basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Dimana Mereka? (Ceramah Abu Bakar) Ambillah pelajaran dari orang yang telah meninggal dunia di antara kalian. Perhatikan orang-o...

Dimana Mereka?
(Ceramah Abu Bakar)

Ambillah pelajaran dari orang yang telah meninggal dunia di antara kalian. Perhatikan orang-orang sebelum kita, dimana mereka kemarin dan dimana mereka hari ini.

Dimanakah orang-orang kuat yang dikenal tangguh dan berjaya di medan-medan pertempuran? Masa telah meruntuhkannya dan mereka pun telah menjadi tulang belulang yang lapuk dan hancur.

Dimana penguasa yang telah mengolah, membangun dan memakmurkan bumi? Mereka telah jauh sekali dan terlupakan dan menjadi bukan apa-apa. Allah telah menetapkan atas mereka tuntutan tanggung jawab dan telah memutus dari mereka segala syahwat dan ambisi.

Para penguasa telah berlalu, sedang amal-amal yang pernah mereka kerjakan adalah amal mereka sementara dunia adalah dunia orang lain. Ambillah pelajaran maka kita selamat, namun jika tidak, maka kita menjadi seperti mereka.

Dimanakah orang yang elok dan berwajah menawan yang bangga dengan kondisi mudanya? Mereka telah menjadi tanah, keteledorannya menjadi sesalan.

Dimanakah orang-orang yang membangun kota dan mengelilinginya dengan tembok  dengan membuat berbagai hal yang menakjubkan di dalamnya? Mereka telah meninggalkannya untuk orang-orang yang datang setelahnya. Tempat tinggalnya kosong, tinggal puing saja. Sedangkan mereka berada dalam kegelapan lubang kubur.

Dimanakah orang-orang yang kita kenal dari leluhur dan saudara kita? Ajalnya telah berakhir dan habis, lalu sampailah pada apa yang sebelumnya dikerjakan. Yang ditegakkan untuk kesengsaraan atau kebahagiaan setelah kematian.

(Biografi Abu Bakar, Muhammad Shalabi, Al-Kautsar)

Stagnasi Agama dan Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ada stagnasi pertumbuhan pemeluk agama? ...

Stagnasi Agama dan Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ada stagnasi pertumbuhan pemeluk agama? Kecuali Islam. Ada stagnasi ajaran agama dalam menjawab persoalan hidup manusia? Kecuali Islam.  Ada stagnasi ajaran agama dalam memberikan bimbingan bidang ekonomi, politik kekuasaan, budaya, militer, sosial dan budaya? Kecuali Islam.

Kelak semua agama akan masuk ke ranah ritual simbolik ibadah saja? Kecuali Islam. Kelak semua agama hanya mengurus jiwa personal saja? Kecuali Islam. Arah mercusuar peradaban manusia akan dibimbing oleh Islam. Itulah kenyataan hari esok.

Dalam bidang ekonomi, persaingan pada ekonomi kapitalis dan Islam. Perbankan konvensional dan syariah. Politik sekuler dan khilafah. Budaya permisif dan budaya yang beradab. Individualis dan saling berbagi (infaq). Islam selalu menjadi "kompetitor" solusi bagi kebutuhan peradaban.

Apakah agama selain Islam memiliki contoh pengelolaan masyarakat dan bernegara yang modern, beradab, makmur  dan berkeadilan? Apakah sekularisme memiliki contoh nyata peradaban yang beradab dan berkeadilan? Semuanya hanya melahirkan penjajahan dan peperangan, perang dunia 1 dan 2 menjadi contohnya.

Amerika menyerang Iraq dan Afghanistan. Rusia menyerang Suriah dan Ukraina. Israel menjajah Palestina. Cina menjajah sejumlah negara di Asia Tengah dan mencaplok beberapa negara dengan hutangnya. Apakah sekularisme dapat memimpin dunia dengan beradab dan berkeadilan? Apakah dengan kekuatan ekonomi dan militer bisa memperbaiki dunia?

Moment luar biasa dunia, apakah bisa memperbaiki dunia? Renaisans Perancis, membawanya menjadi penjajah. Revolusi Amerika, tetap mengelora apartide. Deklarasi Hak Asasi Manusia tetap menyeret manusia pada penjajahan, perang dan diskriminasi.

Apakah kemajuan Eropa dan Amerika membawa dunia yang berkeadilan? Ekonomi dan militer tetap menjadi andalan utamanya. Bisakah dunia menjadi beradab saat ekonomi dan militer menjadi dasar kekuasaan?

Awal Mula Kekayaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Semua berasal dari tanah. Kehidupan dimulai dari a...

Awal Mula Kekayaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Semua berasal dari tanah. Kehidupan dimulai dari air. Dengan udara manusia bisa hidup. Harta kekayaan pun berasal dari tanah,  air dan udara. Manusia tak bisa menciptakan kekayaan, karena manusia tak bisa menciptakan air, tanah dan udara.

Andai tidak ada yang dihasilkan dari tanah, air dan udara, apakah kehidupan ini akan bergerak? Apakah perindustrian dan teknologi bergerak? Apakah sektor jasa bergerak? Hasil dari tanah, air dan udara, itulah dasar semua sektor perekonomian berjalan.

Awal bergeraknya ekonomi dari mengolah dan menggali tanah. Menjaring dan menyelami lautan. Setelah itu bergeraklah semua roda sektor perekonomian. Apa yang bisa dilakukan oleh sektor jasa bila tidak ada barangnya? Apa yang dimudahkan oleh industri dan teknologi bila tidak ada yang diolahnya?

Semua bahan baku dan mentah dihasilkan dari tanah, air dan udara. Peran manusia hanya mengolah dan merubah bentuk saja. Andai anak negri meninggal pengolahan tanah, air dan udara, bagaimana bisa menciptakan kekayaan bagi negri?

Untuk memperbaiki perekonomian bangsa dimulai dari sebuah cangkul yang diayunkan ke tanah. Dari sebuah besi untuk menggali tanah. Berawal dari sebatang kayu dan jaring untuk mengarungi lautan. Dari penyelam yang berani menembus dasar lautan. Itulah sebab kekayaan kerajaan Nabi Sulaiman.

Negri Saba berada di sebuah lembah. Sebab kekayaan negrinya karena di kanan kirinya dipenuhi kebun-kebun yang berbuah. Di atasnya bendungan air yang mengaliri kebun dan rumahnya. Semua dari hasil pengolahan tanah dan air.

Mengolah udara menjadi sarana teknologi digital. Di langit ada sumber rezeki yang tak terkira pula. Seperti itu pesan dalam Al-Qur'an. Kembali terjun ke hal yang mendasar, tanah, laut dan udara, itulah awalnya kekayaan.

Menuntaskan Hutang Indonesia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hutang Indonesia per April 2022  413 Mil...

Menuntaskan Hutang Indonesia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hutang Indonesia per April 2022  413 Milyar Dollar, ada yang berkata 7.000 trilyun, bagaimana membayarnya? Hutang sebesar itu sangat besar bagi manusia, namun seperti debu bagi Allah. Padahal hidup penuh hutang tak pernah tentram.

Negri Nusantara bukan untuk rakyatnya. Tapi negri ini untuk segelintir anak negri dan bangsa asing yang kolonialis, itulah persoalannya. Hasilnya bukan untuk negri, tapi untuk pribadi. Banyak orang kaya secara pribadi, namun mengapa terus berhutang? Karena hutang negara untuk kekayaan pribadi.

Hutang negara untuk sesuap nasi. Hutang negara untuk kebutuhan perut. Hutang negara untuk hawa nafsu kekuasaan. Itu penyebab hutang terus bertambah dan berhutang untuk membayar hutang.

Cara membayar hutang itu cukup mudah. Seluruh anak negri mencintai negri ini. Berkurban bagi negri ini. Menyingsingkan lengan bagi negri ini. Semua persoalan akan selesai dengan sendiri. Tak ada cinta pada negri itu persoalan yang mendasar.

Persoalan mendasar negri ini bukan kebodohan, kemiskinan, tak berteknologi tinggi. Bukankah bangsa ini mampu mengusir penjajah hanya dengan bambu runcing? Saat anak bangsa menjadi kepanjangan tangan kolonialis, kepintaran, kekayaan dan teknologi canggih tetap menjadi "jongos" yang diperbudak.

Yang memerdekakan Indonesia bukan mereka yang berbaju putih dengan ala Belanda. Bukan lulusan Belanda yang pintar tetapi hanya menjadi jongosnya yang tampil di depan masyarakat menjadi pegawai, Demang, Bupati dan petinggi Belanda, tetapi dari ruang kemiskinan yang hatinya penuh cinta pada negri.

Bangsa Indonesia pernah menorehkan prestasi luar biasa, bagaimana penjajah Belanda yang bangkrut sebab perang, hutang dan korupsi bisa berjaya kembali? Hanya dengan mengolah tanah dan menjaring kekayaan di lautan Nusantara.

Memadukan  Hidayah dan Ilmu Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ingin ilmu, belajarlah dengan para guru, t...

Memadukan  Hidayah dan Ilmu

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ingin ilmu, belajarlah dengan para guru, trainer, konsultan, ustadz dan kiyai. Begitulah pesan KH Noer Ali. Ilmu memperluas cakrawala berfikir dan kedalaman analisa. Setelah itu untuk apa? Apakah dengan ilmu mampu membuat keputusan yang benar dan tepat?

Ingin hidayah, harus bermunajat langsung kepada Allah dengan bangun tengah malam, shalat tahajud dan bermunajat hingga menangis kepada Allah. Itulah pesan KH Noer Ali. Dalam shalat apa yang diminta? Bukan ilmu tetapi hidayah. Hidayah itu dalam genggaman Allah. Berbedakah ilmu dan hidayah?

Dengan hidayah, tahu kebenaran dan mudah mengikuti dan melaksanakan kebenaran. Dengan hidayah, tahu keburukan, dan terhindar dari keburukan tersebut. Apakah ilmu mampu melihat kebenaran dan kuat memikulnya? Apakah ilmu mampu meneropong keburukan dan kuat menghindarinya?

Dalam mengambil keputusan dan melaksanakannya, lebih butuh ilmu atau hidayah? Dengan ilmu luas dan mendalam apakah keputusan pasti benar? Apakah jalan yang dipilih pasti benar?

Dalam perang kemerdekaan, para jendral perang Jepang, Belanda, dan Inggris menghadapi para Kiyai? Siapa yang ilmu perangnya sangat mumpuni? Jendral atau Kiyai? Tetapi mengapa jendral panglima perang dapat dipukul mundur dengan pasukan dan peralatan militer seadanya?

Ilmu adalah ikhitiar manusia. Hidayah adalah menangkap sinyal kebenaran dari Allah. Bila ilmu dan hidayah dipadukan. Maka akan menghasilkan keputusan yang maha dahsyat kebenaran dan ketepatannya. Margin error keputusan dapat diminimalkan. Kesalahan yang beresiko pada kebangkrutan dan kegagalan dapat dihindarkan.

Ilmu menangkap sinyal dan fenomena. Lalu memprediksi apa yang akan terjadi. Hidayah menangkap yang tidak dapat dijangkau ilmu. Hidayah, Allah memasukan intuisi masa depan, ketepatan dan kebenaran. Hidayah mengindarkan dari keburukan yang tidak bisa dijangkau ilmu.

Andai nabi Musa menggunakan ilmu, maka yang dipilih adalah pergi ke gunung yang tinggi untuk menyelamatkan diri dari kejaran Firaun. Dengan hidayah, nabi Musa bergerak ke laut. Allah menyiapkan solusi yang tidak bisa dijangkau oleh ilmu. Itulah perbedaan ilmu dan hidayah. Ilmu belajar dari masa lalu untuk memprediksi masa depan. Hidayah, ada peristiwa luar biasa di masa depan yang tidak bisa dijangkau oleh manusia.

Tawakal Melebihi Optimisme Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berserah diri pada Allah, lebih kuat dari o...

Tawakal Melebihi Optimisme

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berserah diri pada Allah, lebih kuat dari optimisme. Optimisme banyak landasannya. Setiap orang bisa menciptakan dan memformulasikannya. Namun berserah diri pada Allah hanya dimiliki oleh mukmin.

Optimisme bisa lahir dari akal, pengetahuan, ilmu dan sarana penopang lainnya. Namun berserah diri pada Allah hanya lahir dari iman. Optimisme lahir karena masih melihat peluang, berserah diri pada Allah atau tawakal tak butuh melihat peluang untuk bergerak. Tawakal terlahir karena Allah Maha Pencipta kejadian.

Saat Nabi Musa tersudut di laut. Pengikutnya merasa akan terkejar oleh pasukan Firaun. Namun Nabi Musa berkata tidak. Saat Rasulullah saw dan Abu Bakar di gua Hira. Abu Bakar berkata bahwa seandainya kafirin menengok ke bawah maka akan terlihat. Namun Rasulullah saw bersabda bahwa Allah bersamanya. Berserah diri pada Allah ternyata lebih kuat menimbulkan ketentraman, kenyamanan dan keyakinan daripada optimisme.

Optimisme hanya bersumber akan keyakinan kemenangan dan keberhasilan. Targetnya adalah menang. Berserah diri pada Allah tak pernah memperdulikan kemenangan atau kekalahan. Karena targetnya, hanya keyakinan yang tak tergoyahkan pada Allah apa pun hasilnya. Optimisme berpondasi pada kemenangan. Berserah diri pada Allah berpondasi pada Dzat-Nya. Mana capaian yang tertinggi?

Perang Badar adalah pertarungan antara optimisme dan berserah diri kepada Allah. Kafirin optimis karena ditopang oleh seluruh kekuatan. Mukminin menghadapi lawan yang tak terduga dengan minimalis persiapan hanya bermodal pengaduan dan munajat pada Allah. Semua pertempuran kaum mukminin dimenangkan karena penyerahan diri kepada Allah.

Perang Hunian mukminin mengandalkan optimisme karena berjumlah sangat besar dan persenjataan yang cukup lengkap. Namun apa yang terjadi? Mukminin hampir terkalahkan bila tidak ada ahli Badar. Modal Mukminin hanya Allah semata. Dengan bertawakal, Allah akan mengkreasikan peristiwa untuk menopang mukminin.

Dua Takdir Kekafiran, Mana Yang Dipilih? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jalan kekafiran bagaimana li...

Dua Takdir Kekafiran, Mana Yang Dipilih?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jalan kekafiran bagaimana liku-likunya? Bagaimana pergolakannya? Apa yang ditemuinya? Apa hasilnya di dunia? Perjalanan ini adalah perjalanan abadi yang ditakdirkan bagi mereka yang menempuh jalan kekafiran.

Jalan kekafiran, bagaimana suasana jiwanya? Bagaimana gegap gempita perasaannya? Apa yang bergolak di lubuk hatinya? Inilah suasana kejiwaan bagi mereka yang memilih menempuh jalan kekafiran dan kezaliman.

Al-Qur'an menggambarkan dua jenis perjalanannya. Jalan yang datar, namun gersang dan terik. Nun jauh di sana ada gemerlap air, ternyata hanya fatamorgana saja. Setelah tiba di tujuan, ternyata hanya pasir juga. Haus, kepanasan dan kelelahan, hanya itu yang didapatkan. Obsesinya diraih, namun ternyata hanya pasir yang gersang dan panas.

Langkahnya terus mencari air untuk menghilangkan panas, haus dan lelah. Saat mencapai tujuan ternyata bukan air, hanya pasir semata. Teruskan perjalanannya, namun yang diraihnya seperti itu terus. Tak air air. Tak ada tempat berteduh. Tak ada tempat dan waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga.

Hidup di tengah lautan dalam. Penuh kegelapan. Gelombang demi gelombang terus menerjang. Awan hitam menyelimutinya. Tangannya pun tak terlihat. Itulah kegelapan yang berlapis-lapis. Tak ada cahaya yang terlihat.

Apa yang dirasakan dalam suasana kegelapan yang penuh gelombang di lautan dalam? Tak ada jalan keluar. Tak ada harapan lagi. Tak ada sedikit cahaya yang bisa menolongnya. Hidup penuh penderitaan tanpa tahu akhirnya. Apa yang terjadi? Hanya putus asa.

Mana yang dipilih, menempuh perjalanan tanpa henti dengan kondisi kelelahan, kepanasan dan kegersangan untuk meraih obsesi. Saat sampai ditempuh yang dituju, ternyata hanya kehampaan. Ataukah, hidup dalam hempasan gelombang yang gelap tanpa tahu akhirnya? Itulah dua pilihan perjalanan hidup yang menjadi takdir perjalanan yang kafir dan zalim.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)