basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Kesederhanaan dan Kerumitan Alam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Alam memiliki sistem yang berjalan s...

Kesederhanaan dan Kerumitan Alam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Alam memiliki sistem yang berjalan secara otomatis dan mekanis tanpa perlu ada operatornya. Alam tumbuh dan berkembang secara otomatis tanpa campur tangan siapa pun. Itulah kemahabesaran Allah. Ini dasar mengelola agribisnis.

Memahami bagaimana cara alam menjaga kesinambungan hidupnya hingga hari Kiamat. Bagaimana alam terus bergerak tanpa campur tangan siapapun. Itulah kunci mengelola agribisnis secara efisien dan efektif.

Alam itu sangat sederhana. Cukup dengan air hujan, tumbuhan, hewan dan manusia seketika itu pula hidup. Air yang ada di bumi hanya tampungan dari air hujan saja. Namun hanya dengan air hujan, kehidupan berjalan hingga Hari Kiamat.

Alam itu sangat sederhana. Hanya dengan beberapa komponen utama, langit dan bumi, kehidupan jagat raya terjaga. Dalam kesederhanaan ada kompleksitas yang rumit. Dalam kompleksitas dan kerumitan ada kesederhanaan yang sangat sederhana.

Manusia itu bodoh, maka Allah menurunkan Al-Qur'an, menciptakan Alam dan sunah Rasulullah saw dengan kesederhanaan. Namun bila manusia sombong dan angkuh,  maka manusia akan dihadapkan pada kompleksitas yang sangat rumit dan detail.

Bacalah Al-Qur'an, bacaan dan isinya sangat sederhana. Namun mengapa Allah menantang manusia untuk membuat satu ayat yang sama?  Dan langsung menyebutkan bahwa andai seluruh manusia paling cerdas dikumpulkan, maka tidak akan pernah sanggup membuat satu ayat.

Untuk menaklukkan Firaun, Nabi Musa hanya dibekali sebuah tongkat. Untuk menjadi guru peradaban di alam semesta, Rasulullah saw hanya dibekali Al-Qur'an yang terdiri hanya lembaran-lembaran surat saja. Inilah gambaran kemudahan dan kesederhanaan.

 Kunci Sukses Khadijah Sebagai Pengusaha REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Khadijah binti Khuwailid memiliki kedudukan tinggi di kala...

 Kunci Sukses Khadijah Sebagai Pengusaha


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Khadijah binti Khuwailid memiliki kedudukan tinggi di kalangan Quraisy. Meski menjanda, ia mampu membangun bisnis yang besar dan sukses. Khadijah menjadi wanita kaya raya dan merekrut banyak warga untuk berbisnis dengannya.

Dalam menjalankan bisnis tersebut, Khadijah tentu tak menjalankannya sendiri. Ia hanyalah pemilik modal, sekaligus penyedia barang dagangan. Sementara, untuk menjual barang-barang tersebut ke luar Makkah, terutama ke negeri dagang Syam, Khadijah merekrut warga sekitar yang ia percaya. Perolehan laba penjualan tersebut akan dibagi hasilnya atau Khadijah memberi upah pada pegawainya.

Khoirul Amru Harahap, dalam bukunya Rahasia Sukses Bisnis Khadijah Istri Nabi SAW mengatakan, Khadijah memang terlahir di keluarga pedagang sehingga dalam diri Khadijah sudah mengalir darah "pedagang". Ayahnya, Khuwailid bin Asad, merupakan pedagang kaya yang disegani di kalangan Quraisy.

Khuwailid juga terkenal baik hati, membina hubungan baik dengan tetangga, dan suka menolong fakir miskin. Tak hanya mendapat modal dari sang ayah, Khadijah juga mendapat warisan harta yang berlimpah dari suaminya. Kendati demikian, warisan tersebut mampu dikelola Khadijah dengan baik sehingga harta tersebut terus bergerak dan produktif.

"Di situlah letak kepiawaian khadijah dalam mengelola uang. Selain itu, Khadijah juga memiliki bakat berwirausaha karena sering mempekerjakan para lelaki dan mampu mendelegasikan tugas dengan baik. Salah satu ciri orang yang bermental wirausaha adalah ia selalu berusaha mendelegasikan pekerjaan ke orang lain sehingga ia bisa mengerjakan yang lain dan berpikir untuk mengembangkan usahanya," ujar Harahap.

Jika dirumuskan, terdapat hal unggul dari jiwa kewirausahaan Khadijah, yakni pandai mengelola modal, baik materi maupun nonmateri. Menurut Harahap, Khadijah merupakan sosok yang tidak suka menimbun harta, melainkan wanita yang sangat produktif.

Ia senantiasa menjalankan roda bisnis dan tidak pernah melakukan monopoli. Modal besar yang didapat Khadijah tidak dibiarkan tertimbun atau dihabiskan secara konsumtif. Khadijah memiliki mentalitas wirausaha sehingga modal tersebut diinvestasikan dalam bentuk usaha perdagangan.

Meski modal harta berlimpah, Khadijah tak akan sukses sebagai pebisnis tanpa disertai modal nonmateri, yakni jiwa kewirausahaan yang dimiliki Khadijah. Modal inilah yang membawanya menjadi pebisnis sukses.

"Menurut hemat saya, modal nonmateri lebih dahsyat dan lebih luar biasa pengaruhnya dalam menentukan kesuksesan bisnisnya. Khadijah memang memiliki modal, tapi hal terpenting dalam bisnis bukanlah modal. Hakikatnya, modal tidak harus berbentuk uang. Otak adalah modal utama dalam memulai usaha. Jaringan persahabatan (network) juga termasuk modal. Bodoh adalah modal untuk bisa pandai, miskin adalah modal untuk menjadi kaya, tak punya modal adalah modal untuk mendapatkan modal," kata Harahap.

Modal nonmateri yang berharga yang dimiliki Khadijah di antaranya adalah kepiawaian dalam memilih SDM. Perekrutan Muhammad sebagai pemimpin kafilah dagang ke Syam merupakan satu hal yang menunjukkan kepiawaian Khadijah tersebut.

Senada dengan itu, Azti mengatakan, dalam menjalankan bisnisnya Khadijah tak lepas dari beragam risiko. Pemilihan SDM sangat erat dengan risiko yang harus ditanggung. Namun, Khadijah melakukannya dengan baik. Contoh paling mudah adalah ketika Khadijah menunjuk Muhammad, seorang karyawan baru yang belum pernah ia kenal sebelumnya, untuk memimpin kafilah yang membawa barang dagangannya lintas daerah.

Ini bukanlah hal yang mudah. Ibarat sebuah perusahaan besar yang memberikan kepercayaan sekian persen dari usahanya untuk dikelola oleh orang lain selama beberapa waktu.

Bukan sembarang orang yang dipilih, apalagi saat itu Khadijah baru mendengar dari masyarakat tentang kepribadian Muhammad. "Namun, berdasarkan pengalaman yang melatih naluri bisnisnya, Khadijah berani memutuskan Muhammad untuk membawa barang dagangannya. Tentunya saat itu Khadijah sudah menimbang risiko apa yang akan ia terima. Dan ternyata, insting bisnisnya tepat. Muhammad adalah partner bisnis yang membawa keuntungan melimpah pada usahanya," tutur Azti.

Keberanian Khadijah membuat keputusan dan mengelola risiko, serta insting bisnis yang selalu ia latih, akhirnya mengantarkan ia sebagai seorang pengusaha yang sukses. Para entrepreneur zaman sekarang pun sepakat dengan sikap Khadijah dalam berbisnis bahwa keberanian adalah modal seorang entrepreneur untuk sukses.

Adapun dalam pengelolaan bisnis, menurut Harahap, terdapat sedikitnya dua sistem yang digunakan Khadijah, yakni sistem upah dan bagi hasil. Dalam sistem upah, Khadijah membelanjakan modalnya untuk membeli barang-barang dagangan, lalu ia merekrut beberapa orang karyawan untuk menjual dan memasarkannya ke luar kota Makkah, terutama ke Yaman dan Syam. Agaknya, ia lebih sering membelanjakan modal dan menjalankan usaha bisnis dagangnya dengan sistem ini.

Abu Thalib, paman Nabi SAW, termasuk salah seorang pegawai Khadijah yang sering ia utus untuk menjual barang-barang dagangannya ke Syam dan Yaman. Bukti dari sistem upah yang dilakukan oleh Khadijah adalah apa yang dikemukakan oleh bin Atsir dalam Tarikh-nya, sebagaimana dikutip oleh Muhammad al-Ghazali, bahwa Khadijah adalah pedagang alias niagawati yang kaya dan terhormat.

Ia mempekerjakan kaum pria dalam menjalankan usahanya dan memberi mereka upah dari sebagian keuntungan yang ia peroleh. "Ketika ia mendengar kabar tentang sifat Muhammad yang jujur, bisa dipercaya, dan mulia, ia meminta beliau untuk menjualkan dagangannya ke Syam. Ia memberi beliau upah yang lebih banyak dibanding yang biasa ia berikan kepada pekerja lain," jelas Harahap.

Adapun sistem kedua yakni bagi hasil. Khadijah merekrut seseorang untuk menjadi mitra kerjanya dengan modal darinya atau ia menginvestasikan modalnya dalam usaha dagang orang lain. Sistem ini pernah ia terapkan ketika ia menginvestasikan modalnya dalam usaha dagang ayahnya dan ketika ia merekrut Muhammad untuk mengurusi dan menangani ekspedisi dagangnya ke luar kota Makkah.

 Aisyah binti Abu Bakar, Istri Nabi Muhammad yang Pakar Ilmu REPUBLIKA.CO.ID,  Hadis yang diriwayatkan Aisyah diakui kualitasnya...

 Aisyah binti Abu Bakar, Istri Nabi Muhammad yang Pakar Ilmu



REPUBLIKA.CO.ID, 

Hadis yang diriwayatkan Aisyah diakui kualitasnya karena dia menerimanya langsung dari Rasulullah SAW.

Sejarah Islam mencatat nama beberapa wanita Muslimah yang kiprahnya dalam ilmu-ilmu agama, khususnya hadis, sangatlah penting. Ibnu Sa'ad pada kitab Thabaqat menghitung sekitar 700 perawi wanita Muslimah yang pernah ada. Dan berada di rangking pertama, tersebutlah nama Aisyah binti Abu Bakar.

Dialah istri dari manusia paling mulia, Rasulullah SAW, sekaligus putri sahabat beliau, Abu Bakar ash-Shiddiq. Aisyah juga dikenal sebagai sosok yang cerdas, seperti dalam periwayatan hadis tadi, dia menjadi yang diperhitungkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Dari mana muasalnya keunggulan Aisyah ini? Seperti diuraikan Muhammad Ibrahim Salim dalam buku Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah, adalah kebersamaan yang cukup lama dengan Rasulullah menjadi faktor dominan di balik kefakihan serta keluasan ilmu yang dimiliki Aisyah.

Memang, wanita mulia ini telah dinikahi Rasulullah sejak berusia sembilan tahun, atau sepeninggal Sayyida Khadijah binti Khuwailid ra. Sekitar 10 tahun Aisyah mendampingi Nabi Muhammad SAW, dan selama itu pula dia banyak menyerap keluasan ilmu Rasulullah.

Bukan tanpa sebab Nabi memilih Aisyah sebagai pendamping, karena hal itu merupakan wahyu dari Allah SWT melalui mimpi beliau. Ini lantas diceritakan Nabi kepada Aisyah.

''Aku melihatmu dalam mimpiku selama tiga malam, ketika itu datang bersamamu malaikat yang berkata, ''Ini adalah istrimu''. Kemudian aku singkap tirai yang menyembunyikan wajahmu, lalu aku berkata sesungguhnya hal itu telah ditetapkan di sisi Allah,'' demikian sabda Nabi.

Hari-harinya lantas dilalui dengan siraman ilmu dari Rasulullah SAW. Aisyah tinggal di kamar yang berdampingan dengan Masjid Nabawi. Di kamar itulah, wahyu banyak diturunkan.

Dari sinilah, dia memiliki wawasan dan keluasan ilmu, terutama dalam masalah-masalah keagamaan, baik yang dikaji dari Alquran, hadis, maupun ilmu-ilmu fikih.

Abdul Bar mengungkapkan, selain pakar dalam bidang ilmu tafsir, hadis dan fikih, Aisyah juga menguasai ilmu kedokteran, syair dan ilmu genealogi (ilmu keturunan).

Seiring itu, kepeduliannya terhadap ilmu pengetahuan semakin tertanam. Dia giat berlatih membaca (qira'ah), pengajarnya adalah asy Syifa binti Abdullah bin Syam al-Qursyiah.

Dengan kecerdasannya, dalam berbagai kesempatan Aisyah kerap datang dengan ide-ide cemerlang juga tutur katanya yang santun, dan ini sangat membantu dalam meringankan tugas dakwah Rasulullah.

Tempat Bertanya

Ilmu yang dimiliki lantas diabdikan pula di tengah masyarakat Muslim, terutama bagi para Muslimah. Dia misalnya langsung mengajari untuk mengenakan tabir sebagaimana diwajibkan atas istri-istri Rasulullah.

Sebaliknya, Aisyah sangat membenci kaumnya yang melanggar hukum Islam, yang pernah dia sampaikan saat menerima rombongan wanita 'Himsha'. Kata Aisyah, ''Jangan-jangan kalian termasuk golongan wanita yang sering memasuki kamar mandi terbuka (kolam).''

Aisyah tidak pernah mempermudah hukum kecuali jika sudah jelas dalilnya dari Alquran dan sunnah. Pasalnya, Aisyah memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada Rasulullah jika menemukan sesuatu yang belum dia pahami tentang suatu ayat.

Selain itu, Aisyah banyak menghafalkan hadis-hadis Nabi SAW, sehingga para ahli hadis menempatkan dirinya pada deretan para penghafal hadis terkemuka seperti Abu Hurairah, Ibnu Umar, dan Anas bin Malik. Secara keseluruhan, Aisyah telah meriwayatkan sebanyak 2.210 hadis, 174 di antara berderajat muttafaq'alaih. 

Alhasil, dia menjadi tempat bertanya. Jika para sahabat berselisih pendapat tentang suatu masalah, tidak segan-segan mereka meminta penyelesaian dari Aisyah.

Dalam perkembangannya, Aisyah dikenal sebagai perawi hadis yang meng-istinbath hukum sendiri ketika kejelasan hukumnya tidak ditemukan dalam Alquran dan hadis lain.

Kepakaran Aisyah kian menemukan urgensinya sepeninggal Rasulullah. Dia menghabiskan waktu untuk berdakwah dan berfatwa. Aisyah wafat pada usia 66 tahun, bertepatan dengan bulan Ramadhan, tahun ke-58 Hijriah, dan dimakamkan di Baqi.

Perawi Hadis Terkemuka:

1. Abu Hurairah : 5.394 hadis

2. Umar ibnu Khaththab : 2.637 hadis

3. Aisyah binti Abu Bakar : 2.210 hadis

4. Ibnu Abbas : 1.504 hadis

5. Abu Sa'id al Khudri : 1.170 hadis

 

Sumber: buku Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah.

Selalu Bertempur Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin) Prinsip hidup dan kenyamanan kadang bertolak belakang. Pri...

Selalu Bertempur

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin)

Prinsip hidup dan kenyamanan kadang bertolak belakang. Prinsip hidup kadang menghancurkan jangka pendek, tetapi membangun masa depan. Manusia diuji dengan konsistensi prinsip hidupnya. Bila teruji, barulah Allah memberikan kesuksesan.

Kenyamanan memang mengasyikkan, karena kita sedang menikmati apa yang sudah ditanam pada masa lalu. Namun masa panen itu sebentar dan akan berakhir. Setelah selesai, apa yang akan dinikmati kelak?

Prinsip hidup kadang mengorbankan apa yang dimiliki saat ini. Membuang yang telah diraih. Melupakan yang telah diraih. Memasuki ruang yang hanya bermodal keyakinan pada Allah. Bertumpu pada Allah. Siap menempuh arena baru yang tidak diketahui medannya.

Jiwa petualang dan petarung selalu mewarnai mereka yang membela prinsip hidupnya. Berani melangkah walau minim sumber daya. Berani melangkah, walau seluruh manusia menilai sebagai langkah kontraversial dan pasti gagal.

Yang membela prinsip hidupnya, lebih memenangkan hatinya, nurani dan panggilan jiwa. Membuang kecendrungan nafsu, kesenangan, kefoyaan dan kesemuan hidup. Menemukan hidup yang lebih bermakna dan bermanfaat. Mengisi akhirat daripada bersuka ria dengan dunia.

Hidup yang nyaman tanda kemunduran dan titik awal kehancuran. Kenyamanan sebuah sinyal bahwa potensi dan sumber daya telah di lalaikan dan disia-siakan.  Kenyamanan sebuah lorong kemalasan dan berpuas dengan yang ada. Setelah titik puncak adalah siklus jurang yang menghempaskan.

Allah menurunkan kegoncangan dan lawan untuk membunuh kenyamanan. Allah menurunkan kegelisahan dan kekhawatiran untuk menghancurkan singgasana kenyamanan. Allah mengilhamkan imajinasi dan ketidakpuasan terhadap yang telah dicapai  agar manusia selalu memasuki arena pertempuran baru.

Mengapa Allah memberikan ujian yang berat kepada Nabi, Rasul dan orang bertakwa? Mengapa tantangan tak pernah berhenti menghempaskan manusia? Semua untuk menghancurkan zona kenyamanan. Hidup itu bukan untuk bersenang tetapi selalu memasuki medan pertempuran baru.

Menikmati Ketertipuan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin) Manusia lebih percaya pada kebohongan daripada kenya...

Menikmati Ketertipuan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin)

Manusia lebih percaya pada kebohongan daripada kenyataan. Manusia lebih yakin pada janji palsu dan gombal daripada kepastian. Manusia lebih banyak mengikuti fatamorgana daripada bukti nyata. Padahal manusia memiliki akal dan hati.

Manusia lebih percaya kepada yang tidak bisa memberi kemanfaatan dan kefasadatan. Manusia lebih yakin kepada yang lemah dan hina daripada yang Maha Kuat. Manusia lebih mempercayai makhluk yang bodoh, penuh kesalahan dan yang sering mengingkari janji daripada yang Maha menepati janji. Padahal manusia menginginkan kepastian dan tak mau mengambil resiko.

Dunia ini penuh tipu daya, tapi banyak yang super yakin atas kebaikannya. Manusia itu bodoh, khilaf, tempat salah dan lemah, namun meyakini solusi pendapatnya. Syetan itu musuh, tapi dijadikan teman dan sahabat karib. Nafsu itu membawa kerusakan tetapi selalu diikutinya.

Firaun melampaui batas, zalim dan membuat kerusakan di muka bumi, namun lebih banyak pengikut dan pendukungnya dibandingkan Nabi Musa. Para Nabi dan Rasul mengajarkan kebaikan, namun lebih banyak didustakan dan dimusuhi. Hingga malaikat kebingungan, mengapa manusia banyak yang di neraka?

Banyak yang berbondong berinvestasi atas bualan janji palsu manusia. Mengapa kikir saat Allah menjanjikan investasi yang tidak pernah merugi dan minimal 700 kali return of investmentnya? Banyak yang meminjamkan uangnya dengan tingkat suku bunga tertentu. Namun saat Allah mendorong meminjamkan hartanya, manusia sedikit pun tidak pernah tertarik.

Mengapa manusia senang dan menikmati ketertipuan dan keterpedayaan? Mengapa manusia selalu dicocok hidungnya dengan janji-janji palsu? Manusia mudah tertipu oleh bisikan syetan, bagaimana bila yang dihadapi bisikan manusia dengan iming-iming yang terlihat nyata?

Manusia lunglai ditengah kepungan informasi, berita dan janji palsu. Saat mata dan telinga terkepun, manusia tak bisa lagi melihat sebuah hakekat. Itulah sebab Allah memerintahkan mengikuti Rukun Iman, Islam dan Ihsan. Agar kepungan kepalsuan sirna dengan mendengatkan nurani, hati, firasat dan ilham dari Allah.

Mengeksploitasi Kemanusiaan Para Nabi Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Nabi Nuh menyeru kepada kaumnya...

Mengeksploitasi Kemanusiaan Para Nabi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Nabi Nuh menyeru kepada kaumnya agar menyembah Allah, sebab tidak ada tuhan selain Allah. Bagaimana pemuka-pemuka kaumnya merespon? Bagaimana agar masyarakat tidak mendengar seruan Nabi Nuh? Bagaimana logika yang dibangun oleh para pemuka kaumnya?

Menyerang pribadi Nabi Nuh. Mengeksploitasi kemanusiaan Nabi Nuh. Mengapa yang diutus manusia? Yang berjalan di pasar-pasar. Mengapa yang diutus bukan mereka yang memiliki kemuliaan, kekuasaan dan kekayaan? Ini ujian, yang diterima, yang diimani, yang diperjuangkan sebab kebenarannya atau status orang yang menyeru.

Keabadian disebabkan melihat esensi yang diseru. Keabadian ideologi tidak melihat siapa yang menyeru. Kekuatan ajaran dilihat dari ajaran dan kemaslahatannya. Kekuatan ajaran tergantung solusi yang ditawarkan bagi kehidupan. Sebab, yang menyeru akan mati dan pergi. Yang menyeru bisa khilaf dan lupa.

Pembesar kaum Nabi Nuh menyebarkan pemikiran dan berita yang menyudutkan bahwa pengakuan Nabi Nuh hanya agar kedudukannya dimuliakan oleh manusia. Saat tak memiliki kekuasaan dan kekayaan, maka cara untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi di mata manusia dengan mengaku sebagai utusan Allah. Bukankah banyak pembohong yang melakukan hal ini?

Lihatlah keteguhan Nabi Nuh, pembohong dan pembela kebenaran terlihat dari keteguhan dalam menyebarkan ajaran ideologi dan kebenarannya. Nabi Nuh tidak meminta imbalan apa pun dari yang diserukannya. Nabi Nuh tidak mengajarkan ketaatan pada titah dan ucapannya. Nabi Nuh terus menyeru selama 950 tahun tanpa henti dan lelah.

Para pembesar Nabi Nuh menyatakan bahwa nenek moyangnya tidak pernah mengajarkan apa yang diajarkan Nabi Nuh. Ajaran masa lalu dijadikan referensi kebenaran. Semua peninggalan nenek moyang masa lalu adalah kebenaran pasti yang abadi. Bukankah nenek moyang itu manusia? Bukankah manusia tak lepas dari kesalahan dan kelemahan? Sedangkan Allah Maha Mengetahui, Maha Suci dan Terpuji.

Buah pemikiran, ajaran, ideologi dan ilmu manusia yang tak dilandasi oleh ajaran Allah hanya berakhir pada kesalahan dan kerusakan. Perhatikan karakter dasar manusia? Lemah, bodoh, lupa, dangkal hanya mampu melihat yang kasat mata, yang dirasakan dan yang dipikirkan. Padahal masih banyak yang diluar jangkauan manusia.

Kontroversi Hilangnya Nama Soeharto di Keppres Serangan Umum 1 Maret Oleh : Erik Purnama Putra, Jurnalis Republika REPUBLIKA.CO....


Kontroversi Hilangnya Nama Soeharto di Keppres Serangan Umum 1 Maret


Oleh : Erik Purnama Putra, Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Keputusan Presiden yang diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meniadakan peran Jenderal Besar Soeharto dalam sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949, patut dipertanyakan. Selain bakal menjadi kontroversi dan perdebatan pada masa depan, keputusan tersebut juga berpeluang direvisi jika rezim yang memimpin negeri ini memiliki cara pandang berbeda dengan pemerintahan sekarang. Hal itu lantaran berbagai sumber sejarah secara jelas mencatat peranan Letkol Soeharto yang kala itu menjadi komandan lapangan dalam menghadapi Belanda yang sudah menguasai Yogyakarta.

Pasukan Belanda melalui Agresi Militer 2 sebelumnya ingin sekali menghapus keberadaan Republik Indonesia (RI). Karena itu, militer Belanda dengan kekuatan penuh merebut ibu kota negara yang saat itu dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta. Namun, berkat perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama seluruh rakyat dalam menghadapi militer Belanda yang memiliki keunggulan persenjataan lebih canggih, membuat eksistensi Indonesia tetap diakui dunia.

Hal itu lantaran Serangan Umum 1 Maret 1949, dimuat di berbagai media hingga memperkuat daya tawar Indonesia di mata dunia internasional. Hal itu sekaligus mempermalukan Belanda, yang sebelumnya mengeklaim bahwa Indonesia sudah lemah. Serangan besar-besaran itu juga menjadi tonggak jika RI masih berdiri tegak dan menjadi negara berdaulat.

Memang harus diakui otak rencana serangan itu adalah Sultan Hamengku Buwono IX, dan peran Jenderal Soedirman sangat masif dan krusial dalam mengatur strategi prajurit TNI di lapangan dalam menyerbu wilayah kekuasaan Belanda. Namun, meniadakan peran Soeharto yang benar-benar terlihat dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 jelas merupakan sebuah keputusan politik berisiko besar.

Pasalnya, berbagai sumber sejarah mencatat Soeharto ikut berperang, meski perannya tidak sebesar yang dinarasikan dalam film 'Janur Kuning'. Hanya saja, jika menghapus jejak Soeharto maka itu merupakan sebuah keputusan politik yang bisa dikatakan blunder besar. 

Adalah Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara, yang menjadi pemicunya. Keppres yang menetapkan 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara cuma menyebut empat tokoh yang berperan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949.

Dalam Keppres yang diteken Jokowi di Jakarta pada 24 Februari 2022, hanya nama Sultang Hamengku Buwono IX, Jenderal Soedirman, serta Sukarno dan M Hatta yang disebut ikut berperan mencetuskan serangan yang meninggalkan luka besar bagi militer Belanda tersebut. Peran Presiden ke-2 RI benar-benar dinihilkan.

"Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 yang digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan diperintahkan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman serta disetujui dan digerakkan oleh Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan didukung oleh Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, laskar-laskar perjuangan rakyat, dan segenap komponen bangsa Indonesia lainnya, merupakan bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang mampu menegakkan kembali eksistensi dan kedaulatan Negara Indonesia di dunia internasional serta telah berhasil menyatukan kembali kesadaran dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," demikian bunyi Keppres Nomor 2 Tahun 2022.

Yang patut dipertanyakan adalah keputusan memasukkan Sukarno dan Hatta sebagai penggerak dan pihak yang menyetujui Serangan Umum 1 Maret 1949. Keppres itu bisa menjadi sangat debatable pada akhirnya. Hal itu lantaran Dwi Tunggal tersebut telah ditangkap Belanda, seiring jatuhnya Yogyakarta ke tangan Belanda saat Agresi Militer 2. Sejak 19 Desember 1948, Sukarno-Hatta, termasuk Perdana Menteri Sutan Sjahrir menjadi tawanan rumah Belanda. Setelah itu Sukarno-Hatta diasingkan ke Bangka Belitung, hingga akses komunikasi kepada dunia luar diputus.

Bahkan, sebelum Sukarno ditawan lantaran menyerah kepada Belanda yang menguasai Yogyakarta dalam serangan singkat, ia pernah diajak Soedirman untuk berjuang secara gerilya keluar masuk hutan. Namun, Sukarno lebih memilih jalur diplomasi hingga akhirnya dengan mudah menjadi tawanan Belanda. Keputusan Sukarno itu sempat membuat kecewa Soedirman, yang lebih memilih berjuangan bersama rakyat daripada menyerah melawan musuh.

Tanpa mengecilkan peran Sukarno-Hatta yang menjadi proklamator RI pada 17 Agustus 1945, nama keduanya jelas kurang tepat jika disebut berjasa dalam Serangan Umum 1 Maret 1949. Hal itu lantaran pada masa itu, yang mengendalikan Republik Indonesia adalah Syafruddin Prawiranegara. Sepanjang 22 Desember 1948-13 Juli 1949, ketika Belanda menganggap RI sudah bubar karena semua pimpinan negeri ditangkap, Syafruddin menunjukkan kepada dunia melalui Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PPRI) bahwa pemerintahan Indonesia masih berjalan seperti biasa.

Syafruddin membentuk Kabinet Darurat yang dikendalikan dari pelosok Sumatra Barat. Berkat Syafruddin pula, estafet kepimpinan negeri ini masih terus berjalan, lantaran pemerintahan berjalan seperti biasa berkat kabinet lengkap yang disusunnya, termasuk Menlu AA Maramis yang berkedudukan di New Delhi, India.

Ketika akhirnya Belanda menyerah dan membebaskan Sukarno-Hatta, Syafruddin dengan sukarela menyerahkan kekuasaan itu kepada yang berhak. Jika Syafruddin saja namanya tidak sebut, apakah pantas malah pemerintah memaksakan nama Sukarno?

Dari perjalanan seperti itu, sangat jelas jika seyogianya proses sejarah ditulis sebagaimana mestinya. Jangan karena tidak suka atau memiliki sikap politik berbeda maka RI 1 sampai menghilangkan jejak dan peran sejarah seorang Letkol Soeharto. Karena itu, Keppres Nomor 2 Tahun 2022 bakal menjadi catatan sejarah yang bisa saja suatu hari dicabut atau direvisi apabila memang keputusan presideni itu dianggap tidak tepat, bahkan mengandung sebuah kesengajaan untuk menyingkirkan nama Soeharto.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (304) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)