basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Kontroversi Hilangnya Nama Soeharto di Keppres Serangan Umum 1 Maret Oleh : Erik Purnama Putra, Jurnalis Republika REPUBLIKA.CO....


Kontroversi Hilangnya Nama Soeharto di Keppres Serangan Umum 1 Maret


Oleh : Erik Purnama Putra, Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Keputusan Presiden yang diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meniadakan peran Jenderal Besar Soeharto dalam sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949, patut dipertanyakan. Selain bakal menjadi kontroversi dan perdebatan pada masa depan, keputusan tersebut juga berpeluang direvisi jika rezim yang memimpin negeri ini memiliki cara pandang berbeda dengan pemerintahan sekarang. Hal itu lantaran berbagai sumber sejarah secara jelas mencatat peranan Letkol Soeharto yang kala itu menjadi komandan lapangan dalam menghadapi Belanda yang sudah menguasai Yogyakarta.

Pasukan Belanda melalui Agresi Militer 2 sebelumnya ingin sekali menghapus keberadaan Republik Indonesia (RI). Karena itu, militer Belanda dengan kekuatan penuh merebut ibu kota negara yang saat itu dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta. Namun, berkat perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama seluruh rakyat dalam menghadapi militer Belanda yang memiliki keunggulan persenjataan lebih canggih, membuat eksistensi Indonesia tetap diakui dunia.

Hal itu lantaran Serangan Umum 1 Maret 1949, dimuat di berbagai media hingga memperkuat daya tawar Indonesia di mata dunia internasional. Hal itu sekaligus mempermalukan Belanda, yang sebelumnya mengeklaim bahwa Indonesia sudah lemah. Serangan besar-besaran itu juga menjadi tonggak jika RI masih berdiri tegak dan menjadi negara berdaulat.

Memang harus diakui otak rencana serangan itu adalah Sultan Hamengku Buwono IX, dan peran Jenderal Soedirman sangat masif dan krusial dalam mengatur strategi prajurit TNI di lapangan dalam menyerbu wilayah kekuasaan Belanda. Namun, meniadakan peran Soeharto yang benar-benar terlihat dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 jelas merupakan sebuah keputusan politik berisiko besar.

Pasalnya, berbagai sumber sejarah mencatat Soeharto ikut berperang, meski perannya tidak sebesar yang dinarasikan dalam film 'Janur Kuning'. Hanya saja, jika menghapus jejak Soeharto maka itu merupakan sebuah keputusan politik yang bisa dikatakan blunder besar. 

Adalah Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara, yang menjadi pemicunya. Keppres yang menetapkan 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara cuma menyebut empat tokoh yang berperan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949.

Dalam Keppres yang diteken Jokowi di Jakarta pada 24 Februari 2022, hanya nama Sultang Hamengku Buwono IX, Jenderal Soedirman, serta Sukarno dan M Hatta yang disebut ikut berperan mencetuskan serangan yang meninggalkan luka besar bagi militer Belanda tersebut. Peran Presiden ke-2 RI benar-benar dinihilkan.

"Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 yang digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan diperintahkan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman serta disetujui dan digerakkan oleh Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan didukung oleh Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, laskar-laskar perjuangan rakyat, dan segenap komponen bangsa Indonesia lainnya, merupakan bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang mampu menegakkan kembali eksistensi dan kedaulatan Negara Indonesia di dunia internasional serta telah berhasil menyatukan kembali kesadaran dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," demikian bunyi Keppres Nomor 2 Tahun 2022.

Yang patut dipertanyakan adalah keputusan memasukkan Sukarno dan Hatta sebagai penggerak dan pihak yang menyetujui Serangan Umum 1 Maret 1949. Keppres itu bisa menjadi sangat debatable pada akhirnya. Hal itu lantaran Dwi Tunggal tersebut telah ditangkap Belanda, seiring jatuhnya Yogyakarta ke tangan Belanda saat Agresi Militer 2. Sejak 19 Desember 1948, Sukarno-Hatta, termasuk Perdana Menteri Sutan Sjahrir menjadi tawanan rumah Belanda. Setelah itu Sukarno-Hatta diasingkan ke Bangka Belitung, hingga akses komunikasi kepada dunia luar diputus.

Bahkan, sebelum Sukarno ditawan lantaran menyerah kepada Belanda yang menguasai Yogyakarta dalam serangan singkat, ia pernah diajak Soedirman untuk berjuang secara gerilya keluar masuk hutan. Namun, Sukarno lebih memilih jalur diplomasi hingga akhirnya dengan mudah menjadi tawanan Belanda. Keputusan Sukarno itu sempat membuat kecewa Soedirman, yang lebih memilih berjuangan bersama rakyat daripada menyerah melawan musuh.

Tanpa mengecilkan peran Sukarno-Hatta yang menjadi proklamator RI pada 17 Agustus 1945, nama keduanya jelas kurang tepat jika disebut berjasa dalam Serangan Umum 1 Maret 1949. Hal itu lantaran pada masa itu, yang mengendalikan Republik Indonesia adalah Syafruddin Prawiranegara. Sepanjang 22 Desember 1948-13 Juli 1949, ketika Belanda menganggap RI sudah bubar karena semua pimpinan negeri ditangkap, Syafruddin menunjukkan kepada dunia melalui Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PPRI) bahwa pemerintahan Indonesia masih berjalan seperti biasa.

Syafruddin membentuk Kabinet Darurat yang dikendalikan dari pelosok Sumatra Barat. Berkat Syafruddin pula, estafet kepimpinan negeri ini masih terus berjalan, lantaran pemerintahan berjalan seperti biasa berkat kabinet lengkap yang disusunnya, termasuk Menlu AA Maramis yang berkedudukan di New Delhi, India.

Ketika akhirnya Belanda menyerah dan membebaskan Sukarno-Hatta, Syafruddin dengan sukarela menyerahkan kekuasaan itu kepada yang berhak. Jika Syafruddin saja namanya tidak sebut, apakah pantas malah pemerintah memaksakan nama Sukarno?

Dari perjalanan seperti itu, sangat jelas jika seyogianya proses sejarah ditulis sebagaimana mestinya. Jangan karena tidak suka atau memiliki sikap politik berbeda maka RI 1 sampai menghilangkan jejak dan peran sejarah seorang Letkol Soeharto. Karena itu, Keppres Nomor 2 Tahun 2022 bakal menjadi catatan sejarah yang bisa saja suatu hari dicabut atau direvisi apabila memang keputusan presideni itu dianggap tidak tepat, bahkan mengandung sebuah kesengajaan untuk menyingkirkan nama Soeharto.

Lima Doa Rasulullah bagi Mereka yang Sakit SIFAT Muhammad Rasulullah SAW kepada orang yang sakit amatlah mulia. Salah satunya, k...

Lima Doa Rasulullah bagi Mereka yang Sakit

SIFAT Muhammad Rasulullah SAW kepada orang yang sakit amatlah mulia. Salah satunya, ketika orang yang sering menghinanya jatuh sakit Rasulullah malah menjenguknya. Selain memang biasa menjenguk mereka yang sakit, Rasulullah juga kerap mendoakan. Berikut doa-doa yang kerap Nabi Muhammad panjatkan ketika ada orang yang sedang sakit, disarikan dari keterangan dalam Al-Adzkar An-Nawawiyah karya al-Imam Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi.

1. Doa yang kerap dibaca rasul saat menjenguk orang sakit

 اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

 Allahumma rabbannaasi adzhibil ba’sa isyfihi wa antas syafi laa syifaa’a illa syifaauka syifaa’an laa yughadiru saqaman.

Artinya: Ya Allah Rabb manusia, zat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau zat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit. (HR Bukhari)

2. Doa Nabi untuk Aisyah Rasulullah SAW pernah mendoakan istrinya Aisyah saat sakit dengan lafaz:

 امْسَحْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِكَ الشِّفَاءُ لَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا أَنْتَ 
Amsihil ba’sa rabbannaasi biyadikas syifaa’u laa kaasyifa lahu illa anta.

Artinya: Hilangkanlah rasa sakit wahai Rabb manusia, di tangan-Mu lah segala kesembuhan, dan tidak ada yang dapat menyingkap penyakit tersebut melainkan Engkau. (HR Buhari-Muslim)

 3. Doa Tujuh Kali Rasulullah menganjurkan membaca doa berikut sebanyak tujuh kali ketika menjenguk orang sakit.

 أَسْأَلُ الله الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ 
As alullaahal 'azhiim rabbal 'arsyil 'azhiim an yasyfiyaka.

Artinya: Aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhan Arsy yang Agung semoga Dia menyembuhkanmu.

Dalam riwayat hadis Abu Daud, Ibnu Abbas menyatakan, Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit yang belum datang ajalnya kemudian ia mengucapkan (doa) di sebelahnya sebanyak tujuh kali: As alullaahal 'azhiim rabbal 'arsyil 'azhiim an yasyfiyaka, Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut."

4. Sakit sebagai penghapus dosa Nabi Muhammad menghibur seorang dari suku badui yang tengah demam bahwa sakit merupakan bagian dari penggugur dosa. 
لاَ بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ الله 
Laa ba'sa thahur insyaa Allah. 

Artinya: Tidak apa, semoga menjadi penghapus (dosa), jika Allah menghendakinya” (HR Bukhari)

5. Doa Nabi untuk Utsman bin Affan Salah satu khulafaur rasyidin Utsman bin Affan, ketika jatuh sakit pernah didoakan oleh Nabi Muhammad dengan lafaz berikut.

 بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، أُعِيذُكَ بِالله الأَحَدِ الصَّمَدِ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفْوًا أَحَدٌ مِنْ شَرِّ مَا تَجِدُ

Bismillahirrahmaanirrahim, u’idzuka
billah al-ahad ash-shamad alladzi lam yalid wa lam yuulad wa lam yakun lahu kufuwan ahad min syarri maa tajid.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, aku mendoakanmu dengan nama Allah Yang Esa, Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Yang tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia, dari segala keburukan yang engkau temui.

Itulah beberapa doa yang dipanjatkan Rasulullah ketika sahabat, istri, dan umatnya tengah sakit. Selain meminta kesembuhan, dalam doa Rasulullah juga mendoakan ampunan dan memberikan penghiburan bagi mereka yang sakit. (OL-14) 

Sumber: https://m.mediaindonesia.com/humaniora/409985/lima-doa-rasulullah-bagi-mereka-yang-sakit

3 Makanan Pilihan Nabi Muhammad SAW untuk Mencegah Penyakit TEMPO.CO, Jakarta - Bagi umat Islam, kehidupan Rasulullah SAW adalah...


3 Makanan Pilihan Nabi Muhammad SAW untuk Mencegah Penyakit

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi umat Islam, kehidupan Rasulullah SAW adalah pedoman dan contoh terbaik untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Uswatun hasanah atau teladan yang baik, dalam setiap aspek kehidupan. 

Tidak hanya yang sifatnya ibadah dan juga sosial kemasyarakatan, Nabi Muhammad juga memberi contoh tentang bagaimana menjaga kesehatan tubuh. Rasulullah juga memberi contoh bagaimana seharusnya kita mengkonsumsi makanan. Jumlah dan pola makannya.  

Konon, selama hidupnya Rasulullah SAW hanya sakit dua kali, sakit pertama Rasulullah yaitu setelah menerima wahyu pertama, ketika itu beliau mengalami demam hebat. Kemudian, sewaktu menjelang beliau wafat. Saat itu beliau mengalami sakit yang sangat parah, hingga akhirnya meninggal dunia. 

Rasulullah SAW juga mengandalkan makanan sehat untuk sebagai obat, beliau memilih tiga  makanan ini untuk mengobati dan mencegah berbagai penyakit.

1. Kurma

Dilansir dari laman resmi Unair, kurma bermanfaat untuk menghindarkan kita dari berbagai macam penyakit kronis,seperti penyakit jantung, kanker, diabetes,hingga Alzheimer. Hal ini karena kurma memiliki kandungan antioksidan yang tinggi.

Selain itu, kurma juga tinggi akan serat, kadar serat dalam kurma sebanyak 7 gram dalam porsi 3,5 ons. Kandungan serat tinggi dalam kurma ini bermanfaat melancarkan pencernaan.

Sehingga Anda dapat memasukkan kurma ke dalam diet harian. Serat dalam kurma dapat mencegah konstipasi dan membuat gerakan usus besar lebih teratur, terutama dalam membentuk feses.

Dari Abu Huraira ra, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Kurma Ajwa itu dari surga, di dalamnya terdapat penawar terhadap racun dan cendawan (kam'ah) adalah manni, sedangkan airnya adalah obat bagi mata," (HR Imam At-Toirmidzi dalam Ath-Thib)"

Hadits lain juga menyebutkan, "Dalam hadits lain," Aisyah RA, Nabi bersabda "Sesungguhnya dalam kurma ajwa dari daerah Aliyah ada obat atau itu Ajwa adalah anti racun di pagi hari," (HR Muslim).

 2. Habbatussauda

Dikutip dari laman resmi Unair, habbatussauda atau dikenal dengan jintan hitam dikatakan penyembuh segala macam penyakit. Bukan tanpa alasan, manfaat kesehatan jintan hitam ini sudah terbukti secara ilmiah.

Manfaat habbatussauda pertama kali diteliti oleh Ibnu Sina, ilmuwan Persia yang dianggap sebagai salah satu pemikir dan penulis paling terkenal dari zaman Keemasan Islam, dalam jurnal medisnya “Canon of Medicine”. Ibnu Sina menulis bahwa biji jintan hitam ini bermanfaat sebagai pengobatan sesak napas, baik karena gejala asma atau karena masalah pernapasan lainnya.

Habbatussauda merupakan rempah-rempah dan tanaman obat yang berbentuk butiran biji berwarna hitam. Habbatussauda sudah digunakan sejak ribuan tahun lalu di India, Pakistan, dan Timur Tengah, bahkan sudah menjadi obat sejak jaman Rasulullah. Hal tersebut pernah disampaikan lewat sebuah hadits:

"Kami keluar bersama Ghalib ibn Abjar, di jalan ia sakit. Saat sampai di Madinah ia masih sakit, Ibnu Abi Atiq menjenguknya lalu berkata kepada kami, 'Mestinya kalian gunakan Habbatussauda ini," (HR Bukhari).

Kemudian disarankan untuk mengambil lima atau tujuh butir habbatussauda atau jintan hitam lalu ditumbuk. Kemudian diteteskan seperti minyak. Aisyah pernah menceritakan kepadaku bahwa nabi Saw berkata:

 "Sesungguhnya Habbatussauda ini adalah obat segala penyakit, kecuali penyakit as-sam," Aku bertanya, "Apakah as-sam itu?" Nabi menjawab, "Kematian." (HRBukhari).

Sifat antioksidan dan anti inflamasi dalam jintan hitam berkhasiat mengurangi peradangan tubuh, misalnya luka dan juga sel kanker. Sifat antioksidan pada Habbatussauda juga bisa meningkatkan ketahanan tubuh sehingga dapat mencegah datangnya berbagai penyakit.

 3. Madu

Madu memang sudah terkenal bermanfaat untuk kesehatan karena kandungan nutrisinya yang beragam.  Di samping gula yang membuatnya terasa manis, madu mengandung banyak sekali senyawa aktif, seperti vitamin A (retinol), vitamin E (tocopherol), vitamin K, vitamin B kompleks, vitamin C, serta flavonoid, asam fenolik, dan karotenoid. Kandungan tersebut juga terdapat pada produk lain yang dihasilkan lebah, seperti propolis.

Adapun manfaat kesehatan yang di dapat dari meminum madu di antaranya meningkatkan imunitas tubuh, menangkal radikal bebas, mempercepat penyembuhan luka, melancarkan pencernaan, dan dapat menjaga kesehatan jantung.

Khasiat madu ini sudah dimanfaatkan oleh Rasulullah SAW, dalam kehidupan sehari hari beliau. Rasulullah menyebutkan bahwa madu adalah obat dari segala penyakit. Seperti yang disampaikan lewat hadits:

"Madu adalah penyembuh bagi segala penyakit dan Al-Qur'an adalah penyembuh apa yang ada di dalam dada. Maka bagi kalian, ada dua penyembuhan, yaitu Al-Qur'an dan madu," (HR. Ibnu Majah, 3452 dari hadist Ibnu Mas'ud).

Nabi Muhammad SAW kerap meminum madu setiap pagi sebagai membuka menu sarapan dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli.

Umumnya, madu tergolong aman dan tidak banyak menimbulkan efek samping. Namun, madu belum boleh diberikan kepada bayi atau anak usia di bawah 1 tahun karena berisiko menyebabkan botulisme. Hal lain yang juga perlu diingat adalah madu dapat menimbulkan reaksi alergi pada orang yang juga memiliki alergi terhadap serbuk sari.

https://gaya.tempo.co/read/1505518/3-makanan-pilihan-nabi-muhammad-saw-untuk-mencegah-penyakit?page_num=3

Awal Mula Sakitnya Nabi Muhammad Sebelum Wafat REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski Nabi Muhammad SAW merupakan manusia yang sempur...

Awal Mula Sakitnya Nabi Muhammad Sebelum Wafat


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski Nabi Muhammad SAW merupakan manusia yang sempurna secara akhlak dan kesucian, beliau secara fisik hampir sama layaknya manusia pada umumnya. Menjelang Nabi wafat, Allah SWT pun memberikan sakit kepada beliau.

Awal mula sakitnya Rasulullah SAW sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Tahdzib Sirah Ibnu Hisyam karya Abdus Salam Harun bermula kala Rasulullah pergi ke makam Baqi al-Gharqaq (tempat pemakaman penduduk Madinah yang terletak di dalam kota tersebut). Beliau pergi pada pertengahan malam untuk memintakan ampunan bagi penghuninya, kemudian pulang ke rumah. Esok paginya, beliau jatuh sakit.

Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah pulang dari kuburan al-Baqi dan mendapatiku sakit kepala. Aku berkata, 'Aduh, kepalaku sakit.' Mendengar itu, Rasulullah SAW bersabda, 'Demi Allah, wahai Aisyah, justru kepalaku yang sakit.'" 

Kemudian, beliau bersabda lagi, "Apa salahnya kalau engkau meninggal dunia sebelumku maka aku memandikan dan mengafanimu, menshalati, dan menguburmu?" Kemudian, aku (Aisyah) berkata, "Demi Allah, jika engkau telah mengerjakan hal tersebut, engkau pasti pulang ke rumahku dan bermesraan dengan salah seorang istrimu." 

Mendengar jawabanku (Aisyah), Rasulullah SAW kemudian tersenyum. Hari berganti hari, selepas peristiwa permohonan ampunan di al-Baqi, sakit Rasulullah SAW pun makin parah.

Kendati demikian, beliau tetap mengelilingi rumah istri-istri beliau hingga akhirnya sakit beliau makin kritis ketika beliau berada di rumah Maimunah. Rasulullah SAW pun kemudian memanggil istri-istrinya dan meminta izin kepada mereka untuk dirawat di rumah Aisyah. Kemudian, para istri tersebut memberi izin kepada Rasulullah SAW untuk dirawat Aisyah.

https://m.republika.co.id/berita/q7b854366/awal-mula-sakitnya-nabi-muhammad-sebelum-wafat

Kecerdasan Spiritual dari Penyakit Bawaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ada dua penyakit yang ku id...

Kecerdasan Spiritual dari Penyakit Bawaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ada dua penyakit yang ku idap, sepertinya menjadi penyakit  bawaan. Lalu bagaimana mengatasinya? Setiap penyakit harus senantiasa mengingatkan pada kematian bukan hanya terfokus pada bagaimana agar sembuh? Bukan pula bagaimana mencegahnya dengan beragam terapi dan obatnya. Tetapi cobalah untuk memahami apa kehendak Allah dari penyakit tersebut.

Al-Qur'an adalah obat. Syariat Allah adalah obat. Bagaimana mendekatkan penyakit bawaan kepada Al-Qur'an dan Syariat Allah? Bukankah sedekah itu bagian dari pengobatan?  Bukankah membaca Al-Fatihah lalu ditiupkan ke air merupakan proses penyembuhan? Bukankah Rasulullah saw mengajarkan beragam doa untuk beragam penyakit?

Bukankah ragam sumber penyakit berasal dari ketidakpatuhan terhadap perintah Allah dan sunnah Rasulullah saw? Evaluasi pertama dari penyakit adalah apa yang kita langgar dari perintah Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Setiap penyakit lahir dari pelanggaran dan ketidakpatuhan pada Allah, ini sumber utamanya.

Penyakit bersumber dari kezaliman kita terhadap diri kita sendiri. Pola tidur, gaya hidup, pola makan dan minum. Berprasangka buruk terhadap peristiwa hingga kepada takdir Allah. Ragam penyakit merupakan evaluasi total interaksi total antara diri dengan Allah.

Saat ragam yang dilihat dan didengar tak bisa menyadarkan diri. Saat peristiwa yang dialami tak bisa jadi sarana evaluasi diri. Bisa jadi Allah penganugerahan penyakit agar sedikit menggugah kesadaran. Menghancurkan kesombongan dan kebanggaan hingga muncul rasa ketidakberdayaan. Saat ini tak muncul juga, penyakit akan semakin kuat menggerogoti tubuh hingga yang terparah adalah menuhankan dokter dan obat.

Penyakit bawaan didesain untuk mencegah keburukan yang lebih besar. Penyakit bawaan didesai untuk mengobati hati, jiwa dan akal manusia. Jadi penyakit merupakan nikmat Allah agar manusia terhalang dari kerusakan diri yang lebih besar lagi. Bisa jadi sakit merupakan penghalang kemaksiatan dan kemungkaran yang paling ampuh.

Penyakit bawaanku yang pertama hanya bisa disembuhkan dan diringankan dengan pasrah total kepada Allah. Penyakit bawaanku kedua hanya bisa disembuhkan dan diringankan dengan banyak dan lama bersujud. Peristiwa buruk yang menimpaku sering kali disebabkan karena melalaikan bersedekah. Penyakit menjadi kecerdasan spiritual.

 Berapa Nilai Mahar Rasulullah SAW ke Khadijah Sekarang? REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW memberikan mahar kepada Sayyi...

 Berapa Nilai Mahar Rasulullah SAW ke Khadijah Sekarang?



REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW memberikan mahar kepada Sayyidah Khadijah saat hendak menikahi wanita mulia tersebut. Lantas berapa nilai mahar yang diberikan Nabi kepada Sayyidah Khadijah? 

Ustaz Ahmad Sarwat dalam buku Khadijah Al-Kubra menjelaskan bahwa Ibnu Hisyam menuliskan dalam kitabnya: 

وَأَصْدَقَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِشْرِينَ بَكْرَةً، Wa ashdaqaha Rasulullahi SAW isyrina bakratan. “Rasulullah SAW memberi mahar kepada Khadijah sebanyak 20 bakrah." Adapun yang dimaksud dengan bakrah adalah unta yang muda betina. 

Anggaplah harga seekor unta sedikit di atas harga sapi, misalnya Rp 30 juta per ekor. Maka setidaknya nilainya secara akumulatif berkisar Rp 600 juta. Pertanyaannya, dari mana Nabi Muhammad SAW memperoleh modal pernikahan sebanyak itu?   

Dijelaskan bahwa terdapat riwayat yang menyebutkan bahwa paman beliau dalam hal ini ikut turun tangan membantu. Sehingga peran keluarga dalam hal ini lumayan besar. Nilai mahar 20 ekor unta ini tentu saja jauh berbeda dengan apa yang disebutkan Sayyidah Aisyah sekian puluh tahun kemudian saat ditanya Abu Salamah tentang berapa jumlah mahar Rasulullah. Aisyah menjawab:  

كانَ صَدَاقُهُ لأَزْوَاجِهِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ أُوقِيَّةً وَنَشًّا، قالَتْ: أَتَدْرِي ما النَّشُّ؟ قالَ: قُلتُ: لَا، قالَتْ: نِصْفُ أُوقِيَّةٍ، فَتِلْكَ خَمْسُمِئَةِ دِرْهَمٍ، فَهذا صَدَاقُ رَسولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ لأَزْوَاجِهِ 


"Kaana shadaaquhu li-azwajihi isna asyrata awqiyyatan wa nassyan. Qaalat, ‘Atadri maa an-nassyu? Qaala, ‘Laa.’ Qultu nishfu awqiyyatan fatilka khamsumiati dirhamin fahadza shadaaqu Rasulullahi SAW li-azwajihi."   

Sayyidah Aisyah berkata, "Mahar Rasulullah kepada para istri beliau adalah 12 uqiyah dan satu nasy." Aisyah berkata, "Tahukah engkau apakah nasy itu?" Abu Salamah berkata, "Tidak". Aisyah berkata, "Setengah uqiyah". Jadi semuanya 500 dirham. Inilah mahar Rasulullah SAW kepada para istri beliau."     

 

https://m.republika.co.id/berita/qu0rc6320/berapa-nilai-mahar-rasulullah-saw-ke-khadijah-sekarang

Mahar-Mahar Unik di Zaman Rasulullah Terkadang, seorang pria tidak berani menikah karena alasan mahar. Padahal, selain di satu s...

Mahar-Mahar Unik di Zaman Rasulullah

Terkadang, seorang pria tidak berani menikah karena alasan mahar. Padahal, selain di satu sisi Islam sangat memuliakan wanita dengan mewajibkan seorang suami memberikan mahar kepada istrinya, di sisi yang lain Islam tidak memberatkan pria dengan mahar yang tidak terjangkau.

Berikut ini contoh-contoh mahar di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bukan hanya tidak memberatkan pengantin, tetapi juga unik.
Sepasang Sandal

Di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ada pernikahan yang maharnya sepasang sandal. Hal itu terjadi pada seorang pengantin muslimah dari Bani Fazarah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri yang bertanya kepada perempuan tersebut apakah ia ridha dengan mahar yang akan diberikan calon suaminya berupa sepasang sandal. Ia pun menjawab bahwa dirinya ridha. Masya Allah… unik dan luar biasa.

Ibnu Majah, Tirmidzi dan Ahmad meriwayatkan hadits ketika Rasulullah bertanya kepada wanita tersebut.
عَنْ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ بَنِى فَزَارَةَ تَزَوَّجَتْ عَلَى نَعْلَيْنِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَرَضِيتِ مِنْ نَفْسِكِ وَمَالِكِ بِنَعْلَيْنِ . قَالَتْ نَعَمْ. قَالَ فَأَجَازَهُ

Dari Amir bin Rabi’ah bahwasanya ada perempuan dari Bani Faza’ah dinikahkan dengan mahar sepasang sandal. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya, “Apakah engkau meridhakan dirimu dan apa yang kau miliki dengan sepasang sandal?” perempuan tersebut menjawab, “ya” Rasulullah pun membolehkannya. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad; shahih))
Cincin Besi

Rasulullah sangat mempermudah sahabatnya untuk menikah. Maharnya pun disesuaikan dengan kemampuan calon suami, asal istri ridha menerimanya. Selain ada pernikahan yang maharnya sepasang sandal, ada pula pernikahan di zaman Rasulullah yang maharnya ‘hanya’ sebuah cincin besi.

Rasulullah menegaskan bolehnya mahar dengan cincin besi bagi sahabatnya yang tidak memiliki harta
أَعْطِهَا وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَدِيدٍ

“Berikanlah kepadanya (mahar) meskipun hanya sebuah cincin besi” (HR. Bukhari – Muslim)
Baju Besi

Islam sangat memudahkan mahar dalam pernikahan. Selain bisa dibayar tunai, Rasulullah juga memperbolehkan mahar dibayar kemudian.

Jika mahar sepasang sandal dan cincin besi tersebut terjadi pada pernikahan orang lain dan dibayar tunai, mahar baju besi diberikan Ali radhiyallahu ‘anhu kepada Fatimah radhiyallahu ‘anha, putri Rasulullah, beberapa waktu setelah akad nikah.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ لَمَّا تَزَوَّجَ عَلِىٌّ رضى الله عنه فَاطِمَةَ رضى الله عنها قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَعْطِهَا شَيْئًا . قَالَ مَا عِنْدِى. قَالَ فَأَيْنَ دِرْعُكَ الْحُطَمِيَّةُ

Dari Ibnu Abbas bahwasanya ketika Ali radhiyallahu ‘anhu menikahi Fatimah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya, “Berikanlah ia (mahar) sesuatu”. Ali menjawab, “Aku tidak memiliki apa pun” Lalu Rasulullah bersabda, “Berikanlah baju besimu” (HR. An Nasa’i)

Membacakan Al Qur’an

Ada pula sahabat yang tidak memiliki apa pun. Bahkan cincin besi pun ia tidak punya. Maka Rasulullah pun bertanya apakah ia hafal ayat-ayat Al Qur’an. Kemudian beliau menyuruh sahabatnya itu untuk membacakan beberapa ayat Al Qur’an yang dihafalkannya sebagai mahar.
مَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ . قَالَ كَذَا وَكَذَا . قَالَ فَقَدْ زَوَّجْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ

“Apakah engkau hafal ayat-ayat dari Al Qur’an?” Laki-laki itu menjawab, “Saya hafal surat ini dan surat ini”. Lalu Rasulullah bersabda, “Aku akan menikahkan kalian berdua dengan mahar ayat Al Qur’an yang ada padamu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mengajarkan Al Qur’an

Jika mahar membaca hafalan Qur’an sering pula dilakukan oleh aktifis dakwah di zaman sekarang, pada zaman Rasulullah ada juga pernikahan yang maharnya adalah mengajari Al Qur’an. Dalam riwayat Abu Hurairah, jumlahnya 20 ayat. Ya, mengajarkan Al Qur’an 20 ayat.
عَلَّمَهَا مِنَ الْقُرْآنِ . وَفِيْ رِوَايَةِ أَبِيْ هُرَيْرَةَ إِنَّهُ قَدَّرَ ذَلِكَ بِعِشْرِيْنَ آيَةً

“Ajarkanlah kepadanya ayat-ayat Al Qur’an” Dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan “Jumlah itu ada dua puluh ayat”
Masuk Islam

Yang paling unik dari semua mahar tersebut adalah maharnya Abu Thalhah kepada Ummu Sulaim. Apa itu? Maharnya adalah masuk Islam.

Ceritanya, Abu Thalhah yang saat itu duda melamar Ummu Sulaim yang saat itu janda karena suaminya meninggal. Abu Thalhah orangnya tampan, kaya dan memiliki kedudukan terhormat. Sayangnya, ia masih musyrik.

Maka menjawab lamaran Abu Thalhah, Ummu Sulaim menjawab, “Engkau adalah laki-laki yang lamarannya tidak layak ditolak. Tetapi sayangnya engkau masih kafir sedangkan aku adalah wanita muslimah” Maka kemudian Abu Thalhah masuk Islam dan itu sebagai mahar pernikahan keduanya. [Muchlisin BK/Keluargacinta.com]

https://keluargacinta.com/mahar-mahar-unik-di-zaman-rasulullah/2/

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (403) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)