basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Syukur Yang Tertinggi Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Sujud syukur itu bukan pada saat sebuah cita-ci...

Syukur Yang Tertinggi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Sujud syukur itu bukan pada saat sebuah cita-cita terrengkuh. Bukan pula saat keinginan terrealisasi, sujud syukur itu saat hati mengakui dan ridha bahwa Allah sebagai Tuhan semesta alam.

Dunia, harta dan jabatan bukan sesuatu yang berharga, andaikan berharga tentu takkan  diberikan kepada yang tak beriman. Karena kehinaannyalah, semuanya diberikan kepada seluruh manusia. Bila masih berbangga denganya, berarti membanggakan yang hina. Jiwa yang hina akan selalu membanggakan yang hina pula. Memperebutkannya berarti memperebutkan kehinaan.

Adakah kekasih Allah yang memperebutkan dunia dan isinya? Adakah para Nabi yang berperang dan berjuang karena dunia? Adakah kekasih Allah yang tersayat hatinya karena ditinggalkan dunia? Para kekasih Allah meninggalkan dunia, dunia berada di belakangnya bukan dihadapannya.

Dunia itu bila dikejar akan berlari. Bila dicuekan akan mengejar kita. Biarkan diri dikejar dunia. Biarkan kekayaan yang mengejar kita. Jadikan dunia budak-budak kita.

Kiprah kita bukan karen dunia. Kiprah kita karena Allah meminta kita untuk menciptakan amal yang terbaik. Akhlak kita bukan untuk dunia. Akhlak kita agar Allah mencintai kita. Kekayaan itu akan mengejar orang yang amanah, tidak berkhianat, melayani dan berkontribusi. Biarkan kekayaan kelelahan mengejar kita. Biarkan kekayaan mengetuk pintu-pintu rumah kita. Namun jangan pernah mengetuk pintu dunia.

Ciptakan agar dunia itu butuh kepada kita. Ciptakan agar dunia memburu kita. Ciptakan agar dunia merengek ingin bersama kita, seperti pohon kurma yang menangis karena tidak dijadikan tempat khutbahnya Rasulullah saw lagi.

Bila sedih dan senangnya karena dunia. Bila loyo dan semangatnya karena dunia. Bila  cerianya karena kebersamaannya terhadap dunia. Maka dunia telah menjadi Tuhan di kehidupan ini.

Sujud syukurmu untuk siapa? Karena nikmatnya atau karena Pemberi nikmat? Syukur yang tertinggi karena di dalam hati ada cinta kepada Allah. Puncak syukur saat Allah menyemayamkan anugerah cinta kepada-Nya di dalam hati kita.

Kedustaan Pemimpin Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Seorang pemimpin bisa jadi salah dalam membuat keb...

Kedustaan Pemimpin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Seorang pemimpin bisa jadi salah dalam membuat kebijakan, walau tujuannya benar. Namun pemimpin menjaga diri dari berbohong kepada rakyatnya.

Seorang pemimpin bisa jadi salah menimbang dalam melihat data. Namun seorang pemimpin  menjaga diri dari menyajikan data yang palsu kepada rakyatnya.

Seorang pemimpin bisa jadi belum menunaikan seluruh janjinya. Namun seorang pemimpin menjaga diri dari mengingkari dan melabrak janji-janjinya.

Seorang pemimpin bisa jadi khilaf dalam mengambil keputusan, namun pemimpin tidak boleh membodohi rakyatnya dengan rekayasa agar terlihat luar biasa.

Seorang pemimpin bisa jadi memiliki prestasi, namun pemimpin menjaga diri dari klaim prestasi orang lain atas nama pribadinya.

Mengapa berlomba menjadi pemimpin dengan kebohongan? Mengapa berlomba menjadi pemimpin dengan rekayasa keluarbiasaan? Mengapa berlomba menjadi pemimpin dengan kepalsuan? Yang layak menjadi pemimpin, mereka yang berprilaku biasa saja tetapi menciptakan keluarbiasaan efek bagi kesejahteraan rakyatnya. Bukan sangat luar biasa di berita dan panggung tetapi menyengsarakan rakyatnya.

Mungkinkah ini tanda akhir zaman, saat kepalsuan menjadi corong meraih kekuasaan? Kepalsuan sepertinya menjadi jalan pintasnya. Kemunafikan menjadi kedok efektif untuk meraih kekuasaannya. Kemanakah perginya mereka yang memiliki intergritas? Bisa jadi pemilu, pilpres dan pilkada hanyalah tontonan sebuah kemunafikan yang dikemas untuk meraih kekuasaan.

Menikmati Sajian Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tidak ada kesulitan dan kesenangan dalam hidup...

Menikmati Sajian Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tidak ada kesulitan dan kesenangan dalam hidup ini. Yang ada hanya kebahagiaan saja.

Tidak ada kesengsaraan dan kenestapaan dalam hidup ini. Yang ada hanya menikmati sajian Allah yang dihidangkan dalam perjalanan hidup kita.

Syekh Abdul Qadir Jailani menggambarkan kehidupan manusia seperti tamu yang memasuki sebuah rumah. Pemilik rumahnya adalah Allah. Tamunya adalah manusia. Apa yang disajikan, apa yang dihidangkan tergantung Allah. Manusia hanya memformulasikan bagaimana setiap hidangan yang disajikan itu dinikmati, karena hanya itulah hidangan yang disajikan.

Manusia yang tak memahami Sifat-sifat-Nya akan berkeluh kesah terhadap semua sajian hidangan Allah. Yang paham, menerima dengan rasa cinta dan ridha, karena ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Allah Maha Tahu tentang kejadian masa depan. Apapun takdir-Nya hari ini merupakan rancangan kebaikan Allah di masa depan bagi setiap manusia. Tugas kita hanya bagaimana menyikapi dengan benar?

Rabiah Al Adawiyah tak paham tentang kesulitan dan kesenangan. Baginya, semua yang berasal dari Allah adalah kebahagiaan. Dia tak peduli dengan surga dan neraka. Yang diharapkan hanya Allah. Umar Bin Abdul Aziz tak peduli dengan semua kejadian yang menimpa, baginya bila semua berasal dari Allah adalah kebaikan.

Andai hidup masih dipilah-pilahkan dengan senang dan sulit, berarti ada masalah kecintaan pada Allah. Andai hidup masih ada kategori kesengsaraan dan kebahagiaan, berarti masih ada masalah dirimu dengan Allah. 

Sayid Qutb melihat manusia seperti anak-anak, riang bergembira ketika mendapatkan apa yang inginkan. Namun menangis saat apa yang diinginkan dirampas dan tak didapatkan. Berapa lama hidup Kita? Mengapa masih seperti anak kecil? Tumbuh secara raga, namun tak tumbuh makna hidupnya.

Berkiprah dalam hidup, karena Allah selalu menyaksikan kiprah kita. Berkarya dalam hidup, karena itulah cara bersyukur pada Allah. Berkiprah dengan cara terbaik karena Allah menciptakan kehidupan untuk mengetahui siapa yang berkarya dengan cara sebaik-baiknya. Kehidupan adalah ruang untuk berkarya yang terbaik. Allah akan menganugerahkan kekayaan atau tidak, itu hak preogratif Allah. Untuk apa mempersoalkan hak preogratif Allah? Fokuskan pada yang menjadi medan kehidupan kita.

Apa yang dituntut dari kehidupan ini. Itulah fokus kita. Mengapa harus dipusingkan dengan sulit dan senang? Mengapa harus dipusingkan dengan kaya dan miskin? Mengapa harus dipusingkan dengan beragam status embel-embel yang diciptakan manusia?



Menaikkan Level Muhasabah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Merasa tidak berdosa? Merasa selalu beribad...

Menaikkan Level Muhasabah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Merasa tidak berdosa? Merasa selalu beribadah? Merasa selalu dalam kebaikan? Berarti ada yang salah dalam seni bermuhasabah diri.  Huzaifah selalu merasa ketakutan dalam fitnah. Hanzolah selalu merasa dalam kemunafikan. Mereka yang dekat dengan masa kenabian selalu merasakan ada keburukan, padahal mereka adalah bintang-bintang yang memberikan petunjuk. Lalu memgapa kita merasakan dalam kebaikan?

Hasan Al Bashri selalu menitikan air mata. Setiap hembusan nafas adalah tetesan air mata. Padahal seluruh masyarakat penjuru negri mengakui ketakwaannya. Mengapa kita yang tak jelas ketakwaannya lebih sering tertawa? Mungkin saja orang yang paling bertakwa di era ini adalah orang yang terlemah imannya di masa kenabian. Apakah merasakan   hal ini?

Kita merasa berdosa bila melakukan dosa besar, tidak shalat dan tidak puasa. Umar Bin Khatab menikmati yang halal tapi berlebihan dan mubazir sudah merasa sebuah perbuatan dosa. Kelak para ahli surga, lalai dari dzikir sudah dianggap sebuah kerugian besar. Tidak shalat Tahajud bertanda adanya penyakit hati. Mengambil keuntungan margin besar dalam bisnis walau dalam keridhaan bagi mereka adalah sebuah keburukan besar. Itulah yang mereka rasakan. Itulah level merasakan dosa mereka.

Menyimpan harta di rumah melebihi kebutuhan 3 hari sudah dianggap bukan lagi akhlak yang terpuji. Rasulullah saw bergegas meninggalkan masjid untuk mengambil emas yang terlupakan untuk segera dibagikan. Mereka kaya harta, bisnisnya menggurita tetapi terus berusaha memiskinkan dirinya. Harta yang menganggur bagi mereka adalah keburukan. Namun mengapa mereka tidak miskin? Mengapa yang ingin kaya justru miskin?

Seorang ustadz berbicara tentang level kezaliman. Kesewenangan adalah kezaliman, ini level orang awam.  Namun bagi para ulama Tasawuf masuk ke kamar mandi menggunakan kaki kanan adalah kezaliman terhadap dirinya sendiri. Keluar dari rumah tanpa doa juga sebuah kezaliman. Terbesit keinginan sesuatu yang dimiliki oleh orang lain juga sebuah keburukan. Itulah mengapa para ulama salaf lebih merasakan keburukan dirinya dibanding kebaikannya.

Menaikkan level muhasabah diri, itulah strategi menaikan level khauf kepada Allah. Itulah cara merasakan kekhawatiran terhadap keburukan diri. Mereka yang tidak pernah menaikkan level muhasabahnya tidak akan pernah bisa menaikan level kebaikannya.

Korupsi Itu Rezeki? Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apakah yang haram itu rezeki? Apakah yang diperole...

Korupsi Itu Rezeki?

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Apakah yang haram itu rezeki? Apakah yang diperoleh dengan mencuri dan korupsi itu rezeki? Rezeki itu hanya yang halal dan diperoleh dengan cara yang halal.

Andai kaya karena korupsi dan mencuri, maka harta tersebut akan dirampas kembali secara paksa. Dirampas dengan sakit yang parah, bencana dan musibah, bangkrut dan berbagai prilaku yang meludeskan harta tersebut.

Harta haram bagai fatamorgana, dianggap melimpah namun sebentar lagi akan dibenamkan kembali. Akhirnya yang dimiliki hanya sebesar harta yang memang jatah kehidupannya.

Harta haram akan dicabut kembali dan dilenyapkan dengan cara yang tak terduga oleh manusia. Harta haram kelak akan mempermalukan orang yang menghimpunnya. Keberkahan akan lenyap dan tercabut dari akarnya.

Perbuatan mencuri dan korupsi  bisa jadi belum terungkap, bukan karena Allah tidak tahu, tetapi Allah menanti apakah pelakunya mau sadar dengan sendirinya? Ketika mencuri dan korupsi bukan lagi sebuah kealfaan, tetapi sebuah sistem yang direkayasa, barulah Allah akan membongkarnya.

Mencuri dan korupsi yang belum terungkap bukan karena Allah tidak tahu, bisa jadi pelakunya masih ada rasa ketakutan, bisa jadi hanya untuk memenuhi kebutuhan primer saja. Namun bila pelakunya sudah sampai muncul kesombongan atas prilakunya, sudah melampaui hal yang primer, maka Allah akan membongkarnya.

Sekali mencuri dan korupsi maka prilaku ini akan terus berulang. Sulit untuk menghentikannya. Karena perbuatan jahat dan buruk itu seperti meminum air laut yang terus haus dan haus sehingga tak bisa untuk dihentikan. Sekali mencuri maka akan lebih mudah untuk mencuri lagi dan korupsi lagi. Desakan mencuri dan korupsi semakin hari akan semakin kuat sehingga menjadi karakternya. Namun mengapa para koruptor lebih banyak yang menjadi pemimpin negri?

Mengapa banyak yang mencuri dan korupsi? Padahal puncak nikmat kekayaan itu hanya decak kagum dan pujian saja? Nikmat kekayaan hanya diberi label hebat saja?

Kaya dan miskin sama saja, karena keduanya bisa merasakan kebahagiaan juga. Bukankah kebahagiaan itu puncak kenikmatan? Apa yang dirasakan oleh si kaya, dirasakan pula oleh si miskin, mengapa harus mencuri dan korupsi?

Mencuri dan korupsi adalah tanda kebodohan, karena selamanya dia tidak akan bisa melampaui kekayaan pihak yang mereka curi.  Kekayaannya jadi sangat terbatas. Selamanya dia tidak bisa berinovasi dalam menciptakan kekayaan baru.

Mencuri dan korupsi menjadi penjara jiwa yang sempit dan menghimpit.

Obral Janji, Lihatlah Rona Wajahnya Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Yang paling banyak berjanji, diala...

Obral Janji, Lihatlah Rona Wajahnya

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Yang paling banyak berjanji, dialah yang paling berpeluang besar untuk menghianati? Mengapa selalu berjanji untuk mendulang perolehan suara? Janji itu penghibur di tengah miskinnya kinerja. Karena yang bisa dijual hanya tinggal  janji saja.

Janji siapakah yang selalu ditepati? Hanya Allah yang selalu menepati janji-Nya. Bukankah Allah berjanji akan mengangkat orang bertakwa untuk menjadi pemimpin? Sibukan saja dengan takwa, kepemimpinan otomatis bisa diraih. Tak perlu mengubar janji.

Kepalsuan itu sangat jelas walaupun ditutupi dan diselimuti ujaran janji dan program yang melangit. Kepalsuan itu sangat terlihat dari aura wajah, ekspresi dan cara berbicara. Yang bisa membongkar kepalsuan adalah mereka yang jernih hatinya.

Imam Ibnu Taimiyah berkata bahwa tak seorangpun bisa menyimpan rahasia, karena Allah akan menampakkannya pada rona wajahnya dan pada kekhilafan lidahnya. Penyair berkata bahwa jangan pernah bertanya tentang prilaku seseorang karena pada wajahnya terdapat saksi berita dirinya.

Seorang pemilih yang ikhlas tak perlu mendengarkan janji sang politisi dan calon presiden, dia bisa membaca kepalsuan dari ekspresi wajahnya. Seorang pemilih yang ikhlas tak perlu melihat wajah politisi, untaian bicaranya sudah terlihat kualitas dan kepalsuan para politisi dan keriuhan calon pemimpin daerah dan negara.

Seorang ulama hadist Al Hakim an Naisaburi sudah bisa memfirasati kepalsuan sebuah hadist dari kesaksian hatinya dari untaian hadist yang diperdengarkan kepadanya. Hati yang jernih memiliki kewaspadaan walau bukti otentik belum disajikan. Begitulah sangat terbukanya kepalsuan para politisi dan calon pemimpin di hadapan pemilik hati yang jernih.

Seorang ulama yang bernama Abdul Wahab Azzam berkata, "Walaupun ucapan mengandung kebenaran dan dusta, namun hati terdapat rahasia yang tersembunyi. Di mata terdapat dalil akan hakikatnya, di wajah terdapat saksi, tidak perlu dengan sumpah."

Beberapa hari ke depan kejernihan hati dan ketajaman firasat rakyat Indonesia diuji, masihkah memilih para pemilik kepalsuan untuk memimpin negri?  Masihkah memilih para pembual? Masihkah memilih para pengibar janji? Marilah melihat aura wajah para politisi dan sorotan matanya, walau dipoles dengan tebalnya kepalsuan assesoris dan kejanggihan pemotretan. Semua kepalsuan tak bisa ditutupi di hadapan hati yang terkoneksi dengan Allah.

Bila kepalsuan masih tertutupi tandanya hawa nafsu masih menguasai. 

Orientasi Kiprah Parpol Islam? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hitung-hitungan suara dan elektabilita...

Orientasi Kiprah Parpol Islam?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hitung-hitungan suara dan elektabilitas seperti perhitungan laba dalam bisnis. Mungkin itu logika partai politik. Adakah logika lain? Apakah partai Islam berlogika seperti itu pula? Logika seperti inilah yang menghambat pertumbuhan partai Islam. Logika sekuler mau dibawa ke partai Islam, bagaimana bisa?

Sekuler memiliki dasar pijakan tersendiri. Islam memiliki nilai tersendiri. Jangan membawa logika sekuler ke partai Islam, karena menjadi penyakit bukan solusi. Seperti membawa filsafat ke dalam Tauhid, bagaimana bisa?

Memberi tanpa menerima. Melayani tanpa minta dilayani. Itulah medan jihad partai Islam. Partai Islam bergerak bukan atas dasar perhitungan suara, tetapi atas dasar semangat dakwah, pelayanan dan perbaikan. Perolehan suara dan elektabilitas hanya kabar gembira yang Allah sediakan bagi yang berjuang. Seandainya tidak memperoleh suara pun apakah langkah akan berhenti? Mengandalkan rahmat Allah, bukan perolehan suara.

Lunglai dan semangat karena ukurannya perolehan suara dan elektabilitas, bisa jadi ini menjadi Tuhan baru di dunia perpolitikan. Ini menjadi puncak ilmu dan cita-cita para politisi, kader dan simpatisannya. Hanya untuk elektabilitaskah bergeraknya? Betapa rendahnya nilai jerih payah dan medan jihad Ini?

Saat Ini, pernyataan, komentar, tampilan para politisi di publik ukurannya elektabilitas. Bukan apakah Allah meridhoi? Bagaimana Allah akan menurunkan malaikat untuk memenangkan partai Islam?

Kemenangan kaum muslimin dimana pun, di setiap zaman pun, di medan perjuangan apa pun, semuanya karena pertolongan Allah. Bila masih mencari selain Allah dalam tujuan amalnya maka bagaimana meraih kemenangan? Kemenangan itu datangnya dari sisi Allah.

Bagi partai Islam, survei elektabilitas tidaklah penting. Mau rendah atau tinggi tidaklah penting. Mau hilang dari peredaran pun tidaklah penting. Karena kiprahnya bukan karena perolehan suara. Kiprahnya dibangun karena Allah. Terus bergerak tak kenal henti. Terus melayani walau tak ada yang memilih. Karena balasannya bukan perolehan suara tapi ridha Allah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (355) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (26) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (133) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)