basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Tanda Kebodohan Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Siapakan penentang kebaikan? Mudah sekali dil...

Tanda Kebodohan Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Siapakan penentang kebaikan? Mudah sekali dilihat. Sangat kasat mata. Mereka yang hidup bermewahan. Mereka yang hidup menghamburkan harta. Mereka penentang yang paling keras.

Siapkan penentang kebaikan? Para penguasa dan pembesar kekuasaan. Penentang yang paling besar dari golongan ini. Sebab, para Nabi dan Rasul pun, banyak ditentang oleh golongan ini pula.

Allah menghibur Rasulullah saw saat penentangnya makin keras dan kejam. Allah mengkisahkan Nabi dan Rasul sebelumnya bahwa perjalanan mereka sama dengan yang dialami Rasulullah saw. Hiburlah diri dengan jejak para pendahulu kita.

Mengapa manusia jadi penentang kebaikan? Padahal asal usulnya dari tanah dan kembali ke tanah. Padahal asal muasal manusia menjijikkan, tidak seperti tumbuhan yang berasal dari bunga, biji, dan batang. Tidak juga hewan lain yang berawal dari telur.

Apakah manusia makhluk terkuat? Terhormat? Padahal Syetan dan Malaikat tak setuju manusia menjadi khalifah di muka bumi. Padahal banyak makhluk yang lebih kuat dari manusia. Gunung tak mau menerima amanah. Manusia mau menerima karena kebodohannya.

Hadirnya manusia di muka bumi karena kebodohannya. Satu-satunya cara menghapus kebodohan ini hanya dengan mengharapkan rahmat Allah, cahaya Allah, bimbingan Allah, pimpinan Allah. Bila mengandalkan apa yang ada pada diri manusia, akal dan jiwa, takkan bisa menembus kepahaman akan kebenaran.

Kaum Quraisy menentang Rasulullah saw, lalu Allah mengingatkan bahwa kekuatan musyrikin Quraisy lebih rendah dari sepersepuluh kekuatan umat Nabi dan Rasul sebelumnya yang sudah dihancurkan oleh Allah. Bisa jadi kekuatan penentang kebaikan saat ini lebih rendah dari umat terdahulu. Bukankah zaman dulu bisa mengirim barang melalui virtual? Bukankah zaman dulu yang mencairkan besi, dan menyelam ke lautan adalah para jin?

Bukankah Zulkarnain mampu membuat penjara yang mengelilingi gunung yang terbuat dari besi dan tembaga? Padahal di era sekarang, menghadapi Virus saja dunia kewalahan. Dalam kondisi ini, penentang kebaikan tetap bermunculan dengan kesombongan dan keangkuhannya karena memiliki kekuasaan dan kekayaan. Itulah kebodohan yang paling nyata.

Revolusi Dari Kesalahan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Akhlak sesama muslim salah satunya adalah berl...

Revolusi Dari Kesalahan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Akhlak sesama muslim salah satunya adalah berlapang dada.  Berlapang dada dengan kesalahan, kekhilafan, kelemahan dan beragam kekurangan lainnya. Setiap muslim adalah cermin bagi muslim yang lainnya. Bila diri melihat orang lain dengan pandangan tertentu, maka orang lain pun melihat diri kita dengan pandangan tertentu pula.

Setiap orang punya "boroknya" sendiri-sendiri. Setiap orang memiliki kelemahannya sendiri-sendiri. Setiap orang memiliki masa kelamnya sendiri-sendiri. Bukankah tak ada pemain bola yang bisa bermain di semua lini? Bukankah tak ada profesor yang ahli di semua bidang?

Yang dituntut manusia adalah terus memperbaiki diri, belajar hingga akhir hayat, iqra-bertafakur-bertadabur, istighfar dan taubat, dan  membersihkan jiwa. Yang dituntut adalah hari ini lebih baik dari hari kemarin. Yang dituntut adalah bersegera kepada ampunan Allah. Manusia tak pernah dituntut untuk bersih dari dosa, kesalahan dan kemaksiatan.

Bukankah doa para Nabi pun adalah pengakuan kezaliman diri? Bukankah doa para Nabi pun memohon ampunan? Bukankah para Nabi pun dalam seluruh tindakannya dalam arahan Allah?

Kebaikan manusia berasal dari jatuh pada kesalahan lalu membuat lompatan. Kebaikan manusia berasal dari belajar terhadap kesalahan. Kebaikan manusia berasal dari keinsafan terhadap kemaksiatan dan dosa. Penemuan manusia berasal dari kesalahan. Kesalahan membuat perubahan peradaban manusia.

Bila ingin membicarakan kesalahan, aib, cacat, dosa, maksiat, kebodohan, kekhilafan dan keteledoran, maka semuanya ada pada diri anak adam. Perbedaan manusia dengan manusia lainnya adalah pembelajaran, lompatan, revolusi hidup dan mindset dari kesalahan.

Kesalahan dan dosa adalah bagian kesempurnaan manusia. Yang membuat malaikat diperintahkan bersujud kepada manusia adalah dengan kesalahannya mampu melampaui dan mengejar kemuliaan malaikat. Itulah fungsi peran khalifah pada diri manusia.

Akhlak Terhadap Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Allah Maha Kaya, Dia tak butuh apa pun dari man...

Akhlak Terhadap Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Allah Maha Kaya, Dia tak butuh apa pun dari manusia. Sebab itulah, Allah membalas kebaikan amal shaleh manusia secara berlipat tak terkira, agar tidak ada "hutang budi" pada manusia. Allah menambahkan karunia kepada yang melakukan kebaikan.

Olahlah tanah, berilah pupuk, tanamlah. Maka panen akan berlimpah. Satu biji bibit menghasilkan buah-buahan tak terkira sepanjang tahun. Bila tanah bisa membalas kebaikan manusia dengan tak terkira, Bagaimana dengan Allah? Allah membalas kebaikan manusia dengan tamsil tanaman.

Bersedekalah terhadap tanah yang kita injak setiap hari. Olah, beri pupuk dan tanami. Jangan membuang sesuatu yang bisa merusak tanah. Tanah asa usul manusia. Tanah rumah terakhir di dunia ini. Jangan biarkan tanah menganggur, gersang dan tandus, itu kezaliman terhadap tanah. Bagaimana bila tanah pun menuntut di akhirat? Seperti kambing yang diadu berkelahi?

Tanah adalah amanah. Bisa jadi Allah meminta pertanggungjawabannya. Bukankah yang dimiliki akan ditanya oleh Allah? Walaupun sedikit berdayakanlah, ambil pacul, pupuki dan tanami. Semoga ini meringankan pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Perhatikan batas-batas tanah. Jangan mengambil hak orang lain walaupun satu sentimeter. Tanah yang diambil dengan cara yang tidak halal akan menjadi gandulan api di akhirat. Tanah sering menjadi sumber sengketa, penipuan dan kecurangan. Banyak yang hancur karena sengketa pertanahan sebab memperebutkan hak milik dan batas tanah.

Perhatikan tanah warisan. Yang berhak membagikan hanya Allah, bukan pemilik yang sudah meninggal. Bukan tanah itu sudah atas nama siapa di sertifikat tanah. Pemilik tanah adalah Allah. Pemilik harta adalah Allah. Jadi, himpunan dan distribusikan sesuai kemauan Allah.

KH Hasyim Ashari sangat peduli terhadap tanah. Mandi, mensucikan diri, berwudhu, bersyahadat sebelum mengolah tanah. Saat bertanam, menghadap kiblat dan membaca shalawat 3 kali. Barulah biji dimasukkan ke tanah. Begitu pun di Aceh, para ulamanya hal yang sama saat mengolah tanah. Itulah adab terhadap tanah.

Rekayasa Lembah Dalam Teknologi  Pertanian Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengapa Al-Qur'an seri...

Rekayasa Lembah Dalam Teknologi  Pertanian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengapa Al-Qur'an sering menggambarkan tentang dua lembah yang di bawahnya mengalir sungai? Mengapa perkotaan dan perkampungan lebih banyak di lembah pada awal pertumbuhannya? Dimana letak tanah yang paling subur? Dimana sawah yang pertama kali dibangun?

Perhatian kisah kaum Saba. Kotanya terletak di lembah diantara dua kebun. Tanahnya amat subur. Panennya melimpah. Mereka pun membangun bendungan yang amat kokoh. Kisah kaum Saba dikaitkan posisinya dengan lembah seperti gambaran surga.

Dalam tafsir digambarkan, bila ada wanita yang berjalan di kota kaum Saba sambil membawa keranjang kosong. Maka saat sudah melewati kota tersebut, keranjangnya penuh dengan buah tanpa perlu memetik, karena buah-buahannya jatuh sendiri ke keranjang. Di lembah pula, mata air yang jernih menyegarkan  keluar untuk di konsumsi langsung oleh manusia.

Air hujan yang jatuh di pegunungan, disaring dan disimpan oleh tanah dan tumbuhan. Lalu hasil saringannya keluar di lembah melalui mata air atau sumur yang digali. Bisakah manusia membuat teknologi dan membangun infrastruktur penyaringan air hujan agar tercipta air yang jernih dan sehat  untuk kehidupan seluruh manusia? Sekarang manusia tinggal menikmati di lembah dan membuat sumur saja.

Air hujan menumbuhkan tanaman dan buah-buahan. Tanah menyimpan unsur haranya. Tumbuhan memanfaatkannya menjadi buah. Setelah disaring dan dimanfaatkan ole tanah dan tumbuhan, manusia memanfaatkannya sebagai air minum.

Lembah itu gambaran kesuburan. Bisakah tanah yang tandus  direkayasa menjadi subur dengan memanfaatkan air hujan dan rekayasa lembah mungil di setiap jarak tertentu? Sehingga air hujan bisa tertampung lebih lama?

Kerahmanan Allah Pada Ahli Maksiat  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Allah membiarkan para ahli maksia...

Kerahmanan Allah Pada Ahli Maksiat 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Allah membiarkan para ahli maksiat. Allah memberikan ruang para pendurhaka dan pelaku kezaliman. Padahal Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan. Lemahkah Allah?

Ketika Manusia meremehkan Allah. Allah membiarkannya, menunggu pembalasan di alam barzah. Allah tidak butuh ibadah dan amal sholeh manusia. Kebaikan manusia tidak akan menaikan derajat keagungan-Nya. Keburukan manusia tidak akan menjatuhkan kekuasaan-Nya. Itulah mengapa Allah tidak bersegera menghukum para pendurhaka.

Namun ketika manusia mengganggu Alam, segera dibalas dengan banjir, longsor, kebakaran, tanah yang tandus. Ketika manusia merusak raganya dengan khamar, narkoba, dan kebiasaan yang buruk, Allah menegur dengan jatuh sakit. Alam dan raga tidak berdaya dengan ulah manusia. Allah ingin menjaga ciptaan-Nya. Dalam kondisi ini Allah bertindak cepat menghukum manusia.

Lihatlah kerahmanan Allah ketika kita bermaksiat. Rasakan kerahmanan Allah ketika kita malas beribadah. Rasakan kerahmanan Allah ketika durhaka. Mengapa Allah tidak langsung menghukum kita? Mengapa Allah tidak langsung mencabut nyawa kita?

Allah terus menunggu kita untuk menata diri. Allah terus menunggu kita untuk menghidupkan kesadaran untuk taat. Allah terus menunggu langkah-langkah taubat kita hingga waktu yang ditentukan Allah. Itulah 
Maha Sabar-Nya Allah.

Pergolakan terus terjadi dalam jiwa manusia. Syetan dihadirkan ke muka bumi untuk melihat jati diri manusia. Allah menghadirkan hawa nafsu untuk melihat kekuatan jiwa manusia. Tangguh atau lemahkah? Terperdayakah hanya dengan sebuah bisikan? Mereka yang dikalahkan oleh bisikan dan dorongan, itulah selemah-lemahnya makhluk. Layakah diberi penghargaan Surga?

Kemaksiatan adalah saat-saat untuk berintopeksi diri. Kemalasan beribadah adalah momentum untuk bercermin. Masa lemah dan kuat selalu dipergilirkan. Namun selalu ada keajaiban pada diri seorang mukmin.

Perang Total Sang Penguasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Perang Total, bila artinya memberangus law...

Perang Total Sang Penguasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Perang Total, bila artinya memberangus lawan hingga ke akarnya, ini tidak ada kamusnya dalam perjalanan peperangan Rasulullah saw. Tak boleh membunuh wanita, anak-anak dan orang tua dalam peperangan. Tak boleh menebang pohon dan tumbuhan sembarangan. Taktik perang Rasulullah, hancurkan kekuatan utama lawan dengan meminimalisir korban. Dalam setiap peperangan Rasulullah saw, yang menjadi korban sangat minimal juga pengguna sumber daya di pihak Rasulullah saw pun sangat minimal. Inilah perang yang mengutamakan kecerdikan.

Prinsip tujuan syariah harus tetap terjaga dalam peperangan. Menjaga raga, jiwa, harta, akal, agama dan akal, itulah yang tetap dipelihara dalam peperangan-peperangan Rasulullah saw. Adakah pembunuhan massal terhadap penduduk yang kalah perang? Adakah pemberangusan daerah? Yang dihukum oleh Rasulullah saw hanya tokoh-tokoh tertentu yang secara terbuka memusuhi dan menghina Islam serta memobilisasi massa untuk menghancurkan Islam.

Saat perang Badar hampir seluruh tawanan perang dibebaskan dengan syarat mengajarkan baca-tulis kepada kaum muslimin. Kekuatan musuh diberdayakan untuk membangun umat. Saat pembebasan Mekkah, hanya 8 orang  dihukum, sisanya diberikan grasi masal. Adakah dalam perang kuno dan modern yang berakhlak seperti ini dalam peperangan? Grasi inilah yang membuat musuh menjadi penopang pembela Rasulullah saw. Merubah musuh menjadi pembela dengan kelembutan dan kebijaksanaan. Inilah kekuatan pemimpin. 

Bila lawan dibungkam dengan penangkapan dan penjara. Bila lawan dibungkam dengan tuduhan, ancaman dan persekusi. Pembungkaman dengan menyodorkan kasus-kasus yang bisa menjeratnya, semua orang bisa. Ini bukan cermin kualitas kepemimpinan. Ini sudah ada sejak jaman purba. Namun menundukkan lawan menjadi pembela dengan moralitas dan akhlak, itulah cermin kepemimpinan.

Jangan mencari pemimpin yang senjatanya menyudutkan, menjatuhkan dan menghinakan lawanya. Saat Rasulullah saw berdebat dengan pemuka Quraisy yang memusuhinya, Rasulullah saw mendengarkan dengan seksama hingga musuhnya menyelesaikan ucapannya, setelah itu Rasulullah saw menjelaskan logika dan prinsipnya.

Bagaimana pemimpin akan mendengarkan suara hati rakyatnya, bila level yang sejajar  saja dijatuhkan dan dihinakan. Bagaimana bisa menciptakan perdamaian, bila lawan dianggap musuh yang harus diperangi secara total? Kualitas pemimpin, bisa melihat kebaikan dari lawan lalu diberdayakan untuk membangun kekuatan baru. Seperti itulah yang lakukan oleh Abu Bakar, Umar Bin Khatab, Utsman bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib dalam menghadapi lawan-lawannya. Lawan menjadi mitra dan berkolaborasi dalam menciptakan kemaslahatan yang baru.

Pemimpin itu rendah hati dan berlapang dada karena yang dihadapi jutaan manusia yang beragam pemikiran dan karakter. Pemimpin yang sudah membuat blok dan peta siapa kawan dan musuh takkan bisa mengelola keberagaman. Pemimpin yang mudah menuduh anti NKRI, anti Bhineka Tunggal Ika, intolernasi, lalu disikapi dengan penjara dan penangkapan,  bagaimana bisa menjadi payung sebuah peradaban manusia?

Mengistighfari Amal Oleh: Nasruloh Baksolahar Channel Youtube Dengerin Hati) Hidup hanya untuk menunggu kematian. Mengapa harus ...

Mengistighfari Amal

Oleh: Nasruloh Baksolahar
Channel Youtube Dengerin Hati)

Hidup hanya untuk menunggu kematian. Mengapa harus berkiprah di politik, ekonomi dan bidang lainnya? Dalam menunggu kematian kita harus menitipkan kemaslahatan bagi kehidupan ini.

Amal kita di bandingkan dengan perjuangan para Nabi dan Rasul tak ada artinya. Iman seluruh umat manusia bila dibandingkan dengan iman Abu Bakar tak ada artinya. Namun mengapa kita masih membanggakan prestasi dan kesuksesan kita? Semestinya menangisi amal lebih layak dibandingkan membanggakan amal.

Banyak pemimpin yang membesarkan prestasinya, pembangunan, infrastrukturnya dan seolah-olah hanya dialah yang bisa melakukan segalanya. Apakah para Rasul seperti ini? Apakah para pemimpin yang shaleh seperti ini? Apakah para pemimpin adil menyewa para pembuat berita untuk menyebarkan kebaikannya? Mereka lebih banyak beristighfar dengan segala amalnya. Mereka sering menangis karena keburukan prestasinya.

Banyak pemimpin yang baru menjadi imam shalat saja minta diberitakan sebesar-besarnya.  Ada pemimpin yang shalatnya harus diekspos menjadi headline semua berita mainstream. Namun Imam Abu Hanifah, yang semalaman shalat sambil menangis tersedu-sedu meminta orang yang melihatnya agar tidak diinformasikan ke orang lain. Agar amal itu menjadi rahasia antara Allah dan dirinya saja. Amal itu untuk disembunyikan bukan untuk dipublikasikan.

Mereka yang pandai memblowup pekerjaan remeh menjadi berita yang mendunia, menandakan kekosongan amal itu sendiri. Menandakan rapuhnya amal. Menandakan tak berguna amal tersebut. Amalnya dibalas tuntas oleh Allah di dunia, sehingga tidak tersisa sedikitpun untuk akhirat. Sungguh tak berguna amalnya. Sungguh tak berarti kehidupannya.

Beramallah dengan bersembunyi. Beramallah di kesunyian dan keheningan. Beramallah dalam kegelapan dari para penulis dan pembuat berita. Karena amal itu bukan untuk menonjolkan kehebatan diri mu tetapi agar tercatat menjadi hamba Allah saja. 

Namun terkadang Allah membongkar kebaikan seseorang dihadapan manusia yang sengaja disembunyikan oleh pelakunya. Itu haknya Allah. Seperti Allah yang menyiarkan kiprah para Nabi dan Rasul dengan kitab suci-Nya untuk menjadi tuntunan hidup manusia. Menyembunyikan amal itu lebih nikmat dibandingkan mempublikasikan demi tujuan kebanggaan dan ketenaran diri. Balasan dunia itu tak ada artinya. Mengapa amal yang mulia mau dibalas dengan kehinaan dunia dan popularitas?

Mereka yang hina selalu menikmati kehinaan dunia. Merubah prestasi menjadi popularitas. Merubah karya menjadi pencitraan. Merubah kelelahan kerja hanya dengan decak kagum dari manusia yang tidak bisa memberikan kemaslahatan dan menghindarkan dari keburukan, untuk apa? Namun itulah wajah kita saat ini.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)