basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

 Wajib Militer di Masa Awal Islam REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Jika memakai perspektif bahwa wajib militer diidentikkan dengan s...

 Wajib Militer di Masa Awal Islam

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Jika memakai perspektif bahwa wajib militer diidentikkan dengan seruan berjihad, tulis Abu Zayd Shalaby dalam karyanya Tarikh al-Hadarah al-Islamiyyah wa al-Fikr al-Islam (Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam), pada periode awal risalah, terutama pada era Madinah (622-632), lelaki Muslim yang memiliki kemampuan, baik secara fisik dan materi, wajib membela agamanya dan menyatakan jihad karena Allah. Ini merupakan bentuk wajib militer paling awal dan sederhana dalam sejarah peradaban Islam.

Sepeninggalan Rasulullah SAW, kepemimpinan dilanjutkan oleh Khulafa ar-Rasyidun (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali RA) yang berlangsung pada 632-661. Para khalifah menugaskan para sahabat yang memiliki keberanian, ketegasan, dan perencanaan yang baik menjadi komandan atau pemimpin bagi tentara-tentara Islam. Dua komandan Muslim yang paling terkenal pada masa itu adalah sahabat Khalid bin Walid dan Amr bin Ash RA.

 Militer di Jaman Rasulullah Hidayatullah.com–Jauh sebelum Pentagon menemukan MOUT, kepanjangan dari Military Operation on Urban...

 Militer di Jaman Rasulullah


Hidayatullah.com–Jauh sebelum Pentagon menemukan MOUT, kepanjangan dari Military Operation on Urban Terrain atau suatu taktik perang militer baru yang diciptakan oleh Pentagon untuk mewaspadai perubahan sifat pertempuran yang tidak lagi berkutat di sekitar hutan belantara ataupun padang pasir, namun peperangan pada lingkungan urban, Islam telah mengenal taktik dalam peperangan.

Sebab, militer dalam Islam, adalah salah satu bagian dari mempertahankan dakwah.

***

Dakwah dan jihad adalah wajib hukumnya bagi kaum Muslimin. Dengan dua metode yang telah digariskan oleh Allah Subhanahu wa Ta?ala (SWT) itu, kaum Muslimin bisa mencapai kemuliaan.

Jihad merupakan suatu upaya untuk mencapai keselamatan. Ia merupakan tuntunan Allah yang dapat mengantarkan manusia langsung masuk syurga.

Allah berfirman, ?Hai orang yang beriman. Aku akan menawarkan kalian sebentuk perdagangan menguntungkan yang akan menyelamatkan kalian dari hukuman yang pedih. Percayalah pada Allah dan Rasul-Nya dan perperanglah (jihad) di jalan Allah dengan harta dan diri kalian. Ini lebih baik untuk kalian. Jika kalian memiliki pengetahuan, Dia akan memaafkan dosa kalian, dan akan memasukkan kalian ke dalam syurga yang di bawahnya mengalir air dan rumah yang menyenangkan di dalam Surga ?Adn. Itulah balasan yang setimpal.? (Ash-Shaff: 10-12).

Salah satu bagian dari jihad adalah perang. Namun Islam tidak membenarkan segenap bentuk peperangan, kecuali jihad fii sabilillah (di jalan Allah). Dalam Islam, perang bukan sekadar untuk mencapai kemenangan atau merampas harta musuh. Perang lebih bertujuan untuk menjalankan kewajiban jihad di jalan Allah demi tegaknya izzul Islam wal Muslimin.

Rasulullah Shallallahu ?alaihi wa sallam (SAW) memerintah ummatnya untuk menekuni masalah ini. Bahkan Rasulullah sendiri membentuk pasukan militer pada awal dakwahnya di Madinah.

Untuk membentuk militer yang kuat, Rasulullah mewajibkan latihan militer bagi tiap laki-laki Muslim yang telah berusia 15 tahun. Wajib militer hukumnya fardhu kifayah. Hal itu berdasarkan firman Allah yang berbunyi, ?Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah.? (Al-Baqarah: 193). Juga berdasarkan sabda Rasulullah, ?Perangilah orang-orang musyrik itu, dengan harta benda, tangan, dan mulut kalian.? (Riwayat Abu Dawud).

Golongan yang masuk militer disebut muqatila. Mereka ini adalah kelompok orang yang aktif berperang, yang kemudian membentuk kekuatan sebagai kaum penguasa yang memegang wilayah dengan menerapkan hukum Islam. Jumlah muqatila semakin meningkat tajam bersamaan dengan keberhasilan kaum Muslimin menduduki wilayah selatan Iraq dan Syiria, tempat bermukimnya suku-suku keturunan Arab.

Para muqatila-lah yang menjadi ujung tombak penyebaran Islam ke seluruh penjuru bumi. Mereka sudah ?menggadaikan? dirinya menjadi angkatan perang Allah. Setiap saat mereka siap berangkat ke medan jihad.

Atas jasa para muqatila, Islam mencapai masa kejayaan. Kejayaan ini sekaligus merupakan refleksi keimanan kaum Muslimin kepada Allah, kedekatan pada firman-Nya, dan aplikasi syariat-Nya. Mereka menjadikan Allah sebagai tujuan, Al-Qur`an sebagai undang-undang, Rasul sebagai panutan, jihad sebagai jalan hidup, dan mati syahid sebagai puncak cita-cita.

https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2022/02/16/225118/transmigrasi-mesin-penggerak-kemajuan-ekonomi-rakyat-yang-perlu-hidup.html

Pengelolaan Sampah dalam Pandangan Islam Iqbal Kadir Kadir di Tebet, Jakarta Selatan Islam merupakan agama yang bersifat kompreh...


Pengelolaan Sampah dalam Pandangan Islam

Iqbal Kadir Kadir di Tebet, Jakarta Selatan


Islam merupakan agama yang bersifat komprehensif dan universal. Komprehensif berarti syariat Islam merangkum seluruh aspek kehidupan baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah), sedangkan universal yang bermakna dapat diterapkan pada setiap waktu dan tempat sampai terjadinya Hari Kiamat.

Di antara bukti bahwa ajaran Islam itu komprehensif (sempurna) adalah sebagaimana ditunjukkan oleh hadits berikut ini:

1. Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy'ari radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ

"Kebersihan adalah bagian dari iman." (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan Ahmad)

2. Diriwayatkan dari Abu Dzarr radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidaklah seekor burung yang terbang membalik-balikkan kedua sayapnya di udara melainkan beliau telah menerangkan ilmunya kepada kami." Abu Dzarr radhiyallahu anhu lanjut berkata, "Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 'Tidaklah tertinggal sesuatu pun yang mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka melainkan semuanya telah dijelaskan kepada kalian'.” (HR. Ahmad IV/126-127, Abu Daud no. 4607, At-Tirmidzi no. 2676, dari Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa` Al Ghalil, no. 2455)

3. Diriwayatkan dari Salman radhiyallahu anhu, dia berkata, “Orang-orang musyrik pernah bertanya kepada kami, ‘Sesungguhnya Nabi kalian sudah mengajarkan kalian segala sesuatu sampai (diajarkan pula adab) buang air besar!’ Maka, Salman radhiyallahu anhu menjawab ‘Ya'!” (HR. Muslim no. 267, Abu Daud no. 7, At-Tirmidzi no. 16, dan Ibnu Majah no. 316, dari Salman Al Farisi radhiyallahu anhu)

PANDANGAN ISLAM DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

Salah satu bukti kesempurnaan ajaran Islam adalah, Islam mempunyai pandangan sendiri dalam upaya penanggulangan sampah. Kalau ada yang bertanya, apakah dalil dari Al Quran dan Hadits yang memerintahkan umat islam untuk mengelola sampah? maka kita memang tidak menemukan ada ayat atau hadits yang secara jelas dan gamblang memerintahkan hal tersebut. Akan tetapi kalau kita berkaca dari beragam ayat dan riwayat, termasuk hadits yang akan kami sebutkan berikut ini, sesungguhnya Islam mengajarkan pemeluknya agar mengelola sampah karena mayoritas sampah bisa dikelola

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika makanan salah seorang dari kalian jatuh maka dia hendaknya mengambilnya dan menghilangkan kotoran yang melekat padanya, kemudian makanlah dan jangan dibiarkan untuk syetan.”

Dalam riwayat yang lain dsebutkan, “Sesungguhnya syetan bersama kalian dalam segala keadaan, sampai-sampai syetan bersama kalian saat makan. Oleh karena itu, jika makanan kalian jatuh ke lantai maka bersihkanlah kotorannya kemudian makanlah dan jangan dibiarkan untuk syetan. Jika sudah selesai makan maka jilatilah jari-jemari karena beluma diketahui di bagian manakah keberkahan makanan tersebut,” (HR. Muslim no. 2033 dan Ahmad no. 14218)

Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam diatas menunjukkan kepada kita betapa ajaran Islam begitu sempurna, dan Syamil (mencakup segala aspek kehidupan). Islam tidak hanya berbicara tentang ketuhanan (akidah/rububiyah dan uluhiyyah), ekonomi, politik, militer (jihad), ibadah mahdhah (ritual), muamalah (sosial), tetapi pada perkara yang kelihatannya cukup sepele dan sederhana pun tidak pernah luput dari perhatian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, sang pengemban risalah Islam.

Ketika menjelsakan hadits tersebut , Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata, “Jika ada makanan yang jatuh maka jangan dibiarkan akan tetapi diambil. Jika pada makanan tersebut ada kotoran, maka hendaknya dibersihkan dan kotorannya tidak perlu dimakan karena kita tidak dipaksa untuk memakan sesuatu yang tidak kita sukai. Oleh karena itu, kotoran yang melekat pada makanan tersebut kita bersihkan, baik kotorannya berupa serpihan kayu, debu atau semacamnya. Setelah kotoran tersebut dibersihkan, hendaklah kita makan, karena Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 'Dan janganlah makanan tersebut dibiarkan untuk syetan', karena syetan selalu bersama manusia. Jika ada orang hendak makan maka syetan menyertainya, jika ada orang hendak minum maka syetan juga menyertainya bahkan jika ada orang yang hendak menyetubuhi istrinya maka syetan pun datang dan menyertainya. Jadi, syetan itu menyertai orang-orang yang lalai dari Allah Ta’ala.”

Namun jika kita mengucapkan Bismillah sebelum makan maka bacaan tersebut menghalangi syetan untuk bisa turut makan. Syetan sama sekali tidak mampu makan bersama kita jika kita sudah menyebut nama Allah Ta’ala sebelum makan, akan tetapi jika kita tidak mengucapkan Bismillah maka syetan makan bersama kita. Bila kita sudah mengucapkan Bismillah sebelum makan, maka syetan masih menunggu-nunggu adanya makanan yang jatuh ke lantai. Jika makanan yang jatuh tersebut kita ambil maka makanan tersebut menjadi hak kita, namun jika kita biarkan maka syetanlah yang memakannya. Jadi, syetan tidak menyertai kita ketika kita makan maka dia menyertai kita dalam makanan yang jatuh dilantai. Oleh karena itu, kita sebaiknya persempit ruang gerak syetan ketika ada makanan yang jatuh.

Hadits perintah menjilati jari setelah makan serta memungut nasi yang jatuh lalu dicuci memang kelihatannya sangat sederhana, bahkan oleh sebagian orang mungkin menganggap hadits ini hadits ‘yang menjijikkan’, tetapi ketika meneliti dan memahami hadits tersebut dengan lebih seksama, ternyata terdapat pelajaran luar biasa bagi ummat manusia di zaman modern ini
Sebiji nasi yang jatuh, ketika tidak diambil lagi, akan menjadi jatah makanan bagi syetan dan secara otomatis statusnya berubah menjadi sampah yang tidak berguna. Demikian pula jari yang masih belepotan dengan bekas makanan cokelat atau sambal balado, ketika tidak dijilati dan langsung dibasuh dengan air kebokan (air cuci tangan), tentu akan lebih mencemari air, dibanding dengan jari yang dijilat terlebih dahulu.

Memang masalah memungut nasi masalah sederhana, tetapi ketika kita tinjau dari kondisi masyarakat yang ada di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, ini menunjukkan sebuah langka yang sangat maju dalam hal pengelolaan sampah, Cuma bedanya, di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam permasalahannya masih sangat sederhana. Makanan yang jatuh (kurma, nasi dll) yang seharusnya menjadi sampah, oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dikelola kembali dengan cara dicuci, agar kemudian kembali bermanfaat dan tidak terbuang sia-sia menjadi sampah. Atau pun tangan yang belepotan dengan bekas makanan ketika dicuci dengan air tentu akan mencemari air, tetapi upaya meminimalisir pencemaran air ditunjukkan dan diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bagi masyarakat modern, walaupun dengan cara yang sederhana, yang sesuai dengan kondisi yang ada di zaman itu

ISLAM MELARANG PERBUATAN TABDZIR
Islam adalah agama yang sngat keras melarang perbuatan tabdzir. Tabdzir adalah menghambur-hamburkan harta atau menyia-nyiakan sesuatu yang bisa dimanfaatkan. Hal ini tentunya sangat dibenci oleh Allah Ta’ala, sampai-sampai orang yang melakukan perbuatan tabdzir disebut sebagai saudaranya syetan, Allah Ta’ala berfirman:

وَلاَ تَبَذِّرْ تَبْذِيْرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْا أَخْوَانَ الشَّيضاطِيْنِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوْرًا

“Janganlah kalian berbuat tabdzir, karena orang-orang yang mubadzir adalah saudaranya sغetan, dan sغetan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Israa’ [17]: 27-28)

Ketika semua sampah bisa kita kelola menjadi sesuatu yang produktif dan memberikan kemaslahatan bagi mahluk, maka orang yang tidak terlibat dengan pengelolaan sampah dengan baik –atas dasar kesanggupannya- menurut terminologi tabdzir tadi, akan jatuh dalam perilaku saudaranya syetan.

Islam juga mengajarkan kepada kita untuk bahu-membahu dalam aktifitas kebajikan, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Ta’ala:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدَوَانِ

“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kalian bertolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan…” (QS. Al Maa`idah [5]: 5:2)

Karena pengelolaan sampah memberikan maslahat besar bagi kita sendiri, anak cucu kita dan alam sekitar kita, tentu ini menjadi aktifitas yang bernilai ibadah disisi Allah Ta’ala, dan karenanya kita diperintahkan Allah Ta’ala untuk ikut andil dalam segala aktifitas yang memberikan kemaslahatan, termasuk pengelolaan sampah

Semoga kepedulian ummat Islam dalam pengelolaan sampah akan memberikan solusi bagi semuanya, untuk hidup lebih sehat dan bernilai di sisi Allah Ta’ala, Amiin.

https://www.atmago.com/berita-warga/pengelolaan-sampah-dalam-pandangan-islam_c309998a-41e8-4e95-877d-390092b3a07c
   

Mengelola Dunia Dengan Energi Bisikan Syetan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dunia semakin kumuh oleh...

Mengelola Dunia Dengan Energi Bisikan Syetan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Dunia semakin kumuh oleh keserakahan manusia. Dunia semakin rusak oleh kezaliman manusia. Dunia semakin tak indah oleh campur tangan ego manusia. Tanpa iman dan hati dunia semakin carut marut. Apakah tetap terus berburu soal dunia?

Orientasi dunia dengan topeng akhirat tetap saja merusak. Apalagi orientasi dunia dengan kiprah dunia? Persoalan dunia tidak dapat dipecahkan dengan orientasi dunia, yang muncul hanya perseteruan, pertikaian, peperangan dan kerusakan. Hasil orientasi dunia hanya saling meniadakan dan membumihanguskan.

Karakter syetan itu api. Saling membakar lalu menghanguskan. Membuat segalanya menjadi debu dan arang. Tak ada yang bisa hidup dengan api. Tak ada yang bisa dibangun dengan api. Andai akal, hati dan nafsu digerakkan oleh energi syetan, maka kehidupan ini akan hancur dan saling menghancurkan.

Energi syetan menghasilkan ketakutan dan keresahan. Sumbu gerak dan inti atom kehidupan diputar dengan kekuatan ini. Bagaimana hasilnya, bila gerak manusia diputar oleh ketakutan dan keresahan? Perebutan dan perseteruan. Juga kehancuran jiwa dan mental.

Firaun melakukan kerusakan karena takut akan kekuasaannya lenyap. Padahal tanpa kehadiran  Nabi Musa pun, kekuasaannya akan lenyap dengan datangnya kematian. Akhir dari kekuasaan adalah kehilangan kekuasaan. Akhir dari kekayaan adalah hilangnya kekayaan. Akhir dari jabatan adalah hilangnya jabatan. Akhir dari pekerjaan adalah hilangnya pekerjaan.

Perhatikan mereka yang sudah tua? Mudanya sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Bangga dengan jabatan dan capaiannya masing-masing. Saat tua, mereka berkumpul di pos ronda bermain bersama atau kumpul di masjid. Perbedaan dahulu yang sangat mencolok tak ada lagi. Karena akhir dari semua  yang digeluti adalah ketiadaan.

Bergerak dan gelutilah dunia dengan berorientasi hanya untuk menunaikan amanah menjadi khalifah di muka bumi. Bergerak dan geluti dunia dengan berorientasi hanya untuk mewujudkan cita-cita kehidupan yang tertera di dalam Al-Qur'an. Hanya itu saja, tidak lebih dan tidak kurang.

Dirampas dan Ditipu, Tak Mengurangi Kekayaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Fokus berbuat baik dan d...

Dirampas dan Ditipu, Tak Mengurangi Kekayaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Fokus berbuat baik dan dalam keimanan, maka Allah menjamin tidak akan ada kezaliman yang menimpanya dan tidak akan ada hak yang dirampas darinya. Apakah penipuan bisa membuat yang menipu kaya dan yang ditipu miskin? Apakah yang merampok bisa kaya dan yang dirampas menjadi miskin?

Belanda dan penjajah lainnya berhasil merampas kekayaan Nusantara selama ratusan tahun. Bagaimana jadinya? Apakah langgeng kekayaannya? Justru berakhir dengan kebangkrutan. Penguasa dan pengusaha yang merampok kekayaan alam Nusantara akan abadi kekayaan dan kekuasaannya? Semuanya akan kembali pada kadar yang sudah ditetapkan Allah.

Berebut harta warisan, bila pembagiannya tak sesuai dengan hukum Allah, maka sebanyak apapun yang dirampasnya akan kembali sesuai proporsi yang sudah ditetapkan Allah. Karena Allah yang berhak membagi-bagi harta, bukan hukum dan keinginan manusia. Seserakah apa pun manusia, kekayaan yang dimiliki pada akhirnya sesuai dengan suratan yang sudah tertulis di Lauhul Mahfudz.

Mereka yang menyerobot tanah yang bukan haknya, apakah akan menambah kekayaannya? Yang diserobot tanahnya, apakah akan memiskinkannya? Tak ada kekayaan dan kemiskinan akibat penyerobotan hak orang lain. Pada akhirnya, yang dimiliki sesuai hak yang sebenarnya.

Memperoleh harta kekayaan, ikutilah rambu-rambu dari Allah.  Jangan sedikit pun melanggarnya. Bila dilanggar, kekayaan yang dihimpun hanya sebesar yang sudah ditetapkan Allah sesuai hak yang sebenarnya. Seperti itulah akhir kekayaan yang dihimpun manusia.

Bagaimana agar ditipu dan dirampas tetapi tak mengurangi sedikit kekayaan yang dimiliki? Teruslah berbuat baik dan dalam keimanan, dengan keduanya Allah menjamin tidak akan ada pengurangan hak dan kezaliman yang dialami. Mengapa harus dipusingkan dengan pernak pernik pemburuan harta yang tak sesuai dengan aturan Allah? Bila akhirnya harta yang dikumpulkan hanya sebesar hak yang diperoleh tanpa kezaliman.

Bukankah Allah akan menghapuskan harta riba? Bukankah harta yang haram akan merusak raga dan jiwa? Bukankah harta hasil kesewenangan pada akhirnya akan dihancurkan dengan beragam peristiwa? Yang dimiliki manusia pada akhirnya sesuai kadar yang sudah ditetapkan Allah.

Hukum Abadi, Kebenaran Selalu Dimenangkan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kebenaran dimenangkan oleh ...

Hukum Abadi, Kebenaran Selalu Dimenangkan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Kebenaran dimenangkan oleh Allah bukan disebabkan oleh kekuatan pendukungnya, tetapi karena hukum kehidupan sudah ditetapkan untuk memenangkan kebenaran. Karena ketentraman dan kemakmuran kehidupan lahir dari tegaknya kebenaran. Kebenaranlah yang selalu dicari manusia, bukan kebenaran yang mencari manusia.

Kebatilan dan kezaliman itu lemah, walaupun didukung oleh kekuatan yang paling super power di alam jagat raya ini. Kebatilan selalu mencari pendukungnya dengan kamuflase kekayaan dan kekuasaan. Kebatilan selalu mencari pendukungnya dengan ancaman siksaan sebagai senjata pamungkasnya.

Kejayaan dan kebahagiaan manusia hanya dengan kebenaran. Maka hiduplah bersama kebenaran apapun resikonya. Resiko bersama kebenaran selalu membuahkan kebahagiaan, walaupun seluruh pendukung kebatilan menyiksa dan bermaksud menimpakan kehinaan. Karena kehinaan dan kepedihan itu sendiri hakekatnya bernama kebatilan dan kezaliman.

Dalam sejarah peradaban manusia sejak dahulu kala, adakah kejayaan bersama kebatilan? Adakah kebahagiaan dan ketentraman bersama kezaliman? Adakah kemakmuran dan kesejahteraan bersama kezaliman dan kebatilan? Adakah kisah-kisah dongeng yang memenangkan kebatilan dan kezaliman? Itulah fitrah hukum alam semesta dan jiwa manusia.

Kebatilan dan kezaliman butuh pamer dan unjuk dukungan kekuatan, kekayaan dan kekuasaan. Karena hanya dengannyalah kebatilan terlihat berwibawa dan tak terkalahkan. Kebenaran bergerak tak terlihat dan tak terendus. Bergerak dalam kesenyapan, keheningan dan tanpa bentuk. Kebatilan terlihat makin kokoh dan megah, namun pondasinya rapuh dan hancur karena hati manusia diselusupi rindu pada kebenaran.

Firaun dipermalukan di depan rakyatnya, ternyata kekuasaan, kekuatan, kekayaan dan kekejamannya tak mampu merubah pendirian ahli sihir yang beriman kepada Tuhannya Nabi Musa dan Harun. Firaun tak bisa merubah keyakinan keimanan pada Istri, sedikit pembesarnya dan pembantunya.  Ketika keimanan telah menyelusup, semua kekuatan super power dan super hero menjadi sangat lemah.

Pembela para Nabi dan Rasul, adakah raja, panglima, dan pembesar kaumnya? Para Nabi dikelilingi oleh kaum yang lemah. Nabi Musa dan Harun didukung oleh Bani Israil yang kondisinya tertindas. Dalam kelemahan pendukungnya, mengapa para Nabi dan Rasul dapat memenangkan kebenaran? Takdir kebenaran memang untuk dimenangkan oleh Allah.

Revolusi Kejiwaan Nabi Musa dan Ahli Sihir Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bagaimana cara Nabi...

Revolusi Kejiwaan Nabi Musa dan Ahli Sihir Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bagaimana cara Nabi Musa mengusir ketakutannya saat ahli sihir melemparkan tali dan tongkatnya menjadi ular yang bergerak cepat? Allah mengingatkan bahwa dialah yang akan menang. Ketentraman Nabi Musa lahir dari keyakinannya pada janji Allah bukan kekuatan yang ada pada dirinya.

Bagaimana cara Nabi Musa menghilangkan ketakutannya saat akan menghadapi Firaun? Nabi Musa berdoa pada Allah agar dilapangankan dadanya dan dimudahkan urusannya. Allah meneguhkan Nabi Musa bahwa Dia Maha Mendengar dan Melihat. Tak ada yang bisa meneguhkan hati kecuali keyakinan pada Allah.  Karena, Allah Yang Maha Membolakbalikkan hati.

Saat perang tanding antara Nabi Musa dan ahli sihir selesai. Ahli sihir segera bersujud kepada Tuhannya Nabi Musa dan Harun. Firaun sangat marah besar. Dianggap sujudnya ahli sihir disebabkan ilmu sihir Nabi Musa lebih hebat dari mereka. Dianggap Nabi Musa telah menjadi dan dianggap guru oleh mereka. Benarkah anggapan Firaun? Mari kita lihat fragem kisah berikutnya.

Saat perang tanding antara Nabi Musa dan ahli sihir selesai. Ahli sihir segera bersujud kepada Tuhannya Nabi Musa dan Harun. Firaun sangat marah besar. Dianggap sujudnya ahli sihir disebabkan ilmu sihir Nabi Musa lebih hebat dari mereka. Dianggap Nabi Musa telah menjadi dan dianggap guru oleh mereka. Benarkah anggapan Firaun? Mari kita lihat fragem kisah berikutnya.

Firaun segera mengeluarkan alat abadi dan pamungkas yang selalu dilakukan oleh para rezim diktator, yaitu siksaan yang paling kejam. Yaitu memotong tangan dan kaki secara bersilang dan berbolak balik. Lalu, menyalibnya di pohon kurma. Inilah siksaan terpedih dan terkejam di era itu. Apa reaksi ahli sihir?

Reaksi ahli sihir terhadap ancaman siksaan Firaun bisa menunjukkan apakah yang masuk ke dalam hatinya iman ataukah kepentingan? Ahli sihir sama sekali tidak takut dengan ancaman siksaan terkejam Firaun. Karena siksaan Firaun hanya menembus jasad saja dan hanya di dunia saja. Sikap keteguhan ahli sihir beriman kepada Allah karena mengharapkan ampunan Allah yang siksaannya abadi dan lebih keras lagi.

Bila iman telah merasuk ke dalam hati, semua yang terjadi di dunia sangatlah ringan dan tak berarti. Keteguhan pada kebenaran adalah cerminan keimanan. Jiwa, raga, harta dan kekuasaan menjadi tak berarti lagi. Itulah bila iman telah merasuki hati. Perubahan yang revolusioner tidak akan terjadi dengan ancaman, siksaan, rayuan kekayaan dan kekuasaan. Tetapi dari keimanan.

Hilangnya ketakutan Nabi Musa saat akan menemui Firaun dan saat menghadapi ahli sihir karena keyakinannya pada Allah. Tak diangapnya siksaan terkejam Firaun oleh ahli sihir, karena iman telah merasuk ke jiwa yang terdalam. Revolusi kejiwaan secara cepat dan mengagumkan tidak lahir dari iming-iming kesenangan dan ancaman terkejam, tetapi dari keimanan yang kokoh.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (304) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)