basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Kekayaan Yang Mati Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apakah kikir membuahkan kekayaan? Apakah kikir mem...

Kekayaan Yang Mati

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Apakah kikir membuahkan kekayaan? Apakah kikir membuahkan kebahagiaan? Al-Qur'an justru menyebutnya sebagai kebinasaan. Hadist Rasulullah saw menjelaskan sebagai sebab saling membunuh.

Kikir itu tanda ketidakyakinan kepada Allah. Kikir itu tanda ketidakpahaman terhadap hukum kehidupan yang sudah dirancang oleh Allah bahwa bersedekah itu tidak mengurangi kekayaan. Memberi itu menciptakan jalan keluar.

Kehidupan itu saling terhubung, tidak ada yang berdiri sendiri. Andai matahari kikir. Andai udara itu kikir. Andai bumi itu kikir. Andai tumbuhan itu kikir, adakah kehidupan di jagat raya?

Tumbuhan hadir bukan untuk dirinya, untuk memberikan oksigen di udara, menyuburkan tanah dan menahan air hujan dengan akar dan daunnya. Menghasilkan makanan untuk seluruh makhluk yang hidup. Tumbuhan pun tak bisa hidup bila tak ditopang oleh matahari, udara, air dan tanah. Untuk hidup, harus saling memberi. Itulah sebab, kekikiran itu membinasakan dan menciptakan saling membunuh.

Andai manusia kikir, maka alam  semesta yang akan menghukumnya. Tak menurunkan hujan, kemarau dan kering kerontang. Bila manusia kikir, Allah langsung mengazab manusia. Kikir adalah awal kehancuran manusia.

Air bermanfaat bila terus mengalir. Setiap titik yang dilewati menciptakan kehidupan. Udara yang bergerak, menggerakkan kapal dan peralatan, menyerbukkan bunga dan menciptakan kesejukan. Harta yang menciptakan tambahan kekayaan hanya bila digerakkan dan diputar. Kikir membuat sumber daya menganggur dan berguna karena hanya disimpan.

Yang kikir, kekayaan tak berguna dan tak bertambah. Hukumannya, tak bisa dinikmati  oleh pemiliknya. Kekayaan menjadi benda mati. Yang menikmati hanya ahli warisnya saja.

Malam, Diperaduan Cinta Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Malam untuk bercinta dengan Sang Kekasih. Man...

Malam, Diperaduan Cinta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Malam untuk bercinta dengan Sang Kekasih. Mana yang lebih nikmat, bercinta dengan kekasih? Atau mendapat balasan dari Sang Kekasih?

Andai tidak ada malam, untuk apa hidup? Di malam hari, rindu bisa disampaikan dan diungkapkan. Di malam hari, bisa berduaan dengan-Nya. Yang paling nikmat di kehidupan adalah bila bersanding dengan Sang Kekasih.

Mengais cinta. Mengais rindu. Meminta cinta. Meminta rindu. Meminta selalu berdua. Meminta dan berharap untuk selalu bersama dan bertemu. Itulah cita-cita terbesar bagi para pecinta dan sedang dimabuk cinta.

Bila langkah bersama Sang Kekasih, bukankah terasa bahagia? Bila menghadapi tantangan bersama Sang Kekasih, bukankah terasa ringan dan mudah? Bila langkah bersama Sang Kekasih, bukankah lama dan jauhnya perjalanan menjadi terasa pendek dan sebentar?

Bila langkah terasa berat, jauh dan menyedihkan, tandanya tak ada Kekasih yang menyertai. Tak ada Kekasih yang mau menolong. Tak ada Kekasih yang mau membersamai. Alangkah kering kerontangnya hidup tanpa Sang Kekasih? Betapa layunya hati bila tak memiliki Kekasih?

Kekasih, itulah yang memberikan energi hidup. Tanpa Kekasih, untuk siapakah hidup ini? Dengan cinta hidup menjadi berbunga. Dengan rindu hidup menjadi tak terasa. Yang ada hanya bahagia.

Bait-bait cinta dan rindu, selalu menghias hati dan lisan. Selalu disenandungkan setiap kesempatan. Adakah yang lebih nikmat dari senandung ini? Adakah yang lebih membahagiakan daripada hidup yang dimabuk asmara?

Sang pecinta selalu menyelaraskan hidupnya dengan Sang Kekasih. Itulah yang membahagiakannya. Tak ada puncak kebahagiaan kecuali dengan membahagiakan Sang Kekasih. Namun Sang Kekasih itu sangat pencemburu. Dia begitu mudah menolak cintamu. Dia mengetahui besitan hatimu yang paling tersembunyi. Dia Maha Tahu berpalingnya cintamu.

Sang Kekasih tak ingin diduakan, tak ingin dinomor duakan. Dia ingin bersinggasana di hati. Dia selalu menguji cintamu. Dia selalu ingin tahu, bagaimana posisi-Nya di hatimu? Jalan cinta adalah jalan ujian, untuk mengetahui ketulusan cinta.

Hidup ini hanyalah jalan cinta. Hidup ini jalan bagi para perindu yang ingin berjumpa dengan Kekasihnya. Bila hidup tak memiliki Kekasih, untuk apa hidup? Dengan cinta dan rindulah kehidupan ini memberikan energi dan kekuatan.  Tanpa cinta dan rindu, hidup ini kering kerontang, tandus dan hampa, karena tak tahu Siapa yang dituju.

Melepaskan Rindu Pada Rasulullah saw Dengan Membaca Hadist Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  Membaca Ha...

Melepaskan Rindu Pada Rasulullah saw Dengan Membaca Hadist

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 

Membaca Hadist untuk apa? Ingin berilmu? Ingin berceramah? Ingin disebut shaleh? Ingin disebut ustadz? Aaah.. terlalu rendah semua itu.

Bacalah hadist, agar ketika bertemu nama Rasulullah saw bisa menyenandungkan shalawat kepadanya. Bacalah hadist, agar bisa menyenandungkan kerinduan untuk bersamanya. Bacalah hadist, agar bisa mengobati rindu untuk bertemu denganya.

Hadist adalah obat rindu. Hadist adalah obat cinta. Hadist adalah obat ingin bertemu dengan Rasulullah saw.

Rasakan bagaimana lisan Rasulullah saw bersuara. Rasakan suasananya ketika Rasulullah saw sedang berbicara. Ketika Rasulullah saw berbicara di tengah majelis, seolah-olah kita hadir di majlis tersebut. Melihat para Sahabat bertanya. Mendengar Rasulullah saw menjawab. Andai kita seperti Sahabat, bertemu, berjumpa, berbicara, berjalan bersama, bersalaman, mencium tangan dan pipinya? Apakah kesempatan itu ada?

Andai para Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw sambil berjalan berduaan, seolah-olah kita mengiringnya. Berada di belakang dan disampingnya. Melihat keakraban dan kebahagiaan mereka. Merasakan ikatan hati dan persaudaraan mereka. Berimajinasi membersamai Rasulullah saw.

Merasakan seolah-olah kitalah yang bertanya kepada Rasulullah saw. Seolah-olah kitalah yang membutuhkan jawaban dari Rasulullah saw. Seolah-olah kita sedang merindukan lisan yang mulia memperdengarkan suaranya. Rindu mendengar intonasi, kelembutan kata, dan keharuman lisannya. Itulah penyebab, para Sahabat lebih mencintai Rasulullah saw dibandingkan dirinya sendiri.

Bila hadist tersebut diucapkan ketika mendatangi rumah Rasulullah saw, berimajinasilah seolah kita sedang tergopoh-gopoh ke rumahnya. Rindu untuk melihat wajahnya yang bak purnama. Rindu senyuman penyambutannya. Rindu ingin segera mengetuk rumahnya yang sempit dan sederhana. Mendatangi rumah yang penghuninya adalah manusia terbaik di jagat raya. Tentu sudah cukup mengobati hati yang keras.

Ketika hadist diucapkan ketika berboncengan di atas unta, maka seolah-olah kitalah yang naik di unta tersebut. Memeluk tubuhnya. Berpegang ke tubuhnya. Betapa bahagianya merasakan perjalanan bersama manusia terbaik?

Membaca Hadist, jangan meributkan sanad dan matannya. Karena Ulama terdahulu sudah membakukan tingkat keshahiannya dengan sangat teliti dan cermat. Yang dilakukan hanya tinggal melaksanakannya. Rindu untuk segera melaksanakan sebagai obat cinta kepada Rasulullah saw.

Ilmu yang tertinggi. Karakter terhebat. Adab yang termulia. Akhlak yang terbaik. Prilaku yang tersopan santun adalah yang tercantum dalam hadist. Masih adakah pilihan yang lain?

Kita mencontoh manusia yang paling mulia di jagat raya. Kita mencontoh Nabi termulia. Adakah kemuliaan hidup, kesuksesan hidup, kebahagiaan hidup, selain mengikutinya?

Melihat Jati Diri, Kapan Waktunya? Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jiwa yang berkecamuk? Karena terlal...

Melihat Jati Diri, Kapan Waktunya?

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jiwa yang berkecamuk? Karena terlalu banyak harapan dan keinginan. Jiwa yang terluka? Karena terlalu banyak yang bisa menyayat jiwa.  Imam Ibnu Taimiyah selalu merasakan surga saat dipenjara, disiksa, dibuang dan diasingkan.  Merasakan surga saat orang-orang disekitarnya memusuhi ataupun ketika orang yang memusuhinya itu meminta perlindungan saat hendak dihukum khalifah.

Nabi Ayub tetap bahagia saat Allah memberikan kekayaan, kesehatan dan keluarga yang diberkahi. Dia pun tetap bahagia saat Allah mencabut kekayaannya, kesehatan dan akhirnya hidup dalam kesendirian. Bahkan dia malu berdoa kepada Allah ketika penderitaan menerpanya. Semua kondisi kehidupan sama karena fokus hidup hanya Allah saja.

Rasulullah saw, seluruh keluarga tercinta dicabut oleh Allah. Seluruh anaknya diambil oleh Allah, hanya tinggal Fatimah saja. Seluruh kekayaannya diberikan ke umatnya. Dari saudagar yang kaya raya, lalu menyerahkan kekayaannya untuk umatnya. Saat wafat, tak ada satu pun yang tersisa. Dalam semua kondisi kebahagiaan itu bisa diciptakan.

Orang yang bahagia akan selalu sama karakternya dalam semua kondisi. Dalam kondisi kesulitan, adakah umpatan dan keluhan? Dalam kondisi keberlimpahan, adakah kesombongan dan merendahkan orang lain? Bila ingin tahu karakternya di waktu keberlimpahan, lihatlah karakter di saat sempitnya. Bila ingin tahu karakter di saat sempitnya, lihatlah karakter di saat keberlimpahannya.

Bila lupa diri di saat keberlimpahan, maka cendrung berkeluh kesah dan meratap di waktu sempit. Bila mampu mengelola kesempitan, modal dasar mengelola keberlimpahan sudah dimiliki, tetapi harus berhati-hati dalam keberlimpahannya. Bila beristiqamah dalam keberlimpahan maka Allah akan menolong di saat kesempitan.

Jati diri seseorang terlihat di saat keberlimpahan. Itulah mengapa Sahabat yang dijamin masuk Surga hampir seluruhnya hidup dalam keberlimpahan? Itulah mengapa ukuran dimurkai dan diazabnya sebuah negri dilihat dari bagaimana prilaku orang yang berkelimpahan? Ada kisah, sebuah negri tidak diturunkan hujan oleh Allah karena prilaku buruknya pemegang kekuasaan dan kekayaan.

Para penentang Nabi dan Rasul adalah penguasa, pemuka dan pemilik kekayaan. Para penentang kebenaran dan kebaikan di setiap zaman dan kurun selalu sama hingga akhir zaman. Dalam keberlimpahan itulah cermin diri sebenarnya.

Ada kisah si buta, si botak dan si belang yang bertakwa di waktu sulit dan sempit, tetapi menentang Allah di saat keberlimpahan. Kisah Qarun yang bertakwa di waktu sempit namun menjadi pembela Firaun di waktu keberlimpahan. Rasulullah saw mewanti-wanti umatnya ketika di waktu kemenangan tiba.

Nabi Ayub, Rasulullah saw, para Sahabat dan ulama Salaf menjalani semua keterbatasan dan keberlimpahan dengan karakter yang sama, dengan suasana hati dan kejiwaan yang sama. Karena hidup ini hanya untuk melihat siapa yang berjihad dan sabar? Juga siapa para pendusta? Ada yang menjadi pendusta di saat lapang, ada juga di waktu sempit.

Siti Maryam, Menazarkan Diri Hanya Beribadah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ibunya telah menazarkan ...

Siti Maryam, Menazarkan Diri Hanya Beribadah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ibunya telah menazarkan dirinya untuk hanya mengabdikan pada Allah. Ibunya telah mendoakan diri dan keturunannya agar terhindar dari godaan syetan yang terkutuk. Dirinya telah dididik dan diasuh oleh seorang Nabi yang mulia, Zakaria. Dia berasal dari keluarga termulia di masanya. Keluarganya disejajarkan dengan Nabi Adam, Nuh dan Ibrahim.

Kisahnya dimulai saat dia mengasingkan diri dari keluarganya di suatu tempat di sebelah timur Baitul Maqdis. Dalam pengasingannya, dia memasang tabir dari keluarganya. Dalam keheningan. Dalam kesyahduan. Dia beribadah total kepada Allah. Perburuan dunia dikesampingkan. Namun dia mendapatkan limpahan  rezeki seperti mereka yang memburu dunia.

Nabi Zakaria secara rutin mendatangi mihrabnya, terlihat makanan dan minuman selalu tersedia. Bukan makanan dan minuman yang biasa, tetapi sangat istimewa. Itulah hidangan dari langit yang Allah anugerahkan kepadanya. Allah menjamin rezeki semua orang yang hanya mengabdikan diri pada Allah.

Allah telah memuliakannya, mensucikannya, memilihnya dan melebihkannya dari semua wanita yang ada dijagat raya. Adakah yang lebih mulia dari wanita ini? Para Ulama mensejajarkannya dengan Siti Asiyah, Siti khadijah dan Siti Fatimah.  Itulah 4 wanita yang termulia.

Para ulama ada yang mengatakan bahwa wanita ini, kelak akan menjadi istri Rasulullah saw di surga. Wanita termulia disandingkan dengan lelaki termulia di kolong jagat ini. Hukum ini berlaku di dunia dan akhirat.

Kisah Siti Maryam sangatlah spesial, hingga ada surat khusus di Al-Qur'an yang bernama surat Maryam. Kisah Siti Maryam sangatlah spesial, hingga Allah memerintahkan secara khusus kepada  Rasulullah saw untuk membacakannya kepada para Sahabat.

Mengapa begitu penting? Meluruskan aqidah manusia yang menyetarakannya sebagai tuhan. Juga mengangkat derajatnya karena Bani Israel telah menuduhnya sebagai wanita hina dengan tuduhan paling menghinakan bagi seorang perempuan yang mulia.

Proses Dicintai, Mencintai  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Agar dicintai manusia, berzuhudlah terhad...

Proses Dicintai, Mencintai 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Agar dicintai manusia, berzuhudlah terhadap dunia. Jangan hiraukan apa yang ada di tangan  manusia. Jangan iri dan dengki. Sebab, hidup itu hanya ujian apa pun kondisinya. Perbedaan pada manusia hanya ujian. Dilebihkan seseorang atas yang lainnya hanya ujian.

Cintailah Allah, maka Allah akan mencintainya. Bila Allah mencintai, maka Allah akan mengumumkannya di hadapan penduduk langit agar mencintainya pula. Penduduk langit pun akan mengumumkan cintanya. Setelah itu, penduduk bumi akan mencintainya pula.

Awal dicintai bukan dengan memberikan yang berharga pada manusia. Bukan dengan memberikan harta benda yang banyak. Bukan dengan sematan jabatan dan gelar. Bukankah banyak orang kepercayaan yang menjadi musuh dalam selimut?

Rasa kasih sayang, hanya akan diberikan Allah kepada mereka yang beriman dan beramal kebajikan. Bila tak terlihat iman dan amal shaleh, namun banyak memberikan sesuatu dan jabatan, maka tindakannya bukan dari kasih sayang, tetapi karena kepentingan dunia semata.

Apakah munafikin itu bersatu padu? Apakah kafirin itu bersatu padu? Apakah yang mendurhakai Allah itu bersatu padu? Mereka saling tolong menolong karena kepentingan ego. Namun tak ada cinta. Jadi sangat mudah menghancurkan kepentingannya.

Dalam perang Khandaq, hanya sebab satu orang yang menyebarkan berita yang sudah direkayasa, pasukan Quraisy, Ghafatan dan Bani Quraizah saling tak mempercayai lagi. Diantara mereka saling mencurigainya. Pasukan oligarki pun dapat dikalahkan dengan amat mudah, tanpa perang.

Dalam perang Bani Quraizah, para Munafikin tidak membantu orang Yahudi. Padahal sebelumnya mereka bersekutu dalam perang Badar, Uhud dan Khandaq. Tak ada iman dan amal, tak kan ada kasih sayang dan cinta. Itulah ketentuan Allah tentang cinta dan kasih sayang.

Awal dicintai adalah mencintai. Mencintai Allah dengan menyelaraskan hati, akal dan nafsu dengan kehendak dan perintah Allah dengan amalan wajib dan sunah.  Setelah itu, Allah akan memerintahkan penduduk langit dan mengilhamkan penduduk bumi untuk mencintainya. Begitu proses mencintai dan dicintai.

Meniti Lembaran Kejayaan Ulama Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dahulu untuk mendapatkan satu nasihat R...

Meniti Lembaran Kejayaan Ulama

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dahulu untuk mendapatkan satu nasihat Rasulullah saw membutuhkan perjalanan minimal sehari perjalanan. Bahkan ada yang menempuh perjalanan satu-tiga bulan perjalanan. Dengan satu hadist tersebut dirinya semakin berilmu, akhlaknya semakin baik, ibadahnya makin beristiqamah, tawaran posisi keduniaan semakin banyak, hidupnya semakin sejahtera. Di era sekarang, kumpulan hadist berbentuk Sunan dan Musnad tinggal dibaca, mengapa tak bisa meningkatkan kualitas dan kompetensi diri?

Tidak pernah membaca, tidak pernah memahami, tidak pernah mencoba mengamalkannya? Semestinya semakin hari umat Islam semakin baik kondisinya. Karena kebaikan para pendahulunya dikodifikasi dengan baik, dijaga dan diteruskan kepada kita. Apa yang membuat mereka memimpin dunia saat ini masih ada. Masih ada di setiap rumah, mushalah, masjid dan sekolah, bahkan ada di dalam hati dan jiwa kita. Namun mengapa belum bisa menjadi pemimpin peradaban dunia?

Saat pertama kali muncul, umat Islam belum pernah memimpin peradaban dunia, namun tiba-tiba bisa membebaskan manusia dari kezaliman Romawi dan Persia, selama 14 Abad memimpin peradaban dunia. Umat ini tinggal mengulanginya lagi, bukankah mengulang itu lebih mudah? Bukankah jalan kejayaan tinggal ditiru saja? Bukankah jalan itu tinggal diikuti saja?

Peradaban itu siklus naik dan turun. Bukankah kita bisa belajar bagaimana Hasan bin Ali menyelesaikan internal umat? Bisa belajar pada Muawiyah bin Abu Sofyan membangun pertahanan dan kemiliteran? Belajar pada Umar Bin Abdul Aziz membangun kesejahteraan dalam waktu 2 tahun? Belajar pada Nuruddin Zanky dan Shalahuddin Al Ayubi mengangkat kembali kejayaan? Belajar pada Al Qhutuz dan Baibars mengusir kekejaman Mongol? Belajar pada Muhammad Al Fatih membebaskan diri dari super power dunia secara sempurna?

Kita bisa belajar pada imam Mazhab bagaimana syariah mampu menjawab tantangan jaman? Kita bisa belajar pada Al Ghazali dan Syekh Abdul Qadir Jailani  bagaimana iman bisa memperbaiki jiwa dan karakter? Kita bisa belajar pada Imam Ibnu Taimiyah bagaimana mengobati kerusakan budaya dan sosial? Kita bisa belajar pada Imam Nawawi, Izzudin Abdul Salam, Imam Qurani dalam memperbaiki penguasa. Kita bisa belajar kepada Abu Yusuf dalam memperbaiki praktik bisnis dan ekonomi negara. Apa yang tidak dimiliki oleh umat ini untuk memimpin kembali peradaban dunia?

Mari membuka kembali lembaran bagaimana umat ini mempimpin peradaban dunia? Mari membuka kembali lembaran bagaimana umat ini mengelola peradaban dunia? Mari membuka kembali bagaimana umat ini bisa mensejahterakan dunia? Mari membuka kembali bagaimana umat ini bisa menciptakan perdamaian dunia? Membuka lembaran yang sudah tertutup oleh debu, dan mungkin lembaran itu sudah mulai digerogoti oleh rayap-rayap yang kelak membuat umat ini tidak tahu lagi cara merancang dan mengembalikan kejayaannya.

Hukum abadi bahwa Umat Islam adalah umat terbaik masih tetap berlaku hingga hari ini? Takdir Allah bahwa Umat Islam adalah umat terbaik masih tetap menjadi ketentuan abadi. Apakah kita rasakan? Apakah diyakini? Apakah terus dicoba untuk mewujudkannya?

Awalilah dengan meneguhkan Laillahaillallah, buang kesia-siaan dan kelalaian dari dirimu dan teruslah merekayasa kebaikan. Hukum kebangkitan dan kejayaan sangat mudah. Penyakit dan penghalangnya hanya hawa nafsu dan kemalasan yang menyelimuti hati.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)