak doa Nabi Sulaiman dan kisahnya bersama semut juga bisa membantu meningkatkan iman islam kepada Allah Sang Pencipta dan Pemilik seluruh alam semesta.

Seperti yang telah disebutkan, bahwa doa Nabi Sulaiman termasuk salah satu doa nabi yang tercantum dalam kitab Suci Al Quran. Dalam Quran Surat An Naml ayat 19, Nabi Sulaiman berdoa kepada Allah :

"Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."

Dari doa Nabi Sulaiman tersebut, dapat dipahami sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus doa agar terus menyukuri nikmat dan anugerah yang diberikan Allah kepada Nabi Sulaiman. Pada doa tersebut, Nabi Sulaiman juga memohon kemudahan untuk mengerjakan amal kebaikan yang diridhoi Allah serta memohon agar selalu dimasukkan ke dalam golongan hamba Allah yang saleh.

Doa Nabi Sulaiman yang tercantum dalam QS. An Naml ayat 19 tersebut berasal dari sebuah kisah yang cukup populer. Tidak lain adalah kisah Nabi Sulaiman yang bertemu dengan semut saat sedang memohon rahmat hujan dari Allah.

Dalam riwayat Imam Ibnu Abu Hatim, diceritakan Nabi Sulaiman ‘alaihissalam keluar dari istana untuk meminta hujan kepada Allah. Kemudian tiba-tiba Nabi Sulaiman bertemu dengan seekor semut yang berbaring dengan punggung menghadap ke atas dan semua kaki diangkat kea rah langit. Pada saat itu, semut sedang memanjatkan doa kepada Allah :

“Ya Allah, sesungguhnya kami adalah salah satu dari makhluk-Mu. Kami sangat memerlukan guyuran air (hujan)-Mu. Jika Kau tidak mengguyuri kami (dengan air hujan-Mu), Kau akan membuat kami binasa.”

Mendengar doa yang dipanjatkan oleh seekor semut tersebut, kemudian Nabi Sulaiman berkata :

“Pulanglah, sudah ada (makhluk lain) selain kalian yang berdoa meminta hujan.”

Hadist riwayat lain juga menjelaskan hal yang sama, bahwa Nabi Sulaiman menanggapi doa semut yang memohon hujan pada Allah.

Pada hadist riwayat Ghalib bin Abdullah, dari al-Suddi, Nabi Sulaiman berkata:

“Kembalilah, sungguh telah dikabulkan untuk kalian doa (meminta hujan yang dipanjatkan) oleh selain kalian (semut).”

Tidak jauh berbeda pada riwayat Abdurrazzaq, dari Ma’mar, dari al-Zuhri, di mana Nabi Sulaiman mengatakan pada para sahabatnya :

“Pulanglah, sungguh telah ada yang memintakan hujan untuk kalian. Sesungguhnya semut ini telah berdoa meminta hujan, kemudian doanya dikabulkan.”

Dari doa Nabi Sulaiman dan kisahnya dengan seekor semut tersebut dapat dipelajari beberapa makna kebaikan. Dari kisah di atas dapat dipahami bahwa makhluk sekecil semut juga mempunyai peranan besar dalam kehidupan.

Bisa jadi, rahmat hujat yang diturunkan Allah merupakan hasil dari ibadah dan doa semut yang dipanjatkan kepada Allah. Bukan hanya itu, semut juga senantiasa bertasbih dan menyembah Allah sebagai Penciptanya.

Di satu sisi, sebagai makhluk kecil semut sering kali mendapat kesengsaraan dari manusia. Namun dari sikap semut yang senantiasa berdoa kepada Allah, menunjukkan bahwa manusia merupakan makhluk yang lalai.

Manusia lebih sering berbuat dosa daripada beramal, lebih sering menuntut daripada mohon ampun, dan lebih sering meminta dari pada memberi. Berbeda dengan semut yang selalu berdoa dan memohon perlindungan Allah dari hukuman yang perbuatan dosa manusia. Ini menjadi teladan yang baik bagi manusia untuk selalu berbuat baik dan berdoa kepada Allah.

Mukjizat Lemparan Debu Saat Perang Hunain iNews.id - Perang Hunain yang terjadi pada awal bulan Syawal tahun 8 Hijriah atau 630 ...

Mukjizat Lemparan Debu Saat Perang Hunain

iNews.id - Perang Hunain yang terjadi pada awal bulan Syawal tahun 8 Hijriah atau 630 Masehi memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam untuk tidak sombong dengan banyaknya jumlah pasukan perang. Tanpa bantuan dari Allah SWT, kaum Muslimin saat itu akan kalah meski jumlah mereka lebih banyak dibandingkan dengan kaum musyrik.

Dalam perang tersebut juga sekaligus membuktikan keteguhan hati dan iman Rasulullah SAW yang tidak gentar dan lari dari kepungan musuh. 

Dalam pertempuran tersebut, Nabi Muhammad SAW membawa 12.000 pasukan terdiri atas 10.000 orang dari Muhajirin dan kaum Ansar serta kabilah-kabilah Arab lainnya.

Ikut bergabung dengan pasukan Nabi Saw orang-orang yang telah masuk Islam dari kalangan penduduk Mekah yang disebut sebagai kaum Tulaqa (orang-orang yang dibebaskan), mereka berjumlah 2.000u orang.

Rasulullah Saw lalu membawa mereka menuju daerah musuh. Akhirnya mereka bersua di Lembah Hunain, yaitu sebuah lembah yang terletak di antara Mekah dan Taif. Pertempuran terjadi di lembah itu pada pagi-pagi benar, yaitu di saat pagi buta (hitam).

Mereka menuruni lembah itu. sedangkan orang-orang Hawazin telah memasang perangkap buat pasukan kaum muslim. Ketika kedua pasukan saling berhadapan, maka pasukan kaum muslim merasa terkejut karena mereka didorong ke belakang secara mendadak.

Musuh melempari mereka dengan anak-anak panahnya, dan mereka menghunus pedangnya masing-masing, lalu secara beramai-ramai menyerang pasukan kaum muslim, sesuai dengan perintah raja mereka.

Menghadapi serangan dari dua arah itu pasukan kaum muslim terpukul mundur, lalu mereka lari, seperti yang disebutkan oleh firman Allah Swt:

لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ
ثُمَّ اَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَاَنْزَلَ جُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ وَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.

Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan balatentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.” (QS At-Taubah:25-26).

Rasulullah Saw tetap bertahan seraya mengendarai hewan bagalnya yang berwarna merah, dan beliau maju terus menuju jantung pertahanan musuh. Paman Rasul Saw yaitu, Ibnu Abbas memegang kendalinya di sebelah kanan, sedangkan yang memegang kendali di sebelah kirinya adalah Abu Sufyan ibnul Haris ibnu Abdul Muttalib.

Keduanya sedikit mengekang tali begal Nabi Saw agar jalannya tidak terlalu cepat. Saat itu Rasulullah Saw menyebutkan namanya sendiri seraya menyerukan kepada pasukan kaum muslim untuk kembali ke medan perang.

Rasulullah Saw bersabda: "Hai hamba-hamba Allah, kemarilah kepadaku. Hai hamba-hamba Allah, kembalilah kepadaku. Aku adalah utusan Allah.

"Aku adalah seorang nabi yang tidak pernah dusta, aku adalah anak Abdul Muttalib (yakni seorang pemberani)".

Ikut bertahan bersama Rasulullah Saw sejumlah orang dari kalangan sahabat-sahabatnya yang jumlahnya kurang lebih seratus orang, tetapi ada yang mengatakan 80 orang. Di antaranya ialah Abu Bakar, Umar, Al-Abbas, Ali, Al-Fadl ibnu Abbas, Abu Sufyan ibnul Haris, Aiman ibnu Ummu Aiman, Usamah ibnu Zaid, dan sahabat-sahabat lainnya; semoga Allah melimpahkan rida-Nya kepada mereka.

Kemudian Nabi Saw memerintahkan pamannya yaitu, Ibnu Abbas yang terkenal mempunyai suara yang keras untuk menyerukan kata-kata. Hai orang-orang yang telah berbaiat di bawah pohon. "Dengan sekeras suaranya. Pohon tersebut adalah pohon tempat Baiat Ridwan dilaksanakan.

Kaum muslim dari kalangan Muhajirin dan Ansar berbaiat kepada Nabi Saw. di tempat itu, bahwa mereka tidak akan lari meninggal­kan Nabi Saw dalam keadaan apa pun.

Maka Ibnu Abbas menyeru mereka dengan kata-kata, "Hai As-habus Samrah” Adakalanya pula ia menyerukan, "Hai orang-orang yang memiliki surat Al-Baqarah!" Maka kaum muslim menjawabnya dengan ucapan, "Labbaika, ya labbaika.”

Pasukan kaum muslim berbalik dan bergabung dengan Rasulullah Saw, sehingga seorang lelaki yang untanya menolak berbalik turun dari untanya dan memakai baju besinya, lalu melepaskan untanya dan bergabung dengan Rasulullah Saw.

Setelah sejumlah pasukan dari kalangan kaum muslim bergabung dengan Rasulullah Saw, maka Nabi Saw memerintahkan untuk mulai membalas serangan dengan sungguh-sungguh.

Lalu Nabi Saw mengambil segenggam pasir setelah berdoa kepada Tuhannya dan meminta pertolongan kepada-Nya, lalu beliau bersabda:

"Ya Allah, tunaikanlah kepadaku apa yang telah Engkau janjikan kepadaku".

Kemudian beliau Saw melempar pasir ke pasukan kaum musyrik. Maka tidak ada seorang pun dari pasukan musuh melainkan kedua mata dan mulutnya terkena pasir itu yang membuatnya sibuk dengan keadaan dirinya sehingga lupa kepada peperangan yang dihadapinya.

Akhirnya mereka terpukul mundur, dan kaum muslim mengejar mereka dari belakang seraya membunuh dan menawan mereka. Ketika seluruh pasukan kaum muslim telah bergabung, mereka melihat para tawanan telah digelarkan di hadapan Rasulullah Saw.

Dari kisah ini dapat ditarik kesimpulan keberanian Nabi Saw yang terperikan. Dalam situasi seperti itu di mana pertempuran sedang sengitnya pasukan Nabi SAW telah mundur dan lari meninggalkan dirinya.

Tetapi Nabi SAW tetap berada di atas begal kendaraannya, padahal kendaraan begal tidak cepat larinya dan tidak layak untuk lari atau untuk menyerang, tidak layak pula untuk melarikan diri.

Sekalipun demikian, beliau memacunya menuju arah jantung musuh seraya mengisyaratkan nama dirinya, agar orang yang tidak mengenalnya menjadi kenal kepadanya, semoga salawat dan salam Allah terlimpahkan kepadanya sampai hari pembalasan.

Sikap seperti itu tiada lain hanyalah karena percaya kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya, bahwa Allah pasti akan menolongnya dan akan menyempurnakan risalah yang diembannya, serta pasti meninggikan agama-Nya di atas semua agama lain. Karena itulah Allah Swt. berfirman:

Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya. (At-Taubah: 26) Artinya, ketenangan dan keteguhan hati kepada Rasul-Nya.
dan kepada orang-orang yang beriman. (At-Taubah: 26)

Yakni orang-orang mukmin yang bersamanya dan Allah menurunkan bala bantuan tentara yang kalian tiada melihatnya. (At-Taubah: 26) mereka adalah para malaikat.

Wallahu A'lam Bishowab.

(Sumber: Tafsir Ibnu Katsir)

Menggoyang Pohon Kurma, Proses Persalinan Siti Maryam  REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses awal kehamilan sampai persalinan Marya...

Menggoyang Pohon Kurma, Proses Persalinan Siti Maryam 


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses awal kehamilan sampai persalinan Maryam dikisahkan dalam Alquran Surah Maryam ayat 22 sampai 26. Ayat 22 yang artinya. "Maka dia Maryam mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh."

Ayat 22 ditafsirkan Ibnu Katsir setelah Jibril menyampaikan firman Allah di surah Maryam ayat 19, Jibril langsung melakukan tiupan ke dalam baju kurung Maryam, lalu tiupan itu turun ke bagian bawah tubuhnya hingga masuk ke dalam farjinya, maka dengan serta-merta Maryam mengandung anak dengan seizin Allah SWT.

Sementara ayat 22-23 ditafsir Syaikh As-Sa’diy bahwa, "Tatkala waktu melahirkan sudah dekat, rasa sakit menjelang melahirkan membuat Maryam menuju ke bawah pohon kurma dan merasakan nyeri melahirkan.

Ayat 23 artinya "Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia Maryam berkata, "Wahai betapa baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan."

Ayat 24 artinya "Maka dia Jibril berseru kepadanya dari tempat yang rendah. "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu."

Ayat 25 yang artinya. "Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu niscaya itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu."

Masih menurut Syaikh As-Sa’diy, tubuh lemah Maryam mengoyangkan kurma dengan tangannya dengan goyangan yang sangat lemah sambil menahan rasa sakit, dengan harapan agar buah kurma bisa jatuh. Menurut  kamus Al-Ma’aniy, makna "huzziy" gerakan tangan Maryam menggoyangkan kurma sangat lemah, tetapi kurma bisa jatuh ke bawah. 

"Menggerakkan dahan pohon: menggerakkan dengan sedikit kekuatan” (Kamus Al-Ma’aniy). Dalam tafsir Al-Wasith karya Ath Thanthawi dijelaskan gerakan tersebut yaitu ke kanan-kiri dan depan-belakang: "Yaitu menggerakkan kearah dia (menarik) atau ke arah kanan dan kiri dari pohon kurmam"

Al-Baghawi menjelaskan gerakannya seperti menarik ke depan dengan tangan. Beliau mengatakan. "Menggerakkan pohon kurma sebagaimana perkataan orang Arab, yaitu menarik kepala dengan tangan."

Terkait masa kandungan Maryam yang mengandung Isa, menurut tafsir Ibnu Katsir, para ahli tafsir berbeda pendapat. Menurut pendapat yang terkenal dari jumhur ulama, Maryam mengandung Isa selama sembilan bulan. Ikrimah mengatakan delapan bulan, karena itulah menurutnya, bayi yang dilahirkan dalam usia kandungan delapan bulan tidak ada yang dapat bertahan hidup.

Ibnu Juraij mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Mugirah ibnu Utbah ibnu Abdullah As-Saqafi yang mendengar Ibnu Abbas berkata saat ditanya mengenai kandungan Maryam, bahwa begitu Maryam mengandung, langsung melahirkan dalam waktu yang singkat.

Tetapi pendapat ini aneh sekali, seakan-akan pendapat ini tersimpulkan dari makna lahiriah firman Allah SWT yang mengatakan, "Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma. (Maryam: 22-23)
Scroll untuk membaca

Menurut Ibnu Katsir, sekalipun huruf "fa" yang ada dalam ayat menunjukkan makna ta'qib (urutan), tetapi pengertiannya disesuaikan dengan tradisi yang berlaku. Seperti halnya pengertian yang terdapat di dalam firman Allah SWT:

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan 'alaqah, lalu ' alaqah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. (Al-Mu’minun: 12-14)

Huruf "fa" yang ada dalam ayat ini sama bermakna ta'qib (menunjukkan) urutan kejadian), tetapi jarak tenggang masanya berdasarkan kebiasaan yang berlaku. Telah ditetapkan di dalam kitab Sahihain, bahwa di antara kedua tahap tersebut jarak masanya 40 hari. Dan Allah telah berfirman dalam ayat lain, yaitu:

"Apakah kamu tidak melihat bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau?" (Al-Hajj: 63)

Menurut pendapat yang terkenal, makna yang dimaksud sesuai dengan makna lahiriah ayat, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Maryam mengandung Isa sebagaimana biasanya kaum wanita mengandung anak-anaknya. 

Akhirat dan Karakter Kepemimpinan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Akhirat, Penghisaban, Neraka dan Sur...

Akhirat dan Karakter Kepemimpinan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Akhirat, Penghisaban, Neraka dan Surga, mengapa sering diungkapkan dalam Al-Qur'an? Mengapa dijelaskan detail? Apa pengaruhnya pada manusia?

Akhirat membentuk prinsip hidup dan mindset. Akhirat membentuk cara berfikir, cara mengamati,  menganalisa dan berkesimpulan. Akhirat membentuk cara pemecahan masalah dan mengambil keputusan dari beragam alternatif.

Semuanya diawali dari yang akhir. Akhirat akan membentuk awal dan prosesnya. Seperti itulah prinsip dalam kepemimpinan dan manajemen. Niat itu berbicara tentang tujuan akhir yang ditetapkan di awal perjalanan.

Akhirat sering mengupas tentang tanggungjawab. Yang ditanyakan tentang tanggungjawab. Tanggungjawab terhadap umur dan nikmat. Tanggungjawab terhadap panca indra. Tanggungjawab terhadap semua yang diamanahkan, keluarga dan kekayaan.

Kepemimpinan berkaitan dengan tanggungjawab. Tanggungjawab yang murni tanpa pamrih. Tanggungjawab yang lahir dari rasa kemanusiaan dan kehidupan lahir dari keyakinan pada akhirat.

Mengapa kekuasaan merusak? Mengapa kekayaan merusak? Mengapa yang diperoleh dan dikumpulkan merusak? Karena telah hilangnya rasa tanggungjawab terhadap kehidupan ini. Hilangnya keyakinan bahwa seluruhnya akan dipertanyakan oleh Allah.

Bila ingin melahirkan kepemimpinan yang berilian dan solutif, memunculkan rasa tanggungjawab. Cara mudah memunculkan tanggungjawab cukup menanamkan keyakinan pada akhirat. Inilah jalan pintas yang bisa dilakukan oleh setiap orang dan setiap keluarga.

Teknologi Terapan Dalam Kisah di Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Al-Qur'an berkisah ...

Teknologi Terapan Dalam Kisah di Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Al-Qur'an berkisah tentang Ashabul Kahfi, berkisah bagaimana jasad bisa bertahan dalam  ratusan tahun? Salah satu caranya diterpa sinar matahari dan selalu dibolak balik. Apakah kisah ini hanya kisah tanpa ada manfaatnya?

Perhatikan tanaman yang buahnya tidak bergelantungan di pohon. Yang buahnya tergeletak di tanah. Semangka dan Timun Suri, contohnya.  Bagaimana agar buahnya dapat masak secara merata? Membolak balikkan buahnya di atas tanah. Seluruh bagiannya harus ada kesempatan bersentuhan dengan tanah.

Perhatikan bagaimana Allah mengazab sebuah kaum yang rusak aqidah, habit, akhlak, gaya hidup dan kehidupannya? Bisakah ini terapkan dalam pertanian dalam meminimalisir hama tanaman? Kisah dalam Al-Qur'an bukan sekedar bagaimana menjalani hidup, tetapi juga menguak ilmu dan teknologi yang bisa diterapkan dalam kehidupan.

Allah Maha Keras siksaan-Nya. Namun apakah pernah Allah mengazab menggunakan api? Hanya penguasa zalim yang menggunakan api untuk membunuh hewan dan tumbuhan yang masih bernyawa. Lihatlah kisah raja Namrudz dalam kisah Nabi Ibrahim dan Ashabul Ukhdud.

Bagaimana dengan pengusaha yang membuka lahan dengan membakar? Bagaimana dengan penguasa yang membiarkan pembakaran pohon yang masih hidup? Bagaimana dengan rakyat yang membuka lahan dengan membakar? Allah tak pernah menggunakan api untuk mengazab, namun mengapa manusia melakukannya? Lihatlah karakter manusia dari sini.

Nabi Daud melunakkan besi. Nabi Sulaiman bisa menundukkan angin untuk berpergian, menyelami lautan untuk mengambil kekayaan laut, membuat peralatan dari logam, pengiriman barang secepat kilat dan beragam fenomena lainnya. Inilah rangkaian ilmu dan teknologi yang dikisahkan dalam Al-Quran yang bisa dijangkau oleh manusia.

Gambaran Surga dan Neraka adalah gambar ilmu dan teknologi yang bisa dijangkau oleh manusia. Bisakah mentafakurinya? Bisakah menggunakan takdir Allah di alam semesta menjadi ilmu dan teknologi yang dimanfaatkan manusia?

Akhirat dan Karakter Kepemimpinan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Akhirat, Penghisaban, Neraka dan Sur...

Akhirat dan Karakter Kepemimpinan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Akhirat, Penghisaban, Neraka dan Surga, mengapa sering diungkapkan dalam Al-Qur'an? Mengapa dijelaskan detail? Apa pengaruhnya pada manusia?

Akhirat membentuk prinsip hidup dan mindset. Akhirat membentuk cara berfikir, cara mengamati,  menganalisa dan berkesimpulan. Akhirat membentuk cara pemecahan masalah dan mengambil keputusan dari beragam alternatif.

Semuanya diawali dari yang akhir. Akhirat akan membentuk awal dan prosesnya. Seperti itulah prinsip dalam kepemimpinan dan manajemen. Niat itu berbicara tentang tujuan akhir yang ditetapkan di awal perjalanan.

Akhirat sering mengupas tentang tanggungjawab. Yang ditanyakan tentang tanggungjawab. Tanggungjawab terhadap umur dan nikmat. Tanggungjawab terhadap panca indra. Tanggungjawab terhadap semua yang diamanahkan, keluarga dan kekayaan.

Kepemimpinan berkaitan dengan tanggungjawab. Tanggungjawab yang murni tanpa pamrih. Tanggungjawab yang lahir dari rasa kemanusiaan dan kehidupan lahir dari keyakinan pada akhirat.

Mengapa kekuasaan merusak? Mengapa kekayaan merusak? Mengapa yang diperoleh dan dikumpulkan merusak? Karena telah hilangnya rasa tanggungjawab terhadap kehidupan ini. Hilangnya keyakinan bahwa seluruhnya akan dipertanyakan oleh Allah.

Bila ingin melahirkan kepemimpinan yang berilian dan solutif, memunculkan rasa tanggungjawab. Cara mudah memunculkan tanggungjawab cukup menanamkan keyakinan pada akhirat. Inilah jalan pintas yang bisa dilakukan oleh setiap orang dan setiap keluarga.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)