basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Memahami Al-Qur'an Melalui Hiruk Pikuk Kekuasaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hiruk pikuk keku...

Memahami Al-Qur'an Melalui Hiruk Pikuk Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hiruk pikuk kekuasaan, jalannya seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'an. Mencermati hiruk pikuk kekuasaan sebuah gambaran nyata tentang hukum-hukum perjalanan manusia yang tertulis di Al-Qur'an. Memahami dan semakin meyakini Al-Qur'an dari hiruk pikuk kekuasaan.

Saat kekuasaan tidak berorientasi pada akhirat, roda perjalanan pemerintahan dan pembangunannya mengarah pada penghancuran bangsa namun para penyokong kekuasaan menganggap itulah proyek yang terbaik dan bermanfaat. Semua kucuran dana, berakhir pada kesia-sian dan kegagalan. Dana besar tapi tak berefek pada kesejahteraan.

Aparat keamanan bukan untuk menjaga kedamaian, namun untuk menakuti dan menciptakan keresahan. Seperti Firaun yang mengerahkan prajuritnya untuk membunuh bayi yang lahir dari Bani Israel. Mengejar  pemuda Musa dan menghabiskan pengikut Nabi Musa.

Pengelolaan keuangan negara bukan untuk kesejahteraan, tetapi membangun bangunan tinggi untuk menunjukkan kehebatan kekuasaannya semata. Firaun memerintahkan Hamman untuk membangun gedung tinggi. Kelak, bangunan ini hancur berguguran.

Di era Firaun Allah menurunkan wabah belalang, kodok, dan air yang berubah menjadi darah. Saat kekuasaan telah menjadi tuhan. Saat orientasi kekuasaan adalah kekayaan dan keserakahan. Maka bermunculan beragam wabah untuk mempertontonkan kelemahan manusia.

Penguasa, pebisnis dan intelektual bersatu menyembah kekuasaan. Allah menyebutkan urutan Qarun, Firaun dan Hamman. Mengapa Allah mendahulukan penyebutan Qarun, bukan Firaun?

Para pembesar kerajaan berkata saat menentang para Nabi dan Rasul, "Hartaku melimpah dan pengikutku lebih banyak." Mengapa Al-Qur'an menyebutkan harta terlebih dahulu? Bukan pengikut?

Kekuasaan akan merusak kehidupan, bila pengendalinya para pebisnis yang berorentasi pada keserakahan kekayaan. Bila orientasi kekuasaan adalah menggerogoti keuangan negara dengan kamuflase proyek, ditambah penguasa yang zalim, dan para intelektual yang  mendukung dan membeo, maka itulah kerusakan negara yang terparah.

Pergelutan Cinta Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Manusia dengan manusia yang lainnya adalah ujian. Ber...

Pergelutan Cinta

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Manusia dengan manusia yang lainnya adalah ujian. Beragam karakter manusia adalah ujian. Beragam pemikiran manusia adalah ujian. Beragam ideologi adalah ujian. Beragam perasaan adalah ujian. Beragam besitan hati dan akal adalah ujian. Beragam yang berkecamuk dalam jiwa adalah ujian. Adakah yang bukan ujian dalam kehidupan ini?

Rasa cinta itu ujian. Rasa rindu itu ujian. Cemburu dan benci itu ujian. Cinta dan rindu, apakah menjadi pengkultusan dan pemujaan? Cemburu dan benci, apakah menjadi penghinaan dan menyakiti?

Cinta dan rindu ada batasannya. Jangan melakukan apa saja atas nama cinta dan rindu. Jangan melampaui batas dengan mengatasnamakan cinta dan rindu. Jangan menuruti hawa nafsu atas nama cinta dan rindu. Cinta dan rindu hanya perasaan, terbawa arus atau dikelola?

Mengelola cinta dan rindu, bukan dengan bertemu dan berpacaran. Bukan kemana-mana berduaan tanpa aturan. Mengelolanya dengan pernikahan. Kadang kita tak bisa melawan cinta dan rindu, hanya mengarahkan pada arah yang benar yaitu pernikahan.

Umar bin Abdul Aziz pernah pada suatu hari mengungkapkan perasaan cinta yang terpendam. Pemimpin yang adil yang mampu memakmurkan negrinya hanya dalam dua tahun ternyata tak kuasa mengungkapkan rasa cintanya pada seorang wanita. Bagaimana sang khalifah mengelola dan mengarahkan rasa cintanya? Cinta memang ujian. Dengan ujian cinta kita akan tahu karakter seseorang. Terhomat atau rendahan?

Umar bin Khatab ra, di tangannya segala fitnah pada umat Islam padam. Syetan pun terbirit lari bila meninggalkannya. Namun apakah tak memiliki cinta? Suatu hari Umar Bin Khatab curhat perasaan cinta pada wanita ke sahabat dekatnya Ali bin Abi Thalib ra. Bagaimana Umar bin Khatab mengelola cintanya? Cinta itu fitrah tapi jangan dibelokan ke hawa nafsu. Inilah seni mengelola cinta.

Cinta dan rindu memiliki adab. Cemburu dan benci itu memiliki adab. Adab yang bisa membingkai semua yang berkecamuk di dalam jiwa dalam penempatan yang tepat. Adab itu pancaran dari iman dan ilmu. Adab itu gambaran kematangan jiwa. Adab itu sebuah  kebijaksanaan.

Cinta dan rindu kadang datang mewarnai hidup. Bisa jadi anugerah juga petaka. Anugerah bila paham bagaimana mengelola dan mengarahkannya pada kebenaran. Petaka bila hanya menuruti kemauan hawa nafsu saja.

Dari cinta dan rindu. Dari benci dan cemburu. Kita akan tahu siapa diri kita yang sebenarnya. Melampaui bataskah? Terkendalikah?

Ali bin Abi Thalib pernah curhat perasaan cinta dan rindu pada seorang wanita kepada Rasulullah saw. Memang begitulah perjalanan hidup anak manusia, salah satunya pergelutan dengan perasaan cintanya.

Untuk Diperdebatkan? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  Bersilaturahmi ke rumah seorang ustadz, langsun...

Untuk Diperdebatkan?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 

Bersilaturahmi ke rumah seorang ustadz, langsung diberondong banyak pertanyaan. Pertanyaan yang jawabannya tak perlu berfikir. Pertanyaan yang jawabannya tak harus seorang jenius. Jawabannya pun sangat mudah.

Sudah tahu keutamaan membaca Al-Qur'an? Sudah tahu ilmunya? Mengapa tidak membaca Al-Qur'an?

Sudah tahu keutamaan shalat Tahajud? Mengapa tidak shalat Tahajud?

Sudah tahu keutamaan shalat Duha? Mengapa belum shalat duha? Sudah tahu keutamaan berbisnis, mengapa belum berbisnis?

Sudah tahu keutamaan berdzikir, mengapa belum berdzikir? Agama itu bukan untuk diperdebatkan, dikaji, dipelajari, tetapi untuk diamalkan?

Bila ilmu agama hanya untuk diperdebatkan dengan dalil, maka tidak akan pernah selesai pembahasannya hingga berabad-abad sekali pun. Namun mengapa kita terus asyik perdebatan yang mengatasnamakan kebenaran, keshahihan?

Pertanyaan ini terus beruntun ditujukan kepada ku. Aku hanya diam, karena ilmu terlalu banyak dari amal.

Menyadari Karunia Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bisa jalan kaki adalah nikmat. Betapa banyak mereka ...

Menyadari Karunia

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bisa jalan kaki adalah nikmat. Betapa banyak mereka yang berkendaraan mewah ingin membentuk budaya jalan kaki namun tak bisa? Betapa banyak orang yang berpergian jauh ke tempat yang eksotis hanya untuk berjalan kaki?

Betapa banyak mereka yang berkantor di gedung pencangkar langit, setelah jam kerja membuat komunitas hanya untuk berjalan kaki? Mereka membanggakan bisa menyisihkan waktunya untuk berjalan kaki. Selfi dan berfoto bersama untuk mengabadikan kebiasaan jalan kakinya.

Betapa banyak penyakit yang dapat disembuhkan dengan berjalan kaki? Ingin jantung sehat, berjalan kakilah. Ingin menyembuhkan stroke, berjalan kakilah. Ingin menghilangkan penyebab berbagai penyakit, berjalan kakilah. Budaya jalan kaki adalah budaya orang berkelas. Lebih mahal mana harga kendaraan dengan banyak penyakit yang bisa disembuhkan dengan berjalan kaki?

Lokasi dan lingkungan rumah adalah nikmat. Lokasi rumahku tidak jauh dan tidak dekat dari stasiun kereta sekitar 2 km. Rute rumah-stasiun cukup sulit untuk ditempuh kendaraan. Kontur jalanya turun dan menanjak, melewati beberapa sungai. Sepi, penuh kebun, udaranya masih bersih. Jadi, sangat cocok untuk berjalan kaki. Ini nikmat lokasi rumah yang harus disyukuri.

Lingkungan rumah dekat masjid dan pesantren. Rumahku dikelilingi kebun luas yang tanahnya milik orang jakarta. Sudah disiapkan desain rumah yang bisa tetap sejuk walaupun sekitar rumah sudah padat penduduknya. Ini nikmat luar biasa, bisa melangkah ke masjid, bisa menikmati kebun milik orang. Menikmati tetapi tidak memiliki, bukankah seperti itu hidup ini?

Perpaduan lokasi, lingkungan dan kontur perjalanan sebuah kenikmatan yang luar biasa. Suasana perjalanan yang sepi dan perkampungan sebuah nikmat yang luar biasa. Nikmat yang tidak disadari lebih banyak dari yang disadari.

Awal perjalanan dari rumah ada mushalah. Sebelum stasiun ada masjid. Ini nikmat yang luar biasa. Bila berangkat, bisa memperbaharui wudhu di masjid sebelum Berkereta. Bila pulang, bisa shalat sunnah di mushola sebelum tiba di rumah. Titik awal dan akhir ada rumah Allah.

Banyak yang bertanya, mengapa berjalan kaki? Dalam hati, ku sedang memungut dan menikmati karunia Allah yang tak kusadari.

Memperbaiki Diri, Sibukkan Bersama Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Sulit memperbaiki diri? Suli...

Memperbaiki Diri, Sibukkan Bersama Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Sulit memperbaiki diri? Sulit mensucikan diri? Padahal tak terhingga kesalahan, penyakit akhlak dan hati yang harus diperbaiki. Memperbaiki satu keburukan saja minimal harus konsisten selama 40 hari. Setelah itu masih jatuh bangun pula. Bagaimana bisa memperbaiki dan membersihkan diri?

Memperbaiki satu niat saja sulit.  Padahal dalam satu detik dan helaan nafas, begitu banyak yang berkecamuk di dalam jiwa. Bagaimana memperbaiki satu kecamuk hati? Bagaimana membentengi satu was-was syetan?

Cobalah perhatian ungkapan dalam Al-Qur'an. Allah yang mengilhamkan ke hati manusia. Allah yang mengkaruniakan ilmu. Allah yang memperjalankan Rasulullah saw. Allah yang mengumpulkan pasukan Nabi Sulaiman yang terdiri dari manusia, jin dan burung.

Dalam Ihya Ulumudin, imam Al-Ghazali memetakan cara membersihkan hati, tingkatan sarana, dan jalannya. Untuk apa? Bukan agar sibuk dengan beribadah? Bukan berbangga dengan bilangan ibadah? Tetapi agar sibuk bersama Allah.

Ada yang mensarankan, untuk memperbaiki diri harus membuat daftar yang harus diperbaiki. Padahal yang harus diperbaiki tak terhingga jumlahnya. Sampai kapan bisa memperbaiki diri? Padahal bila ada manusia yang bersih, maka Allah akan "menjatuhkan" orang tersebut pada kemaksiatan. Ada nabi yang tanpa kesalahan?

Dari pada sibuk bagaimana cara, methodelogi dan saran memperbaiki, sebaiknya fokus pada taubat dan sibuk bersama Allah. Saat Allah ridha, maka Dia yang akan memperbaiki, mengilhamkan dan mengkaruniakan kebaikan. Allah yang akan memimpin, membimbing dan menunjukkan jalannya.

Yang membolakbalikan hati adalah Allah. Sibukanlah dengan Penguasa Hati. Sibukkan dengan Pemilik kehidupan. Sibukkan dengan Perancang takdir. Maka hidup ini akan dilimpahkan kebaikan dari sisi-Nya. Tak sulit memperbaiki dan membersihkan diri, bila hati sudah sibuk bersama Allah.

Sinergi Muslimin dan Kafirin Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berbuat baiklah, siapapun akan dibalas k...

Sinergi Muslimin dan Kafirin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berbuat baiklah, siapapun akan dibalas kebaikannya oleh Allah. Bila pelakunya orang kafir, Allah membalasnya tuntas di dunia, namun tidak menyisakan untuknya di akhirat. Bila mukim, akan diberikan kebaikannya di dunia, dan dibalasnya di akhirat.

Rasulullah saw membuat kerjasama dengan kafir Quraisy  dalam perjanjian Hudaibiyah. Ada kesepakatan tertentu dalam situasi konflik yang memanas. Menghormati dan menepati perjanjian berlaku walaupun terhadap orang kafir.

Sinergi kaum muslimin dan yang kafir tercatat dalam piagam Madinah. Rasulullah saw mencontohkan sinergi ini. Walaupun berbeda keimanan dan aqidah, namun ada kesamaan tujuan dan kepentingan. Yaitu, keamanan, kemakmuran dan keadilan.

Mukmin dan kafir, bisakah bekerjasama? Dalam Islam terdapat konsep Kafir Dzimmi, dimana Rasulullah saw menjadi pembelanya. Konsep Kafir Dzimmi melahirkan hak dan kewajiban antara yang kafir dengan muslimin.

Saat hijrah pun, perjalanan Rasulullah saw dari Mekkah ke Madinah bersama Abu Bakar, dipandu oleh orang kafir. Perjalanan yang ditempuh bukanlah jalan biasa, jalan yang tak pernah dilalui oleh kebanyakan orang.

Hijrah yang pertama ke Habasyah, ke negri yang penguasa dan rakyat beragama  Nasrani. Walaupun kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah saw, namun mereka tetap mempercayakan barang dagangannya pada Rasulullah saw.

Saat berhijrah ke Thaif?  Rasulullah saw diusir. Yang memberikan anggur seorang Nasrani dari kebun yang pemiliknya orang kafir. Saat kembali ke Mekkah, Rasulullah saw mendapatkan jaminan keamanan dari seorang kafir.

Orang kafir pun bisa beramal yang baik. Karena di dalam dirinya masih ada fitrah kebaikan. Itulah sebabnya ada konsep Kafir Dzimmi. Kekafiran itu bertingkat. Dalam kekafiran ada orientasi kehidupan universal yang ingin diwujudkan oleh setiap manusia.

Berkarya Atas Dasar Kesombongan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Saat sombong, Allah membutakan hati m...

Berkarya Atas Dasar Kesombongan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Saat sombong, Allah membutakan hati manusia untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah. Jiwanya tergerak menikmati kerusakan dan menjauhi kebenaran. Itulah efek dari kesombongan. Allah telah menghukumnya saat di dunia ini.

Saat sombong telah menjadi karakter, akan sia-sia seluruh amalnya, bukan sekedar tak diterima di akhirat saja, semua karya dunia pun tak ada kebaikannya. Kekuasaannya gagal. Proyeknya mangkrak. Bisnisnya hancur. Manusia tak menyukainya.

Neraka untuk mereka yang keras hati, sewenang-wenang dan sombong. Negri akhirat itu tidak untuk mereka yang menyombongkan diri dan melakukan kerusakan. Kerusakan amat dekat pada mereka yang sombong.

Atas dasar kesombongan, Firaun membangun berbagai bangunan tinggi. Bermanfaatkah rakyatnya? Bermanfaatkah bagi generasi berikutnya? Sekarang hanya menjadi tontonan dan tempat kuburan saja.

Atas dasar kesombongan, Qarun membangun bisnis dan kekayaan, bermanfaatkah harta bagi diri dirinya? Bermanfaatkah bagi keturunannya? Semua terpendam ke dasar bumi.

Bila kesombongan menjadi dasar pijakan dalam berkarya, maka semua yang dibangunnya menjadi amal yang sia-sia. Seperti itulah Allah berfirman. Yang dibangun bukan atas dasar kemanfaatan tetapi atas dasar ego. Kesombongan takkan peduli dengan kemanfaatan. Yang terpenting egonya terpuaskan.

Bila kesombongan menjadi dasar beramal yang dikejar hanya pujian, tepuk tangan, menjadi paling hebat tanpa peduli apakah bermanfaat? Yang dibangun atas dasar kesombongan akan hancur berantakan. Sebab, berbasis pujian bukan kemanfaatan.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)