basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Mengandalkan Mukjizat, Cara Para Nabi Menghadapi Gelombang Hidup Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Baga...

Mengandalkan Mukjizat, Cara Para Nabi Menghadapi Gelombang Hidup

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bagaimana Nabi Nuh menghadapi kedurhakaan kaumnya? Sabar dan mengikuti perintah Allah dengan membuat kapal di atas gunung. Bukankah ini aneh? Allah yang Maha Mengetahui tentang apa yang akan terjadi.

Bagaimana Nabi Hud menghadapi kedurhakaan kaumnya, Aad? Bersabar dalam menyeru. Seluruh waktu, jenis azab dan siksaan kepada pembangkang diserahkan kepada Allah. Nabi Hud hanya fokus menyeru dan memperbaiki umatnya.

Bagaimana Nabi Luth menggadapi kaumnya? Bersabar dan terus menyeru. Tak memperdulikan liku-liku yang dihadapi. Fokusnya hanya menunaikan kewajibannya. Sebab, kelak para Nabi akan ditanya dihadapan kaumnya, Apakah mereka telah menyampaikan seruannya?

Bagaimana Nabi Shaleh menghadapi kaumnya? Bersabar dan terus menyeru. Hingga kaumnya membunuh unta betina yang menjadi mukjizatnya. Saat mukjizat yang menjadi sumber kebenaran, ketentraman dan kemakmuran dibunuh, maka hancurlah kaum tersebut.

Bagaimana Nabi Musa melewati masa sulitnya? Teguh pada mukjizatnya yaitu tongkat. Setiap Nabi dan Rasul dapat melewati tantangannya hanya dengan mengandalkan mukjizatnya, bukan otak, akal, ilmu, teknologi ataupun dugaannya. Bagaimana dengan umat Islam saat ini?

Bila para Nabi dan Rasul menghadapi semua persoalannya dengan mukjizat Allah. Mengapa umat Islam menghadapi tantangan hidup dengan akal, ilmu, teknologi dan persepsi egonya sendiri? Nabi dan Rasul yang merupakan kekasih Allah saja mengandalkan mukjizatnya, mengapa Umat Islam justru meninggalkan mukjizatnya?

Para Sahabat, Salafus Shaleh dan ulama terpercaya, menghadapi liku-liku persoalan hidup dengan mengandalkan mukjizat Al-Qur'an dan syariat-Nya. Mengapa Umat Islam saat ini justru membuang mukjizatnya? Kekuasaan, kekuatan dan kekayaan para penentang kebaikan takkan bisa dilemahkan, kecuali dengan mengandalkan mukjizat dari Allah yaitu mengamalkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.

Perang Sihir, Membongkar Kebohongan Penguasa Fir'aun Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Firaun menan...



Perang Sihir, Membongkar Kebohongan Penguasa Fir'aun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Firaun menantang Nabi Musa untuk perang tanding dengan seluruh ahli sihir di Mesir. Firaun meminta menetapkan sendiri waktu dan tempatnya. Firaun merasa kekuatan ahli sihirnya mampu mengalahkan mukjizat Nabi Musa. Seribu ular melawan satu ular Nabi Musa? Pastilah akan menang.

Ada satu persoalan lagi yang dihadapi Firaun, bagaimana memompa mobilitas seluruh ahli sihir? Setelah waktu dan tempat perang tanding ditentukan. Selama waktu menunggu, Firaun membuat tipu daya. Ahli sihir akan diberi jabatan tinggi. Mereka akan menjadi pahlawan Mesir karena menyelamatkan rakyat Mesir dari pengusiran Nabi Musa. Itulah tipu daya sebelum perang tanding.

Perang tanding dimulai. Para ahli sihir berbaris rapih. Menyiapkan dan menyatukan seluruh kekuatannya. Nabi Musa pun berkata, "Celakalah kalian, jangan mengada-ngada kebohongan terhadap Allah, nanti Dia membinasakan dengan azab." Para ahli sihir terperanjat, mengapa perkataan Nabi Musa berbeda dengan yang diisukan Firaun?.

Para ahli sihir pun terpecah belah. Mereka saling berbantahan sesama mereka. Mengapa ucapan Musa berbeda dengan yang didengungkan oleh Firaun? Para ahli sihir, merahasiakan perpecahan mereka dalam merespon ucapan Nabi Musa. Para ahli sihir meneguhkan diri. Mereka tetap mempercayai ucapan Firaun untuk sementara waktu.

Ahli sihir menantang Musa. Siapakah yang akan lebih dahulu memulai? Nabi Musa mempersilahkan ahli sihir untuk memulai. Tali dan tongkat ahli sihir yang dilemparkan berubah pandangan mata menjadi ular yang sangat banyak, sebanyak tali dan tongkat yang dilempar. Firaun dan rakyat Mesir menyaksikan kehebatan tersebut.

Nabi Musa ketakutan. Allah meneguhkan hati Nabi Musa bahwa dialah yang akan menang. Allah memerintahkannya untuk melemparkan tongkatnya. Persoalan yang dihadapi oleh Nabi Musa dituntaskan dengan tongkatnya yang menjadi wasilah lahirnya beragam mukjizat. Itulah kunci menaklukkan lawan dengan pertolongan Allah. Bagaimana dengan umat Islam saat ini?

Tongkat pun dilempar. Satu ular dari tongkat Nabi Musa menghabiskan seluruh ular-ular para ahli sihir dengan sangat mudah dan dalam waktu yang super cepat. Ular para ahli sihir tak melakukan perlawanan sedikit pun. Ada kekuatan yang maha dahsyat pada ular yang keluar dari tongkat Nabi Musa. Ini bukan kekuatan ilmu, akal, pengetahuan apalagi tipu daya sihir. Ini kekuatan Allah pencipta alam semesta. Seketika itu juga para ahli sihir mengakui Tuhannya Nabi Musa dan Harun.

Ada dua alasan bersujudnya ahli sihir. Sejak awal pertarungan, mereka telah melihat kebohongan Firaun. Nabi Musa tak bermaksud mengusirnya dari Mesir, tetapi menyadarkan akan hakikat hidup. Kedua, ular Nabi Musa bukanlah buah dari sihir. Para ahli sihir sangat paham mana yang tipu daya dan mana yang sebenarnya.

Mulut Firaun, Mulut Penguasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mulut penguasa. Bagaimana karakter ucapa...



Mulut Firaun, Mulut Penguasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Mulut penguasa. Bagaimana karakter ucapannya? Apa yang tersembunyi? Apa yang diungkapkannya? Apa maksudnya? Perlu mempelajari bagaimana komunikasi antara Nabi Musa dengan Firaun, lalu bagaimana Fir'aun mengungkapkannya pada rakyatnya.

Nabi Musa dan Harun datang ke Fir'aun dengan kelemahan lembutan. Menjelaskan bahwa mereka berdua datang sebagai utusan Allah. Membebaskan Bani Israel dari kekejaman Firaun dan membawanya keluar dari Mesir.

Nabi Musa dan Harun menjelaskan efek kedurhakaan pada Allah. Menjelaskan hari kebangkitan dan menjelaskan asal usul manusia dari tanah dan akan kembali ke tanah. Juga, menjelaskan mukjizat Nabi Musa. Lalu apa respon Firaun? Apa yang diungkapkan dan disebarkan oleh Firaun kepada seluruh rakyatnya?

Komunikasi yang penuh kelembutan ini. Penghormatan Musa kepada Firaun yang pernah mengurusnya sejak kecil. Ternyata tak bisa meyakinkan niat baik Nabi Musa pada Firaun. Bagaimana Firaun mengungkapkan hasil pertemuan ini? Disebarkan berita Hoax bahwa Musa hendak mengusir rakyat Mesir dari negrinya.

Untuk menunjukkan patriotisme  dan nasionalisme atas kecintaannya pada Mesir, Firaun menantang Nabi Musa "perang tanding" dengan ahli sihir dari seluruh Mesir. Para ahli sihir dibombardir informasi Hoax bahwa Nabi Musa dan Harun hendak mengusirnya dari Mesir dan menghapus adat kebiasaan bangsa Mesir yang utama.

Untuk menunjukkan kesangat seriusnya melawan Nabi Musa dan Harun, Firaun membuat proyek infrastruktur yang sangat ambisius dan fenomenal yaitu membuat bangunan tinggi untuk melihat Tuhan Nabi Musa dan Harun. Seluruhnya rakyatnya direkayasa menjadi pembela Firaun.

Saat perlawanan Firaun makin keras, Allah mengazab Mesir dengan air berubah menjadi darah, dipenuhi kodok, dan belalang. Lalu Firaun mengkomunikasikan pada rakyatnya bahwa semua ini disebabkan oleh kehadiran Nabi Musa. Semua bencana yang terjadi di Mesir disebabkan oleh Musa. Padahal sebenarnya oleh kezaliman dan kedurhakaan penguasa, Firaun.

Mulut Penguasa akan tetap sama dari masa ke masa, dari generasi ke generasi. Sebab, obsesi, imajinasi dan hasratnya tetap sama walaupun sudah berubah model pemerintahannya dan cara mengangkat dan menurunkannya. Haruskah menelan bulat-bulat suara mulut penguasa?

Meninggalkan Karena Allah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tinggalkan karena Allah. Menuju sesuatu kare...

Meninggalkan Karena Allah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tinggalkan karena Allah. Menuju sesuatu karena Allah. Jangan ada yang tersisa. Jangan terbesit niat dan obsesi selain Allah.

Banyak yang berkubang pada hawa nafsu, yang dicintai dan diingini. Banyak yang sulit melepaskan hawa nafsu, kebiasaan dan tradisi yang merusak dan menghancurkan. Banyak yang terus terjerumus dengan bisikan syetan.  Penyebabnya, tidak menyertakan Allah dalam meninggalkannya. Tidak ada niat-niat karena Allah dalam menjauhinya.

Mengapa manusia terus dirundung persoalan dan kesulitan? Mengapa kesedihan seperti tak pernah berujung? Karena penyelesaiannya tidak melibatkan Allah, tidak mengadukan kepada Allah, tidak mendengar petunjuk Allah. Manusia mencari jawaban dari makhluknya, dari pikiran dan pemikiran makhluk yang sama-sama bodoh, lemah dan tak berdaya. Bila seperti ini,  bagaimana bisa menyelesaikan persoalan?

Rasulullah saw hendak bercermin pun berdoa. Hendak berpakaian berdoa. Hendak makan dan minum berdoa. Hendak keluar dan masuk rumah berdoa. Naik kendaraan berdoa. Semua gerak-gerak dan prilakunya didahulukan dengan doa. Menyertakan Allah dalam semua gerak-gerik dengan berdoa, minimal membaca bismillah. Menurut seorang ustadz, makna bismillah salah satunya memohon pertolongan Allah.

Target minimal menyertakan Allah dalam seluruh rangkaian hidup adalah menghadirkan doa dalam seluruh gerak prilaku. Batas maksimalnya, merasakan pengawasan Allah seolah-olah Allah terus melihat kita. Menghadirkan Allah dalam seluruh rangkaian kehidupan.

Berdialog dengan Allah sebelum dan setelah beraktifitas dengan rangkaian doa. Seperti prilaku manusia di akhirat yang selalu mengucapkan," Ya Allah, selamatkan." tiada henti agar terhindar dari azab akhirat.

Apa yang terjadi bila Allah meninggalkan kita? Apa yang terjadi bila Allah tidak memperdulikan kita? Apakah seluruh makhluk di jagat raya  bisa menolong? Apakah seluruh kekuasaan, kekayaan dan para pengikut bisa menolong persoalan dan kesulitan?

Alam semesta hanya sebesar debu dalam kekuasaan Allah. Mengapa manusia mengandalkan diri dan makhluk? Alam semesta tak bisa memberikan kemanfaatan kepada manusia tanpa seijin Allah, mengapa manusia  mengabaikan Allah?

Toa Masjid dan Gonggongan Anjing  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Menyandingkan suara Azan di toa Mas...

Toa Masjid dan Gonggongan Anjing 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Menyandingkan suara Azan di toa Masjid dan Mushala, dengan gonggong anjing, apakah sekedar perumpamaan tak disengaja? Apakah itu kekhilafan? Tak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semuanya didesain sempurna oleh Allah.

Tiba-tiba kita menggunakan referensi Arab Saudi untuk mengatur pengeras suara. Padahal sebelumnya menggembar-gemborkan bahwa Islam Nusantara yang berbeda dengan Arab. Semuanya hanya mengikuti seleranya.

Dzikir keras dan lembut ada dalil-dalilnya. Membaca Al-Qur'an keras dan lembut ada dalil-dalilnya. Semuanya ikhtilaf. Tak ada yang benar dan salah bila masuk ke ranah ikhtilaf. Yang ada mana yang memberikan kemudahan dan kemanfaatan yang lebih besar.

Di era Abbasiyah, seorang khalifah ingin mengatur bahwa fiqh yang berlaku mengikuti mazhab imam Malik. Imam Malik menolaknya, karena ilmu para Sahabat sudah menyebar ke seluruh pelosok negri. Khalifah tidak jadi masuk ke persoalan khilafiyah. Mengapa tiba-tiba penguasa  "memaksakan" persoalan khilafiyah? Khilafiyah itu akan terus ada sepanjang manusia itu ada.

Allah membongkar kedengkian manusia. Kedengkian itu jelas dari ucapan, intonasi, topik pembicaraannya. Seperti itulah Allah berfirman di Al-Qur'an. Ucapan itu menceritakan isi hati. Bila ucapan bisa dikelolanya, maka lihatlah raut wajahnya dan warna wajahnya. Seperti itulah cara membongkar isi hati menurut Al-Qur'an.

Persoalan azan dan gonggongan anjing. Persoalan banyaknya penghinaan terhadap Islam dan Umat Islam, bukan bentuk ketidaksengajaan, tetapi itulah cara Allah membongkar apa yang ada dibenak kekuasaan.  Dalam sejarah, topik pembicaraan di masyarakat di era Khalifah Abdul Malik, Sulaiman dan Umar bin Abdul Aziz sangat jauh berbeda. Pembicara masyarakat mengikuti kecendrungan penguasanya.

Di era Abdul Malik, topik pembicaraannya tentang infrastruktur. Di era Sulaiman bin Abdul Malik, topik pembicaraannya tentang makanan dan minuman. Di era Umar bin Abdul Aziz, topik pembicaraannya tentang pengokohan ibadah. Bila suatu negri, topik pembicaraannya menyudutkan Islam dan umatnya? Seperti itukah pula penguasanya?

Kondisi ini bertanda, Allah sedang menyiapkan generasi baru. Saat generasi saat ini tak bisa mengambil tanggungjawab amanahnya, maka Allah akan melenyapkan generasi tersebut dan menggantinya dengan ciri mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintai mereka. Inilah detik-detik lahirlah generasi baru. Seperti saat kaum muslimin berpecah belah saat diserbu oleh tentara Salib dan Mongol.

Sebab Keteguhan Nabi Musa dan Takutnya Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Nabi Musa sangat ketaku...

Sebab Keteguhan Nabi Musa dan Takutnya Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Nabi Musa sangat ketakutan menghadapi Firaun. Bagaimana tidak, bukankah sejak dahulu mereka mengejar Musa untuk dibunuhnya? Sekarang harus memasuki Istana seorang diri? Tindakan Firaun bisa lebih kejam dan melampaui batas lagi? Bagaimana Allah memperkuat keyakinan Nabi Musa agar berani menghadapi Firaun? Apa yang dilakukan Nabi Musa untuk menghilangkan ketakutannya?

Nabi Musa berdoa agar diberikan kelapangan dada, dimudahkan urusannya dan dilancarkan lidahnya untuk berbicara. Nabi Musa memohon kepada Allah, agar mengangkat Harun, saudara laki-lakinya, agar membantunya menyeru kepada Firaun dan kaumnya karena Harun memiliki kelebihan dalam berbicara. Juga, menjadi teman untuk berdzikir kepada Allah.

Untuk mengusir ketakutan Nabi Musa, Allah menunjukkan mukjizat dari tongkat Nabi Musa.  Allah mengkisahkan kembali bagaimana Allah menyelamatkan Bayi Musa dan Ibunya dengan mengalirkannya ke sungai bahkan dipelihara oleh yang mau membunuhnya. Dikembalikan kembali ke ibuanya. Diselamatkan dari dua kali upaya pembunuhan oleh Firaun saat kecil dan remaja. Serta diselamatkan ke negri Madyan hingga berkeluarga. Kisah itu untuk meneguhkan hati.

Allah juga meneguhkan hati Nabi Musa, bahwa Allah selalu bersama, mendengar dan melihat. Allah meneguhkannya dengan Asmaulhusna-Nya dengan nama Agung-Nya. Itulah bekal yang Nabi Musa pinta dan yang Allah siapkan bagi Nabi Musa. Mengapa tidak ada persiapan kekayaan, kekuasaan, persenjataan dan bala tentara? Kezaliman itu lemah. Takdir kehancurannya sudah pasti. Jadi apa yang ditakutkan lagi?

Mengapa Fir'aun tidak berani langsung membunuhnya saat Nabi Musa dan Harun datang? Dahulu Nabi Musa hanyalah anak angkatnya. Sekarang, setibanya dihadapannya langsung mengungkap jati dirinya sebagai utusan Allah. Tuhan ego Firaun menghadapi utusan Allah. Bukankah ini sebuah kesejajaran dan kesetaraan? Firaun pun tak berani gegabah, sebab hati kecilnya tetap mengakui ada Tuhan yang sebenarnya. Yaitu, bukan dirinya.

Firaun pun menguji Nabi Musa dan Harun dengan beberapa pertanyaan. Siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa? Bagaimana keadaan umat-umat terdahulu? Musa menjawab bahwa Tuhan kami adalah Tuhan Yang telah memberikan bentuk kejadian kepada segala sesuatu, kemudian memberinya petunjuk. Nasib umat terdahulu sudah tercatat di Lauhul Mahfudz. Musa pun melanjutkan kisah tentang penciptaan alam, tanah, tumbuhan, nikmat Allah dan tempat kembalinya lagi, tanah.

Perkataan Nabi Musa menggentarkan hati Firaun. Ucapannya bagaikan sihir yang menghantam hati dan akalnya. Lalu Firaun pun berkata, "Apakah Musa bermaksud mengusirnya dari negri Mesir?" Rasa ketakutan sudah menghantui Firaun. Dia semakin yakin bahwa takdir mimpinya tentang kehancuran kekuasaannya akan benar-benar terjadi. Bagaimana menghancurkan kewibawaan dan kebenaran Nabi Musa? Jangan sampai ucapannya didengar oleh penduduk Mesir? Bila  didengar rakyat Mesir, maka ketuhanan Firaun akan runtuh seketika.

Setiap orang bisa berbicara dan berargumentasi. Namun apakah Nabi Musa memiliki kompetensi Sihir yang luar biasa? Bukankah hanya di Mesir saja tukang sihir yang paling hebat berada? Ini yang dipikirkan Firaun. Dibuatlah rencana jahat untuk mempermalukan Nabi Musa. Namun Firaun tak sadar bahwa Allah mengetahui segala yang gaib dan nyata. Allah sudah menyiapkan perangkat sempurna untuk mempermalukan Firaun dihadapan rakyatnya.

Sebab Timbulnya Karamah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Nabi Musa selalu membawa tongkatnya. Saat All...

Sebab Timbulnya Karamah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Nabi Musa selalu membawa tongkatnya. Saat Allah bertanya untuk apa tongkatnya, Nabi Musa menjawab, "Aku bertumpu padanya dan aku merontokkan daun dengannya untuk makanan kambingku dan masih ada lagi manfaat yang lain." Hanya itu yang diketahui oleh Nabi Musa.

Allah berfirman agar Nabi Musa melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkatnya menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Nabi Musa ketakutan. Setelah itu Allah berfirman agar Nabi Musa memegang ular tersebut, ular pun berubah menjadi tongkat kembali.

Peristiwa ini terjadi di lembah suci Thuwa Palestina. Saat Nabi Musa tersesat di malam hari saat pulang dari Madyan ke Mesir. Dalam tak tahu arah ke Mesir, Nabi Musa melihat api dengan harapan ada orang yang memberi petunjuk dan meminta api untuk menghangatkan tubuh bersama istrinya. Saat mendekati api tersebut, ternyata Allah mengangkat Nabi Musa di tempat ini.

Allah memerintahkan Nabi Musa agar mengkepitkan tangannya ke ketiaknya, tangannya jadi bercahaya putih tanpa cacat. Itulah dua mukjizat besar yang dianugerahkan Allah. Mukjizatnya tak pernah terduga. Mukjizatnya muncul hanya dengan mengikuti perintah Allah saja. Tak ada mukjizat dengan ilmu, akal dan kehendak ego manusia.

Mengapa mukjizatnya muncul kembali di hadapan Firaun saat menghadapi ahli sihir yang banyak dan berjajar rapih saat menghadapi Nabi Musa? Mengapa tipu daya Firaun tak berhasil mengalahkan dan mempermalukan Nabi Musa dan Harun?

Keberangkatan Nabi Musa dan Harun menghadap Firaun, bukan atas kemauannya sendiri, tetapi atas perintah Allah. Strategi dan akhlak kepada Firaun bukan gagasan Nabi Musa dan Harun, tetapi arahan dari Allah. Hingga melemparkan tongkatnya pun bukan kemauannya, tetapi perintah Allah.  Itulah sebab, Allah selalu melindungi dan menolong Nabi Musa.

Saat Firaun melakukan aksi bumi hangus terhadap kaum Nabi Musa. Allah memerintahkan Nabi Musa agar berjalan di malam hari. Juga memerintahkannya untuk melemparkan tongkatnya sehingga membelah lautan. Nabi Musa tak pernah tahu tongkatnya akan menjadi apa. Yang pasti, strategi dan kapan tongkatnya dilempar hanya mengikuti perintah Allah bukan akal, ilmu dan kehendak ego Nabi Musa.

Inilah kunci menghadirkan kemukijzatan atau Karamah. Meninggal ego diri manusia, lalu hanya mengikuti perintah Allah saja.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)