basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Bertani, Membangun Kehidupan di Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Di lautan banyak kehidupan. Di ...

Bertani, Membangun Kehidupan di Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Di lautan banyak kehidupan. Di daratan banyak kehidupan. Di dalam tanah pun banyak kehidupan. Semuanya memuat kekayaan yang tak terhingga.

Bagaimana menggali kekayaan di permukaan tanah? Bertanilah. Bagaimana menggali kekayaan di dalam tanah? Bertambanglah. Namun jangan ada keserakahan.

Titik tekan bertani adalah pengelolaan tanah. Titik tekan pengelolaan tanah hanyalah bagaimana makhluk Allah yang ditakdirkan hidup di tanah dapat berkembangbiak? Perhatikan takdir Allah dalam mengembangbiakan makhluk yang hidup di tanah.

Tanda Islam terbaik adalah memberikan makan. Amal kebaikan tertinggi adalah memberi. Begitulah sabda Rasulullah saw. Shalat selalu disandingkan dengan zakat. Keduanya tak bisa dipisahkan. Memberi merupakan tangga kedua  dalam pensucian jiwa. Tangga kedua dalam beriyadhah bagi perjalanan salik dalam dunia sufi.

Berbagilah maka Allah akan menggantinya. Memberilah maka Allah akan menambahkannya. Inilah kedua dalam bertani. Kehidupan di dalam tanah akan berkembangbiak dengan berbagi. Walaupun semuanya sudah berproses secara otomatis, Allah memberikan manusia ruang untuk berikhtiar di dalamnya.

Tumbuhan akan subur. Buah akan melimpah. Bila, makhluk yang berkembang biak di tanah dapat hidup. Bila cacing tanah, rayap tanah, semut, tikus tanah, dan beragam makhluk pengurai lainnya hidup nyaman di tanah, maka otomatis tanah akan subur.

Bertani adalah berinfak, bersedekah dan memberi kepada tanah. Bertani itu membangun ekosistem kehidupan pada tanah. Bukan untuk memanen apa yang dihasilkan dari tumbuhan.

Bertani menjadi aktifitas merusak tanah karena orientasinya hanya panen yang berlimpah bukan membangun kehidupan di dalam tanah. Bertani adalah ungkapan cinta dan kasih sayang terhadap makhluk yang hidup di tanah.

Hasan bin Ali, Menolak Berkuasa Lagi. Firaun Menambah Waktu  Berkuasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)...

Hasan bin Ali, Menolak Berkuasa Lagi. Firaun Menambah Waktu  Berkuasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Allah memberikan kekuasaan kepada yang dikehendaki. Allah mencabut kekuasaan kepada yang dikehendaki. Bila batas waktu telah ditentukan, tidak ada yang bisa memperpanjang dan memperpendeknya. Semua ada waktu yang telah ditentukannya.

Rasulullah saw menjelaskan tahapan sejarah umat Islam. Periode kenabian, khalifatur rasyidin, penguasa menggigit, penguasa diktator, terakhir penguasa yang mengikuti arah kenabian. Setiap periode sejarah selalu ditutup dengan sabda, "Hingga waktu yang ditentukan Allah."

Cucu Rasulullah saw, Hasan bin Ali, sangat paham tentang peran sejarah dan waktu kekuasaannya. Saat menjadi khalifah, dia menjalankan peran yang sudah ditetapkan Rasulullah saw, yaitu menciptakan persatuan. Pendukung Ali bin Abi Thalib, Siti Aisyah dan Muawiyah bersatu kembali. Tahun tersebut disebut tahun persatuan.

Pendukung Hasan bin Ali memintanya meneruskan kekuasaannya. Namun beliau ingat pesan Kakeknya, Rasulullah saw, dan ayahnya, Ali bin Abi Thalib, bahwa usia khalifatur rasyidin hanya 30 tahun saja. Dia pun menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah dengan sukarela tepat di tahun ke 30.

Andai seluruh kekuatan dihimpun. Andai seluruh pasukan dan pendukung disatukan. Andai kekayaan dikerahkan untuk menjaga kekuasaannya. Bila tak diijinkan Allah, maka akan lenyap pula kekuasaan. Tak ada yang bisa melawan takdir-Nya.

Firaun telah mencoba melawan takdir berakhirnya kekuasaan. Dia bukan memanfaatkan sisa waktu kekuasaannya untuk kemakmuran rakyat dan ketaatan pada Allah. Namun mencoba menghancurkan dan menindas yang dianggap melawan dan akan mengambil alih kekuasaannya. Untuk memperkokoh kekuasaannya, dia mengangkat dirinya sebagai tuhan.

Firaun lebih mendengar para pembisik, pembesar dan penasihatnya untuk melawan takdir akhir kekuasaannya. Firaun menggelar seluruh kekuatan agar periode kekuasaannya bisa ditambah. Firaun terus membangun infrastruktur agar terkesan melakukan banyak perbaikan agar layak terus berkuasa. Namun bila takdir kekuasaan telah ditentukan takkan ada yang bisa menambahnya.

Cara Sahabat, Menggengam Peradaban Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bila tahu ilmu masa depan, maka aka...

Cara Sahabat, Menggengam Peradaban

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bila tahu ilmu masa depan, maka akan menggengam dunia dan kehidupan. Bila tahu ilmu tentang hari ini maka dia akan meraih kejayaan. Bila tahu ilmu tentang masa lalu maka hidupnya akan penuh kemudahan. Bagaimana bila kita bisa menggenggam seluruh ilmu tersebut?

Takdir tak pernah berubah. Hukum kehidupan tak pernah berubah. Siklus peradaban tak pernah berubah. Bagaimana bila kita mengetahui itu semua? Seluruhnya sudah ada dalam genggaman umat Islam, namun mengapa terpuruk?

Selama masih ada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, maka seluruh roda kehidupan berjalan akan berputar dan berjalan sesuai dengan kaidah Al-Qur'an dan As Sunnah. Seluruh takdir kehidupan dan peradaban berputar dalam poros Al-Qur'an dan As Sunnah. Seluruh kejadian semesta  mengikuti garis ketetapan Al-Qur'an dan As Sunnah. Bukankah Al-Qur'an dan As Sunnah ada dalam pangkuan? Bukankah ada di jiwa?

Bila tahu hukum dan takdir abadi kehidupan begitu mudahnya bisa merekayasa kehidupan dan peradaban. Begitu mudahnya menjadi menjadi pemimpin peradaban. Apakah Al-Qur'an dan As Sunnah, hanya menginformasikan hukum dan takdir ini? Ada yang lebih luar biasa? Bagaimana cara mewujudkannya, bagaimana cara merealisasikannya pun sudah dijelaskan dengan mudah, jelas dan detail. Apa lagi yang engkau butuhkan bila semuanya sudah ada dalam genggaman? Apa yang salah dengan umat ini?

Satu hari Ali Bin Abi Thalib menaiki kuda. Dia membaca bismillah, lalu doa naik kendaraan, lalu bertasbih, bertakbir dan beristighfar. Setelah itu dia tersenyum. Sahabat yang berada disampingnya terheran-heran, mengapa diakhiri dengan tersenyum? Mengapa mengawali perjalanan dengan tersenyum?

Sahabatnya bertanya, "Ya Amirul Mukminin, mengapa anda tersenyum?" Ali bin Abi Thalib menjawab, "Aku melihat Rasulullah saw tersenyum saat menaiki kuda." Hanya itu saja alasannya. Hanya mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah saw. Hanya itu saja. Sederhana dan mudah!

Suatu hari para Sahabat bermakmum dengan Rasulullah saw di masjid Nabawi. Saat shalat, Rasulullah saw melepaskan sandalnya. Seketika itu juga seluruh sahabat melepaskan sandalnya. Selesai shalat Rasulullah saw bertanya mengapa mereka melepaskan sandalnya. Para Sahabat berkata, "Aku hanya mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah saw."  Rasulullah saw menjawab, "Saat shalat, Jibril menginformasikan bahwa sandalku ada najisnya maka aku lepaskan."

Para Sahabat hanya mengikuti Rasulullah saw, coba bagaimana hasilnya? Di Era Khalifatur Rasyidin dalam waktu singkat mampu memimpin peradaban dunia. Kunci mereka hanya berilmu dan berbuat seperti yang difirmankan Allah dan disabdakan Rasulullah saw.

Bila ilmu dan amalmu berasal dari Tuhan Pemilik, Penguasa dan Pemeliharaan kehidupan. Bila ilmu dan amalmu berasal dari manusia terbaik yang ada di semesta ini sejak awal manusia ada hingga hancurnya semesta, Bagaimana pendapatmu?

Namun manusia memang bodoh dan menyenangi kehinaan. Semuanya dicampakkan dan dibuang dalam tempat sampah yang menjijikkan. Itulah rahasia keterpurukan umat Islam.

3 Perjalanan Bayi Yang Dikisahkan Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ada 3 bayi yang dikis...

3 Perjalanan Bayi Yang Dikisahkan Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Ada 3 bayi yang dikisahkan dalam Al-Qur'an yang kelak menjadi Nabi dan Rasul. Yaitu, bayi Ismail, Musa dan Isa. Ada 2 Nabi yang episode kehamilannya yang dikisahkan oleh Al-Qur'an. Yaitu, Nabi Ishaq dan Zakaria. Ada satu Nabi yang kabar kelahirannya sudah diinformasikan dari generasi ke generasi yaitu Nabi Muhammad saw.

Bayi Ismail digendong oleh ibunya Siti Hajar dari Palestina ke Makkah, Arab. Jaraknya 1.500 Km. Berapa bulan perjalanan? Perjalanan sang bayi, kelak menjadi leluhur Rasulullah saw. Nabi akhir zaman. Pemimpin para Nabi. Penerang dan rahmat semesta alam. Siti Hajar dan sang bayi hanya mengikuti takdirnya. Yaitu,  berhijrah ke tanah yang tandus tak bertuan.

Tentramkan saat mengikuti perintah Allah swt, walaupun harus hidup di daerah tandus tak berair. Walaupun tak terlihat ada tanda-tanda kehidupan. Tiba-tiba saja muncul air dari hentakan kaki dari sang bayi Ismail. Ikhtiar Siti Hajar tak membuahkan hasil. Ternyata air itu muncul dari kaki sang bayi. Bersama ketaatan ada kemukjizatan dan pertolongan dari Allah.

Bayi Musa menghadapi Firaun dan pasukannya yang berniat membunuh semua bayi laki-laki. Bukankah ini strategi yang sempurna? Ternyata ada celah, yaitu sungai. Saat semua jalan ditelusuri. Saat setiap jengkal tanah diawasi. Di saat setiap rumah didatangi. Ternyata masih ada yang luput dari pengawasan. Yaitu sungai.

Sesempurna apa pun strategi dan operasional kezaliman. Seteliti apapun rencana kejahatan, masih ada celah yang tak terpikirkan. Allah mengilhamkan solusi kepada ibunya Musa. Ahli strategi Firaun yang hebat terbyata kalah oleh seorang ibu yang tak paham sedikit pun tentang strategi.

Ibu Musa hanya mengikuti petunjuk dari Allah saja. Mengikuti petunjuk Allah lebih hebat daripada ahli strategi yang paling cerdas dan hebat. Mengikuti petunjuk Allah dapat mengalahkan seluruh pasukan Firaun tanpa pertempuran. Hanya butuh keranjang yang dihanyutkan ke sungai.

Bayi Isa menghadapi tuduhan yang terkeji. Segala tuduhannya terbantahkan dengan dikaruniakan sang bayi dapat berbicara dan menjelaskan hakikat kelahirannya bagi manusia. Bila mengikuti takdir, segala tuduhan akan terbantahkan sendiri dengan cara tak terduga.

Titik Nadirnya Siti Maryam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Siklus kehidupan manusia selalu sama, ada ...

Titik Nadirnya Siti Maryam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Siklus kehidupan manusia selalu sama, ada masa di titik paling nadir. Kapan titik nadir terjadi? Saat muda atau tua? Dapat bangkit atau hancur?

Siti Maryam dituduh berzina. Saat kehamilannya, beliau mengasingkan diri sendirian. Seakan lebih baik mati sebelum kejadian tersebut. Tak dikenal dan tak diketahui siapapun. Namun suratan takdir sudah tertulis sebelum jagat raya ini ada.

Saat kondisi paling lemah, dia bersandar di pohon kurma. Malaikat Jibril menyerunya dari bawah bukit. Menginformasikan bahwa di bawah kakinya mengalir sungai kecil. Bila ingin kurma masak hanya tinggal menepuk batangnya saja. Pertolongan Allah selalu datang tepat pada waktunya.

Siti Maryam fokus menazarkan hidupnya untuk beribadah. Namun perjalanan hidupnya sangat unik. Mana mungkin perempuan yang tak pernah tersentuh pria bisa hamil? Itulah takdir hidupnya. Untuk menangkis tuduhan yang hina,  Allah telah menyiapkan Nabi Isa yang masih jabang bayi bisa berbicara dan menjelaskan risalahnya. Allah sudah menyiapkan pertolongan-Nya.

Saat beruzlah di Baitul Maqdis, Allah telah mengirimkan makanan dan minuman. Saat sedang hamil, Allah menyiapkan sungai di bawah telapak kakinya dan kurma masak jatuh hanya dengan tepukan. Saat bayi Nabi Isa digendong, sang jabang bayi bisa berbicara, menyeru dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Siti Maryam.

Jangan hiraukan titik nadir, sebab Allah telah menyiapkan pertolongan-Nya. Jangan pedulikan titik nadir, sebab pertolongan Allah selalu hadir di momentum yang paling tepat dengan cara yang tak terduga. Solusinya pun paling termudah dengan cara paling sederhana.

Dalam setiap kondisi, Allah telah menyiapkan sarana datangnya pertolongan-Nya. Sabar dan shalat, hanya itu sarana meraih pertolongan Allah. Bukankah setiap manusia bisa melakukan sarana ini? Selama mampu bersabar dan shalat, selama itu pula pertolongan Allah selalu terbuka dan datang tak terduga.

Kekayaan Yang Mati Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apakah kikir membuahkan kekayaan? Apakah kikir mem...

Kekayaan Yang Mati

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Apakah kikir membuahkan kekayaan? Apakah kikir membuahkan kebahagiaan? Al-Qur'an justru menyebutnya sebagai kebinasaan. Hadist Rasulullah saw menjelaskan sebagai sebab saling membunuh.

Kikir itu tanda ketidakyakinan kepada Allah. Kikir itu tanda ketidakpahaman terhadap hukum kehidupan yang sudah dirancang oleh Allah bahwa bersedekah itu tidak mengurangi kekayaan. Memberi itu menciptakan jalan keluar.

Kehidupan itu saling terhubung, tidak ada yang berdiri sendiri. Andai matahari kikir. Andai udara itu kikir. Andai bumi itu kikir. Andai tumbuhan itu kikir, adakah kehidupan di jagat raya?

Tumbuhan hadir bukan untuk dirinya, untuk memberikan oksigen di udara, menyuburkan tanah dan menahan air hujan dengan akar dan daunnya. Menghasilkan makanan untuk seluruh makhluk yang hidup. Tumbuhan pun tak bisa hidup bila tak ditopang oleh matahari, udara, air dan tanah. Untuk hidup, harus saling memberi. Itulah sebab, kekikiran itu membinasakan dan menciptakan saling membunuh.

Andai manusia kikir, maka alam  semesta yang akan menghukumnya. Tak menurunkan hujan, kemarau dan kering kerontang. Bila manusia kikir, Allah langsung mengazab manusia. Kikir adalah awal kehancuran manusia.

Air bermanfaat bila terus mengalir. Setiap titik yang dilewati menciptakan kehidupan. Udara yang bergerak, menggerakkan kapal dan peralatan, menyerbukkan bunga dan menciptakan kesejukan. Harta yang menciptakan tambahan kekayaan hanya bila digerakkan dan diputar. Kikir membuat sumber daya menganggur dan berguna karena hanya disimpan.

Yang kikir, kekayaan tak berguna dan tak bertambah. Hukumannya, tak bisa dinikmati  oleh pemiliknya. Kekayaan menjadi benda mati. Yang menikmati hanya ahli warisnya saja.

Malam, Diperaduan Cinta Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Malam untuk bercinta dengan Sang Kekasih. Man...

Malam, Diperaduan Cinta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Malam untuk bercinta dengan Sang Kekasih. Mana yang lebih nikmat, bercinta dengan kekasih? Atau mendapat balasan dari Sang Kekasih?

Andai tidak ada malam, untuk apa hidup? Di malam hari, rindu bisa disampaikan dan diungkapkan. Di malam hari, bisa berduaan dengan-Nya. Yang paling nikmat di kehidupan adalah bila bersanding dengan Sang Kekasih.

Mengais cinta. Mengais rindu. Meminta cinta. Meminta rindu. Meminta selalu berdua. Meminta dan berharap untuk selalu bersama dan bertemu. Itulah cita-cita terbesar bagi para pecinta dan sedang dimabuk cinta.

Bila langkah bersama Sang Kekasih, bukankah terasa bahagia? Bila menghadapi tantangan bersama Sang Kekasih, bukankah terasa ringan dan mudah? Bila langkah bersama Sang Kekasih, bukankah lama dan jauhnya perjalanan menjadi terasa pendek dan sebentar?

Bila langkah terasa berat, jauh dan menyedihkan, tandanya tak ada Kekasih yang menyertai. Tak ada Kekasih yang mau menolong. Tak ada Kekasih yang mau membersamai. Alangkah kering kerontangnya hidup tanpa Sang Kekasih? Betapa layunya hati bila tak memiliki Kekasih?

Kekasih, itulah yang memberikan energi hidup. Tanpa Kekasih, untuk siapakah hidup ini? Dengan cinta hidup menjadi berbunga. Dengan rindu hidup menjadi tak terasa. Yang ada hanya bahagia.

Bait-bait cinta dan rindu, selalu menghias hati dan lisan. Selalu disenandungkan setiap kesempatan. Adakah yang lebih nikmat dari senandung ini? Adakah yang lebih membahagiakan daripada hidup yang dimabuk asmara?

Sang pecinta selalu menyelaraskan hidupnya dengan Sang Kekasih. Itulah yang membahagiakannya. Tak ada puncak kebahagiaan kecuali dengan membahagiakan Sang Kekasih. Namun Sang Kekasih itu sangat pencemburu. Dia begitu mudah menolak cintamu. Dia mengetahui besitan hatimu yang paling tersembunyi. Dia Maha Tahu berpalingnya cintamu.

Sang Kekasih tak ingin diduakan, tak ingin dinomor duakan. Dia ingin bersinggasana di hati. Dia selalu menguji cintamu. Dia selalu ingin tahu, bagaimana posisi-Nya di hatimu? Jalan cinta adalah jalan ujian, untuk mengetahui ketulusan cinta.

Hidup ini hanyalah jalan cinta. Hidup ini jalan bagi para perindu yang ingin berjumpa dengan Kekasihnya. Bila hidup tak memiliki Kekasih, untuk apa hidup? Dengan cinta dan rindulah kehidupan ini memberikan energi dan kekuatan.  Tanpa cinta dan rindu, hidup ini kering kerontang, tandus dan hampa, karena tak tahu Siapa yang dituju.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)