basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Dilema Nabi Musa, Antara Tekanan Oligarki Kediktatoran dengan Keterhinaan Mental Kaumnya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel You...

Dilema Nabi Musa, Antara Tekanan Oligarki Kediktatoran dengan Keterhinaan Mental Kaumnya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Firaun memperlihatkan kekuatan kekuasaan dan pemerintahan. Lalu, semua kekuatan itu hancur jika disertai dengan penyimpangan, kezaliman dan kekafiran terhadap Allah dan jauh dari petunjuk Allah.

Qarun menampilkan kekuasaan harta dan ilmu pengetahuan. Lalu, kekuatan itu berakhir dengan kebinasaan jika disertai dengan penyimpangan, pengingkaran kepada Allah, perasaan sombong sesama makhluk dan pengingkaran atas nikmat Sang Pencipta.

Semua ini ungkapan hakikat nilai-nilai bahwa nilai harta dan perhiasan dunia harus dianggap murah jika dibandingkan dengan nilai keimanan dan kesalehan. Juga memunculkan karakter bagaimana membangun dan menjaga kekuatan dengan keadilan, keseimbangan dalam menikmati hidup tanpa sikap sombong di bumi dan tidak membuat kerusakan.

Nabi Musa berinteraksi dengan kediktatoran oligarki yang menyentuh seluruh sendi kehidupan. Bisa jadi inilah oligarki kediktatoran yang terkuat, terkejam, terstruktur dan terkomando, karena oligarki kediktatorannya tidak menunjukan sikap pertentangan dalam penghancuran Nabi Musa.

Nabi Musa juga berinteraksi dengan kaumnya yang kehinaan dirinya sudah merayap hingga ke dinding jiwa terdalam. Sehingga oligarki kediktatoran sudah menjadi kenikmatan bukan penderitaan lagi. Jiwa yang bergelora tak ada lagi. Secercah jalan keluar tak ditemukan lagi. Itulah yang menyelimuti Bani Israel.

Kaum Nabi Israel pun berkata pada Musa, bahwa sebelum kehadiran Nabi Musa mereka tertindas. Setelah muncul seorang Nabi pun mereka tetap tertindas. Saat dikejar-kejar oleh Firaun, kaum Bani Israel yakin bahwa mereka akan terkejar. Inilah kehancuran mentalitas yang buruk saat menghadapi oligarki kediktatoran.

Nabi Musa dan Harun terjepit. Menghadapi oligarki kediktatoran yang kuat, tetapi masyarakat yang akan diajak menyelesaikan persoalan memiliki mentalitas terhina dan terpuruk. Tak ada gelora, keyakinan dan kesabaran walaupun Allah sudah menjanjikan kepemimpinan dari kaum yang tertindas bila sabar dan yakin.

Berinteraksi dengan Puing-puing Sejarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Musyrikin Quraisy berniaga ke...

Berinteraksi dengan Puing-puing Sejarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Musyrikin Quraisy berniaga ke Syam dan Yaman setiap musim di sepanjang tahun. Tak hanya keuntungan yang diraih, tetapi juga banyak daerah yang berkaitan sejarah masa lampau yang selalu di laluinya. Banyak kisah-kisah yang telah didengarnya.

Bila ke Yaman, Musyrikin Quraisy bertemu dengan peninggalan dan kisah-kisah kaum Saba dan Aad. Bila ke Syam, mereka melewati peninggalan kaum Tsamud dan Luth. Maka dalam Al-Qur'an seluruh jejak-jejak kaum terdahulu dikisahkan kembali untuk meneguhkan pelajaran dan pemahaman efek kemusyrikan dari fakta yang sudah dilihatnya, kisah dari mulut ke mulut yang sudah didengarnya, lalu diperkokoh dengan ayat-ayat Al-Qur'an.

Musyrikin Quraisy yang diseru Al-Qur'an yang sering berlalu lalang di bekas-bekas tempat tinggal kaum Ada dan Tsamud, serta menyaksikan bekas dan puing dari negri kaum Luth. Al-Qur'an menegur mereka yang hanya asal lewat saja dihadapan puing-puing dan bekas umat terdahulu, tidak mengambil pelajarannya, hatinya tak sadar, perasaannya tak bergetar, indranya tak terpengaruh dengan takut kepada Allah.

Semestinya dengan suntikan penyadaran yang kuat dari Al-Qur'an, mereka lebih berhati-hati dan berusaha menjaga diri, dari tertimpanya azab yang sama dengan azab yang turun kepada umat terdahulu. Sebab Al-Qur'an sistem hukum abadi yang terus berulangkali berlaku di setiap zaman, waktu, tempat dan generasi.

Ini gambaran abadi tentang jiwa manusia saat berinteraksi dengan puing-puing peninggalan sejarah dan kisah-kisah sejarah. Saat mengunjungi museum, sisa-sisa peninggalan penjajah, sisa puing istana, gedung perusahaan atau industri yang ditinggalkan, yang muncul hanya mengabadikan dengan berfoto ria, tanpa sedikitpun merasa bahwa kita pun bisa mengalaminya juga.

Saat Belanda tiba, mereka melakukan penelitian dan penjagaan terhadap peninggalan kerajaan masa lalu. Sekarang, kita pun melakukan penelitian dan penjagaan terhadap sisa jejak penjajahan Belanda. Setiap zaman, waktu, tempat dan generasi ada momentum kehancurannya sendiri, penyebab momentum kehancurannya dijelaskan oleh Al-Qur'an.

Al-Qur'an memperingatkan dan membimbing bagaimana berinteraksi dengan peninggalan, bekas, jejak dan puing-puing masa lalu. Al-Qur'an menjelaskan hukum penyebab kehancuran yang terus berlaku abadi hingga kehancuran alam semesta. Al-Qur'an menjelaskan kesalahan sikap manusia dalam berinteraksi dengan masa lalu dan mengisi waktu hidup yang menyebabkan kehancuran di masa lalu. Agar manusia tak jatuh di tempat yang sama. Agar fakta yang berbicara.

Tawakal, Jalan Toll di Akhirat Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Abu Hasan Nahdawi ulama India yang bany...


Tawakal, Jalan Toll di Akhirat

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Abu Hasan Nahdawi ulama India yang banyak menulis sejarah dan Sayid Qutb membedah mengapa hijrah Rasulullah saw ke Madinah dari Mekah setelah 13 tahun berdakwah? Mengapa perintah Hijrah setelah 13 tahun? Kondisi kejiwaan seperti apa?

Perintah Hijrah setelah para Sahabat memurnikan penyerahan dirinya kepada Allah. Ketika tidak ada pertolongan kecuali hanya mengandalkan Allah. Ketika diri tidak berdaya lagi kecuali dengan kekuatan Allah. Ketika tidak ada perasaan lagi bahwa ditangannyalah kemenangan Islam berada. Semua diserahkan kepada Allah.

Pertolongan Allah berupa bantuan satu batalion malaikat yang berjumlah 5.000 pasukan. Baru diturunkan setelah para Sahabat  bersabar dengan kesabaran yang baik, bersabar dengan menguatkan kesabarannya. Bersabar dengan ikhtiar-ikhtiar kemenangan versi manusia. Setelah seluruh ikhtiar sudah berada di puncaknya, barulah Allah membuat hukum di luar nalar manusia. Hukum kehidupan tidak berlaku lagi. Barulah Allah membantu dengan kehendak-Nya. Begitulah Dr Abdullah bin Azzam menggambarkan momentum datangnya pertolongan Allah.

Proses penghisaban di hari Pembalasan ada 3 proses. Ada yang tidak dihisab langsung ke Surga. Jumlahnya 70.000 orang. Setiap orang akan memberikan syafaat ke 1.000 orang. Ada yang dihisab. Ada yang dihadapan Allah mengakui kesalahannya lalu dimaafkan Allah. Bagaimana ciri yang tanpa dihisab?

Karakter yang tidak dihisab adalah orang yang optimis dan kuatnya tawakal kepada Allah. Bagaimana mengetahui dan melihat orang seperti ini? Ditempa kesulitan yang paling sulit. Ditempa kesulitan yang paling berat. Ditempa persoalan yang terlihat tidak ada solusinya. Ditempa tantangan yang tidak ada jalan keluarnya. Masihkah optimis? Masihkah bertawakal? Masihkah yakin akan pertolongan Allah?

Hidup yang penuh liku-liku bisa jadi karena Allah ingin memberikan jalan toll di akhirat nanti. Hidup yang menceburkan diri pada tantangan bisa jadi sarana untuk mendapatkan jalan toll di akhirat. Tantangan dan kesulitan adalah penghapusan dosa. Musibah dan ujian adalah penghapusan dosa. Sakit dan penderitaan adalah penghapusan dosa.

Apa itu ribath? Bersiap siaga untuk berjihad. Senantiasa waspada bersama senjatanya dan tetap duduk di atas pelana kuda, sambil mengawasi gerakan musuh. Berjaga sepanjang hari dan malam. Mengelilingi benteng dan perbatasan. Ketika ada keributan, ketika musuh datang, langsung menuju ketempat sasaran. Bagaimana ribath di era ini?

Bersiap siagalah dengan mengumpulkan segala kekuatan. Kekuatan ilmu dan teknologi, kekuatan modal dan ikatan hati. Kekuatan politik dan budaya. Kumpulan semuanya. Jangan berpangku tangan. Jangan diam. Bersiaplah seperti pasukan yang tengah berribath. Terlena berarti musuh menghujam dengan serangan yang mematikan.

Mencemburkan diri dan bersiap siagalah, sebuah cara untuk mendapatkan pertolongan Allah dan jalan toll di akhirat nanti. Bersulit-sulit. Berlelah-lelah. Menguras tenaga dan pikiran. Meninggalkan santai. Memaksakan diri untuk ikut bertarung di kehidupan. Melewati samudra dan belantara dengan keoptimisan dan tawakal. Itulah sarana datangnya pertolongan Allah dan jalan toll di penghisaban.

Ceburkan diri dengan kesulitan di dunia, untuk mendapatkan kemudahan di akhirat. Hempaskan diri pada pertarungan di dunia, untuk mendapatkan kemenangan di akhirat. Logika dunia selalu terbalik dengan logika akhirat.

Saat Allah Merahasiakan Kisah Nabi Musa di Madyan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Setelah hidup penuh...

Saat Allah Merahasiakan Kisah Nabi Musa di Madyan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Setelah hidup penuh hiruk pikuk di istana, Nabi Musa keluar dari Istana. Berlari dari upaya pengejaran dan pembunuhan. Lari ke negri yang jauh dari kota, di perkampungan, di pedesaan di wilayah Madyan. Kisah Nabi Musa seolah-olah terhenti di negri ini. Allah tak berkisah kecuali hanya akad perjanjiannya saja.

Di Madyan, selama 8-10 tahun, Nabi Musa menikah dan menata keluarga. Nabi Musa menunaikan perjanjiannya untuk bertani, berternak dan mengembala. Tak ada kisah liku-liku yang dipaparkan Allah. Mengapa tiba-tiba senyap? Mengapa Allah membawa dari Istana kota ke perkampungan terpencil? Selama 10 tahun Nabi Musa seperti tertelan oleh bumi.

Kehidupan istana memiliki nuansa yang khas. Perkampungan juga memiliki nuansa tersendiri. Masing-masing memiliki tradisi, budaya, gaya hidup, kesan yang dirasakan oleh jiwa dan mencetak pengaruhnya pada jiwa. Risalah agama harus disampaikan pada orang kaya dan miskin, berpunya dan tidak, bersih dan kotor, berperilaku lembut dan keras, baik dan buruk, saleh dan jahat, kuat dan lemah, sabar dan kalang kabut. Hidup di istana Mesir dan perkampungan Madyan sebuah penempaan sempurna bagi Nabi Musa.

Andai Nabi Musa tidak dibawa ke Madyan, bagaimana bisa memahami karakter pedesaan dan kemiskinan? Di Madyan, Nabi Musa dihibur ternyata di pedesaan dipenuhi orang yang baik dan kesiapan untuk shaleh, berbeda dengan istana yang penuh dengan intrik politik, gaya hidup mudah, santai, serba enak dan bersenang-senang.

Di Madyan, Musa menjalani takdir sebagai calon Nabi dan Rasul yaitu menjadi pengembala domba. Mencabut dan membersihkan semua sifat buruk akibat pergaulan kota dan istana. Mencabut benih kesombongan, keangkuhan, bersenang-senang, tontonan kerusakan dan kezaliman. Justru bergaul dengan masyarakat yang penuh keikhlasan, kerjasama dan toleransi.

Di Madyan merupakan periode pemisahan antara hiruk pikuk istana dengan amanah sebagai Nabi dan Rasul. Setelah jiwa Musa sudah lengkap pengalamannya dan sempurna latihannya, dengan latihan terakhir di negri asing, Madyan, maka tangan kekuasaan Allah menggiring Musa untuk rindu kepada Mesir yang pernah ditinggalkan dengan perasaan sendiri, terusir dan ketakutan.

Nabi Musa pulang bersama istrinya ke Mesir melalui jalan yang sama saat Musa dikejar-kejar oleh pembesar Istana. Ada suatu malam, dia tersesat jalan. Tak tahu jalan yang harus ditempuh. Dalam kegelapan malam, ada api yang bersinar dari sebuah pohon, inilah awal dimulainya kembali kisah Musa yang penuh dengan kisah yang mendebarkan.

Awal Memperbaiki Kehidupan? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bila ingin memperbaiki kehidupan, dariman...

Awal Memperbaiki Kehidupan?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bila ingin memperbaiki kehidupan, darimana memulainya? Salah mendefinisikan, salah melangkah semua akan sia-sia. Itulah mengapa banyak yang ingin memperbaiki hidup namun tak kunjung mendapatkan jalan tepat.

Tersesat menuju jalan perbaikan, itulah faktanya. Memperbaiki hanya dengan persepsi akal, ilmu dan pengalaman, bisa jadi benar namun bisa jadi perbaikan yang rentang waktunya pendek lalu terjerumus dan hancur kembali.

Menguak masa lalu untuk masa depan. Menguak masa kini untuk masa depan. Bisakah ilmu dan pengalaman menguak masa depan? Tentu saja bisa. Namun apakah memiliki terobosan yang revolusioner? Apakah bisa menciptakan sesuatu yang belum pernah ada?

Butuh instuisi dan firasat.  Butuh ilham dan basyirah. Namun bagaimana menajamkan instuisi, firasat, ilham dan basyirah? Siapakah yang berhak mendapatkan itu semua? Jiwa seperti apa yang diberikan anugerah seperti itu?

Bila ingin memperbaiki hidup, perbaiki dulu hubungan dengan Allah. Perbaiki cinta, rindu dan takut pada Allah. Perbaiki ibadah. Perbaiki ibadah formal dan hati. Bila mampu memperbaiki yang tersembunyi maka otomatis bisa memperbaiki yang nyata. Perbaikan fisik takkan bisa memperbaiki yang tersembunyi. Perbaikan fisik takkan langgeng.

Hidup dalam sekenario Allah. Hidup dalam garis-garis perjalanan yang sudah ditetapkan. Hidup sudah terekam ribuan tahun sebelum semesta ini diciptakan. Takdirmu dalam genggaman Allah. Mengapa tidak memperbaiki hubunganmu dengan Allah untuk memperbaiki hidupmu? Gunakan daya kekuatan Allah, jangan mengandalkan kekuatanmu yang sangat lemah dan rapuh.

Semua Nabi dan Rasul menggunakan kekuatan Allah, memohon pertolongan Allah, menghadirkan Allah. Kemukjizatan hadir atas ijin Allah bukan karena kekuatan ilmu dan ikhtiarmu. Ilmu dan ikhtiar hanya pemancing. Ilmu dan ikhtiar hanya umpan. Buatlah pancing dan umpan yang paling baik, namun siapa yang mentakdirkan ikan akan menggampirimu?

Daya kekuatan yang paling kuat adalah bila memandang tidak ada yang bisa mewujudkan sesuatu kecuali hanya ikhtiar saja. Tidak ada yang bisa bisa mewujudkan impian kecuali pertolongan Allah saja. Optimalisasi ikhtiar dan  pertolongan Allah, itulah energi besar perbaikan hidup. Ikhtiar itu berada dibalik semangatmu. Mengandalkan pertolongan Allah itu berada dibalik imanmu. Semua tersembunyi di dalam hatimu.

Titik sentral kehidupan ini adalah manusia. Titik sentral manusia adalah hati. Titik sentral perbaikan hati adalah perbaiki hubungan dengan Allah.

Keruwetan hidup karena kita tak tahu inti atom kehidupan ini. Inti atom itu adalah perbaikan hubungan dengan Allah.

Tak Menyadari Nikmat, Musibah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ilham itu nikmat. Ide itu nikmat. Bukank...

Tak Menyadari Nikmat, Musibah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ilham itu nikmat. Ide itu nikmat. Bukankah Allah yang memberikan Ilham? Bukankah Allah yang memberikan ide? Bukankah Allah yang memberikan ilmu dan pemahaman ke dalam hati manusia?

Andai tak merasakan itu semua. Siapa yang menciptakan hati? Jiwa? Otak? Ruh? Bukankah itu semua ciptaan Allah? Siapa yang memberikan kecanggihan yang ada pada diri? Bukankah banyak manusia yang mengakui bahwa kemampuan manusia yang digunakan saat ini baru 5-10 persen saja? Berarti luar biasa manusia itu? Siapakah Penciptanya?

Banyak yang mengakui kehebatan diri, mengapa tidak mengakui keluarbiasaan Penciptanya? Banyak yang kagum terhadap pemikiran, prestasi dan karya manusia, mengapa tidak mengakui keluarbiasaan Penciptanya?

Banyak yang berpetualang ke gunung, lautan, dasar lautan, lembah dan berbagai sudut dunia untuk menikmati keindahan semesta. Namun mengapa tidak merekam keindahan Allah? Tidak menyadari kelembutan Allah? Manusia dibatasi kasat mata.

Bisa merekam alam melalui mata adalah nikmat Allah. Mendesain Alam menjadi indah adalah nikmat Allah. Bagaimana bila bumi ini diciptakan Allah hanya sebuah kegelapan? Bagaimana bila bumi ini diciptakan hanya padang yang tandus yang gersang? Bagaimana bila Allah menghadirkan manusia di Matahari, Bulan, Jupiter, Pluto? Bagaimana manusia bisa menikmati kehidupan?

Bagaimana bila kita diciptakan bukan sebagai manusia?  sebagai cacing? Kuman? Jamur? Bakteri? Ayam? Ikan? Ditakdirkan sebagai manusia sebagai nikmat terbesar. Mengapa tak merasakannya?

Tak menyadari nikmat, itulah musibah. Tak menyadari nikmat, itulah azab. Itulah penyebab manusia tak merasakan bahagia.

Ragam Cara Allah Berkisah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Membaca kisah di Al-Qur'an. Bukan para ...

Ragam Cara Allah Berkisah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Membaca kisah di Al-Qur'an. Bukan para Nabi yang mengkisahkan dirinya sendiri. Ini bukan autobiografi. Bukan pula biografi, dimana orang lain yang mendatangi para Nabi dan Rasul untuk dituliskan kisahnya. Bukan pula historiografi, mengungkapkan kisah-kisah  berdasarkan fakta sejarah yang ditemukan. Tetapi Sang Perancang kehidupan itu sendiri, Allah, yang mengkisahkannya.

Perhatikan susunan katanya saat Firaun berdialog dengan Nabi Musa. Mereka, Firaun dan pembesarnya, berkata,"....." Musa menjawab, "...."  Setelah itu Allah memvonis bahwa sesungguhnya tidaklah akan mendapatkan kemenangan orang-orang yang zalim. Al-Qur'an langsung menjelaskan apa yang akan terjadi bagi zalimin.

Saat mengkisahkan Qarun, Allah memgawali kisahnya bahwa Allah yang memberinya kekayaan. Setelah itu kisah Qarun dimulai. Dalam kisah ini Allah ingin "mentertawakan" kebodohan Qarun saat memamerkan bahwa kekayaannya berdasarkan ilmu dan ikhtiarnya.

Dalam beberapa penggalan kisah, kadang Allah berfirman, "Katakanlah Muhammad..." Berarti Allah yang mendesain dan mengajarkan perkataan, kalimat, dialognya dalam berbicara, menjelaskan dan berargumentasi. Allah berkisah tetapi juga mengajarkannya langsung di kisah tersebut, seolah-olah kisah ini sedang berjalan saat ini, bukan telah terjadi.

Dalam kisah Abu Lahab, Allah mengkisahkan apa yang dilakukan oleh Abu Lahab dan istrinya terhadap Rasulullah saw di dunia, lalu kisahnya melompat pada apa yang di alami Abu Lahab di akhirat atas perbuatannya saat ini. Fragmen dunia dan akhirat langsung dihubungkan tuntas. Kisah di dunia menciptakan kisah di akhirat pula. Tidak ada kisah yang terhenti di dunia saja.

Saat Firaun berlaku angkuh dan sombong atas seruan Nabi Musa. Lalu melakukan pengejaran terhadap Nabi Musa. Allah langsung menanggapi kisah ini, "Mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami." Allah berkisah tetapi juga mengomentari, memberikan tanggapan dan kesimpulan terhadap kisah tersebut.

Allah berkisah bukan saja tentang masa lalu, tetapi juga kisah masa depan yang akan dilalui manusia. Bila manusia menikmati dan membenarkan kisah masa lalu, mengapa jarang sekali yang membenarkan kisah masa depan? Kisah kematian, pasca kematian dan akhirat. Kisah kehancuran dan jalan kehancuran di masa depan, surga atau neraka.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (307) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)