basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Bisakah Menemukan Kebenaran Sendiri? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Yang bodoh itu, mengikut kehendak...

Bisakah Menemukan Kebenaran Sendiri?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Yang bodoh itu, mengikut kehendaknya sendiri. Merasa paling tahu dan paham dengan yang diperolehnya selama hidupnya. Padahal hidupnya baru beberapa tahun saja di bumi. Padahal umur bumi sudah milyaran tahun. Dapatkan kapasitasnya membedah hiruk-pikuk kehidupan dunia?

Dapatkah manusia menemukan kebenaran sendiri? Bila dapat, mengapa Allah mengutus para Nabi dan Rasul di setiap generasi? Mengapa Allah menurunkan kitab suci di setiap zaman? Mengapa Allah meneruskan tugas para Nabi dan Rasul kepada pewarisnya?

Manusia sangat bodoh akan kebenaran. Dapatkah kebenaran ditemukan dari berfikir? Dapatkan kebenaran diperoleh dari filsafat akal semata? Berfikir membutuhkan rambu kebenaran, agar hasil karya berfikir dapat membangun kehidupan nyata. Berfikir tanpa rambu hanya kebingungan semata.

Memandang pasir di gurun yang panas dan terik saja masih terkecoh. Memandang kecantikan dan kegantengan saja masih tertipu.  Memilih emas asli dan palsu saja masih kebingungan. Dalam penuh ketertipuan, mengapa manusia merasa pintar dan selamat tanpa bimbingan Allah?

Dengan akal, pengetahuan, pengalaman dan perhitungan super canggihnya, masih banyak yang tertipu dengan kamuflase jebakan investasi. Dengan iming-iming dan janji-janji, akal tak bisa jernih memutuskan. Ada unsur lain dari manusia yang hanya dapat didik dan diperbaiki oleh agama.

Akal hanya bisa menimbang lalu memutuskan. Tapi apakah timbangan dan keputusannya benar? Akal butuh informasi dan bimbingan kebenaran. Akal tak bisa berjalan sendirian. Akal akan terus dalam kebodohan bila tak ada rambu kebenaran.

Peradaban Romawi, Persia, India, Cina dan Arab sebelum kehadiran Rasulullah saw disebut era jahiliyah, padahal mereka memiliki kerajaan yang megah dan besar. Dengan akal manusia dapat membangun peradaban fisik, bangunan dan prasarana, tetapi tak bisa membangun peradaban yang perikemanusiaan. Agamalah yang membuat manusia menjadi manusia sejati.

Pondasi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Oleh:  Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin) Al-Qur'an dan Sunnah Rasululla...

Pondasi Pengembangan Ilmu dan Teknologi

Oleh:  Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin)

Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw adalah pondasi semua ilmu yang ada di alam semesta.  Allah menjelaskan dasar ilmu yang paling mendasar, utama dan terpenting di Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Dengan satu kerangka berfikir, beragam yang dibutuhkan manusia untuk menghadapi kehidupan akan didapatkan dengan mudah.

Satu ayat, "Tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan ini." Apa yang dibangun dari konsep keyakinan seperti ini? Satu ayat, "Allah tidak membebankan sesuatu kecuali sesuai kesanggupannya." Apa yang dibangun dari konsep keyakinan seperti ini?

Satu ayat, "Dengan air hujan, Allah menghidupkan bumi, tanaman, buah-buah dan kebun." Dari basis keyakinan ini, apa yang dibangun dalam kehidupan ini? Basis keyakinan dasar seperti ini akan membuka lautan keilmuan yang tak pernah berhenti digali hingga hari Kiamat.

Satu ayat, "Allah mengetahui setiap daun yang jatuh. Allah mengetahui yang dzhair maupun yang bathin."  Dari satu penggalangan ayat ini, apa yang dibangun dalam kehidupan ini? Karakter, perilaku dan konsep berfikirbapa yang terbangun dari ayat ini?

Satu ayat, "Allah tidak menghukum kezaliman kecuali sesuai dengan perbuatannya." Apa pengaruhnya terhadap ilmu hukum dan peradilan? Satu ayat, "Mulut tidak bisa berbicara di saat hari penghisaban." Keyakinan ini, apa pengaruhnya terhadap penyelidikan, penyidikan dan gelar perkara dalam proses hukum?

Bukalah Al-Qur'an kembali. Bawalah ke dunia nyata. Bukalah Sunnah Rasulullah saw. Bawalah ke dunia nyata. Jadikan pondasi hidup dan amal. Maka Allah akan membukakan kemukjizatan yang tak pernah terduga dan terpikirkan.

Hidup Yang Dimudahkan Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Merubah yang berserakan menjadi pupuk atau...

Hidup Yang Dimudahkan Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Merubah yang berserakan menjadi pupuk atau nutrisi tanah bagi mereka yang hidup di permukaan bumi. Banyak yang berguna tetapi tak diberdayakan. Banyak bahan yang perlu pengolahan lanjutan agar bisa berguna. Namun semuanya terbengkalaikan.

Manusia itu malas. Bagaimana dalam kemalasannya tetap produktif? Dalam kemalasannya ada karya besar yang dihasilkan? Bukankah jagat raya ini pelayan manusia? Bagaimana alam semesta menjadi pelayan?

Hidup ini telah dimudahkan oleh Allah. Semua yang tersedia di jagat raya untuk memudahkan  manusia. Semua hukum alam semesta dan kehidupan. Semua takdir-Nya. Semua hukum syariat untuk memudahkan urusan manusia.

Petani yang mengelola lahan dengan menuruti pola ekosistem alam semesta, maka proses pekerjaannya sangatlah mudah. Ada yang berkata, "Satu kali petani bekerja cukup untuk 3 bulan kehidupannya." Hanya bermodalkan cangkul, setelah itu hukum alam yang bekerja dengan sendirinya.

Nelayan hanya membuat perahu dan mengembangkan layar. Di lautan hanya tinggal memungut kekayaan yang menghampar. Manusia mengubah hukum alam menjadi teknologi terapan, hidupnya menjadi sangat mudah.

Mengapa hidup ini dimudahkan Allah? Karena hidup bukan untuk bergelut dengan persoalan dan tantangan. Hidup itu hanya untuk mengabdi dan taat kepada Allah. Saat mendurhakainya, manusia akan dipenatkan dengan persoalan dan tantangan yang tak kunjung selesai.

Mengapa hidup dimudahkan Allah? Sifat manusia amat lemah. Maka Allah menolong, membimbing dan memimpin agar menjadi makhluk mulia, sempurna dan terbaik. Saat mendurhakai Allah, dengan karakter kelemahannya manusia menghadapi tantangan yang lebih kuat dan perkasa dari dirinya.

Merekayasa Hidup Dengan Memahami Pola Takdir Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Tak perlu mempertanyakan ...

Merekayasa Hidup Dengan Memahami Pola Takdir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Tak perlu mempertanyakan takdir, sebab Allah Maha Kuasa menentukan takdir manusia. Allah yang berhak menentukan takdir manusia. Manusia hanya, bagaimana menyikapi takdir sesuai bimbingan-Nya?

Menjadi khalifah Allah di muka bumi, berarti bagaimana mengelola kehidupan dan jagat raya sesuai kemauan Allah? Memanfaatkan ruang yang disisakan Allah agar manusia bisa memberdayakan potensinya. Pahami ruang ini agar tidak terjerumus. Pahami ruang ini agar potensi manusia diberdayakan maksimal.

Takdir menunjukkan bahwa manusia tak berdaya merekayasa apa yang terjadi pada dirinya. Semuanya dalam kendali Allah. Takdir untuk menunjukkan Kemaha Kuasa-Nya Allah agar manusia bertawakal kepada Allah.

Takdir untuk memahamkan bahwa sumber sebab adalah Allah. Sebab awal ada Allah. Manusia hanya mempelajari dan memahami sebab-sebab yang sudah terpola dan terstruktur dengan rentetan yang tetap dalam deret waktu tertentu. Allah yang mengilhamkan kepahamanan ini pada manusia. Lalu bagaimana sikap manusia?

Kepahamanan ini telah menyombongkan manusia. Firaun dan Namrud merasa bahwa merekalah yang menghidupkan dan mematikan. Menghidupkan dengan membiarkannya hidup. Mematikan dengan hukuman bunuh. Padahal membunuh adalah sebab kematian yang telah menjadi takdir-Nya. Allah bisa merubah takdir-Nya sesuai kehendak-Nya.

Manusia merasa mampu merekayasa peristiwa. Menciptakan oligarki kekuasaan dengan bagi-bagi kue kekuasaan dan kepentingan. Padahal manusia hanya memanfaatkan takdir yang diciptakan Allah padanya bahwa sifat manusia memang berbangga dengan harta, kekuasaan, jabatan dan dipuji manusia. Dengan memanfaatkan takdir ini, manusia merekayasa apa yang diinginkan.

Allah bisa merubah takdir-Nya dalam sekejap. Seperti perjalanan Isra Mirajnya Rasulullah saw. Seperti terbelahnya lautan hanya sebab tongkat Nabi Musa. Metode dan sebab yang sama belum tentu hasilnya sama. Kehidupan manusia hanya berpindah dari satu takdir kepada takdir yang lainnya. Manusia hanya memanfaatkan pola takdir untuk merekayasa kehidupan ini.

Pemimpin Pembohong Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jika pemimpinnya pembohong, bagaimana rakyatnya? P...

Pemimpin Pembohong

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jika pemimpinnya pembohong, bagaimana rakyatnya? Pemimpin adalah manusia terpilih di tengah rakyatnya. Pemimpin cendrung orang yang dianggap paling berkualitas. Bila yang terpilih dan paling berkualitas seorang pembohong bagaimana rakyatnya?

Bila pemimpin seorang pendusta, berapa jumlah orang yang dibohongi? Seluruh rakyatnya dibohongi. 250 juta manusia di Indonesia yang dibohongi. Sanggupkah menanggung kekejian akibat kebohongan? Dihadapan hari pengadilan akhirat seluruh manusia sejak Nabi Adam hingga hari Kiamat menyaksikan kebohongannya.

Yang lebih parah, sang pemimpinnya sendiri yang menebarkan berita bohong. Padahal mereka memiliki perangkat, struktur, lembaga riset, orang terpilih untuk mendapatkan kebenaran. Namun mengapa yang diungkapkan dan disebarkan justru kebohongannya?

Kebohongan tak bisa menyelesaikan persoalan. Bila solusi berbasis data yang dimanipulasi. Bila kebijakan, keputusan, peraturan dan tindakan hasil dari informasi yang sudah dibohongi, dapatkan menghasilkan arah negara yang benar?

Jika pemimpinnya pembohong, maka orang-orang yang berada disekitarnya pun para pembohong pula. Rakyat dibohongi oleh pemimpinnya. Pemimpin dibohongi oleh para pembisik dan pembantunya. Begitulah lingkaran kebohongan. Kemudian mayoritas rakyat menjadi pembohong pula, karena pemimpin dan pejabatnya yang telah mengajarkan kebohongan.

Isi anggaran negara isinya kebohongan. Kebijakan dan program pemerintah isinya kebohongan. Kinerja pemerintahan isinya kebohongan. Pemasukan dan pengeluaran belanja negara isinya kebohongan. Isi media informasi dan berita isinya hanya kebohongan. Terlalu sangat mahal biaya kebohongan tersebut.

Apa efek kebohongan? Allah menurunkan azab yang keras. Bila bukan karena rahmat dan karunia Allah, azab itu sudah diturunkan. Namun bila terus merekayasa kebohongan, hanya menunggu kehancurannya saja. Seperti itu siklus dan urutan kebohongan.

Memahami Ukuran, Ciptakan Kebahagiaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Allah menciptakan segala sesuat...

Memahami Ukuran, Ciptakan Kebahagiaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Allah menciptakan segala sesuatu. Allah juga yang menentukan ukurannya. Teliti, amati, pelajari dan pahami ukurannya. Perhatikan batasan dan kebebasannya. Dalam batasan ada kebebasan. Dalam kebebasan ada batasannya.

Satu hari 24 jam. Satu jam 60 menit. Satu menit 60 detik. Seminggu ada 6 hari. Itulah ukuran yang sudah diungkap oleh manusia. Setiap tumbuhan ada ukuran kebutuhan air, udara, unsur hara dan sinar matahari. Kapan panen dan matinya. Dari pengamatan yang terus menerus, manusia akan tahu ukuran segala sesuatu yang diciptakan Allah.

Setiap buah ada masa kesegarannya. Setiap masakan yang lezat ada ukurannya. Pencampuran satu bahan dengan bahan lain harus ada ukuran yang tepat dan konsisten. Itulah cara menjaga kelezatan.

Kelezatan hidup pun ada ukurannya. Ada percampuran yang tepat antar berbagai kebutuhan, karakter dan akhlak. Yang bijaksana, sangat paham ukuran dan pencampurannya. Bagaimana membongkar percampuran dan ukurannya?

Manusia hancur karena melampaui batas. Kenyang ada batasannya. Lapar ada batasannya. Berpuasalah, maka akan tahu manajemen lapar dan kenyang. Konflik keluarga, salah satunya tentang manajemen cinta dan benci yang melampaui ukurannya.

Beribadah kepada Allah pun ada ukurannya. Bila terlalu ketat akan jatuh dan lelah. Bila mengabaikan akan menyimpang. Minimal yang dilakukan adalah yang fardhu ain. Maksimal yang dilakukan adalah bersemangat ibadah yang sunah.

Ikuti sunah Rasulullah saw. Ikuti Sirah Nabawiyah. Itu cara tercepat dalam memahami dan mempraktekkan ukuran yang tepat dalam mengarungi hidup ini. Dalam koridor ukuran yang tepat, segala sesuatu tidak membahayakan dan merusak. Bila tak paham ukuran, yang dianggap baik pun bisa membahayakan dan merusak.

Sejarah Islam di China Berkembang Pesat Sejak Abad ke-7, Sebelum Komunis Berkuasa KOMPAS.com - Muslim Uighur, lebih dari 1 juta ...


Sejarah Islam di China Berkembang Pesat Sejak Abad ke-7, Sebelum Komunis Berkuasa


KOMPAS.com - Muslim Uighur, lebih dari 1 juta ditahan di pusat-pusat penahanan di provinsi paling barat Xinjiang, China.

Para pemimpin dan pakar tentang Uighur yang berada di luar China telah memperingatkan bahwa situasinya dapat memburuk, hingga PBB telah mencurigai praktik genosida terhadap Muslim Uighur.

Mengapa Muslim di sana tidak mendapatkan keadilan? Bagaimanakah sejarah Islam di China berkembang?

Sejarah Islam di China sebenarnya sudah sangat lama, sejak abad ke-7 melalui utusan dari Timur Tengah yang menemui Kaisar Gaozong dari Dinasti Tang, seperti yang dilansir dari The Conversation pada 2019.

Data pada 2019 menyebutkan setidaknya ada 1,6 persen dari total populasi di China atau sekitar 22 juta orang adalah Muslim.

Tak lama setelah kunjungan dari Timur Tengah, masjid pertama dibangun di selatan pelabuhan pedagangan Guangzhou untuk orang Arab dan Persia yang berkeliling Saumdera Hindia dan Laut China Selatan.

Selama masa ini, para pedagang Muslim banyak singgah di pelabuhan-pelabuhan China dan di pos-pos perdagangan Jalur Sutra.

Namun, mereka hidup terpisah dari mayoritas Cina Han selama 5 abad.

Situasinya berubah pada abad ke-13 di bawah Dinasti Yuan Mongol, ketika umat Islam datang ke China dalam jumlah besar, yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk melayani sebagai administrator bagi penguasa baru yang merupakan keturunan Ghengis Khan, pendiri kekaisaran Mongol.

Bangsa Mongol memiliki sedikit pengalaman dalam menjalankan birokrasi kekaisaran China dan meminta bantuan Muslim dari kota-kota penting Jalur Sutra, seperti Bukhara dan Samarkand di Asia Tengah.

Mereka merekrut dan secara terpaksa merelokasi ratusan hingga ribuan orang Asia Tengah dan Persia untuk membantu mereka mengatur kerajaan yang sedang berkembang di isatana Yuan.

Pada zaman itu, sebagian pejabat memboyong serta istri mereka dari negara asal dan sebagian lainnya melakukan pernikahan antarbudaya dengan warga setempat.

Setelah Ghengis Khan menaklukkan sebagian besar Eurasia pada abad ke-12, ahli warisnya menguasai berbagai bagian benua, yang mengarah ke periode kedamaian dan kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hal ini memungkinkan budaya, barang, serta ide berkembang dan dapat dipertukarkan dengan lebih luas. Sehingga, tradisi budaya China dan dunia Muslim bersatu dengan cara baru pada zaman itu.

Sekitar 300 tahun berikutnya, selama Dinasti Ming, Muslim masih terus memiliki pengaruh dalam pemerintahan China.

Salah satu tokoh dunia bersejarah yang kemudian muncul pada zaman itu adalah Zheng He atau Cheng Ho, laksamana Muslim yang memimpin armada China dalam perjalanan untuk menjelajah dan menjalin hubungan diplomatik, di sekitar Asia Tenggara dan Samudra Hindia.

Pada abad ke-18, di bawah Dinasti Qing, yang berlangsung dari 1644 hingga 1911, hubungan antara Muslim dan negara di China mulai berubah.

Periode ini mulai terjadi beberapa bentrokan kekerasan antara pemerintah China yang berkuasa dengan Muslim, ketika negara mencoba mengontrol langsung wilayah tempat mayoritas Muslim tinggal.

Bentrokan dalam banyak kesempatan terjadi menandai periode pertumbuhan populasi Muslim dan perluasan wilayah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada 1949, akhirnya Republik Rakyat China terbentuk, yang diketuai oleh Mao Zedong, komunis revolusioner.

Ahli etnografi dan antropolog membagi orang-orang yang tinggal di dalam perbatasan negara baru menjadi 56 kelompok etnis berdasarkan kriteria yang relatif ambigu, seperti bahasa, wilayah, sejarah, dan tradisi yang sama.

Dari pembagian kelompok tersebut, ada 10 kelompok yang sekarang diakui sebagai minoritas Muslim.

Berdasarkan urutan banyaknya populasi, 10 kelompok tersebut, yaitu Hui, Uighur, Kazakh, Dongxiang, Kyrgyz, Salar, Tajik, Uzbek, Bonan, dan terakhir Tatar, yang saat ini berjumlah sekitar 5.000.

Pada tahun-tahun pertama setelah berdirinya Republik Rakyat China, umat Islam relatif masih menikmati kebebasan beragama.

Namun setelah gerakan Revolusi Kebudayaan semakin kuat, antara 1966 hingga 1969, hak Muslim semakin dirampas.

Masjid-masjid dirusak, salinan Alquran dihancurkan, Muslim dilarang pergi menunaikan ibadah haji, dan ekspresi semua keyakinan agama dilarang oleh Pengawal Merah (Communist Red Guards).

Setelah kematian Mao Zedong pada 1976, Komunis mengadopsi kebijakan yang lebih santai terhadap komunitas Muslim.

Namun, tensi terhadap Muslim telah meningkat kembali sejak terjadinya tragedi 9/11 pada 2001.

Situasi panas mencapai titik didih pada 2009, ketika terjadi kerusuhan etnis antara Uighur dan Han China di seluruh provinsi Xinjiang.

Sejak itu, negara China perlahan dan diam-diam meningkatkan pembatasan terhadap pergerakan dan budaya dari Uighur serta kelompok minoritas Muslim lainnya.

Lalu, secara konsisten situasi terhadap Muslim semakin buruk di China, seperti penahanan tidak sah terhadap Muslim yang tinggal di wilayah Uighur di China barat.

Kampanye yang dimulai dengan Uighur sekarang diperluas ke Kazakh dan lainnya. Disebutkan oleh The Conversation bahwa banyak bukti bahwa etnis Hui juga menghadapi penindasan hak yang semakin meningkat.

https://internasional.kompas.com/read/2021/04/20/185915070/sejarah-islam-di-china-berkembang-pesat-sejak-abad-ke-7-sebelum?page=all

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)