basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menuntaskan Hutang Indonesia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hutang Indonesia per April 2022  413 Mil...

Menuntaskan Hutang Indonesia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hutang Indonesia per April 2022  413 Milyar Dollar, ada yang berkata 7.000 trilyun, bagaimana membayarnya? Hutang sebesar itu sangat besar bagi manusia, namun seperti debu bagi Allah. Padahal hidup penuh hutang tak pernah tentram.

Negri Nusantara bukan untuk rakyatnya. Tapi negri ini untuk segelintir anak negri dan bangsa asing yang kolonialis, itulah persoalannya. Hasilnya bukan untuk negri, tapi untuk pribadi. Banyak orang kaya secara pribadi, namun mengapa terus berhutang? Karena hutang negara untuk kekayaan pribadi.

Hutang negara untuk sesuap nasi. Hutang negara untuk kebutuhan perut. Hutang negara untuk hawa nafsu kekuasaan. Itu penyebab hutang terus bertambah dan berhutang untuk membayar hutang.

Cara membayar hutang itu cukup mudah. Seluruh anak negri mencintai negri ini. Berkurban bagi negri ini. Menyingsingkan lengan bagi negri ini. Semua persoalan akan selesai dengan sendiri. Tak ada cinta pada negri itu persoalan yang mendasar.

Persoalan mendasar negri ini bukan kebodohan, kemiskinan, tak berteknologi tinggi. Bukankah bangsa ini mampu mengusir penjajah hanya dengan bambu runcing? Saat anak bangsa menjadi kepanjangan tangan kolonialis, kepintaran, kekayaan dan teknologi canggih tetap menjadi "jongos" yang diperbudak.

Yang memerdekakan Indonesia bukan mereka yang berbaju putih dengan ala Belanda. Bukan lulusan Belanda yang pintar tetapi hanya menjadi jongosnya yang tampil di depan masyarakat menjadi pegawai, Demang, Bupati dan petinggi Belanda, tetapi dari ruang kemiskinan yang hatinya penuh cinta pada negri.

Bangsa Indonesia pernah menorehkan prestasi luar biasa, bagaimana penjajah Belanda yang bangkrut sebab perang, hutang dan korupsi bisa berjaya kembali? Hanya dengan mengolah tanah dan menjaring kekayaan di lautan Nusantara.

Memadukan  Hidayah dan Ilmu Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ingin ilmu, belajarlah dengan para guru, t...

Memadukan  Hidayah dan Ilmu

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ingin ilmu, belajarlah dengan para guru, trainer, konsultan, ustadz dan kiyai. Begitulah pesan KH Noer Ali. Ilmu memperluas cakrawala berfikir dan kedalaman analisa. Setelah itu untuk apa? Apakah dengan ilmu mampu membuat keputusan yang benar dan tepat?

Ingin hidayah, harus bermunajat langsung kepada Allah dengan bangun tengah malam, shalat tahajud dan bermunajat hingga menangis kepada Allah. Itulah pesan KH Noer Ali. Dalam shalat apa yang diminta? Bukan ilmu tetapi hidayah. Hidayah itu dalam genggaman Allah. Berbedakah ilmu dan hidayah?

Dengan hidayah, tahu kebenaran dan mudah mengikuti dan melaksanakan kebenaran. Dengan hidayah, tahu keburukan, dan terhindar dari keburukan tersebut. Apakah ilmu mampu melihat kebenaran dan kuat memikulnya? Apakah ilmu mampu meneropong keburukan dan kuat menghindarinya?

Dalam mengambil keputusan dan melaksanakannya, lebih butuh ilmu atau hidayah? Dengan ilmu luas dan mendalam apakah keputusan pasti benar? Apakah jalan yang dipilih pasti benar?

Dalam perang kemerdekaan, para jendral perang Jepang, Belanda, dan Inggris menghadapi para Kiyai? Siapa yang ilmu perangnya sangat mumpuni? Jendral atau Kiyai? Tetapi mengapa jendral panglima perang dapat dipukul mundur dengan pasukan dan peralatan militer seadanya?

Ilmu adalah ikhitiar manusia. Hidayah adalah menangkap sinyal kebenaran dari Allah. Bila ilmu dan hidayah dipadukan. Maka akan menghasilkan keputusan yang maha dahsyat kebenaran dan ketepatannya. Margin error keputusan dapat diminimalkan. Kesalahan yang beresiko pada kebangkrutan dan kegagalan dapat dihindarkan.

Ilmu menangkap sinyal dan fenomena. Lalu memprediksi apa yang akan terjadi. Hidayah menangkap yang tidak dapat dijangkau ilmu. Hidayah, Allah memasukan intuisi masa depan, ketepatan dan kebenaran. Hidayah mengindarkan dari keburukan yang tidak bisa dijangkau ilmu.

Andai nabi Musa menggunakan ilmu, maka yang dipilih adalah pergi ke gunung yang tinggi untuk menyelamatkan diri dari kejaran Firaun. Dengan hidayah, nabi Musa bergerak ke laut. Allah menyiapkan solusi yang tidak bisa dijangkau oleh ilmu. Itulah perbedaan ilmu dan hidayah. Ilmu belajar dari masa lalu untuk memprediksi masa depan. Hidayah, ada peristiwa luar biasa di masa depan yang tidak bisa dijangkau oleh manusia.

Tawakal Melebihi Optimisme Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berserah diri pada Allah, lebih kuat dari o...

Tawakal Melebihi Optimisme

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berserah diri pada Allah, lebih kuat dari optimisme. Optimisme banyak landasannya. Setiap orang bisa menciptakan dan memformulasikannya. Namun berserah diri pada Allah hanya dimiliki oleh mukmin.

Optimisme bisa lahir dari akal, pengetahuan, ilmu dan sarana penopang lainnya. Namun berserah diri pada Allah hanya lahir dari iman. Optimisme lahir karena masih melihat peluang, berserah diri pada Allah atau tawakal tak butuh melihat peluang untuk bergerak. Tawakal terlahir karena Allah Maha Pencipta kejadian.

Saat Nabi Musa tersudut di laut. Pengikutnya merasa akan terkejar oleh pasukan Firaun. Namun Nabi Musa berkata tidak. Saat Rasulullah saw dan Abu Bakar di gua Hira. Abu Bakar berkata bahwa seandainya kafirin menengok ke bawah maka akan terlihat. Namun Rasulullah saw bersabda bahwa Allah bersamanya. Berserah diri pada Allah ternyata lebih kuat menimbulkan ketentraman, kenyamanan dan keyakinan daripada optimisme.

Optimisme hanya bersumber akan keyakinan kemenangan dan keberhasilan. Targetnya adalah menang. Berserah diri pada Allah tak pernah memperdulikan kemenangan atau kekalahan. Karena targetnya, hanya keyakinan yang tak tergoyahkan pada Allah apa pun hasilnya. Optimisme berpondasi pada kemenangan. Berserah diri pada Allah berpondasi pada Dzat-Nya. Mana capaian yang tertinggi?

Perang Badar adalah pertarungan antara optimisme dan berserah diri kepada Allah. Kafirin optimis karena ditopang oleh seluruh kekuatan. Mukminin menghadapi lawan yang tak terduga dengan minimalis persiapan hanya bermodal pengaduan dan munajat pada Allah. Semua pertempuran kaum mukminin dimenangkan karena penyerahan diri kepada Allah.

Perang Hunian mukminin mengandalkan optimisme karena berjumlah sangat besar dan persenjataan yang cukup lengkap. Namun apa yang terjadi? Mukminin hampir terkalahkan bila tidak ada ahli Badar. Modal Mukminin hanya Allah semata. Dengan bertawakal, Allah akan mengkreasikan peristiwa untuk menopang mukminin.

Dua Takdir Kekafiran, Mana Yang Dipilih? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jalan kekafiran bagaimana li...

Dua Takdir Kekafiran, Mana Yang Dipilih?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jalan kekafiran bagaimana liku-likunya? Bagaimana pergolakannya? Apa yang ditemuinya? Apa hasilnya di dunia? Perjalanan ini adalah perjalanan abadi yang ditakdirkan bagi mereka yang menempuh jalan kekafiran.

Jalan kekafiran, bagaimana suasana jiwanya? Bagaimana gegap gempita perasaannya? Apa yang bergolak di lubuk hatinya? Inilah suasana kejiwaan bagi mereka yang memilih menempuh jalan kekafiran dan kezaliman.

Al-Qur'an menggambarkan dua jenis perjalanannya. Jalan yang datar, namun gersang dan terik. Nun jauh di sana ada gemerlap air, ternyata hanya fatamorgana saja. Setelah tiba di tujuan, ternyata hanya pasir juga. Haus, kepanasan dan kelelahan, hanya itu yang didapatkan. Obsesinya diraih, namun ternyata hanya pasir yang gersang dan panas.

Langkahnya terus mencari air untuk menghilangkan panas, haus dan lelah. Saat mencapai tujuan ternyata bukan air, hanya pasir semata. Teruskan perjalanannya, namun yang diraihnya seperti itu terus. Tak air air. Tak ada tempat berteduh. Tak ada tempat dan waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga.

Hidup di tengah lautan dalam. Penuh kegelapan. Gelombang demi gelombang terus menerjang. Awan hitam menyelimutinya. Tangannya pun tak terlihat. Itulah kegelapan yang berlapis-lapis. Tak ada cahaya yang terlihat.

Apa yang dirasakan dalam suasana kegelapan yang penuh gelombang di lautan dalam? Tak ada jalan keluar. Tak ada harapan lagi. Tak ada sedikit cahaya yang bisa menolongnya. Hidup penuh penderitaan tanpa tahu akhirnya. Apa yang terjadi? Hanya putus asa.

Mana yang dipilih, menempuh perjalanan tanpa henti dengan kondisi kelelahan, kepanasan dan kegersangan untuk meraih obsesi. Saat sampai ditempuh yang dituju, ternyata hanya kehampaan. Ataukah, hidup dalam hempasan gelombang yang gelap tanpa tahu akhirnya? Itulah dua pilihan perjalanan hidup yang menjadi takdir perjalanan yang kafir dan zalim.

Hilangnya Kemukjizatan Tongkat Nabi Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Allah menyayangi umat Islam....

Hilangnya Kemukjizatan Tongkat Nabi Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Allah menyayangi umat Islam. Namun mengapa saat ini terpuruk? Padahal Rasulullah saw merupakan pemimpin para Nabi dan Rasul? Padahal umat Islam, umat terbaik bagi manusia? Padahal umat Islam, menjadi saksi bagi umat-umat lain?

Perhatikan Bani Israel, pada zamannya mereka umat pilihan, mengapa teraniaya di era Nabi Musa, saat di Mesir? Mengapa tidak bisa memasuki Palestina, padahal Nabi Musa dan Nabi Harun masih bersamanya? Padahal tongkat Nabi Musa masih dalam genggamannya? Padahal tanah tersebut, Palestina, telah dijanjikan Allah di zamannya?

Perhatikan Bani Israel, mengapa mereka dikepung dengan beragam azab dan siksaan? Padahal mereka umat yang banyak mendapatkan curahan nikmat? Allah pun sering kali mengulang agar Bani Israel mengingat nikmat tersebut.

Allah menyesatkan Bani Israel selama 40 tahun di Sinai, padahal Nabi Musa dan Harun masih bersama mereka. Terkurungnya Bani Israel untuk membersihkan generasi yang rusak. Generasi yang selalu membangkang dan tidak mau berjuang.

Allah selalu menepati janjinya. Mengapa Palestina tidak bisa dimasuki oleh Bani Israel? Mereka berkata, "Wahai Musa dan Harun, berjuanglah bersama Tuhanmu, setelah ditaklukkan barulah Bani Israel akan memasuki Palestina. Inikah yang terjadi dengan umat Islam sekarang? Kehilangan jiwa ketaatan dan perjuangan?

Tongkat Nabi Musa mampu membelah laut karena Bani Israel secara sungguh-sungguh mengikuti arahan Nabi Musa untuk berangkat ke Palestina. Allah menurunkan makanan dari surga karena mereka berjihad pergi ke Palestina. Batu mengeluarkan air, sebab Bani Israel mengikuti jejak Nabi Musa untuk menjalankan Taurat selama perjalanan ke Palestina.

Banyak prilaku kemaksiatan, dosa dan pembangkangan selama perjalanan dari Mesir ke Palestina, mengapa diampuni dan dimaafkan Allah? Karena perjalanan hidup mereka masih terfokus menuju Palestina dan terus dididik oleh Nabi Musa. Namun saat menolak berjuang memasuki Palestina, kemukjizatan tongkat Nabi Musa tiba-tiba lenyap, kenikmatan dari surga tak diturunkan lagi, ampunan dan maaf dari Allah tak ada lagi.

Bekal Hewan dan Tumbuhan, Hanya Tasbih dan Doa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Di alam semesta, selur...

Bekal Hewan dan Tumbuhan, Hanya Tasbih dan Doa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Di alam semesta, seluruh makhluk bertasbih dan berdoa. Setiap makhluk sudah tahu bagaimana caranya. Burung yang mengepakkan sayapnya pun selalu bertasbih dan berdoa. Itulah fokus hidupnya.

Perhatikan hewan dan tumbuhan, adakah keserakahan pada mereka? Ulat terlihat rakus memakan daun. Namun bila sudah kenyang dan waktunya sudah selesai, sang ulat tidak memakan lagi. Manusia, di saat kenyang pun masih menginginkan tambahan makanan lagi. Agar manusia tidak seperti hewan, berhentilah makan sebelum kenyang.

Ular yang buas. Harimau yang buas. Beruang yang buas. Bila sudah kenyang akan diam. Kucing yang kenyang akan mendengkur atau membersihkan bulunya.  Fokus hidupnya bukan untuk makan tetapi untuk bertasbih dan berdoa kepada Allah. Binatang dan tumbuhan tak berakal tetapi paham peran hidupnya.

Perhatikan sarang burung, adakah perubahan dan perbaikan dari rumahnya? Semakin mewah dan megah? Sejak diciptakan sarang burung tak pernah berubah, sebab fokus hidupnya hanya bertasbih dan berdoa. Seperti itulah seluruh hewan dan tumbuhan.

Hewan dan tumbuhan tanpa akal bisa mengarungi kehidupannya. Bisa menyelesaikan persoalannya karena selalu bertasbih dan berdoa. Dengan bertasbih dan berdoa, Allah memudahkan dan menolongnya. Mengapa manusia makhluk terbaik harus mengalami kesulitan hidup? Padahal diberikan akal? Berarti akal bukan sarana memecahkan persoalan hidup?

Dengan akal, manusia bisa tumbuh dan berkembang. Namun peran akal yang utama adalah untuk memahami, menggali, mempelajari syariat dan hikmah yang diturunkan Allah agar muncul kesadaran untuk taat kepada Allah. Bila peran akal disimpangkan maka terjadi kerusakan dan kehancuran.

Tanpa akal, hewan dan tumbuhan terjaga keberlangsungan hidupnya. Mereka terpenuhi seluruh kebutuhannya. Mengapa manusia yang berakal untuk memenuhi kebutuhan dasar saja masih sulit? Bahkan lebih banyak yang berada pada posisi kemiskinan? Belajar pada hewan dan tumbuhan.

Shalat, Penelanjangan Diri Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Inti khusyuk adalah tauhid. Inti khusyuk ad...

Shalat, Penelanjangan Diri

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Inti khusyuk adalah tauhid. Inti khusyuk adalah ihsan. Merasakan kehadiran-Nya. Merasakan perjumpaan-Nya.

Seorang ulama salaf tak merasakan nikmatnya membaca Al-Qur'an. Lalu dia berimajinasi seolah-olah Rasulullah saw yang mengajarkan langsung. Lalu dinaikan levelnya, seolah Al-Qur'an itu khusus untuknya melalui Jibril yang datang kepadanya. Lalu dinaikan levelnya lagi, seolah dipanggil Allah langsung untuk diajarkan kepadanya.

Suasana jiwa terus berubah. Setiap perubahan suasana jiwa dibutuhkan imajinasi tertentu pula untuk menaklukannya. Ketakutan neraka bisa mengobati. Kenikmatan surga bisa membangkitkan. Suasana alam kubur bisa menyadarkan. Pertemuan dengan Allah dan kebutuhan akan rahmat-Nya yang bisa menghadirkan kesadarannya. Kesadaran diri sebagai hamba-Nya menghancurkan ego diri.

Syetan dan hawa nafsu memiliki ragam senjata dan strategi pengelabuhan. Memiliki beragam tingkatan level untuk menipu manusia. Maka manusia pun harus memiliki ragam dan tingkatan strategis untuk menundukkannya.  Strategi yang tidak bisa ditembus oleh syetan dan hawa nafsu adalah keikhlasan. Dengan ikhlas, semuanya terasa mudah dan membahagiakan.

Penyerahan diri total kepada Allah. Hidup dan mati hanya untuk Allah. Pengakuan sebagai hamba dan wakil Allah di semesta ini. Itulah senjata yang penghancur seluruh strategi syetan dan hawa nafsu. Bergerak dan berkarya atas nama Allah, bukan kebanggaan diri.

Bila pikiran sedang kacau. Masalah yang kusut tak terurai dan berujung. Yakini hanya dengan "Kun Fayakun" Allah sudah bisa menyelesaikan seluruh persolan hidup kita. Jadi keyakinan terhadap Rabbaniyah, Uluhiyah dan Asma wa sifat Allah, akan membereskan kekacauan pikiran yang menghalangi kekhusyuan.

Level iman dan ketauhidan terlihat jelas di saat shalat. Keyakinan atas hari akhir, qadha dan qadar terlihat jelas saat shalat. Shalat adalah cermin kita yang sebenarnya. Suasana hati saat shalat merupakan menelanjangan diri yang sesungguhnya. Tak perlu orang lain yang membongkar aib dan keburukan kita. Karena kita sudah tahu siapa kita sebenarnya di saat shalat.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)